Thursday, 25 April 2024, 08:49

Sssttt.. judul tulisan ini sengaja memakai nama Samson. Dalam mitosnya, Samson tuh berotot kawat bertulang besi. Boleh dibilang saingan berat Gatot Kaca yang juga punya sebutan otot kawat balung wesi. Terutama setelah doi diceburin ke Kawah Candradimuka. Ini untuk mengidentikkan betapa kuatnya dua jagoan khayalan itu. Samson kuat, bahkan bisa berantem melawan banteng segala. Mana ada kita-kita yang bisa sukses menjinakkan banteng ngamuk bila badan kita letoy dan nggak cukup pengetahuan bertarung. Tul nggak?

Sobat muda muslim, kita juga sering terpukau yang punya bapak terpana alias terpukau bin terpana ketika menyaksikan kehebatan teman kita, atau idola kita. Utamanya jika kita melihat kelebihannya yang nggak ada di diri kita. Nggak percaya? Lihat Popeye si pelaut yang sering jadi kuat setelah makan bayem untuk menaklukan si brewok Brutus. Adik-adik kita pasti bertepuk tangan begitu Popeye mulai makan bayem sebagai senjata pemulih kesaktiannya.

Waktu SD dulu saya dan temen-temen sering nonton film via layar tancap di �bioskop’ misbar alias kalo gerimis bubar. Menikmati hiburan layar tancap biasanya kalo ada yang hajatan sunatan atawa kawinan. Nah, film yang sering diputer tuh pasti itu-itu juga. Nggak jauh dari film laga, horor, dan juga komedinya Warkop. Film favorit saya waktu itu adalah Jaka Sembung. Wah, kalo Jaka Sembung manggung pasti saya serius menyimak dan punya obsesi punya ilmu kanuragan kayak doi. Gimana nggak, Jaka Sembung bisa kuat dan hebat. Apalagi pas doi duet ama Bajing Ireng melawan Belanda. Canggih punya. Padahal dari sinematografi dan permaian SFX-nya cemen banget kalo dibanding film-film sekarang. Tapi saya tetap menikmatinya dan mengingatnya sampe sekarang. Hehehe.. jadi nostalgia neh!

Kembali ke soal Samson yang selalu identik dengan kekuatan. Kekuatan jadi inspirasi dan sekaligus kebanggaan orang-orang. Untuk menyebarkan opini itu, di sini pernah ada parodinya. Jadi, cerita Samson dengan budaya lokal. Saya pernah nonton film parodinya dengan judul Samson Betawi yang dibintangi Bang Benyamin Sueb (sstt.. sekarang foto beliau suka nangkring di kaos anak muda kita dengan plesetan “Ben Guevara!�) Eh, sekarang juga ada versi sinetronnya ya?

Sobat muda muslim, saya nggak akan bicara panjang lebar soal Samson, Gatot Kaca, Jaka Sembung, Popeye dkk. Biarlah mereka sebagai pengisi hari-hari jenuh kita setelah banyak kegiatan. Samson cuma cantolan aja biar tulisan ini rada-rada nyetel dengan gaya kamu. Karena konon kabarnya, itu semua bisa menjadi inspirasi bagi hidup kita. Kelebihan dan kekurangan orang lain bisa menjadi pelajaran bagi kita.

Nah, sekarang kita bicara tentang kita sendiri. Ya, karena ternyata, jika kita mau menggali potensi yang kita miliki, kita juga punya kekuatan, lho. Bahkan mungkin lebih kuat dari jagoan-jagoan khayalan kita yang seringnya berantem. Mereka kuat di otot. Karena memang yang sering dipamerin urusan otot. Tapi sejatinya kekuatan bukan cuma urusan otot, tapi juga otak dan mental.

Oya, meski setiap orang punya potensi kekuatan yang sama, tapi praktiknya sering berbeda satu sama lain. Karena apa? Karena sangat boleh jadi ada yang belum optimal memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Lebih parah lagi kalo sampe nggak tahu kalo kita memiliki potensi kekuatan tersebut. Wah, itu namanya nggak sadar diri.

Sobat muda muslim, kita perlu tahu potensi kekuatan apa yang kita miliki. Setelah tahu, yuk sama-sama mengoptimalkannya. Apa aja tuh kekuatannya?

Kekuatan untuk fokus
Yup, kita punya kekuatan untuk fokus. Sejatinya setiap orang punya. Tapi cara memanfaatkannya yang berbeda. Kekuatan untuk fokus bisa kita optimalkan asal kita mau menempuhnya dengan serius dan sabar.

Sebagai bukti bahwa secara reflek manusia punya kekuatan untuk fokus, silakan ganggu adik kita yang kecil saat nonton Dora The Explorer atau Sponge Bob. Kita tutupin matanya atau tivinya dihalangi, pasti dia bereaksi keras dengan melawan atau nyerocos protes sama kita. Begitu pun ketika kita mengendari mobil, terus diganggu teman kita, kita bisa marah karena fokus perhatian kita akan buyar. Konsentrasi akan terpecah. Alamat bisa nabrak deh. Tul nggak?

Nah, kenapa kita nggak mencoba saja dengan kegiatan lain untuk pengembangan diri kita bahwa kita akan fokus kepada suatu masalah atau suatu kegiatan? Kita udah punya �reflek fokus’ yang bagus dan itu alami banget. Seharusnya bisa. Seorang kenalan baru saya mengaku gagap alias susah bicara sebelum akhirnya sekarang jadi pembicara hebat. Saya pernah bareng “manggung�, ternyata kocak abis dan bisa mengendalikan massa. Ia cerita bahwa dengan menyadari keterbatasannya, ia terus berlatih untuk bisa bicara. Fokus banget untuk bicara. Berlatih terus, dan alhamdulillah, dengan kekuatannya untuk fokus, ia berhasil menjadi pembiacara, bahkan trainer untuk motivasi bo!

Kamu tahu Garet Gates? Yup, Gareth Gates boleh aja bangga, maklumlah rasa-rasanya dulu mungkin mimpi kali ye bisa jadi idola. Sebab, Gates sendiri sebelumnya gagap, eh, malah jadi penyanyi beken. Debutnya yang melejitkan hits Anyone Of Us ini udah nembus plakat Gold! Terus, setelah melempar single daur ulang Unchainned Melody, nih cowok makin melesat dengan albumnya, What My Heart Wants To Say. Di Indonesia, album ini malah udah berhak meraih plakat Gold karena udah laku di atas 35 ribu keping!

Hmm.. kekuatan untuk fokus membuat Garet Gates bisa menggapai impiannya. Coba, kalo doi nggak fokus untuk satu masalah, yakni dengan menghilangkan penyakit gagapnya, kayaknya mimpi kali ye untuk jadi penyanyi (emang kamu mau dengerin penyanyi gagap?).

Sekarang, cobalah tentukan apa yang ingin kamu raih, dan kamu terus fokuskan supaya lebih hebat. Oke?

Kekuatan untuk disiplin
Kekuatan kedua yang udah dimiliki sama kita-kita adalah kekuatan untuk disiplin. Tapi seringkali kita nggak nyadar kalo kita punya kekuatan ini. Sebagai bukti alamiah, tubuh kita juga membutuhkan kedisiplinan. Misalnya kalo makan, pasti ada urutannya. Mulut membuka untuk menerima makanan yang disodorkan dengan apik oleh tangan kita, lalu gigi mengunyah, lidah merasakan aneka rasa yang ada di makanan tersebut, masuk ke kerongkongan, dan diteruskan ke lambung. Setelah digiling halus baru deh sisanya disetor ke usus. Selanjutnya, dibuang di toilet terdekat. Ups…

Tuh, betapa disiplinnya tubuh kita. Kalo ada sesuatu yang nggak sesuai dengan mekanisme kerja tubuh kita, bisa berontak tuh. Coba, sekarang kalo kamu ujan-ujanan pas pulang sekolah. Terus tubuhmu nggak fit dan staminanya lagi melorot, maka besar kemungkinan tubuhmu akan tak kuat menahan gempuran virus influensa. Jadilah flu. Reaksi tubuhmu itu sebagai bentuk protes karena ada yang merusak tatanan kedisiplinan dalam kinerja tubuh. Coba deh, resapi fenomena alamiah dalam tubuh kita itu. Untuk pelajaran.

Sekarang, saya yakin seyakin-yakinnya (eh, ngomongnya pake gaya Asmuni ye yang sampe medok banget: “k�jadi “q�) bahwa kamu bisa melakukan disiplin. Disiplin adalah sebuah kekuatan, Bro. Buktinya, kita bisa teratur masuk kerja atau kuliah. Itu salah satu tanda disipilin. Maka, jika ingin mengembangkan pribadi kita, kita bisa mengoptimalkan kekuatan disiplin kita. Kita bisa berlatih sesuai jadwal, kita bisa mengerjakan sesuai urutan waktu. Kalo gagal atau terlewat udah tahu risiko dan akibatnya. Nah, cobalah sekarang untuk lebih disiplin lagi. Oke?

Kekuatan untuk berpikir
Nggak diragukan lagi. Setiap manusia udah diberikan kemampuan yang lebih dari hewan, yakni bisa berpikir. Sayangnya, banyak manusia yang nggak menyadari kekuatan berpikir ini. Buktinya masih ada aja yang malas berpikir. Jarang banget yang sampe memikirkan misalnya bagaimana bumi ini dihamparkan, bagaimana langit ini ditinggikan, bagaimana lautan diadakan.

Padahal di al-Quran amat banyak ayat yang menganjurkan kita untuk banyak berpikir, sekaligus sindiran kepada mereka yang nggak mau berpikir. Sayang banget kan kalo otak yang udah dibekali kemampuan untuk berpikir ini dibiarkan “jongkok� terus. Nggak digunakan.

Sobat muda muslim, dengan kemampuan berpikirnya, peradaban manusia terus berkembang. Mereka memikirkan bagaimana bisa terbang, maka dengan serangkaain uji coba dan memikirkan dengan keras untuk mencari solusinya, manusia bisa menciptakan pesawat terbang, mulai yang khusus penumpang (komersial) sampe pesawat tempur. Udah gitu beragam jenis pula.

Duh, bayangin deh kalo nggak berpikir, kayaknya kita masih kayak di jaman Flinstone. Nggak berkembang. Lihat aja Sapi dkk, mereka sampe sekarang nggak mau pake busana. Mereka nggak malu, karena mereka nggak berpikir bahwa itu memalukan. Betul nggak?

Coba ye, optimalkan kekuatan berpikir kita untuk perkembangan kepribadian kita. Ayo, kamu pasti bisa!

Kekuatan untuk belajar
Rasulullah saw. bersabda: “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.� (HR Bukhari)

Yup, kita nggak bisa pinter kalo nggak belajar. Dan sebetulnya kita semua punya kekuatan untuk belajar. Karena apa? Karena kita punya kemampuan untuk berpikir. Eh, jangkan manusia yang udah dilengkapi akal, hewan aja yang cuma punya otak doang, kalo dilatih kebiasaannya, bisa juga “pinter� kok, apalagi kita.

Pernah lihat anjing pelacak? Ya, hewan itu diajarkan oleh pawangnya untuk mengendus benda-benda tertentu sebagai jalan untuk menemukan jejak. Khususnya berkaitan dengan dunia kriminal ya. Tahu topeng monyet? Hehehe.. tuh monyet dengan belajar dan latihan yang cukup akhirnya mau aja disuruh-suruh melakukan gerakan tertentu oleh pawangnya.

Itu sebabnya, kalo hari gini kita masih malas belajar, padahal kita punya potensi kekuatan untuk belajar, jangan salahkan orang lain kalo kamu tetap jalan di tempat. Betul?

Kekuatan cinta
Wah, kayaknya ini sih kudu ada pembahasan khusus. Tapi intinya sih, kita memang punya kekuatan cinta. Kalo nggak, kita nggak bakalan bisa akur dengan teman, dengan ortu, dengan siapa pun. Justru kekuatan cinta telah mendorong setiap orang untuk membuktikan cintanya kepada orang yang dicintainya dengan melakukan apa pun demi menyenangkannya dan membahagiakannya. Kita bisa kok.

Kekuatan mempertahankan diri
Secuek-cueknya kamu, pasti kalo mo nyebrang jalan tengok kanan-kiri. Karena apa? Karena kamu punya kekuatan, yakni potensi untuk mempertahankan diri. Kalo nggak, rumah sakit bakalan kewalahan menampung pasien. Lebih jauh lagi, dengan kekuatan ini kita akan terus bertahan dalam hidup. Rela kehilangan harta demi mempertahankan diri. Kalo pas banjir tiba-tiba, apa kamu masih inget untuk nyelametin ponsel kesayangan kamu? Pasti yang ada di pikiran pertama kali adalah gimana caranya nyelametin diri. Tul nggak? Nah, itu potensi kamu. kekuatan kamu!

Kekuatan mewujudkan impian
Tahu Bang Helmy Yahya? Beliau, demi mewujudkan impiannya menggolkan Kuis Siapa Berani, tak lelah menawarkan program itu meski hampir semua stasiun televisi menolaknya. Tapi setelah ditayangkan Indosiar, kuisnya paling laris yang tidak hanya menyedot banyak pemirsa, tapi juga pengiklan!

Daya juangnya tinggi banget tuh untuk menggapai impian. Jauh sebelum ini, kita juga punya idola keren, Muhammad saw. Beliau berhasil mewujudkan impiannya untuk kemenangan Islam. Kalo nggak punya daya juang dan kekuatan mewujudkan impian yang kuat, rasanya kita mungkin nggak kenal Islam.

Oke deh, meski singkat, semoga ada manfaatnya. Selamat berjuang dan mencoba. Jangan takut gagal, karena kita punya kekuatan. Kegagalan itu kata orang bijak, adalah keberhasilan yang tertunda. Cobalah. Kamu pasti bisa. Semoga sukses! [solihin]

(Buletin STUDIA – Edisi 244/Tahun ke-6/16 Mei 2005)