Thursday, 28 March 2024, 17:37

gaulislam edisi 399/tahun ke-8 (28 Sya’ban 1436 H/ 15 Juni 2015)
Alhamdulillah, Ramadhan sudah mulai nampak. Tak sampai 3 hari dari sekarang, Ramadhan bakalan datang. Sebab, kebetulan saat terbit edisi ini adalah di tanggal 28 Sya’ban. Semoga, kita semua bisa menyambut kedatangannya dengan hati senang riang gembira karena landasan iman. Semoga kita bisa menikmati hari-harinya dengan diisi ibadah puasa dan amal shalih lainnya. Ramadhan memang dinanti, oleh mereka, orang-orang yang beriman. Semoga di antaranya adalah kita semua. Insya Allah.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Edisi ke-399 ini sengaja temanya menyambut Ramadhan. Semoga nggak bikin bosen. Tema seperti ini hampir semua media memuatnya. Namun, di buletin kesayangan kamu ini, insya Allah akan terasa beda cara menyampaikannya. Sehingga, walaupun tema ini sering dibahas, tetapi sentuhannya yang berbeda. Ya, khas gaulislam lah. Menemani remaja muslim untuk kenal Islam lebih dalam. Siap ya?

Ngomongin soal Ramadhan, sama seperti biasa dari tahun ke tahun. Sama dalam hal isi. Artinya, menyampaikan bahwa Ramadhan adalah bulan suci, bulan mulia yang di dalamnya banyak peluang mendulang pahala. Namun, anehnya, meski banyak yang sudah tahu akan kemuliaan dan kesucian bulan Ramadhan, ternyata tak sedkit yang melewatkannya begitu saja. Menyia-nyiakan kesempatan yang belum tentu datang lagi di tahun depan. Sayang banget ya?

 

Bulan ‘panen’ pahala

Sobat gaulislam, jika beberapa hari terakhir ini kita disibukkan dengan berbagai pemberitaan di media massa (termasuk opini dan informasi di media sosial), maka kini fokuskan saja kepada ibadah puasa dan amalan shalih lainnya di bulan Ramadhan. Maksudnya, jangan terbawa arus informasi dan opini yang nggak benar, yang cuma bikin kamu melalaikan dari ibadahmu sehiangga kehilangan kesempatan mendulang pahala sebanyak mungkin dari amal shalih yang kamu lakukan.

Memang sih, namanya juga hidup di dunia modern seperti sekarang. Apalagi ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai, maka produk informasi dan opini terasa begitu mudah kita dapatkan dan bahkan kita sendiri bisa memproduksinya. Bukan perkara sulit di zaman sekarang bagi setiap orang untuk mendapatkan dan memberikan informasi dan opini di media sosial yang dimilikinya. Namun ingat lho, jangan sampai semua itu melalaikan kamu dari ibadah di bulan Ramadhan. Sebab, di Ramadhan inilah kita semua bisa ‘panen’ pahala.

Bro en Sis, Allah Ta’ala akan membukakan pintu-pintu surga dan menutup pintu neraka. Itu artinya, Allah Ta’ala memberi kesempatan kepada kita untuk berbuat lebih banyak dalam mengumpulkan pahala. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Surga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah hadis qudsiy Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, bau mulut orang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, syahwatnya semata-mata karena Aku. Puasa itu adalah bagi-Ku. Dan Aku sendirilah yang akan memberikan pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi pahala dengan sepuluh kali lipat kebajikan yang semisalnya. (HR Bukhari dari Abu Hurayrah)

Tuh, kesempatan terbaik untuk mendulang pahala dalam amal shalih yang kita lakukan, adalah di bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan pula, puasa kita insya Allah terjaga karena hampir semua kaum muslimin melakukannya. Beda dengan ketika puasa sunnah, godaanya jauh lebih besar. Sebab, ketika kita puasa sunnah Senin atau Kamis, kaum muslimin yang lain, teman-teman kita, ada yang nggak melakukannya, karena memang sunnah. Jadinya, kadang (bahkan sering) tergoda untuk tidak melakukan puasa sunnah. Waduh!

Berbeda dengan Ramadhan, karena puasanya wajib, maka suasananya juga kondusif. Meski ada aja sih yang nggak puasa. Tetapi jumlahnya masih kalah sama yang berpuasa. Semoga kita bisa melakukan ibadah puasa dan berupaya keras meraih pahala dalam amal shalih lainnya yang dikerjakan selama bulan Ramadhan ini.

 

Jangan sia-siakan puasamu!

Sobat gaulislam, Kayaknya kamu semua udah pada tahu dong kalo puasa Ramadhan itu wajib hukumnya. Kalo ada yang belum tahu, waduh kasihan banget tuh. Tapi insya Allah semuanya udah paham ya? Sebab Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertak­wa.” (QS al-Baqarah [2]: 183)

Nah, ngomongin soal puasa, sepertinya semua orang udah ngeh bahwa yang namanya puasa itu adalah aktivitas fisik kita. Kudu kuat nahan lapar dan haus dari mulai shubuh sampe menjelang maghrib. Selama kurang lebih 12 jam organ tubuh tertentu kita di-off-kan dari aktivitas mengolah makanan. Kalo hari biasa mulut kita nggak henti-hentinya ngegares makanan, di bulan Ramadhan pere dulu di siang hari. Sekaligus memberi kesempatan kepada lambung kita untuk ‘istirahat’.

Insya Allah deh, kalo aktivitas nahan lapar dan nahan haus hampir bisa dilakukan setiap orang, termasuk anak kecil sekalipun. Dulu aja jamannya mahasiswa sering demo, ada juga lho yang nekat “mogok makan”. Itu artinya secara fisik bisa kuat. Anak kecil aja, banyak yang udah mulai ikutan puasa. Malah hari biasa aja mereka bisa tahan untuk tidak makan kalo udah asyik dengan teman mainnya. Apalagi kalo udah lengket dengan game, dijamin bisa lupa segalanya. Jangan heran kalo ortu kamu misuh-misuh kesel karena adikmu ogah makan. Karena pikiran adikmu (atau malah kamu juga? He..he..) tertuju kepada level demi level, lengkap dengan ketegangan yang ada dalam permainan itu. Jadi intinya, secara fisik banyak di antara kita yang sanggup menahan rasa lapar dan haus. Kuat deh.

Tapi jangan salah lho, puasa juga sebe­tulnya bisa dijadikan sarana untuk menambah kuantitas amal kita, sekaligus memperbaiki kualitas amal kita. Jadi, kalo kamu kuat nahan lapar, belum tentu juga kuat nahan godaan hawa nafsu kamu untuk ngomongin orang, untuk ngejailin orang, dan untuk berbuat mak­siat lainnya. Insya Allah kita percaya deh sama kamu kalo kamu bisa menahan mulut kamu untuk tidak makan dan minum selama puasa, tapi kita khawatir kalo mulut kamu juga bisa puasa dari ghibah dan berbohong.

Emang sih, puasa kamu kagak batal kalo berbohong, tapi itu bisa mengurangi pahala puasa kamu. Sayang kan, udah capek-capek, eh, cuma dapet lapar dan dahaga aja. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga” (HR Ahmad)

Kalo kamu sering berdusta selama puasa, hati-hati lho. Bisa jadi puasamu nggak bakalan diterima oleh Allah Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dustamalah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.(HR Bukhari, no. 1903)

Apa yang dimaksud dengan az-Zuur? Imam as-Suyuthi mengatakan bahwa az-Zuur adalah berkata dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang. (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah).

Sobat gaulislam, selain berdusta yang bikin puasa jadi sia-sia, kamu kudu hati-hati juga dengan perkataan yang nggak ada gunanya dan berkata hal-hal yang jorok atau porno, lho. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.(HR Ibnu Majah dan Hakim)

Nah, istilah rofats adalah yang terkaitan dengan perkataan yang jorok (porno). Hati-hati lho. Selain itu, tentu yang akan membuat puasa kita sia-sia adalah berbuat maksiat. Lagian aneh aja, puasa dari makan dan minum tetapi maksiat jalan terus. Lha, gimana urusannya tuh? Puasanya sih emang nggak batal, tetapi orang yang model begitu nggak dapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus doang. Ih, rugi!

Oya sobat gaulislam. Di jaman sekarang, ketika banyak di antara kamu pada punya akun di media sosial, jaga diri jangan sampai menulis hal-hal yang maksiat sehingga bisa membuat puasamu sia-sia. Jangan sampe deh!

So, sayang kalo puasa fisik nggak diba­rengi juga dengan ‘puasa’ dari perbuatan yang maksiat. Sungguh rugi pula kalo berlalu begi­tu saja tanpa ada aktivitas amal shalih yang kita lakukan. Sebab, saat Ramadhan Allah Ta’ala memberi­kan “bonus” yang besar dalam ibadah kita.

Jadi, jangan sia-siakan puasamu. Sayang banget. Apalagi belum tentu tahun depan kita ketemu lagi Ramadhan. Yuk, kita manfaatkan kesempatan ini. Jangan sampe lepas begitu saja. Puasa fisik wajib, tapi menjaga agar puasa ini nggak sia-sia juga wajib. Mulai sekarang, kita isi Ramadhan dengan kegiatan yang bernilai pahala di sisi Allah Ta’ala. Setuju kan?

Yuk, sambut Ramadhan dengan hati senang dan menyiapkan diri untuk mengisinya dengan shaum dan amal shalih lainnya. Semoga Allah Ta’ala memudahkan segala urusan kita. Semangat! Keep istiqomah! [O. Solihin | Twitter @osolihin]