Friday, 29 March 2024, 19:38

Apa bedanya orang gagal dan orang malas? Orang gagal adalah mereka yang belum mampu menyelesaikan sebuah pekerjaan, sementara orang malas adalah mereka yang tidak mau mengerjakan apa-apa.

Dibandingkan para pemalas, mereka yang gagal lebih layak dihargai. Meski sama-sama belum menghasilkan apapun, tapi mereka yang gagal sudah berusaha. Para pemalas? Mereka tidak pernah mengerjakan apapun!

Mengapa ada orang yang tidak mau mengerjakan apapun?

Apakah karena tidak mampu? Bukan

Apakah karena tidak sempat? Bukan

Tapi karena mereka memang tidak mau.

Di dunia para pemalas, kemauan adalah barang mahal. Ketika mereka merasa diri mereka tidak mampu, biasanya sih mereka otomatis nggak mau mengerjakannya. PR terbengkalai, belajar pun lesu, berorganisasi, ngaji pun tidak mau. Cukup banyak orang-orang yang berpikiran kayak begini. Karena merasa nggak mampu mengetik menggunakan komputer, akhirnya mereka memilih untuk nggak mengerjakannya. Bahkan untuk mencobanya. Macam-macam alasan yang muncul di benak mereka; takut gagal, takut bikin malu, takut merusak, dll.

Saya jadi teringat sewaktu dulu belajar naik sepeda roda dua. Dibandingkan teman-teman yang lain, saya terbilang lambat bisa menguasainya. Sebabnya satu, saya ogah belajar naik sepeda roda dua. Alasannya sih, takut jatuh (he…he…he). Dan memang betul saya memang terjatuh. Saya pun kapok. Sampai suatu ketika tiba-tiba saya kepengen betul bisa naik sepeda roda dua, jalan-jalan dengan teman-teman berkeliling komplek perumahan. Maka saya pun nekat menaikinya dan…alhamdulillah sukses! Tentu saja, ‘adegan’ jatuh, nabrak orang atau hampir tertabrak, mengisi hari-hari awal saya jalan-jalan dengan sepeda roda dua. Saya percaya kamu juga punya pengalaman yang hampir serupa. Mungkin naik motor, berenang, belajar komputer, beternak, atau apa saja.

Teman, di dunia ini ada dua jenis orang:

Pertama, mereka yang tidak mau mencoba apapun dan akhirnya mereka memang tidak bisa mengerjakan apapun.

Kedua, mereka yang tidak punya kemampuan, tapi punya kemauan. Mereka berusaha dan akhirnya berhasil.

Sobat percayalah, kemauan jauh lebih berharga ketimbang kemampuan. Karena, tidak ada orang yang mendadak pintar kecuali diawali dengan kemauan berusaha. Banyak orang yang awalnya tidak mampu namun menjadi seorang jawara, karena kuatnya kemauan. Sebaliknya, banyak juga orang yang sebenarnya punya talenta bagus, kemampuan hebat, tapi tidak berdaya karena lemahnya kemauan.

Coba bacalah dengan pelan namun tegas tulisan-tulisan di bawah ini, khususnya yang dicetak tebal:

  • Tanpa kemauan kamu tidak akan pernah bisa naik sepeda
  • Tanpa kemauan kamu tidak akan pernah bisa menguasai pelajaran kimia
  • Tanpa kemauan kamu tidak akan pernah bisa berbahasa asing
  • Tanpa kemauan kamu tidak akan pernah bisa lulus sekolah
  • Tanpa kemauan kamu tidak akan pernah bisa membaca Al Qur’an
  • Tanpa kemauan kamu tidak akan pernah bisa berdakwa
  • (Coba kamu tambahkan sendiri dan renungkan)

Seorang bijak pernah berkata:

“Siapa yang berusaha, ia akan mendapatkannya”

Sementara itu pepatah Inggris mengatakan: “Where is the will, there is a way [dimana ada kemauan, di sana ada jalan]”.

Percayalah, sebenarnya sejak lahir Allah SWT. sudah mengaruniakan pada kita kemauan kuat yang alamiah. Ia disebut gharizatul baqa’, naluri mempertahankan diri. Seorang bayi yang akan lahir meronta-ronta dalam rahim ibunya. Ia punya keinginan untuk keluar dan hidup, karena bila tidak keluar ia akan mati. Begitu kuatnya perjuangan sang bayi sampai membuat ibunya mengalami kontraksi yang hebat, dan … subhanallah persalinan pun berjalan sempurna. Berkat kemauan alamiahnya untuk bertahan hidup sang bayi bisa merasakan dunia luar, berkumpul bersama kedua orang tuanya.

Ketika sudah berada di luar, ia pun terus berusaha dengan kuat untuk bertahan hidup. Ia belajar menghisap ASI, mengunyah dan menelan makanan. Ia belajar merangkak, berjalan sampai akhirnya mampu berlari. Semuanya berawal dari kemauan alamiah untuk bertahan hidup.

Nah, jika bayi yang lemah saja punya keinginan yang kuat bagaimana dengan kita?

Allah sudah memberimu akal dan raga yang sempurna. Kamu lebih hebat dari seorang bayi. Maka, peluangmu untuk menjadi orang yang lebih baik juga lebih besar.

Tanpa kemauan yang kuat, pasukan Islam tidak akan mampu mengalahkan Persia yang 6 kali lebih banyak dalam Perang Qadisiyah. Tanpa kemauan yang kuat panglima Islam Thariq bin Ziyad tidak akan mampu menaklukkan Spanyol.

Maka, jangan tutup kebaikan dalam dirimu, talentamu dan masa depanmu dengan memadamkan kemauan. Kebaikan bukanlah milik para pemalas yang tidak mau berusaha. Bahkan, di antara mereka ada yang teramat malas sampai-sampai merasa malas meski hanya untuk memiliki sebuah kemauan. Na’udzubillah. [januar]

[diambil dari Majalah PERMATA, edisi Juni 2004]

3 thoughts on “Mau dan Mampu

  1. betul..betul..dan ‘azzam, ato kebulatan tekad adalah awal dimulainya suatu usaha..
    fa idza ‘azzamta, fatawakkal ‘alALLAAH, innALLAAHa yuhibbu mutawakkiliin…
    seperti anak yang saya ceritakan di blog saya…meski kondisi tubuhnya terbatas, namun tekadnya sangat kuat sehingga ia mampu mengungguli temannya yang memiliki fisik yang sempurna..

  2. assalamualaikum, yup, thats right! kegagalan adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Dari penciptaan bola lampu oleh Thomas Edison 99% gagal, 1% berhasil, 1% hasilnya itu telah dinikmati masyarakat dunia hingga sekarang. Terus berjuang saudara ku, keep hamaasah…^^ wassalamualaikum =)

Comments are closed.