Friday, 19 April 2024, 19:41

Musibah emang bisa bikin susah. Tapi jangan keterusan bikin hati gundah. Karena ternyata Allah menyiapkan hikmah di baliknya. Tetep don’t worry be happy.

Kalo bisa milih, kagak bakal ada remaja yang sudi menerima bencana. Mana ada dong orang yang mau rumahnya diacak-acak gelombang tsunami, mobilnya digulung tornado, atau orang-orang terkasihnya ditelan gempa tektonik. Kagak bakal ada yang mau, bro!

Manusia itu tipikalnya emang seneng banget dengan yang namanya happyness. Pengennya seneng en bahagia selalu. Jadi mahluk yang namanya musibah kagak didemenin ama banyak orang. Termasuk oleh remaja.

Tapi gimana bisa kita milih? Lha wong tahu-tahu gelombang tsunami udah ada di depan mata. Atau gimana bisa nyelametin rumah kita kalau dalam sekejap mata tanah udah belah karena hentakan gempa tektonik. Hidup itu terkadang emang nggak bisa memilih.

Ujian hidup, Bro!

Kalo kita pikir-pikir, ternyata hidup ini emang ada siklusnya; ada siang ada malam, ada mentari ada simpati eh rembulan maksudnya, dan ada tawa ada duka. Allah Swt. nggak hanya memberikan kesenangan hidup buat umat manusia, tapi juga ngasih sesuatu yang bisa bikin manusia terhenyak lalu bercucuran air mata duka.

Guys, itu semua kata orang-orang alim dan soleh adalah sunnatullah. Sesuatu yang emang udah ditakdirkan oleh Allah sebagai bagian kehidupan yang udah pasti menimpa manusia. Misalnya, ada kelahiran ada juga kematian. Ketika ada bayi yang lahir, orangtuanya kan pasti gembira bin sumringah. Tapi ketika orang yang dikasihi meninggal, pastinya bersedih. Dan ternyata itu terjadi setiap saat dalam kehidupan kita. Nggak ada orang yang bisa menolak kelahiran dan kematian. Semua udah ditakdirkan oleh Allah Swt. FirmanNya: “Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.”(QS Maryam [19]: 35)

Tapi apa iya Allah tega melihat mahlukNya menderita? Pasti tidak, tapi Allah memang selalu ngasih yang namanya ujian hidup buat manusia yang beriman. Kalo ada manusia yang beriman, maka Allah pengen tahu seperti apa sih keimanannya; beneran atau palsu? Tinggi atau rendah? Allah Swt. berfirman: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS al-‘Ankabuut [29]: 2)

Ujian yang berupa musibah itu macam-macam bentuknya; mulai dari yang kecil sampe yang gede. Mulai hati yang resah, badan yang cape en pegel-pegel, sampai musibah besar seperti yang menimpa saudara-saudara kita di berbagai daerah. Termasuk serangan si biadab Israel ke Palestina dan Libanon adalah ujian dari Allah untuk umatNya. Rasulullah saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan hati, bahkan gangguan yang berupa duri melainkan semua kejadian itu akan berupa penebus dosa.” (HR Bukhari, Muslim)

Tapi gimana dong, kan nggak semua orang tahan menghadapi ujian atawa musibah? Jangan khawatir, guys. Semua ujian itu ternyata udah diatur oleh Allah agar sesuai dengan kekuatan iman masing-masing. Allah menjelaskan dalam ayatNya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS al-Baqarah [2]: 286)

Nabi saw. bersabda: “Ujian yang paling berat adalah bagi para nabi, kemudian berikutnya dan berikutnya, seseorang diuji (oleh Allah) sesuai kadar agamanya. Maka tidaklah musibah menimpa seseorang sehingga ia berjalan di atas bumi dan tidak ada dosa padanya.” (HR Bukhari)

Pelajaran empati

Orang-orang yang soleh juga mengatakan kalau hal seperti itu adalah cara cerdas dari Allah untuk bikin manusia menikmati hidup. Maksudnya, kalo kita nggak pernah ngalamin yang namanya musibah, kita nggak bakal tahu cara bersyukur nikmat. Contohnya nih, kalo kita nggak pernah sakit gigi, kita mungkin suka lupa betapa nikmatnya punya gigi sehat yang bisa ngunyah makanan kesukaan kita.

Selain itu, dengan adanya bencana yang menimpa manusia, kita diajarkan untuk bisa berempati pada penderitaan orang lain. Turut merasakan derita orang lain, karena kita juga pernah mengalami penderitaan yang serupa. Mereka yang hidupnya selalu hedonis, selalu mikirin dan nyari kesenangan ragawi, rada susah diajak untuk berempati. Pasalnya, hidup abis untuk ngedugem en having fun.

Dalam buku Kebun Hikmah, dikisahkan ada seorang wanita salehah yang gemar bersedekah. Tapi kebiasaannya itu justru ditentang oleh keluarganya. Sampai suatu ketika keluarganya memutuskan untuk tidak memberinya nafkah. Tujuannya memberi pelajaran supaya dia menghargai harta dan tidak banyak bersedekah. Akhirnya ia pun jatuh fakir.

Melihat saudaranya menderita, keluarganya menjadi iba. Akhirnya mereka memberinya lagi nafkah berupa shirmah (unta berjumlah sekitar 20-30 ekor). Suatu ketika datang seorang pengemis yang mengiba-iba. Wanita itu langsung saja memberinya seluruh unta yang diberikan keluarganya karena ia pernah merasakan derita sebagai orang fakir. Subhanallah!

Jadi di balik bencana – sekecil apapun itu – Allah ingin memberikan pesan yang indah; mensyukuri nikmat Allah yang ada dan bisa berempati pada penderitaan orang lain.

Orang kafir nggak?

Pernah nggak kepikiran, kenapa justru bencana sering menimpa orang baik-baik dan beriman, sementara orang-orang kafir justru baek-baek aja?

Hmm, wajar deh ada pertanyaan macam itu. Kalo kita liat betapa susahnya perjuangan dakwah Nabi saw., aduh sedih dan gemes. Ternyata dakwah itu berliku dan penuh kerikil tajam. Sering banget Nabi saw. dan para sahabat mendapatkan intimidasi dan siksaan fisik dari orang-orang kafir. Bahkan sewaktu ke Thaif, beliau mendapatkan serangan batu dari penduduknya. En ternyata, Allah Swt. kemudian memberitahu kepada beliau kalau para nabi dan rasul terdahulu juga mengalami nasib serupa. FirmanNya: “Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.” (QS al-An’aam [6]: 34)

Sementara itu, para pemimpin Quraisy seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan Walid bin Mughirah hepi banget menyiksa dan melihat derita kaum muslimin.? Kita juga sering ngeliat banyak orang jahat dan kafir yang hidupnya nampak hepi. Bergelimang harta dan popularitas. Apa kagak salah Allah ngasih itu semua?

Nggak, guys. Sama sekali nggak salah. Di balik pemberian Allah yang nampaknya nikmat, sebetulnya tersembunyi laknat. Allah tuh sengaja memberikan itu semua agar mereka makin terbuai dalam kejahatannya lalu Allah bakal ngebales perbuatan mereka dengan azabNya yang pedih. FirmanNya: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS an-Nisaa [4]: 115)

So, saudara-saudaraku yang tengah tertimpa musibah, di mana saja, don’t worry be happy. Di balik aneka musibah itu Allah tengah menyiapkan aneka kebaikan dan pahala yang luaaar biasa, jika kita mau bersabar dan tetap berkeyakinan kalo Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yakin deh, bro en sis! [januar]

===boks

3 Jurus Penghilang Duka

  • Don’t look back! Jangan melulu ngingetin masa lalu, tataplah ke depan. Kita emang pantes bersedih, tapi jauh lebih penting mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Allah sengaja menyelamatkan kita supaya jadi orang yang makin tegar. Inget, banyak orang yang menjadi hero setelah aneka musibah yang menimpanya.
  • Stop crying! Jangan keterusan nangis. Yang udah berlalu dan berpulang padaNya kagak bakal bisa balik lagi. Syukuri apa yang Allah masih berikan pada kita. Bahwa kamu masih survive en juga orang-orang terdekatmu, atau mungkin sebagian harta keluargamu. Nangis terus menambah berat masalah.
  • Think positive! Tetep mikir positif. Alhamdulillah, kamu masih sehat dan selamat, masih banyak orang yang tertimpa musibah lebih parah en mereka masih baik-baik saja. Yakini bahwa ini adalah ujian dari Allah – bukan hinaan apalagi kezhaliman – yang kalo kita bisa melewatinya dengan baik bakal menuai pahala yang besar. [januar]

[pernah dimuat di rubrik “bidik”, Majalah SOBAT Muda, edisi September 2006]

6 thoughts on “Ada Hikmah Di Balik Musibah

  1. yupz………
    ‘tul itu……
    cz,,,aku juga baru ketimpa musibah (cobaan)….
    tp,,,ALHAMDULILLAH semua itu aku hadapi dengan kesabaran…
    karena,,,aku yakin…di balik semua cobaan ini pasti ada hikmahnya…

  2. Saudaraku Muslim, ini sedikit tips untuk pengingat dalam setiap menerima musibah apapun, semoga membawa man’faat, dan dapat membawa kita lebih mendekatkan diri kepada Alloh SWT, karena kelak kita pasti akan kembali kepadaNya, amin 3x :

    • Surat Al-Qiyamah (75):20. Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, ini mempunyai arti bahwa iblis dengan janjinya kepada Alloh akan menyesatkan semua manusia sampai dengan datangnya kiamat dengan cara apapun, maka Alloh sudah memperingatkan manusia dengan keras seperti ayat tsb diatas, untuk itu sebagai pengingat kita marilah sekuat tenaga untuk berusaha mengurangi kencintaan kita thd hal duniawi dan lebih mendekatkan diri kepada Alloh SWT, seperti juga telah dijelaskan dalam hadist : Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda. (HR. Tirmidzi)

    • Surat Al-Fajr (89):20. dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan, nah jika kita tidak bisa menahan kecintaan kita thd hal duniawi, maka Alloh sudah menunjukkan takdirNya dengan sifat yang berlebihan yang akan mengakibatkan manusia menjadi lupa, buta dan tuli, seperti juga yang dijelaskan dalam hadist Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

    • Surat At-Taubah (9):24. Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik : Alloh memberikan rambu kuning kepada manusia untuk menunggu takdirNya atau ketetapanNya.

    • Surat Al-Hujurat (49):7. Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebaliknya dari Surat At-Taubah Alloh memberikan rambu hijau bahkan sudah menjamin jika manusia itu cinta keimanan, maka otomatis hatinya akan terjaga dan selalu bahagia, seperti juga telah dijelaskan dalam hadist : Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati) dan (HR. Abu Ya’la) Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani).

    Oleh karena itu, ada 2 pondasi penting sekaligus pengingat yang harus kita pertahankan dalam benak dan bathinkan dalam perjalanan hidup didunia ini, yaitu :

    1. Hidup dan umur adalah terbatas, seperti telah dijelaskan dalam hadist : Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya. (HR. Ibnu Majah)

    2. Sabar, dalam hadist dijelaskan :

    • Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim),

    • Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR. Bukhari)

    • Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

  3. sangat sulit untuk bisa sabar dan ikhlas menerima ujian ini….saya baru saja kehilangan puteri pertama saya … sangat sulit menerima semua ini….9 bulan saya mengandung puteri saya begitu bahagianya saya menanti hadirnya puteri mungil yg cantik jelita…tetapi allah berkata lain….puteriku kini kembali pada pemilik-Nya….innalilahi wainailaihi rojiun……
    ya allah saya hanya berharap pahala-Mu semoga allah menggantinya dengan yg lebih baik…anak yg sehat,selamat&panjang umur amin…
    semoga saya hamil lagi………
    tolong beri saya nasihat agar tidak larut dalam kesedihan

  4. Sama dengan sy… akhir tahun 2011 lalu juga kehilangan putri sy yg pertama.Tapi Insya Allah dengan kesabaran dan ketabahan serta diimbangi keikhlsan Allah pasti punya rencana lain…yang membuat hati tenang adalah anak yang belum dewasa kelak di akhirat sebagai penolong ortunya masuk surga..Insya Allah…

Comments are closed.