Thursday, 28 March 2024, 16:08

 gaulislam edisi 255/tahun ke-5 (23 Syawwal 1433 H/ 10 September 2012)

 

Sobat muda gaulislam, pasti bosen deh sama kata yang jadi bahasan gaulislam kali ini. ‘Pacaran’, wuaah…! Udah berkali-kali bahas ini. Tapi, ilmu itu kan nggak akan pernah habis. Mungkin kamu emang bosen. Namun, belum tentu buat teman-temanmu yang masih baru kenal gaulislam, atau baru ngeh soal Islam. So, kali aja ada yang belum tahu hukum seputar pacaran ini. Iya kan?

Nyok, kita bahas tema kita kali ini tentang Pacaran Jarak Jauh.

 

Jauh di mata dekat di hati

Hayoo..! Bukan belek (kotoran di mata) ya dekat di mata jauh di hati. Hehe. Yup, pacaran jarak jauh atau yang biasa kita kenal long distance relationship ini sangat populer nih, di kalangan remaja.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gauislam, di era serba canggih dan instan ini nggak jadi alasan sejauh mana lokasi seseorang untuk berkomunikasi. Meski adanya di belahan dunia nun jauh di sana, proses komunikasi bisa tetap terjalin. Kecuali, ya mungkin kalo nggak terdeteksi radar or sinyal (*apalagi kalo udah diadakan tahlilan alias meninggal). Peluang ini akhirnya dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk tetap menjalin ‘hubungan’ meski jauh di hadapan mata.

“Cinta tak mengenal ruang dan waktu” mungkin benar adanya. Kalo kita lihat kenyataan saat ini, banyak  remaja yang pisah daerah sama pacarnya, tapi mereka tetap menjalin hubungan. Banyak juga nih, orang yang akhirnya cinlok  di dumay alias dunia maya. Awalnya di Facebook, Twitter atau di sosmed lainya, cuman sering berbalas komentar, terus beralih ke chatting, sampe video call. Bahasa yang digunakan pun, awalnya cuma bahasa nyantai biasa, lalu mulai merayap ke bahasa hati. Waduh.. mulai deh cinlok dan akhirnya pacaran. *walaupun ada yang ngeles dengan alasan, hubungannya sebagai ta’arufan. Ah, ngawur kamu!

Katanya, (kata siapa ya?) mereka yang pacaran jarak jauh itu nggak jadi hambatan lho. Sebab, boleh-boleh aja doi jauh di mata. Tapi di hati, doi paling lengket. Serodot.. gubraak! *Halah, pembenaran doang itu sih!

Tapi kalo dipikir-pikir, emang bener juga sih. Meski jarak antara mereka berpuluh-ratus kilometer, ‘ser’ nya itu pasti kerasa kalo lagi komunikasi. Ehm, berdasarkan survei juga (secara diem-diem hehehe), kata-kata yang diungkapkan lewat tulisan itu, memang terasa lebih  masuk ke hati, dibanding kata-kata yang terucap  mulut kita yang kadang-kadang suka kepleset. Jadi kalo ada komusnikasi lewat sms atau chatting itu lebih nyampe ke hati. Bener!

Meski begitu, banyak juga lho yang ketipu nih sama pacaran kayak gini. Kenalan di Fb, foto sih kece abis. Eh, pas ketemuan ‘enek abis. Wajar aja kalo akhirnya banyak yang kecewa. Sebab, peluang bohong itu leluasa banget. Kan kita nggak tahu apa yang dilakuin doi dengan kehidupan aslinya.  Akun islami pun nggak ngejamin pemiliknya bener-bener sholih/shalihah. Belum lagi predator seksual yang saat ini menjamur di dumay, diajakkin ketemuan. Lalu, dibawa ke hotel untuk diajak berzina, atau diculik dan dijual. Banyak lagi deh. Bikin ngeri banget pokoknya. Jadi, hati-hati ya.

Pernah nih ada yang tanya, “gimana kalo pacarannya cuma di hape, sms-an aja?”. ya itu juga, masuk kategori pacaran juga dong!

Bro en Sis, soal LDR ini, meski jaraknya jauh mereka kan tetep bisa komunikasi dengan kata-kata layaknya orang pacaran. Mesra-mesraan, sayang-sayangan, atau bahkan sampai ke tingkat yang lebih bahaya, dengan menggunakan kata-kata yang mengundang syahwat. Padahal, selain kita diminta jaga kehormatan dan menjaga diri dari zina, kita pun diminta untuk menjaga segala hal dari diri kita, yang dapat mengarah pada zina sesungguhnya. Termasuk hati kita. Waspadalah!

Rasulullah saw. Udah wanti-wanti nih ke kita seputar masalah ini. Sabda beliau saw.: “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau digagalkannya”. (HR Bukhari)

 

Karena, rasa cinta itu naluri

Naluri! Ya, itu memang kalo kita suka sama lawan jenis. Tapi, naluri ini jangan dibiarin nggak terkendali gitu, yang akhirnya jatuh ke hal yang salah. Naluri ini harus senantiasa dibimbing oleh aturan yang berasal dari Allah Swt, sebagai pencipta manusia. Dalam aturan Allah ini, sama sekali tidak dikenal yang namanya ‘pacaran’. Sebab, pacaran adalah hubungan terlarang antara laki dan perempuan yang bukan mahrom. Sebab itu ‘pintu gerbang’ menuju perzinaan. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS: al-Isra’ [17]: 32)

Jadi, di mana pun kita, mau jarak deket, atau jarak jauh ya pacaran tetep pacaran. Kan pacaran itu salah satu aktivitas mendekati zina. Berarti diharamkan. Bagi pelakunya tentu akan mendapatkan dosa. Malah, kalo nggak tobat di akhirat nanti bakal disiksa. Siksa Allah Ta’ala itu amat begitu pedih lho.

Duh, kalo inget dosa gini, sebenarnya kita kudu sedih, sebab banyak banget di antara temen kita saat ini yang menganggap enteng azab Allah. padahal dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda:”Sesungguhnya azab yang paling ringan dari penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang diletakkan pada kedua telapak kakinya sepotong bara api yang menyebabkan otaknya mendidih”. (Mutafaq ‘alaih)

Bro en Sis pembaca setia gaulislam, harusnya  dikasih hadis ini buat temen-temen yang masih setia pacaran. Kita udah harus bener-bener takut nih sama dosa dan balasannya di akhirat kelak. Serem ya. Jadi, kalo kita mengaku orang yang beriman, tentu kita pun nggak pikir-pikir lagi untuk  nerima seluruh aturan Allah Swt., termasuk hukum mengenai pacaran. Gimana pun prosesnya, kalo ia tertera status ‘pacaran’, ya tetap haram dilakukan. Gimana kalo nggak ada, tapi aktivitasnya mirip orang pacaran, kayak HTS (hubungan tanpa status)? Tetaplah ia terlarang dan dosa.

BTW, ada juga lho pacaran tapi pake istilah ta’arufan dan menyebutnya pacaran islami. Hadeeeuuh, ngasal bin ngawur! Kamu pikir aja lagi. Masa’ ada minyak nyampur sama air? Kecuali kalo ditambahin detergen kali ya. Butek deh jadinya. Intinya. Islam itu haq, sedang pacaran itu bathil. Yang haq nggak mungkin tercampur dengan yang bathil. Nantinya samar-samar dong? Padahal  Islam itu jelas. Mana yang haq, mana yang bathil. Nggak ada abu-abu. Pokoknya hitam dan putih, Sis.

So, kita harus mulai berani menyatakan “nggak ada namanya pacaran islami”. Sebab, meski ketemuannya jauh-jauhan. Kan, ada ajang baku tembak ‘syahwat’ antara pelakunya. Widiih, kayak bansus, eh Densus 88 aja yang doyan main tembak mati orang.

Ayo, jangan bohongin diri kamu sendiri. Meski jauh-jauhan tetep deg-degan kan? Khawatirnya lagi, meski kita saling ingetin tahajud dan beramal yang baik lainnya, kita bisa nggak ikhlas. Sebab, kita lakuinnya atas dasar doi yang ingetin, kita malu dan akhirnya rajin ibadahnya demi nyenengin pacar.

Kembali ke topik, yuk hindari segala bentuk pacaran. Mau pacaran jarak jauh, pacaran 5 langkah, pacar-pacaran, pacaran islami, HTS, jeung sajabana (baca: dan lain sebagainya). Itu semua  bentuk cabang dari pacaran. Semuanya itu diharamkan oleh Allah. Ehm, kenapa saya ngotot banget nyatain ini semua haram? Ya, karena induknyapun diharamkan, semuanya kan mendekati zina. Nampak jelas dalam al-Quran surah al-Isra’ ayat 32 di atas. Kita dilarang mendekati segala hal yang menjurus pada perzinaan.

 

Tetap pacaran, atau nikah?

Udah, nggak usah bingung hadapi masalah nalurimu itu. Sebab, itu kan cuman naluri. Jadi, kalo nggak terpenuhi hanya menimbulkan kere-sahan, nggak akan buat kita mati kok. Bener.

Bro en Sis, tentu Islam ngelarang pacaran bukan  berarti ngelarang manusia menuhin nalurinya. Tapi, Islam itu punya aturan tersendiri megenai hal ini. Aturan yang ‘khas’ dan tentunya sangat terjaga dari segala hal yang menjerumuskan manusia pada kehinaan. Aturan ini yaitu “pernikahan” melalui proses ta’ruf dan khitbah (pinangan).

Nah, bagi kamu yang udah mampu nikah, menikah lah. Namun, jika masih belum mampu, maka harus dengan penuh kerelaan untuk bershabar hingga saatnya tepat untuk menikah. Apalagi kalo kamu masih sekolah. Ya, fokus belajar aja dulu (dan banyak puasa, hehehe). Ok? Sabda Rasulullah saw.: “Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah menikah. Sesungguhnya perinikahan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tapi barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena (puasa itu) benteng (penjagaan) baginya”. (HR Bukhari)

Saya juga ngerasain kok, gimana beratnya tantangan jadi remaja itu, berat banget ya. Naluri mencintai yang Allah berikan, harus kita tahan sampai waktunya tiba dengan ikatan yang halal yaitu pernikahan. Sedang, sekarang ini kita dapati, teman-teman kita udah pada ngebonceng atau dibonceng pacarnya masing-masing. Ckckck….

Tapi, tenang Bro en Sis. Semua akan indah pada waktunya. Semua rasa sepi kita karena terasingkan, atau beratnya tantangan menahan hawa nafsu akan terbayar sudah, saat kita berdiri di hadapan Allah menyerahkan seluruh laporan ‘masa jabatan’ kita sebagai hambaNya di dunia. Atas usaha kita ini, kita pun dibayar dengan surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai karena keikhlasan kita mentaati seluruh aturanNya.

Kabar gembira dari Allah Swt. (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga, (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir)”. (QS al-Hijr [15] :45)

Hmm, semoga keberkahan Allah selalu terlimpah untuk kamu semua yang bertakwa pada Allah. Syukuri atas segala anugerah keimanan. Tetap sabar hadapi ujian hidup. Tenang, kalo udah jodohmu pasti kamu dapatkan yang terbaik. Insya Allah [wilda fillah | wildafillah@yahoo.co.id]

12 thoughts on “Pacaran Jarak Jauh

  1. Subhanallah 🙂

    terima kasih atas artikelnya.
    izin share yaa. 🙂

    Sama2. Semoga bermanfaat dan mencerahkan. Silakan di-share agar manfaatnya kita bisa dirasakan secara luas. Terima kasih.
    redaksi gaulislam

  2. subhanallah.. pencerahan banget buat ikhwan dan akhwat yang masih ngelakuin hal yang namanya “pacaran”, semoga mereka semua bisa kembali mencintai Allah daripada mencintai orang yang belum halal baginya. Saya semakin bersyukur kepada Allah atas hikmah dan hidayah-Nya agar saya berhenti dari jerat kemaksiatan yang bernama “pacaran”.
    izin share ya akhi/ukhti 🙂

    Terima kasih atas apresiasinya. Semoga artikel ini memberikan manfaat lebih bagi pembacanya. Silakan di-share untuk bisa dijangkau lebih luas lagi pembacanya.
    redaksi gaulislam

  3. bagus sekali artikelnya.
    sangat2 bermanfaat.. meskipun sy sendiri pacaran sih hehe
    boleh saya copy untuk blog saya?

    Silahkan kalo mau copy, asal masih disertakan sumbernya. Untuk pacaran, sebaiknya segera berhenti saja

  4. Assalamualaikum
    aku mau tanya, kalau khitbah dalam Islam itu gimana?
    apakah dalam Islam ada istilah tukar cincin seperti tunangan?
    terima kasih 🙂

    ‘alaikumussalam wr wb.

    Khitbah adalah pernyataan seorang pria kepada seorang wanita yang ingin dinikahinya. Mengkhitbah itu adalah meminang atau melamar seorang perempuan yang boleh dinikahi secara syar’iy yang dilakukan oleh seorang laki-laki baik secara langsung maupun tidak, baik dengan datang sendiri maupun melalui wakil atau perantara. Ustadz Dr. Wahbah az-Zuhailiy menjelaskan Khitbah berarti menampakkan keinginan untuk menikah dengan seorang perempuan tertentu dengan memberitahukan hal itu kepada perempuan yang dimaksud atau keluarganya (walinya).

    Setahu kami, tukar cincin itu adalah tradisi dalam masyarakat, bukan bagian dari syariat Islam. Jadi tidak perlu dilakukan. Wallahu’alam.
    Redaksi gaulislam

  5. IndAh n bguz sKli artikel.a trimaksih ini sngat brmanfaat bagi sya, Alhamdulillah sya akan mnjgA diri sYa dri pcaran.. [^.^]

    Ox, ada tman sya brpcaran tp jrak jauh dn sLlu sMsaN m’mbcrkn tntang yg mngundNg syahwat,, ap Nh jgA biza trMzuk d0sa?
    Trimaksih … 🙂 assalamualaikum wr.wb

    Terima kasih atas apresiasinya. Alhamdulillah kamu nggak ngelakuin pacaran. Kalo temanmu yg pacaran jarak jauh tapi sering SMS-an membicarakan hal2 yg ngundang syahwat ya tetap berdosa. Waspadalah!
    ‘alaikumussalam wr wb.
    Redaksi gaulislam

  6. assalamualaikum
    saya mau bertanya, bagaimana hukum pacaran jarak jauh dalam islam dan mengenalnya dari facebook, dan ternyata dia tmn dr tmn saya? kemudian apa yang harus saya lakukan sekarang .. ?

    ‘alaikumussalam wr wb. Tetap aja nggak boleh. Penjelasan dalam artikel ini sudah menjawab pertanyaanmu 🙂 *Yang harus kamu lakukan adalah putuskan pacarmu atau minta dia nikahi kamu. Simpel.
    Redaksi gaulislam

  7. Asw….

    Kakak gmana mslkan kita ga pacaran hanya tmen saja sdangkan kita sring bercanda itu pun jarak jauh…. tpi ga ada sdikitpun rasa ingin pacaran soalnya saya nantinya pngen nikah tanpa pacaran….tapi kdang2 saya ngeluarin kata rayuan…hmmm gmana hukumny & solusinya terima kasih..

    WS…..

    Wswrwb. Berteman dengan lawan jenis memang memiliki problem, yakni hubungan yg bisa saja jd lebih dekat dan kemudian bisa melanggar batasan syariat. Apalagi ketika terlalu dekat maka muncul keinginan untuk mengeluarkan rayuan kepadanya, meski mungkin awalnya beralasan iseng, tetapi itu berbahaya. Hukumnya haram. Jadi solusinya, segera hentikan kebiasaan buruk berteman dekat dgn lawan jenis, apalagi hingga melakukan rayuan. Itu perangkap setan. Semoga bermanfaat. Mudah2an Allah Ta’ala menjauhkan kita semua dari hal buruk yang demikian. Terima kasih.

    Salam,
    Redaksi gaulislam

  8. lalu bagaimana hukumnya dengan teman laki2 dan perempuan yang saling bercanda, bersenang2 dan mereka bukan muhrim, karena itu pasti terjadi dimana2 ntah dikelas atau di lingkungan sekitar

    Sama saja. Hukumnya tidak boleh. Apalagi jika dilakukan terus menerus. Khawatir menjerumuskan kepada perbuatan yang lebih parah, yakni pacaran lalu berzina. Hindari. Kalo itu sudah marak, berarti tugas kita bersama untuk mengubahnya.

    redaksi gaulislam

  9. Assalamu’alaikum

    Kakak kalau misalkan remaja laki2 dan perempuan bersahabat sangat dekat, sampe2 k.mana2 th selalu bareng layaknya orang pacaran.
    Tapi hanya sekedar teman sharing dan penyemangat belajar aja .
    tu gymna th ka .?
    tus saran lbih baiknya sperti ap .?

    trimakash .

    Wassalamu’alaikum .

    ‘alaikumussalam
    Tetap tidak boleh. Sebab, hubungan antara lelaki dan wanita dalam Islam diatur dengan batasan yang tegas. Jadi, meskipun tidak pacaran tetapi hubungannya sangat dekat–seperti sering jalan bareng–maka tetap terkategori terlarang. Ukurannya bukan rasa cinta atau suka, tetapi keberadaan dan aktivitasnya tersebut sudah terlarang menurut Islam. Solusi dan sarannya: mulai sekarang jauhi hubungan tersebut. Sekadar teman boleh, tetapi tidak boleh terlalu dekat hingga sering berduaan. Haram.

    redaksi gaulislam

  10. Assalamualaikum wr.wb
    Q dlu prnh pcran, dan trakhr pcran i2 dua blan yg lalu dan i2 pcran jarak jauh, akhrnya Q mutusin dy.. Q sadar bhwa mskpun Q cm LDR-an g2 yah ttp zina hati, blg syanglah, rndulah, etc..
    awalnya dy mrah tp akhrnya ngerti.. n yg jd mslhnya Skrg Q dgn dy mlah shbatan tp dket bgt,. Q bngung ap yg hrus Q lakuin cz smkn dkat ma dy smkn sulit untk Q mlupakan knangan yg akhrnya tmbulin rasa yg aneh d’hatiQ,. Q tkut dy mlah kcewa kLw Q mutusin hbngan prshbatan kmi..
    jd ap yg hrus Q lakukan??
    syuqron..

    ‘alaikumussalam wr wb.

    Kalo menyimak cerita kamu, itu tampaknya cuma mengalihkan aja status dari pacar jadi sahabat. Padahal, laki dan perempuan kalo bersahabat banyak rambu-rambunya, malah sebisa mungkin dihindari. Jadi, sebatas teman biasa saja. Bukan teman spesial. Nah, sahabat itu kan termasuk hubungan spesial. Lebih gawat lagi kalo itu dilakukan antara laki dan wanita. Bahayanya sama dengan yang melakukan pacaran karena akan sering ketemu, sering berinteraksi dan saling berkomunikasi. Kondisi seperti itu memungkinkan untuk bisa saling jatuh hati atau minimal memiliki perasaan lain. Solusinya: jangan diteruskan persahabatannya, apalagi jika sudah punya kenangan sebelumnya sebagai pacar. Itu sama artinya membuka luka lama dan mendekati celah dosa yang sama–bahkan mungkin akan lebih berbahaya lagi. Waspadalah terhadap jebakan setan. Kondisi kamu dan mantanmu ini salah satu kondisi jebakan setan melalui perasaan dan hubungan tsb. Sadarlah!

    Salam,
    redaksi gaulislam

  11. Sya sering bimbang untk blg k teman2 sya, sya takut, krna sya dulu jga prnh pacaran. Gmn caranya agr tdak bimbang ? Syukran 🙂

    Segeralah bertobat, memohon ampunan dr Alloh dan menutup kesalahan yang pernah dilakukan dengan berbuat banyak kebaikan, termasuk untuk dirinya sendiri (ibadah) dan untuk orang lain. Smoga Alloh memudahkan anda untuk segera bertobat.

    smoga bermanfaat,

    Redaksi Gaulislam

  12. assalamualaikum…
    saya mau tanya saya membelikan cincin untuk calon istri saya blh atau tdk dlm syariat islam…
    TAPI BUKAN MAKSUD UNTUK TUNANGAN melainkan agar dia percaya kalau saya serius dan sungguh2 dengan cewek saya…

    Sebaiknya tdk perlu, kalo cuma mo ngasih saja, mending langsung aja dilamar, keberanian melamar adalah salah satu tanda kalo sudah mampu, kalo belum bisa ngelamar, ya sebaiknya ditunda dulu aja, karena memang blm mampu. Jgn prosesnya dibalik, seneng dulu sama orang baru mempersiapkan diri, tp seharusnya mempersiapkan diri dulu, baru setelah siap/konfiden, cari pasangan, gak fair jg kl calonnya yg disuruh nunggu, smg bermanfaat

Comments are closed.