Wednesday, 24 April 2024, 13:46

gaulislam edisi 299/tahun ke-6 (6 Ramadhan 1434 H/ 15 Juli 2013)

 

Siang itu, jalanan tampak lengang, tidak banyak lalulintas. Ane pikir ini pasti karena kenaikan harga BBM, nggak salah juga sih, cuma lebih tepatnya minggu ini, adalah minggu liburan, waktu dimana keceriaan dan kegelisahan bercampur, ceria bagi para siswa yang liburan tapi gelisah bagi para orang tua. Mereka kudu nyiapin kebutuhan sekolah, di saat harga-harga meroket, belum lagi di saat Ramadhan ini, yang dalam kondisi normal saja (tanpa kenaikan harga BBM), sudah pasti harga-harga juga pada ikutan lebaran (baca naik menggila).

Bro en Sis penggila gaulislam, di tengah kesedihan dan himpitan hidup yang kita rasakan saat ini, masih saja banyak polah aneh para remaja di sekitar kita, mulai dari yang kecanduan narkoba, tawuran, pergaulan bebas dan berbagai kegiatan lain yang sepertinya, generasi muda ini hanya diajarin untuk bersenang-senang saja, padahal masih banyak hal lain yang lebih bermanfaat bisa kita kerjakan selama masih ada kesempatan dan usia, Bro! Kalo masa aktif ente di dunia sudah expired, alias kedaluarsa, kita sudah nggak bisa ngapa-ngapain lagi, walaupun kita ngerti/paham banyak hal pada saat itu. Kata Imam Ibnu Qoyim, orang yang hidup itu adalah manusia yang bisa berbuat banyak, tapi tidak tahu apa-apa (tidak tahu bagaimana akhirat/akhir kehidupannya kelak), sementara orang yang mati adalah orang yang tahu (sudah tahu bagaimana akhirat dan akhir kehidupannya), tapi sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

 

Manfaatkan waktumu!

Bro en Sis rahimakumullah, nyadar nggak kalo sebenernya sejarah itu, diukir setiap hari. Sejarah itu tidak muncul begitu saja, langsung jatoh dari langit. Tidak. Tetapi dibangun sedikit demi sedikit, pelan-pelan, penuh dengan kerja keras dan pengorbanan besar, walapun kadang hanya untuk menorehkan sedikit saja kenangan manis dalam dinding sejarah. Namun sebelum sejarah manis tersebut bisa dituliskan, tetep kudu dikerjakan dulu, Bro!

Dalam Sehari semua orang di dunia ini dapet modal waktu yang sama, 24 jam. Tapi ada yang bisa menghasilkan banyak karya dan hasil yang layak dikenang, tapi ada juga yang ngaco banget, bahkan malah ngga peduli, padahal tidur sama-sama ngorok, makan sama-sama dua piring, tapi belum tentu bisa sama-sama menghasilkan karya nyata dan bermanfaat dalam kehidupan mereka.

Sobat gaulislam, mumpung pas di bulan Ramadhan, ayo kita manfaatkan waktu yang ada untuk meningkatkan kualitas diri atau mencoba untuk membuat karya yang bermanfaat bagi orang lain. Meski pekan ini liburan kamu udah berakhir, tetapi menjelang lebaran kan kamu pastinya liburan lagi. Yup! Liburan emang waktu yang diberikan sekolah untuk sementara para siswanya bisa rehat dari rutinitas belajar setiap hari. Waktu liburan akhir tahun pelajaran yang kemarin udah dijalani biasanya juga dimanfaatkan pihak sekolah untuk melakukan penerimaan murid baru atau evaluasi sekaligus menyusun rencan-rencana pendidikan semester berikutnya.

Nah bagaimana caranya untuk bisa memanfaatkan waktu kita dengan optimal? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang bernilai trilunan rupiah alias mahal banget, Bro. Why? Ya, karena efeknya yang begitu dahsyat, baik bagi kehidupan kita, ataupun orang lain. Dengan pemanfaatan waktu yang optimal, sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin bisa jadi mungkin, hal yang sebelumnya nggak pernah kita bayangkan akan bisa kita lakukan, jadi bisa, Bro en Sis! Ya, rada-rada mirip kaya tukang sulap gitu, kalo bagi mereka eveything is magic dalam pemanfaatan waktu, eveything is logic.

 

Dimulai dari memahami kebutuhan

Memahami kebutuhan diri kita adalah hal penting dalam hidup ini. Kenapa? Sebab, kalo kita nggak ngerti kebutuhan diri kita sendiri, berarti kita belum paham tujuan hidup kita. Bagi ‘pecandu’ gaulislam yang belum bisa memahami kebutuhan diri sendiri, sebaiknya ente stop baca sampai di sini dan coba merenung apa sih sebenarnya yang ente cari selama ini dalam hidup? Oke deh sebagai bantuan, tujuan hidup ada yang jangka panjang dan ada yang jangka pendek. Kalo yang jangka panjang udah pasti hampir semua muslim ingin masuk surga, bener nggak? Nah tujuan jangka pendek ini yang masing-masing orang bisa beda.

Kalo saat ini lagi sakit, jelas tujuan pendeknya adalah gimana caranya supaya segera sembuh, begitu juga dengan para siswa jelas tujuan pendeknya adalah bagaimana caranya supaya bisa segera menyelesaikan pendidikan. Inget ya Bro, ente boleh punya seribu satu tujuan dalam hidup ini, tapi pastiin semua cara untuk mewujudkan tujuan-tujuan tadi, musti sesuai dengan aturan syariat Islam. Misalnya, kalo pengen sembuh, pastikan kalo cara-cara yang ditempuh adalah tidak melanggar syariat Islam, kalo sakit ya berobat ke dokter atau ke penyembuh syar’i lainnya, bukan ke eyang/dukun/paranormal dan sejenisnya.

Oke lanjut deh, kalo kita udah punya tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut, pasti akan muncul kebutuhan-kebutuhan. Contoh yang pas dengan tema artikel kali ini, adalah gimana caranya manfaatin liburan nanti menjelang lebaran (sekaligus Ramadhan lho). Iya kan? Thoyib. Sebelum kita mulai, kita balikin dulu dengan tujuan kita, kita pengen apa sih? Jangan heran, ada banyak loh siswa yang nggak bisa jawab pertanyaan model kayak gini, karena mereka biasanya mengasosiasikan liburan sama dengan senang-senang, liburan adalah kebebasan dan seabreg hal tidak bermanfaat lainnya.

Cara berpikir seperti itu, biasanya terbentuk dari lingkungan dan cara didik orang tuanya. Kebanyakan orang tua memang, berusaha untuk memastikan apa yang mereka rasakan tidak menyenangkan pada waktu kecil mereka, untuk tidak terjadi atau terulang, pada anak-anak mereka. Misal, kalo ortu kecilnya dulu tidak banyak dapet mainan, biasanya ketika mereka jadi ortu, akan cenderung untuk membelikan banyak mainan untuk anaknya. Bagus sih, karena merupakan salah satu bentuk proteksi ortu kepada anaknya, tapi jangan sampai over protektif atau bahkan miss lead. Misalnya, dendam sama kemiskinan karena dulunya ortunya miskin, jadinya anak-anaknya harus kaya dan biasanya cenderung menghalalkan segala cara. Naudzubilah! jangan sampai ya!

 

Kesempatan emas

Ok deh, back again. Andai kita udah punya tujuan, hmm apa ya? Yang logis aja, karena sekarang udah di bulan Ramadhan, sudah pasti liburan akan sangat pas banget untuk memenuhi tujuan jangka panjang kita. Masih inget kan? Yup! Masuk surga, Bro! Nah, masalahnya surga itu mahal harganya. Banyak generasi sebelum kita yang bersusah payah menebusnya, bahkan dengan nyawa mereka, jadi liburan ditambah bulan suci Ramadhon sama dengan anugrah yang sangat luar biasa banget. Why? Karena kalo kamu masih belajar, belum mikirin kerjaan, bayar SPP, THR, mudik dan seabreg hal lainnya (yang biasanya dipikirkan dan dicari caranya oleh para orang tua). Yakinlah, ini adalah kesempatan emas dalam hidup kamu yang suatu ketika pasti, akan lewat dan tidak akan bisa diulangin lagi. Rugi banget deh kalo kamu lewatin begitu saja!

Terus apa yang kudu kita lakukan? Banyak, Bro! Para ulama salaf dulu bahkan sudah menyiapkan diri 6 bulan sebelum Ramadhan. Mulai dengan berdoa supaya disampaikan umur mereka ke bulan Ramadhan tahun tersebut, melatih diri dengan memperbanyak puasa sunah, terutama menjelang bulan Ramadhan dan memperbanyak ibadah sunah lainnya. So, ayo dong jangan ketinggalan sama pendahulu kita. Persiapkan diri kamu seoptimal mungkin, mulai dari tutup dulu utang puasa bagi kamu yang masih punya utang puasa dari tahun kemaren, perbanyak puasa sunah, perbanyak ibadah sunah, sholat sunah coba dijaga supaya rapi, perbanyak membaca al-Quran, kalo biasanya cuma baca 1-2 lembar sehari, coba ditingkatkan sampai bisa 1 juz sehari. Sehingga ketika udah masuk bulan Ramadhan seperti saat ini, jadinya ngga terlalu berat ngejarnya, karena udah terbiasa 1 juz per hari.

Nah, di antara kegiatan meningkatkan ibadah yang ane sebutkan tadi, masih bisa loh diselipin berbagai kegiatan lain, seperti tiap pagi selama liburan (termasuk liburan Ramadhan dan menjelang lebaran) adalah olah raga. Ya, untuk jaga kesehatan badan. Misal jogging, renang, atau olah raga lain yang kamu minati. Selain olah raga, masih bisa disisipkan juga kegiatan untuk belajar hal baru. Seperti ikut kursus singkat 1-2 minggu untuk topik-topik yang kamu minati (tentunya kalo ada yang menyelenggarakan), misal kursus robotika, berbagai macam kursus IT (photoshop, office, web master dll), kursus menulis, menjahit, dan berbagai macam kursus lainnya. Banyak kok skil-skil praktis yang dasar-dasarnya bisa dipelajari dalam 1 minggu (masuk tiap hari), jadi model-model kayak short course gitu.

Oya, kalo nggak mau repot, bisa juga kok habisin waktu liburan dengan ikut pesantren kilat, umumnya pesantren kilat merupakan program pesantren yang dipadatkan dalam waktu 1-2 minggu, dengan target-target misal meningkatkan hapalan al-Quran, menambah wawasan Islam, meningkatkan ibadah dan sebagainya. Selain bakalan upgrade amalan dan kapasitas keislaman kita, juga di pesantren kilat, sering kita ketemu temen baru, yang minimal menambah jaringan pertemanan kita. Jika di pesantren kilat kita nggak perlu repot-repot nentuin program dan materinya karena biasanya sudah ditentuin dan ada pembimbingnya.

Bro en Sis, makin banyak skil yang kamu bisa dalam hidup ini, makin bagus bagi masa depan kamu. So, tunggu apa lagi, sobat gaulislam? Jangan buang waktu kamu sia-sia!

 

Khatimah

Setiap hari dalam hidup kita pada dasarnya adalah lembaran waktu yang kita ukir untuk diri kita sendiri. Suatu ketika nanti kalo kita udah jadi tua dan punya anak, lembaran-lembaran waktu yang kita susun tiap hari di masa remaja kita, bakal membentuk siapa diri kita dan bakal kita kenang sepanjang hidup kita.

So, jangan pernah mengukir lembaran waktumu dengan keburukan dan kemaksiatan, karena pasti tidak akan ada yang mau dikenang karena keburukannya. Kebesaran peradaban Islam tidak dibangun dalam waktu yang singkat, Rasulullah saw. pun sebelum memperoleh wahyu kenabian (diangkat jadi nabi), sudah memperoleh gelar al-Amiin (orang yang dapat dipercaya), dan gelar tersebut bukanlah gelar yang mudah diperoleh, karena harus membuktikannya ‘setiap hari’! Jadi, ayo kita sama-sama manfaatkan setiap hari waktu kehidupan kita, untuk mencetak sejarah yang gemilang bagi Islam! [Abu Fikri for gaulislam]