Friday, 29 March 2024, 14:27

Darah dan air mata kini mengalir kembali di Afghanistan. Negeri Islam yang satu ini emang akrab banget dengan penderitaan dan perang. Setelah berjuang habis-habisan melawan pasukan Beruang Merah Uni Soviet di tahun 70-an sampai akhir tahun 80-an, kini harus menghadapi gempuran Amerika dan sekutu-sekutunya. Bagi sebagian rakyat Afghan, mungkin perang bukanlah sebuah keinginan. Itu sebabnya, mereka tak mengerti kenapa itu musti terjadi dan mengapa harus mereka yang menjadi korbannya.

Namun, tentu bagi sebagian besar kaum muslimin Afghanistan yang lain akan paham, bahwa perang adalah bagian dari upaya pembelaan diri dan menjaga kehormatan. Para pendahulu mereka juga sadar, bahwa upayanya mengenyahkan kekuatan Uni Soviet yang berusaha merampas dan menjajah negerinya adalah bagian dari kewajiban agama. Itu sebabnya pula mereka berani mempertaruhkan nyawa demi sebuah kehormatan dan kemuliaan Islam. Dan atas pertolongan Allah, para mujahidin Afghan berhasil mengusir Uni Soviet dari wilayahnya. Bahkan dalam perang puluhan tahun itu, Afghanistan benar-benar telah menjadi “kuburan� bagi pasukan Uni Soviet. Tercatat sekitar 17.000 pasukan Soviet tewas dalam perang antara 1979 sampai 1989 itu.

Dan sekarang, dengan dalih operasi “Infinite Justiceâ€? alias keadilan tanpa batas, AS menyerang Afghanistan yang mereka tuduh telah menyembunyikan Usamah bin Ladin, yang oleh AS dianggap sebagai gembong teroris internasional. Korbannya? Udah ratusan orang atau malah mungkin ribuan orang Afghan yang jadi korban kebrutalan AS dan sekutunya. Sebagian besar di antara mereka adalah rakyat biasa dan terdiri dari orangtua, anak-anak, dan wanita. Ribuan lainnya terlunta-lunta jadi pengungsi. Yang entah sampai kapan mereka harus hidup seperti itu. Bagi teman remaja yang rajin nongkronging siaran berita, pasti ngeh deh soal yang satu ini. Maka sungguh aneh, kalo nggak murka atawa sewot bin kesel?  pas ngeliat tingkahnya pasukan Amrik yang arogan saat membantai rakyat Afghan. Aduh, sedih nian kita bila menyaksikan saudara seakidah dibantai musuh-musuh Islam.

Sobat muda muslim, ini bukan perang. Tapi ini adalah pembantaian. Gimana nggak, pasukan Afghanistan senjata paling canggihnya aja cuma peralatan tempur “warisan� Soviet yang teknologinya udah ketinggalan jaman ketimbang AS. Kita akui deh, kalo soal teknologi militer, AS emang digdaya; punya kapal induk (ingat ini beda dengan pasar induk), ratusan pesawat tempur canggih sekelas E-2C Hawkeye, F-14 Tomcats, pesawat pembom berat B-52 dan B-1, Stealth 117-A dan jenis lainnya; ditambah ribuan serdadu, tank, senjata otomatis dan ribuan ton bom. Coba, gimana nggak disebut pembantaian. Maka sungguh bohong besar AS mengerahkan pasukan dan peralatan tempur super canggih kalo hanya untuk mengejar Usamah bin Ladin alias Osama bin Laden (aksen bicara orang Eropa). Kamu perlu tahu, bahwa tujuan AS dan sekutunya menggempur Afghanistan adalah bagian dari upayanya untuk menghancurkan Islam dan menduduki wilayah tersebut yang nantinya bakal dipake untuk pangkalan militer mereka dalam mengawasi Islam di kawasan Asia Tengah. Jadi, ini bagian dari strategi penjajahan mereka.

Sobat muda muslim, sejak penyerangan tanggal 7 Oktober lalu, AS dan sekutunya banyak dikecam. Di negeri ini, aroma “perangnyaâ€? terasa juga. Paling nggak, itu diwujudkan dalam bentuk lain; yakni aksi massa. Bukan hanya di Jakarta, gelombang aksi ternyata?  marak di kota-kota besar lainnya. Itu dilakukan sebagai wujud simpati dan empati atas penderitaan rakyat Afghan. Ternyata, Islam mampu melumerkan tapal batas negara. Itu artinya, kita benar-benar kudu menyadari bahwa perasaan ini nggak mungkin bisa dibohongi. Meski kita berada ribuan mil jauhnya dari mereka, namun ternyata jarak bukan satu alasan untuk memisahkan perasaan. Inilah kuatnya akidah Islam. Semoga saja, kepedulian kita bukan hanya sebatas luapan emosi dan perasaan semata dan sesaat. Kita kudu merasakan lebih jauh dari sekadar perasaan senasib. Kita adalah umat yang satu, yang disatukan dalam ikatan akidah islamiyah yang kokoh. Kita diikat dalam sebuah ideologi, yakni Islam.

Jahatnya Amrik
Negeri ini emang top, maju dan makmur dalam segala bidang. Terutama yang berkaitan dengan pembangunan yang bersifat fisik. Amrik praktis jadi negara super power satu-satunya setelah musuh bebuyutannya Uni Soviet hancur berantakan di awal tahun 90-an. Kehancuran Soviet bukan semata kehancuran sebuah negara, tapi sekaligus kehancuran ideologi sosialisme-komunisme yang diembannya. Karuan aja, Amrik yang gembong kapitalisme merasa berjalan di atas angin sendirian.

Namun Amrik juga nyadar lho, kalo Islam adalah hambatan paling berbahaya bagi mereka. Itu sebabnya, Amrik yang mengemban ideologi kapitalisme berusaha untuk menyerang Islam; mulai dari yang lembut sampe yang kasar. Dari mulai sekadar menyerang lewat budaya atawa gaya hidup; yang terbukti cara ini nggak selalu mendapat perlawanan dari kaum muslimin, sampai melakukan serangan seperti ke Afghanistan. Intinya, berbagai cara bakal dilakukan Amrik demi memuaskan keinginannya. Inilah jahatnya Amrik. Kita juga kudu sadar dong, udah saatnya kita bangun dan memberi penilaian dengan cerdas dan dewasa. Sebagai remaja muslim ideal, kita kudu berwawasan luas dan berpikir cerdas. Tentu dengan syarat semuanya itu dilandasi dengan akidah Islam yang mantap.

Bukti lain tentang jahatnya Amrik terhadap Islam dan kaum muslimin adalah ketika Bush, sang Presiden AS itu menyatakan bahwa, “Ini bukan teror, tapi perang.� Saat mengomentari ambruknya gedung WTC dan Pentagon yang ditabrak pesawat terbang sipil pada 11 September lalu. Belum lagi Bush berkoar bahwa, “Ini adalah Perang Salib jilid II�. Nah, lho. Jelas, entah keseleo lidah atau emang murni perwujudan dari perasaannya, tapi itu telah menunjukkan betapa Bush dan AS sangat membenci Islam dan kaum muslimin. Lalu apakah kita cuma bisa diam aja kawan?

Lukamu, lukaku
Kalo kamu merasakan sakit di tubuhmu, misalnya sakit perut akibat sering makan sambel, kira-kira apa yang bakal kamu lakukan? Berdiam diri atau berusaha mengobati penyakitmu? Kayaknya tanpa kudu diajari kamu udah ngerti sendiri, bahwa kalo tubuh kamu merasakan sakit, maka bagian tubuh yang lain kompakan ikutan sakit. Lalu berupaya untuk menyembuhkannya.

Maka, saat kamu melangkahkan kaki untuk pergi ke dokter, itu adalah dalam rangka menyembuhkan sakit perutmu, bukan untuk kepentingan kakimu. Kaki, tangan, kepala, dan bagian tubuh lainnya kompakan “merasakan� penderitaan perutmu dan “bekerjasama� untuk menyembuhkannya. Nah, kira-kira begitulah seharusnya gambaran atawa perumpamaan seorang muslim dengan muslim lainnya dalam berkasih sayang. Rasulullah saw. bersabda:

?…???«???„?? ?§?„?’?…???¤?’?…???†?????†?? ?????? ?????ˆ???§?¯?‘???‡???…?’ ?ˆ???????±???§?­???…???‡???…?’ ?ˆ???????¹???§?·???????‡???…?’ ?…???«???„?? ?§?„?’?¬???³???¯?? ?¥???°???§ ?§?´?’?????ƒ???‰ ?…???†?’?‡?? ?¹???¶?’?ˆ?Œ ?????¯???§?¹???‰ ?„???‡?? ?³???§?¦???±?? ?§?„?’?¬???³???¯?? ?¨???§?„?³?‘???‡???±?? ?ˆ???§?„?’?­???…?‘???‰? ? 
Perumpamaan kaum mukmin dalam hal kasih sayang, cinta kasih dan pembelaannya bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuhnya merasa sakit (menderita), maka (hal itu) akan menjalar ke anggota-anggota tubuh lainnya dengan rasa demam dan panas. (HR. Bukhari dan Muslim)

Itu sebabnya pula. pernyataan perang oleh Amrik dan sekutunya terhadap kaum muslimin di Afghanistan dan tempat lainnya merupakan pernyataan perang terhadap seluruh kaum muslim di bumi ini. Tidak ada bedanya antara Kabul, Yerusalem, Baghdad, Kairo, Makkah, Maroko, Brunei Darussalam, Jakarta, dan ibukota-ibukota Islam lainnya. Artinya, batasan-batasan politis yang telah dibuat oleh negara-negara kafir di antara kaum muslimin tidaklah bernilai apa-apa. Perang kaum muslimin adalah satu dan damai mereka pun juga satu. Rasulullah saw. telah mencatat di dalam “Piagam Madinah� sifat kaum muslimin seperti itu: Sesungguhnya mereka adalah satu ummat, bebas dari (pengaruh dan kekuasaan) manusia lainnya.… Sesungguhnya kaum Mukmin itu, sebagian mereka merupakan penolong bagi sebagian yang lain; bebas dari pengaruh dan kekuasaan manusia lain…. Sesungguhnya damainya kaum Mukmin adalah satu, tidak diperkenankan segolongan kaum Mukmin membuat perdamaian tanpa Mukmin yang lain dalam perang fi sabilillah.

Allah Swt. berfirman:
?¥???†?‘???…???§ ?§?„?’?…???¤?’?…???†???ˆ?†?? ?¥???®?’?ˆ???©?Œ
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.?  (TQS al-Hujur?¢t [49]: 10)
Jadi, kita bersaudara kawan. Dan namanya juga saudara, berarti kita harus rela berkorban untuk saudara kita yang lain. Ya, ibarat satu tubuh itu, lukamu, lukaku. Bahagiamu, adalah bahagiaku juga. Kita selalu kompakan. Inget-inget ya…

Lalu bagaimana?
Sobat muda muslim, sudah saatnya kita berpikir lebih cermat, cerdas, dan jeli. Meski remaja, kita udah harus belajar menanamkan kerangka berpikir dalam benak kita. Landasannya adalah akidah Islam. Bukan yang lain. Jadi mulai sekarang kita jangan berpikir dangkal dan cuma reaksi sesaat aja. Masalah yang dihadapi umat Islam ini banyak banget kawan. Suer, nggak bisa ditangani satu per satu secara terpisah. Tapi ini membutuhkan formula dan taktik yang jitu untuk menyelesaikannya. Emang sih, kita geregetan banget kalo menyaksikan saudara-saudara kita dihinakan oleh orang-orang kafir. Pengennya langsung ngebales, misalnya daftar jadi pasukan jihad lalu dikirim ke sana, dengan anggapan langsung selesai semua urusan. Nggak. Nggak sesederhana itu kawan. Ini membutuhkan perhatian besar dan lebih dari kita.

Bagi kaum muslimin di Afghanistan dan sekitarnya (Tajikistan, Uzbekistan, Pakistan, Kyrgizstan, Iran, Baghdad, juga negeri-negeri Arab lainnya memang kudu langsung mengangkat senjata melawan Amrik dan sekutunya. Jihad. Ya, hanya itu satu-satunya jalan untuk melawan arogansi Amrik. Sehingga bagi kaum muslimin di daerah konflik dan di dekat daerah konflik wajib berjihad melawan pasukan kafir tersebut. Sebagaimana Allah Swt. berfirman:

?‚???§?????„???ˆ?‡???…?’ ?????¹???°?‘???¨?’?‡???…?? ?§?„?„?‘???‡?? ?¨???£?????’?¯?????ƒ???…?’ ?ˆ???????®?’?²???‡???…?’ ?ˆ???????†?’?µ???±?’?ƒ???…?’ ?¹???„?????’?‡???…?’ ?ˆ???????´?’???? ?µ???¯???ˆ?±?? ?‚???ˆ?’?…?? ?…???¤?’?…???†?????†??
Perangilah mereka oleh kalian, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian dan menghinakan mereka. Allah akan menolong kalian melawan mereka serta melegakan hati orang-orang Mukmin. (TQS at-Taubah [9]: 14)

Dalam ayat lain Allah menjelaskan:
?£???°???†?? ?„???„?‘???°?????†?? ?????‚???§?????„???ˆ?†?? ?¨???£???†?‘???‡???…?’ ?¸???„???…???ˆ?§ ?ˆ???¥???†?‘?? ?§?„?„?‘???‡?? ?¹???„???‰ ?†???µ?’?±???‡???…?’ ?„???‚???¯?????±?Œ
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (TQS al-Hajj [22]: 39)

Lalu bagaimana dengan kita? Kita juga pengen dapet pahala dan membantu saudara kita itu. Tapi, kayaknya baru bisa melakukan dengan cara lain. Lagi pula masalah umat Islam ini bukan hanya persoalan Afghanistan, itu hanya bagian kecil saja.

Nah, yang bisa kita lakukan sekarang adalah; Pertama, bisa kirim dana dan doa. Kedua, berusaha sekuat kemampuan kita untuk menjelaskan kepada saudara-saudara kita yang lain di sini, dari mulai teman dekat, tetangga, masyarakat, sampai aparat dan pejabat, bahwa masalah ini adalah masalah kita. Sebab, kalo lihat sekarang, temen-temen kita di sini juga nggak terlalu ngeh bahwa penderitaan saudara kita di Afghanistan itu merupakan penderitaan bagi dirinya juga. Buktinya masih banyak yang cuek bebek aja tuh. Malah perihnya, ada juga yang bilang, “Ngapain capek-capek ngurusi negara lain, emangnya mau dapat apa?� Nah, yang begini ini yang belum ngerti persoalan.

Itu sebabnya, kita di sini ngasih tahu mereka-mereka yang belum ngeh bahwa kaum muslimin di Afghan dan belahan bumi lainnya adalah saudara kita. Suka dan duka mereka adalah suka dan duka kita. Kalo udah sadar dan paham, maka kita ajak mempelajari Islam lebih jauh, supaya nantinya mereka juga ikutan semangat dalam memahami Islam. Tul nggak?

Sobat muda muslim, untuk melawan Amerika dan sekutu-sekutunya yang memusuhi Islam, kita nggak bisa hanya mengandalkan kekuatan-kekuatan kecil yang terbagi dalam beberapa puluh negeri. Tapi kita kudu merintis kembali tegaknya pemerintahan Islam yang bakal menyatukan?  seluruh ? negeri Islam di dunia ini dalam bingkai Khilafah Islamiyah yang menerapkan syariat Islam, yang akan menghan?¬curkan kekuatan kufur dan menyebar?¬kan kedamaian Islam.

Jadi tunggu apalagi? Mulai sekarang, kita bina diri kita dengan tsaqafah (ilmu-ilmu) Islam. Isi pikiran kita dengan ajaran Islam. Maka cepetan bangun en ngaji, yuk?! Gejlig!? 

(Buletin Studia – Edisi 074/Tahun ke-2)