Friday, 29 March 2024, 19:15

logo-gi-8.jpgEdisi 010/tahun I (31 Desember 2007)

Nggak terasa perjalanan hidup kita di tahun 2007 ini tinggal menghitung detik aja. Itu dihitung saat artikel di buletin kesayangan kamu ini terbit pada akhir bulan Desember 2007. Sebenarnya hitungan tahun itu sekadar untuk ukuran. Bisa ditentukan aturan pengukurannya sama kita sendiri sebagai bahan untuk membuat target dan program dalam jangka waktu tertentu. Misalnya sedetik, semenit, satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, satu windu, satu dasawarsa, satu abad, satu milenium. Selain membuat target dan program, tentunya ukuran waktu tersebut sebagai bahan evaluasi diri dan perjalanan hidup kita.

Nah, ngomong-ngomong soal tahun baru masehi yang senantisa dirayakan dengan sangat meriah, kadangkala bahkan ada yang sengaja melupakan sejenak persoalan hidup yang berat untuk sekadar merayakan pergantian tahun: old and new. Haruskah kita merayakan pergantian tahun tersebut? Padahal, isinya tak jauh dari “itu-itu” juga: kumpul bareng dengan keluarga, atau bersama komunitas yang kita buat, atau rame-rama membaur dengan masyarakat pada umumnya di tempat tertentu sambil menikmati makanan dan hiburan. Termasuk melanggengkan tradisi niup terompet pas detik jarum jam yang disepakati sebagai penanda awal dan akhir tahun tepat di angka 12 atau pada jam digital menunjukkan kombinasi angka “00.00”.

Idih, apa enaknya kayak gitu? Cuma hiburan sesaat, suka-suka sejenak, setelah itu esok hari kita stres lagi dihadapkan pada langkanya minyak tanah, pada nasib diri yang tak kunjung membaik, pada semua harga-harga yang makin tak terbeli, pada banjir yang menenggelamkan kota, pada tanah longsor yang siap mengubur dan pada semua beban hidup yang mendera. Maklumlah, jaman sekarang lagi krisis kayak gini kalo sampe hura-hura keterlaluan banget! Iya nggak sih?

Belum lagi kalo kita ngomongin hukum merayakan pergantian tahun baru masehi, boleh apa nggak, haram apa nggak bagi kaum muslimin. Iya kan? Kita harus tahu. Malu atuh ama jenggot yang tumbuh di mana-mana (eh, jenggot kan cuma tumbuh di bawah dagu ya?). Iya, maksudnya udah gede tapi nggak tahu aturan syariat kan kayaknya gimana gitu? Nggak layak, gitu lho! Sori ini bukan merendahkan, tapi sekadar nyindir bin nyentil aja. Supaya kamu yang belum tahu terpacu untuk belajar. Setuju kan?

Hukum merayakan tahun baru masehi

Nah, sebelum membahas lebih lanjut, saya sengaja menempatkan subjudul ini lebih dulu ketimbang tema lain. Iya, ini supaya kita sebagai muslim bisa berhati-hati sebelum melakukan perbuatan. Sebab, berdasarkan kaidah fiqih dalam ajaran agama kita, bahwa hukum asal suatu perbuatan adalah terikat dengan hukum syara (sayriat Islam). Itu sebabnya, sebelum melakukan suatu perbuatan kita harus tahu apakah perbuatan tersebut dihukumi sebagai perbuatan yang dibolehkan, diwajibkan, disunnahkan, diharamkan atau dihukumi sebagai makruh.

Lalu apa hukumnya merayakan tahun baru masehi bagi seorang muslim? Jawaban singkatnya adalah SSTBAH alias sangat sangat tidak boleh alias haram. Titik.

Duh, kok saklek banget sih? Oke, kalo kamu pengen tahu sebabnya, gaulislam mo ngasih bocorannya nih. Bahwa merayakan tahun baru masehi adalah bukan tradisi dari ajaran Islam. Meskipun jutaan atau miliaran umat Islam di dunia ini merayakan tahun baru masehi dengan sukacita dan lupa diri larut dalam gemerlap pesta kembang api atau melibatkan diri dalam hiburan berbalut maksiat tetap aja nggak lantas menjadikan tuh perayaan jadi boleh atau halal. Sebab, ukurannya bukanlah banyak atau sedikitnya yang melakukan, tapi patokannya kepada syariat.Oke?

So, sekadar tahu aja nih, tahun baru masehi itu sebenarnya berhubungan dengan keyakinan agama Nasrani, lho. Masehi kan nama lain dari Isa Almasih dalam keyakinan Nasrani. Sejarahnya gini nih, menurut catatan di Encarta Reference Library Premium 2005, orang pertama yang membuat penanggalan kalender adalah seorang kaisar Romawi yang terkenal bernama Gaisus Julius Caesar. Itu dibuat pada tahun 45 SM jika mengunakan standar tahun yang dihitung mundur dari kelahiran Yesus Kristus.

Tapi pada perkembangannya, ada seorang pendeta Nasrani yang bernama Dionisius yang kemudian ?memanfaatkan’ penemuan kalender dari Julius Caesar ini untuk diadopsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus. Itu sebabnya, penanggalan tahun setelah kelahiran Yesus Kristus diberi tanda AD (bahasa Latin: Anno Domini yang berarti: in the year of our lord) alias Masehi. Sementara untuk jaman prasejarahnya disematkan BC (Before Christ) alias SM (Sebelum Masehi)

Nah, Pope (Paus) Gregory III kemudian memoles kalender yang sebelumnya dengan beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem penanggalan yang harus digunakan oleh seluruh bangsa Eropa, bahkan kini di seluruh negara di dunia dan berlaku umum bagi siapa saja. Kalender Gregorian yang kita kenal sebagai kalender masehi dibuat berdasarkan kelahiran Yesus Kristus dalam keyakinan Nasrani. “The Gregorian calendar is also called the Christian calendar because it uses the birth of Jesus Christ as a starting date.”, demikian keterangan dalam Encarta.

Di jaman Romawi, pesta tahun baru adalah untuk menghormati Dewa Janus (Dewa yang digambarkan bermuka dua-ini bukan munafik maksudnya, tapi merupakan Dewa pintu dan semua permulaan. Jadi mukanya dua: depan dan belakan, depan bisa belakang bisa, kali ye?). Kemudian perayaan ini terus dilestarikan dan menyebar ke Eropa (abad permulaan Masehi). Seiring muncul dan berkembangnya agama Nasrani, akhirnya perayaan ini diwajibkan oleh para pemimpin gereja sebagai satu perayaan “suci” sepaket dengan Natal. Itulah sebabnya mengapa kalo ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu: Merry Christmas and Happy New Year, gitu lho.

Nah, jadi sangat jelas bahwa apa yang ada saat ini, merayakan tahun baru masehi adalah bukan berasal dari budaya kita, kaum muslimin. Tapi sangat erat dengan keyakinan dan ibadah kaum Nasrani. Jangankan yang udah jelas perayaan keagamaan seperti Natal, yang masih bagian dari ritual mereka seperti tahun baru masehi dan ada hubungannya serta dianggap suci aja udah haram hukumnya dilakukan seorang muslim. Why?

Di antara ayat yang menyebutkan secara khusus larangan menyerupai hari-hari besar mereka adalah firman Allah Swt.: ”

??????????? ??? ??????????? ????????

“Dan orang-orang yang tidak memberikan perasaksian palsu” (QS al-Furqaan [25]: 72)

Ayat ini berkaitan dengan salah satu sifat para hamba Allah yang beriman. Ulama-ulama Salaf seperti Ibnu Sirin, Mujahid dan ar-Rabi’ bin Anas menafsirkan kata “az-Zuura” (di dalam ayat tersebut) sebagai hari-hari besar orang kafir.

Itu artinya, kalo sampe seorang muslim merayakan tahun baru masehi berarti melakukan persaksian palsu terhadap hari-hari besar orang kafir. Naudzubillahi min dzalik. Padahal, kita udah punya hari raya sendiri, sebagaimana dalam hadits yang shahih dari Anas bin Malik ra, dia berkata, saat Rasulullah saw. datang ke Madinah, mereka memiliki dua hari besar ('Ied) untuk bermain-main. Lalu beliau bertanya, "Dua hari untuk apa ini?" Mereka menjawab, "Dua hari di mana kami sering bermain-main di masa jahiliyyah". Lantas beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya: Iedul Adha dan Iedul Fithri" (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, No. 11595, 13058, 13210)

Terus, boleh nggak sih kita merayakan tahun baru karena niatnya bukan menghormati kelahiran Yesus Kristus dalam keyakinan agama Nasrani? Ya, sekadar senang-senang aja gitu, sekadar refreshing deh. Hmm.. ada baiknya kamu menyimak ucapan Umar Ibn Khaththab: "Janganlah kalian mengunjungi kaum musyrikin di gereja-gereja (rumah-rumah ibadah) mereka pada hari besar mereka karena sesungguhnya kemurkaan Allah akan turun atas mereka" (Dikeluarkan oleh Imam al-Baihaqy No. 18640) Umar ra. berkata lagi, "Hindarilah musuh-musuh Allah pada momentum hari-hari besar mereka" (ibid, No. 18641) Dalam keterangan lain, seperti dari Abdullah bin Amr bin al-Ash ra, dia berkata, "Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka" ('Aun al-Ma'bud Syarh Sunan Abi Daud, Syarh hadits no. 3512)

Nah, berkaitan dengan larangan menyerupai suatu kaum (baik ibadahnya, adat-istiadanya, juga gaya hidupnya), Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR Imam Ahmad dalam Musnad-nya jilid II, hlm. 50)

At-Tasyabbuh secara bahasa diambil dari kata al-musyabahah yang berarti meniru atau mencontoh, menjalin atau mengaitkan diri, dan mengikuti. At-Tasybih berarti peniruan. Dan mutasyabihah berarti mutamatsilat (serupa). Dikatakan artinya serupa dengannya, meniru dan mengikutinya.

Tasyabbuh yang dilarang dalam al-Quran dan as-Sunnah secara syar’i adalah menyerupai orang-orang kafir dalam segala bentuk dan sifatnya, baik dalam aqidah, peribadatan, kebudayaan, atau dalam pola tingkah laku yang menunjukkan ciri khas mereka. Hmm.. catet ye!

Tahun baru, dosa baru?

Waduh, masa’ sih kita memulai bilangan tahun dengan dosa baru? Apalagi untuk dosa lama aja kita belum pernah melakukan tobatnya, tapi udah bikin dosa baru. Keterlaluan abis deh kalo sampe punya cita-cita seperti itu. Tapi kenyataannya, ternyata banyak di antara kita yang malah merayakan tahun baru masehi dengan melakukan aktivitas maksiat. Kasihan deh!

Boys and gals, sebenarnya dalam pandangan Islam, untuk mengevaluasi diri selama ini udah ada tuntunannya dalam al-Quran, sebagaimana firman Allah Swt. (yang artinya): “Demi Waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS al-Ashr [103] 1-3)

Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.” (HR Ahmad)

Orang yang pasti beruntung adalah orang yang mencari kebenaran, orang yang mengamalkan kebenaran, orang yang mendakwahkan kebenaran dan orang yang sabar dalam menegakan kebenaran. Mengatur waktu dengan baik agar tidak sia-sia adalah dengan mengetahui dan memetakan, mana yang wajib, sunah, haram, mana yang makruh, en mana yang mubah. Intinya kudu taat sama syariat Islam.

Itu artinya perubahan waktu ini harusnya kita jadikan momentum (saat yang tepat) untuk mengevaluasi diri. Jangan malah hura-hura bergelimang kesenangan di malam tahun baru masehi. Sudahlah merayakannya haram, eh, caranya maksiat pula. Halah, apa itu nggak dobel-dobel dosanya? Naudzubillahi min dzalik!

Sobat muda muslim, nggak baik hura-hura, lho. Hindari deh ya. Jangan sampe lupa diri. Itu sebabnya, Rasulullah saw. mewanti-wanti tentang dua hal yang bikin manusia tuh lupa diri. Sabda beliau saw.: “Ada dua nikmat, dimana manusia banyak tertipu di dalamnya; kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhari)

Nggak baik kalo kita nyesel seumur-umur akibat kita menzalimi diri sendiri. Sebab, kita nggak bakalan diberi kesempatan ulang untuk berbuat baik atau bertobat, bila kita udah meninggalkan dunia ini. Firman Allah Swt.:

???????????? ??? ???????? ????????? ???????? ?????????????? ????? ???? ???????????????

“Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi.” (QS ar-R?m [30]: 57)

Jadi, nggak usah deh kita ikutan heboh merayakan tahun baru masehi. Kita evaluasi diri, dan itu dilakukan setiap hari biar lebih seru. Jangan nunggu pergantian tahun baru masehi, entar tobat belum eh udah mati duluan. Rugi berat! Yuk kita tingkatin terus amal baik kita, jangan cuma menumpuk dosa. Hari demi hari harus lebih baik. Yup, mari mulai sekarang juga untuk evaluasi diri. Are you ready? [solihin: sholihin@gmx.net]

22 thoughts on “Haruskah Merayakan Tahun Baru?

  1. Waaah…anak2 muda skarang hrs tau niih!
    Tapiiy saiyang bgt,,jarang ada yang tau web gaul ini..
    Jd,,gaul islam n studia lbih smangad lagii promosinya yaa..
    Masa’ web keren gini kurang publikasinya siiih??

    Maju terus…Allahu Akbar…!!!

  2. Assalaamu’alaikum
    Setuju abis deh. Ngerayain tahun baru Masehi disamping boros2 duit, juga bikin ngantuk.. 🙂 Tapi kalo Hijriyah kan, pergantiannya magrib, jadi ga bikin lembur. CMIIW.

    Temen kita juga nulis di http://tausyiah275.blogsome.com/2007/01/19/perlukah-merayakan-tahun-baru/ soal merayakan tahun baru. Mudah2an kebiasaan merayakan tahun baru Masehi bisa segera hilang dari masyarakat Islam. Entar kalo kelamaan begini, keburu diazab ma Allah.. 🙁

    Wassalaam, Prabowo Murti

  3. As, wah web ni keren bgt!! bgus bgt buat ank2 muda islam yng lg cari2 materi ilmu hidup..hrusnya da lbh bnyak lg yg kyk gni nih…sukses trus ya buat yg pnya web. agra dukung sepenuhnya.
    kerja kras trus tuk tegakin syariat ISLAM!!!!!!!!!!!!!1
    Wassalam……….

  4. Assalaamu?alaikum…
    setuju bgt deh…
    gak usah kita mikir tahun baru kek, yang penting kita koreksi diri aja sekarang (Muhasabah)..Barang siapa yang keadaan nya hari ini sama saja dengan keadaan kemarin, merugilah dia. jika keadaan nya hari ini lebih buruk dari hari kemarin, ia celaka..Beruntunglah bagi orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin.(Hr. Bukhari)

    Wassalam, Irwansyah-aceh.
    algi_fari86@yahoo.com

  5. Assalaamu?alaikum…
    setuju bgt deh…
    gak usah kita mikir tahun baru kek, yang penting kita koreksi diri aja sekarang (Muhasabah)..Barang siapa yang keadaan nya hari ini sama saja dengan keadaan kemarin, merugilah dia. jika keadaan nya hari ini lebih buruk dari hari kemarin, ia celaka..Beruntunglah bagi orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin.(Hr. Bukhari)

    Wassalam, Irwansyah-aceh.

  6. Jangan fanatik gitu lah, ingat manusia hidup toleransi. Kadang aneh ada banyak org di sini teriak-teriak anti Amerika, tp pas lagi mau buka puasa makan di MC D, KFC, atau A&W. Teriak-teriak anti kafir tp kalo pas buka puasa makan di pizza atau hoka-hoka, berlajar nerusin studi di Amrik ato eropa ato di Ausi. Suka nonton film Amrik apa lagi sebentar lagi ada piala EURO 2008. Kalo elu mau ninggalin hal-hal seperti anti Amerik dan anti kafir hidup aja kembali ke jaman nabi. Naik onta jgn naik mobil lagi kan mobil buatan org kafir, jangan pake komputer atau nikmatin hidup dengerin musik alat2 elektronik tp buatan kafir semua. Kalo kalian mau lakui itu semua mendingan hidup aja di Arab…

  7. wah..saya jelas bukan nasrani, dan jelas dengan sadar dalam pikiran saya bahwa saya tidak melakukan perayaan tahun baru demi mengakui ato merayakan hal2 yang berhubungan dengan yesus kristus…bah!! saya tidak ada hubungannya dengan mereka, tetapi saya juga tidak sentimen dengan mereka.

    saya berani bertaruh bahwa umat islam lain yang bersuka cita di malam tahun baru juga tidak merayakan tahun baru masehi untuk hal/alasan konyol seperti blabla”kristus”blabla… tetapi lebih kepada mensyukuri hari2 yang sudah lalu..bersyukur bahwa kita bisa melewati tahun 2007 dengan baik meskipun banyak tantangan, bersyukur bahwa keluarga kita ini masih utuh meskipun banyak kendala ekonomi, bersyukur bahwa kita masih selamat meskipun banyak terjadi bencana alam dan teror dimana2, bersyukur dan bersyukur bahwa meskipun kita menderita tetapi tidak semenderita saudara kita di negara yang sedang kelaparan dan dilanda perang tak berkesudahan, bersyukur juga bahwa kita masih bisa merenungkan kesalahan dan perbuatan kita dimasa lalu sebagai pijakan tuk berbuat hal yang lebih baik dari tahun kemarin, dsb nya hal2 yang positif…mari bersyukur dan bersuka cita..meski hanya sehari…

    dan tahun baru masehi?? ah persetan dengan itu..simple saja…kita memang mengukur hidup kita dengan tahun masehi qo…meskipun itu berawal dengan hal yang dibikin berdasarkan “bla2kristus” mengapa kita sewot sendiri…biarin aja!

    apakah dengan melakukan tahun baru lalu kita jadi kristen?? bah!! persetan dengan doktrin dan definisi sempit seperti itu

    toh kita juga liburan hari besar, cuti bersama , terima gaji mengikuti tahun masehi, kenapa harus repot2 mikirin hal tak berguna seperti itu sih.

    singkat kata…ngapain sih kita repot mikirin segala hal yang berbau sentimen dengan kristen, kalo mereka sentimen dengan islam ya sudah lah, benci hanya bisa larut dalam kasih sayang dan cinta kasih plus toleransi…memangnya sentimen-sentimen itu bisa membuat dunia tempat kita berpijak menjadi lebih damai yaaaA????

    singkat kata ngerayain tahun baru itu manusiawi dan bisa menjadi pelepasan stress tuk manusia indonesia yang sedang terus menerus dilanda hal2 negatif…tahun baru mengingatkan kita agar kita bisa satu hari saja berpikiran positif. jadi rayakan saja..hati nurani kita islam..rayakan dengan islami…nikmati dan renungkan kemudian bersyukur…

    gitu aja qo repoot…selamat tahun baru semuanya…semoga islam dapat membawa kedamaian di bumi indonesia ini

  8. yaah kalo gw seh, percaya aja ama orang yang nulis artikel tersebut. Gw ngrasa gw sendiri dapat manfaatnya dari tulisan ini.dari yang tidak tau, menjadi tau. begitu chooy.

    kaum muslimin aqidahnya harus bener.okelah kaum muslimin yang kemarin ngrayain taon baru masehi bukan nymbah yesus but, mereka tetep salah karena mereka melakukan yang di larang dalam ajaran islam. inilah buah dari sekulerisme keparat itu.

    salam perjuangan islam dan salam kehancuran sekulerisme.

    gw demen banget situs ini. maju teruuzzz gaulislam

  9. Joe…
    lo hrs bedain mana yang prinsip hidup sama yang bukan prinsip hidup.
    makan produk dari bangsa manapun slama itu halal dan thoyib, yaah boleh2 aja ko, itupun kalo punya duit.maklumlah resto yang loe sebutin di atas lumayan nguras kocek.

    begitu juga nonton film amerika, mubah2 aja ko or boleh2 aja emang siapa yang larang?
    islam yang larang.?
    enggak tuh

    oya… gw seh gak mau kalo harus tinggal di arab. sebab, gak ada jaminan tinggal di arab bisa bener. percuma sekarang juga di arab sendiri dan seluruh dunia termasuk di indonesia banyak turunan abu jahal dan para begundalnya

    sekarang gini. percaya aturan islam ga? mau taat sm syariat islam ga? percaya Allah SWT ga? Kalo gak percaya mendingan lo nongkrong di sebuah tempat yang bukan milik Allah SWT. Mau?

  10. gw stuju banget ma comentnya Iip mengomentari tulisannya joe. klo mnurut gw joe n aku (ga tau nama sbnrnya siapa) yang ngasih comment artikel diatas adalah orang2 yang perlu didakwahi n diluruskan pemikirannya coz mereka sdh kena virus penyakit sipilis.

  11. Aah, semakin hari kok kaum muslim di sini semakin anti kedamaian ya, woi mas2, ente2 ini diajar hidup rukun gak sih sama or-tu kalian? kenapa hobi bgt ya anti ini itu, emang ajaran Islam begitu ya? hidup hrs saling memusuhi dan saling curiga? pantas negeri ini akhir2 ini banyak terjadi konflik dan kekerasan.
    Tahun baru itu sudah diterima di seluruh dunia, so; suka gak suka seneng gak seneng sebijaknya dilalui dgn sikap yg arif mas,
    Saya pribadi gak suka dgn susana puasa jelang lebaran, gaduh-ribut; pukul bedug (adaptasi budaya yg katanya ‘kafir’) menganggu org2 non muslim yg esoknya hrs kerja, belum lg membuat ketakutan dan nangis anak kecil yg terlelap,
    belum lg hiruk pikuk petasan yg lagi2 adaptasi budaya yg katanya ‘kafir’, kesannya mengganggu sekali dan mengahmbur2kan uang, lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya semua itu,
    belum kesan manja muslim yg dibangunkan oleh bedug2 itu, klo dulu sih wajar sebab belum adanya tehnologi alarm modern, lha sekarang sdh ada hp, alaram digital kok malah masih nge-bedug???
    terkesan adanya niat jahat/iseng oknum2 musli tuk menzolimi umat2 non muslim dgn bedugnya yg provokatif itu.

    Tp lagi2 sy sbg non muslim hrs menerima itu semua sbg ketidak berdayaan dlm kebersamaan ini, setidaknya hrs lebih arif dr mereka2 yg zolim itu.

    buat lip,
    Syariat? no way! hanya akan membuat bangsa kian bodoh spt di Afhan era talliban dungu itu dan di pakistan sana, belum lg syariat nantinya dpt menjadi alat penzoliman bagi kaum non muslim yg lemah di negeri yg gila konflik SARA ini.
    Oya, emang ente siapa ngusir2 org? mending ente sendiri aje yg hijrah di taun baru ini ke planet pluto sana, bikin syariat planet di sana bersama alien2 mual-laf ya 🙂

  12. Tuhan sendiri saja tidak membeda2kan malah oknum2 muslim yg brekele ngawur aja yg kian rasis dan ekslusif.
    Quran memuat itu:

    ….. Dan sekiranya Allah tiada menolak sebagian
    manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah
    dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja,
    rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid,
    yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesung-
    guhnya Allah pasti menolong orang yang menolong-Nya.
    Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha
    Perkasa,
    (surah Al-Hajj ayat 40).

  13. I am christian.. but I’m totaly agree kalo muslim g usah d ngerayain taon baru 1 januari, kalo emang g ngerasa perlu ngerayain.. Ngapain juga berbuat sesuatu cuma berdasarkan toleransi
    Terus ni lebih baik lagi kalo all muslim juga g mau berpartisipasi d acara diskon besar2an di mall menjelang akhir taon.. paling g kita2 yang ngerayain bisa lebih leluasa menikmati diskon besar2an di semua mall menjelang akhir taon

    Terus satu lagi. kalo betul2 benci segala sesuatu berbau christianity (sama negara2 barat yang katanya kapitalis itu), kalo boleh usul jangan ada d muslim yang apply scholarship utk study diluar, yang banyak ditawarin oleh negara2 kapitalis itu (ADS, DAD, fullbrigh, dllt), kulnya di AlAzhar aja .. biar kesempatannya kasi kita2 aja yang g anti barat

    Kalo perlu bikin juga artikel untuk mengajak semua muslim menolak semua bantuan dari negara barat..

    hehehe thanks ya kalo mo ngejalani usul yang terakhir
    piss 😉

  14. assalamualaikum…………………
    aku said….!!!!!!!!!!!!!!!
    sy suka bgt dgn Comment’a,secara sy jg berpendapat seperti itu.sy jg sependapat klo kita ikutan tahun baru bukan berarti kita jd kristen dunkkkkkkkkk,met tahun baru buat umat islam yachhhhhhhhhhhhhhhhhhh

  15. assalamualaikum……….!!!

    sy cuma mau bilang, daripada kita sibuk komentari adat agama orang lain, lebih baik kita perdalam iman kita kpd Tuhan! contohnya rajin Sholat…!!!!
    di dunia ini pasti ada banyak perbedaan, apalagi di Indonesia, berbeda adat, suku dan agama! skarang gmn caranya supaya kita bisa saling menghargai.

  16. assalaamu alaikum, sobat gaul islamy, ana mau minta izin copy nih tulisan trus publikasikan di majalah remaja sederhana yang kami bikin di kampung. boleh gak?
    achank, kota bau-bau-sultra

  17. hmmm saya setuju sama yang nulis artikel ini,,memang bener sih,tahun baru itu kan sama kyk malam-malam lainnya ngapain juga di rayain.itu cuma udah jadi kebiasaan aja selama ratusan tahun dari umat romawi sampe sekarang melebar ke indonesia..buat anak muda kalo gak ngerayain di bilang katrok,ndeso,dll..buat gw sih gak masalah,yg penting malam tahun baru jgn di anggap seperti malam yang spesial..anggap aja seperti malam-malam biasa yang gak perlu ada acara untuk merayakannya..kalo mau bersyukur ya udah cukup kumpul sama keluarga di rumah ngobrol2…bahkan kalo bisa membuat motivasi pada diri sendiri tahun besok harus tercapai apa yang di inginkan…

    @buat non muslim :

    “OTAK KALIAN TIDAK SAMPAI PADA AJARAN ISLAM”daya pikir kalian masih primitif atau di bawah rata-rata.,,jadi daripada berantem mending saling memegang teguh aja ajaran agama masing-masing,gak usah mencela…untukmu agamamu untukku agamaku,,dan agamaku bukan agamamu..

Comments are closed.