Friday, 29 March 2024, 18:35

logo-gi-3 gaulislam edisi 111/tahun ke-3 (20 Dzulhijjah 1430 H/7 Desember 2009)

Nyablak? Apaan tuh? Itu loh, gaya bicara yang kasar dan cenderung nggak sopan. Nggak kenal tempat dan waktu. Cenderung nyakitin hati orang yang mendengar. Hal sepele aja kadang dikomentarin dengan pedas. Gimana ceritanya ya kalo praktisinya malah remaja, cewek pula! Apa kata dunia? Kan katanya masa depan dunia ada di tangan kita. Tul kan?

Dulu nyablak tuh ada batasan tempat dan kalangan sih. Tapi belakangan ini malah ada di mana-mana. Gampang banget kita temui cewek cablak. Terutama pas sang cewek cablak nemuin masalah yang kadang sepele. Nggak harus kenal sih, ciri-cirinya mudah ditangkap radar kita kok. Misalnya pas macet di angkot dia ngomong gini: ”Duh, sial bener nih macet, mana gerah lagi!” sambil pasang tampang jutek kayak tuan puteri minta dikipasin sama dayang-dayangnya.

Padahal ucapannya itu bisa bikin orang lain nggak enak hati loh. Mau kenal atau nggak, serasa jadi tersangka yang bikin dia susah. Syukur-syukur nggak didengar cewek cablak lain. Coba kalo ketemu, bisa dibales dengan kata-kata kasar juga. Misalnya: ”Eh, emang elo aja yang gerah, gue juga panas tau, ngga usah berisik gitu deh!” Nah, kalo udah gitu, bisa ditebak kan ujungnya? Jadi inget video brutal Geng Nero yang pernah beredar beberapa waktu lalu itu ya. Wkwkwwk…

Masih banyak lagi tempat-tempat umum yang jadi tempat nyablak. Di kantin sekolah, di mal, antrian di bioskop, malah ada yang dengan nyamannya pake gaya nyablak pas jam belajar di kelas. (which is… lawan bicaranya adalah bapak-ibu gurunya sendiri) gubrag! Nggak anggun banget cewek cablak itu…

Ditilik lebih jauh lagi, kecablakan cewek jaman sekarang nggak kenal waktu juga. Pagi, siang, sore, malam, oke aja ngomong kasarnya (eh, pas ngimpi tetep ngomong cablak apa nggak tuh?). Belum lagi dunia remaja cewek yang nggak jauh dari masalah penampilan, mulai dari bentuk tubuh, gaya pakaian, make up dan pernak-perniknya. Salah sedikit aja bisa jadi sasaran empuk si cewek cablak. ”Eh, nggak salah elo pake baju jadul gitu?” atau ” Ya ampun, ngaca dulu dong, Bo! Elo pikir siapa elo berani beli tas merek itu!” Wah, wassalam deh ama persahabatan dengan cewek jenis ini. Walaupun temen, tetap aja nggak enak didengar. And you know what? Nyablak itu bisa menular ke kita kalau kita tipe orang yang terlelu suka ngikutin arus. Lagi tren tuh. Tren yang salah dan sedang mewabah. Waspadalah!

Kalo temen kita cewek nyablak

Nggak ada untungnya jadi cewek cablak. Perhatikan aja temen kita yang suka nyablak. Walupun misalnya anak itu pinter secara akademis, cantik, fun abis, tetap aja kalau nyablaknya keluar bikin kita keki. Kadang malu jalan sama dia. Walaupun dia punya pembelaan bahwa udah jadi bawaan lahir. Dia berdalik, kita yakin 120% bahwa nggak ada yang mau di cap sebagai cewek cablak. Baik sengaja atau nggak. Baik cowok, apalagi cewek. Cewek gitu loh.

Cewek, adalah makhluk yang diciptakan Allah Ta’ala dengan predikat ”perhiasan paling indah di dunia” kalau dia jadi wanita atau istri yang shalihah. Wanita shalihah akan lebih indah dari berlian, emas permata, mutiara laut dan semua aksesoris mahal  yang ada di mal terkenal ibukota. Nggak sebanding ama tas Hermes atau sepatu rancangan Manolo Balchnique yang disukai Madonna si Ratu Pop, apalagi dengan baju-baju keluaran Zara. Ya, we can be more than that. Hmm… nggak mau dong predikat itu gagal kita raih gara-gara kita punya sifat nyablak? Iya kan, Sis?

Kalo temen kita nyablak? Heheh.. ini nih yang agak repot. Bener. Paling sulit nasihatin teman sendiri, betul? Takut dia tersinggung lah, marah lah, atau malah kita dipecat jadi temannya. Lebih gampang ngajakkin ke jalan kebaikan daripada ngelarang ke jalan keburukan. Trus gimana dong?

Gampang, nih usulnya. Saat temen cewek kita itu bicara dengan cablaknya sama kita, bilang aja ”Hei, nggak sayang ya ama aku? Kok sama temen ngomongnya gitu. Kata Rasulullah: man laa yarhum laa yurham. Siapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi”. Sekilas memang lebay, tapi percaya deh, kalo udah masalah sayang temen, semua orang juga mau dicap penyayang. Perempuan kan makhluk penyayang…betul, betul, betul? (Upin dan Ipin mode ”on”). Nah, nanti pelan-pelan, terapkan juga pas dia nyablak sama orang lain. InsyaAllah kepikiran deh sama dia, bahwa mestinya nggak harus nyablak. Kalo nyablak, wajah cantik juga jadi belel, lho!

Sebagai muslimah kita mesti tahu, Allah sayang banget sama yang namanya makhluk perempuan. Makanya kita diperintahkan untuk jaga kehormatan kita, antara lain menjaga aurat dan lisan kita. Ah, jadi teringat guru ngajiku ngasih penjelasan dari sebuah hadis: ”Tidak akan Allah mendatangkan siksaan karena air mata atau karena kesedihan hati, melainkan karena lisan…”

Rasulullah saw. Juga telah mengajarkan kepada kita melalui sabdanya:“Sebaik-baik kalian adalah yang selalu berbuat baik terhadap istri-istri kalian.” (HR Turmidzi)

Kemudian sabdanya yang lain adalah: “Takutlah kepada Allah dan hormatilah kaum, wanita.” (HR Muslim).

Subhanallah betapa mulianya sebagai wanita dalam ajaran Islam. So, kalo tahu Islam memuliakan wanita, ngapain juga wanita kudu merendahkan dirinya dengan cara mau diatur oleh ajaran selain Islam. Ah, jangan sampe deh!

Kalo urusan ingin dihargai, dihormati, dipuji dan dimuliakan semua wanita pengen. Itu sebabnya, jangankan muslimah, semua wanita di dunia pasti lebih senang dikenal sebagai wanita anggun, beretika, elegan, lemah lembut, smart dan berkelas. Sampai ada kursusnya segala kan? Dan yang pasti, sifat-sifat itu nggak akan bisa bergandengan serasi dengan sifat nyablak. Trus, apakah hasil akhirnya adalah kita mesti jadi lemah letoy dan nggak pernah marah? Nggak dong. Ada saatnya kita mesti jadi cewek tegas, terutama dalam menolak kemaksiatan. Tapi ingat, tegas nggak sama dengan galak atau malah nyablak. Kayak Rasulullah saw. tuh, penuh kasih sayang kepada kaum muslimin, dan keras terhadap kaum kafir (coba aja cek di al-Quran: surat Al-Fath ayat 29). Ok?

Muslimah nyablak? Nggak banget!

Karena kualitas generasi penerus umat ada di tangan kita para muslimah. Suer! Kalau sifat nyablak nggak kita hilangkan dari sekarang, nanti jadi kebiasaan pas dewasa nanti (baca: pas udah jadi ibu). Nah, apa bisa kita ngedidik anak kita dengan gaya bahsa yang nggak sopan? Penggunaan bahasa sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak loh. Kita senang banget kan kalau ketemu anak kecil yang polos tapi sopan dan smart? Otomatis itu didapat dari pendidik utamanya, yaitu ibunya, alias kita-kita nih calonnya. Apa nggak terlalu lebay neh? Nggak. Bayangin kalau anak-anak sudah nyablak dari kecil, dewasanya kayak apa ya? Jangan-jangan bukannya membangun peradaban manusia yang mulia kayak yang diajarin Rasulullah saw., eh malah tua-tua doyan berantem walaupun jabatannya terhormat. Kayak yang di tivi itu loh…awalnya kan karena nggak bisa jaga etika berbicara. Dari sinetron juga banyak pemerannya yang ngajarin untuk bicara memaki ortu atau teman. Masa’ kita mau niru yang begitu. Naudzubillah.

Sis, kita bisa niru Aisyah ra., misalnya. Di usia muda udah jadi periwayat hadist, smart, bisa jaga sikap sesuai yang diajarkan Rasulullah saw. Jadi tempat bertanya buat kaum muslim yang belum ngerti Islam sebagai prinsip hidup. Jadi tren setter dalam bersikap gitu loh. Atau kita tiru Khadijah ra. Beliau sangat sabar mendampingi Rasulullah saw. dalam mendakwahkan Islam. Pemboikotan, hinaan, siksaan dalam jalan dakwah nggak pernah beliau komentari dengan komentar yang nggak enak didengar.

Sssst…. udah dengar hadis yang satu ini? Rasulullah saw. membuat empat buah garis seraya berkata: “Tahukan kalian apakah ini?’ Mereka berkata: ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui.’ Nabi saw.. lalu bersabda: “Sesungguhnya wanita ahli surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad saw.,  Maryam binti ‘Imron, dan Asiyah binti Mazahi.’ (Mustadrak al-Shahihain 2:497)

Wah, tentu saja wanita ahli surga tutur kata dan perilakunya benar dan baik dong ya. Lha, kita? Duh, gimana ya. Kok nggak dijamin masuk surga aja tutur kata dan perilaku kita malah nyebelin dan bikin sakit ati. Ya Allah, ampunilah kami.

So, wrap it up!

Bungkus bu….! Mumpung masih muda, belum kiamat, ayo kita stop wabah nyablak yang sangat tidak dianjurkan oleh syariat Islam. Sebagai muslimah yang beriman atau yang mau berusaha jadi orang beriman, kita mesti perjelas karakter kita di hadapan Allah Swt. So, pasti kita akan jaga sikap selayaknya orang bertakwa, terus nurut sama Allah Swt. dan RasulNya. Selalu pakai tolak ukur Islam dalam berpendapat dan milih sikap. Otomatis cara hidup juga sesuai Islam. Bukan terbawa ‘wabah’ budaya yang bertentangan dengan Islam. Ayo, tentukan arah kamu sekarang juga!

Sis, di jaman ini, remaja dan wanita dewasa ditawarkan untuk jadi pemenang kontes kecantikan dan idola, terkenal di dunia dan jaminan masa depan cerah (di dunia doang, tuh..), syaratnya mesti berkarakter, smart, anggun, berani umbar aurat dan bla bla bla, itu nggak cukup. Siap terkenal dunia akhirat? Tambah lagi syaratnya: taat syariat! Sip deh. [anita intan: zen.yasmin@gmail.com]