Friday, 29 March 2024, 20:19

gaulislam edisi 296/tahun ke-6 (15 Sya’ban 1434 H/ 24 Juni 2013)

 

 

Saya cuma bisa cengo waktu liat berita di tv tentang siswi SMP di Surabaya yang menjadi mucikari para temannya, bahkan kakaknya pun ikut ia ‘jual’ kepada om-om hidung belang. Udah separah itukah remaja di Indonesia? Demi kebahagiaan dunia, rela menghalalkan segala cara. Naudzubillah… Miris dah. Terus, pernah liat kan video yang diupload di youtube dan menayangkan para pelajar SMA di Tolitoli (Sulawesi Tengah) melecehkan gerakan shalat dengan gaya Harlem Shake? Mencari kebahagiaan dunia dengan menghibur diri namun caranya salah. Kebijakan sekolah pun harus mereka terima, mereka dikeluarkan dari sekolah dan tidak bisa mengikuti UN.  It’s gonna be unforgettable moment for them .. Tapi akan sangat ‘bodoh’ lagi kalo kemudian mereka bangga dengan ‘kenakalan’ mereka  itu.  Semoga sobat gaulislam nggak seperti mereka ya.. Aamiin.

Setelah baca-baca artikel psikologi remaja, dan karena saya juga pernah remaja (hehehe…), peranan orang tua juga orang-orang terdekat yang peduli atau care dengan kita ternyata menjadi faktor internal yang membangun karakter dan kebiasaan kita dalam kehidupan. Contoh, kalo ortumu, kakakmu suka bohong maka perlahan namun pasti, tertanam dalam pikiran kamu kalo berbohong itu boleh dan akhirnya menjadi kebiasaan. Begitu tahu Islam melarang berbohong akan berat banget untuk menghilangkan kebiasaan itu.

Kamu inget Yoon Seong di City Hunter? Gimana dia dibentuk pola sikap dan pola pikir oleh ayah (walaupun bukan ayah kandungnya) dan orang-orang di sekitarnya hingga ia menjadi orang yang kaku, dingin dan bahkan terkesan tanpa ada ‘rasa cinta’.  Ia pun nggak peduli bahwa kekayaan yang membiayai hidupnya juga misi ‘kebenaran membongkar makar para pejabat Seoul’ yang ia jalankan di bawah kendali ayahnya ternyata berasal dari bisnis ganja.  Ya seperti itu. Kalau kemudian untuk bisa mengubah Yoon Seong menjadi punya hati dan beralih dari kehidupannya yang kaku dan keras juga kudu kerja keras untuk berubah. Eh..kok jadi nostalgia City Hunter sih..hehehe..

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, terlalu lelah mata ini melihat dan telinga ini mendengar akan kenakalan-kenakalan remaja yang terjadi di negeri tercinta ini. Di negeri yang penduduknya mayoritas muslim. Sayangnya pula, orang tua mempercayakan sepenuhnya kepada sekolah untuk membentuk anak-anak mereka dan sekolah justru sebenarnya tidaklah mampu untuk membentuk remaja sepenuhnya.  Justru kinerja kebijakan pemerintah-masyarakat-sekolah dan ortu yang mampu membentuk remaja seutuhnya dimana keluarga lebih dulu sebagai pembentuk internal pada remaja (bahkan sejak dari rahim ibu).

 

Jangan mudah percaya

Yup, sebagai remaja biasanya punya pemikiran yang kritis. Termasuk masalah akidah, agama. Kadang muncul pertanyaan: kenapa pacaran nggak boleh, kenapa harus berjilbab, kok bergaul harus terpisah laki-laki dan perempuan, emang Allah itu bener ada? Bla bla bla…

Hal ini memang berat kalo kemudian ternyata keluarga nggak terlalu peduli. Ditambah pula di sekolah- pelajaran agama cuma 2 jam pelajaran, ikut belajar di sekolah Islam malah merasa terkekang (nah lo!), bahkan udah terformat di dalam otak kalo yang namanya masa remaja kudu having fun. Padahal, kalo bagi yang laki-laki udah ‘mimpi basah’ dan yang perempuan udah dapet haid, itu artinya sudah terkategori mukallaf alias terkena taklif (terbebani hukum). Artinya, akan mendapat pahala dan dosa terkait aktivitas yang berstatus fardhu/wajib, sunnah, makruh, haram dan mubah. Udah no exception lagi kecuali exception yang memang diperbolehkan oleh Islam. Contoh: Shalat fardhu itu wajib dikerjakan. Tapi gimana kalo sakit dan nggak bisa berdiri? Nah, selama masih dalam kondisi sadar, tidak haid bagi yang cewek dan mampu melafalkan bacaan shalat, diperbolehkan si sakit untuk shalat dalam posisi duduk atau berbaring.

Oya, jangan mudah percaya kepada orang-orang yang kamu anggap memberi kenyamanan dan ketenangan hati. Sebab, saat berada dengan mereka kamu merasa dipedulikan, diajak senang-senang, problem yang dimiliki pun jadi selesai.  Harus waspada, supaya nggak terjebak dalam pergaulan yang salah. Tetep harus pake pakem Islam. Selama temen-temenmu  mengajak kepada kebaikan justru itu yang kudu diikutin. Nikmati aja. Masalah merasa ‘terkekang’ itu belakangan. Kamu akan seterusya terlatih dan terwarnai nantinya (asal istiqomah). Pengen terpaksa tapi masuk surga atau ikhlas sukarela tapi masuk neraka?  Emang surga dan neraka itu ada? Nah, lho. Jangan sampe kamu nggak yakin dengan keberadaan surga dan neraka yang udah diciptakan Allah Ta’ala.

Allah Swt. berfirman (yang artinya), Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim [66]: 6)

Sobat gaulislam, surga dan neraka saat ini memang nggak bisa dilihat, tapi bisa kita meyakininya melalui al-Quran (dalil naqli). Kalo kamu nggak percaya sama al-Quran, coba deh bikin 1 surat aja untuk menandingi al-Quran. Bisa? Ini jawaban untuk kekritisan teman-teman sobat GI yang  pikirannya kritis melewati ambang batas hingga mencapai tahap ateis. Na’udzubillah min dzalik.

 

Takut sama syariat Islam 

Takutnya sama azab Allah deh ya.  Justru aneh kalau syariat Islam ditakuti. Hehehe… karena kalo syariat ditaati insya Allah justru menambah pahala, mengurangi dosa, bahkan amal perbuatan kita diridhoi Allah dan menjad berkah. Nggak percaya? Coba aja untuk skala individu dulu, walau pun penuh tantangan. Buat yang cewek dan belum berhijab syar’i, coba deh berhijab untuk selamanya. Shalatnya masih bolong-bolong? Ilmu Islamnya minimalis? Disiplinkan diri kamu deh mulai sekarang, juga cari temen-temen plus komunitas yang positif agar bisa memotivasi kamu untuk menjadi remaja yang smart dan sholihah.

Bro en Sis, sebenarnya kebahagiaan yang kamu dapat adalah bahagia dunia dan akhirat. Bukan di dunia aja.  Berhijab pastinya bikin bahagia karena Islam sudah memuliakan perempuan dalam masalah menutup aurat dan kebahagiaan di akhirat adalah karena telah mampu melaksanakan perintah Allah. Apalagi kalo pemerintahan di seluruh negeri muslim ini melaksanakan syariat Islam, yakin deh Islam rahmatan lil Alamin itu bener adanya!

 

Jangan bohongi dirimu

Kata siapa kalo melaksanakan syariat Islam itu terkekang, serba sulit dan susah? Coba deh perlahan tapi pasti perbaiki diri, mulai bener-bener meyakini sesuai al-Quran dan as-Sunnah  akan rukun iman terus berhijab bagi yang muslimah, perbaiki akhlak, perbanyak ilmu Islam dan ikut menyebarkan pemikiran Islam yang udah kamu kuasai.  It’s fun, chalenging  dan juga menjadi ajang  fastabiqul khairat plus amar ma’ruf nahi  munkarSo, daripada mempengaruhi orang untuk berbuat bandel (baca: maksiat) berjamaah, mending ngajakin orang-orang untuk berbuat baik, iya kan?

Nah, kalo udah gini, maksudnya udah punya temen-teman yang shalih dan shalihah, udah ngaji, ikutan komunitas supaya terbentuk pribadi yang islami, apa masih keder menjadi pejuang Islam? I hope not!

Go fight ! Jangan kalah sama para remaja di jazirah Arab, wilayah Syam yang kini tetap berkomitmen dan berhadap-hadapan dengan para tirani yang tidak ingin Syam menjadi tempat tegaknya Khilafah Islamiyah. Yap! Mari  berlomba dalam kebaikan dengan para pemuda saudara seiman kita itu. Di sana mereka memperjuangkan syariah dan khilafah, kita pun juga di sini turut serta. Agar tidak ada lagi keraguan bahwa sejatinya remaja Islam adalah pejuang militan yang produktif membawa perubahan  menuju Islam kaffah dan tanpa jalan kekerasan tentunya. Yuk, mulai benahi diri, kuatkan akidahmu, tingkatkan ketakwaanmu, penuhi dengan ilmu, basahi dengan tsaqafah Islam, dan tentunya semangat untuk bedakwah. Sip dah! [Anindita | email: thefaith_78@yahoo.com]