Thursday, 25 April 2024, 19:57

Puasa? Asyiik! Ada buka shaum bersama, gratis lagi! Ada sanlat Ramadhan, tarawih rame-rame, dll. Kalau dilanda malas gimana? Apa pula hubungan puasa dan diet?

“SENENG dong, bulan puasa. Meski rada-rada berat ngejalanin, tapi gimana lagi, kan Islam mewajibkan,” begitu kata Wati, pelajar SMP yang tinggal di Jalan Pajajaran Bogor ini. Syukur, ternyata doi termasuk yang sadar menjalankan ibadah shaum. Ada banyak kegiatan yang Wati suka lakukan. “Yang paling terkesan kalo ada acara Pondok Ramadhan di sekolah. Wah, heboh habis! Jarang-jarang kan kita bisa makan rame-rame bareng guru dan temen-temen,” ceritanya gembira.

Lia juga sama, gembira menyambut datangnya bulan Ramadhan. Cewek yang kuliah di salah satu STIE di Bogor ini mengaku banyak mengikuti kegiatan positif saat puasa di lingkungan tempat tinggalnya. “Kebetulan aktif di DKM Masjid dekat rumah. Masjid jadi rame kalo bulan Ramadhan gini. Tiap hari bisa buka shaum gratis, he..he..he…,” ujarnya sambil tertawa renyah.

Selain itu, di kampusnya dia juga lumayan aktif di rohis. Biasanya, dia dan teman-teman segeng rohisnya juga ngadain buka puasa? bersama meski nggak tiap hari, sanlat Ramadhan, dll. “Kalau itu sih, udah tradisi,” katanya seperti model iklan Biskuit Roma di teve itu. Pernah nggak seh malas? ”Yah, namanya orang puasa. Aku juga suka lemes, malas dan kadang mudah emosi. Tapi, kita kan musti bisa menahan diri, kalo nggak puasanya sia-sia dong!” katanya rada-rada ngeles. Padahal, emang ada benernya sih.

Puasa vs Wanita

Kewajiban berpuasa, diperintahkan Allah SWT bagi laki-laki maupun wanita. Sebagaimana dalam surat Al Baqarah 183 (kamu pasti hafal kan!) yang artinya ‘Hari orang-orang yang beriman diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kami, agar kamu bertaqwa.’ Begitu pula Sabda Rasulullah: ‘Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah SWT, niscaya Allah SWT mengampuni dosanya yang telah lalu’ (HR Ashabus Sunan dari Abu Hurairah).

Seruan itu bersifat aam atawa umum baik bagi cowok maupun cewek. Artinya, nggak ada alasan buat ninggalin kewajiban itu. Kendati kamu cewek, kamu pasti kuat menjalankan puasa, sama dengan kaum Adam. Karena, Allah SWT Zat Yang Maha Mampu mengukur kemampuan kamu.

Memang, ada saatnya di mana kamu haram meneruskan puasa, yakni jika mendapatkan haid dan nifas (keluar darah sehabis melahirkan). Hanya saja, meski kamu bebas tugas puasa pada saat itu, kamu musti menggantinya (mengqadha’) di hari lain. Ceritanya, kamu tuh ngutang puasa sama Allah SWT yang musti kamu bayar segera di luar Bulan Ramadhan.

Selain itu, kalo kamu tiba-tiba jatuh sakit yang mengganggu fisik atau mental kamu, maka boleh membatalkan puasa. Syaratnya tetap, wajib mengganti di hari lain. Bagaimana dengan wanita yang hamil dan menyusui? Bila wanita hamil itu ada perasaan takut dengan berpuasa bisa membawa mudharat diri dan janin dalam kandungannya, maka dia boleh tidak puasa. Sebagai gantinya, wajib meng-qadha di hari lain. Sementara jika pertimbangannya karena khawatir akan keselamatan janinnya semata, maka harus meng-qadha di lain hari sekaligus membayar fidyah.

Puasa dan Kesehatan

Selain hukumnya memang wajib, sebetulnya apa sih manfaat puasa? Mungkin ada sudut hatimu yang usil bertanya begitu. Meskpun memang, harusnya nggak perlu kamu tanyakan kenapa musti puasa. Sebab itu kewajiban dari Allah SWT yang nggak perlu dipertanyakan latar belakangnya, tujuan, misi, visi dan manfaat kegiatan itu. (kayak proposal seminar aja). Tapi, wajar kalo kamu penasaran. Orang lapar kok dilarang makan, haus dilarang minum. Aneh, kan! Namun dari sisi medis, bisa dijelasin kok kira-kira manfaat puasa itu apa. Rasulullah sendiri bersabda: Shuumuu nashimuu yang artinya berpuasalah supaya kamu sehat.

Pada waktu melakukan puasa, terjadi perubahan metabolisme tubuh kita akibat penghentian total asupan energi, bahan pembangun serta air selama periode aktif di siang hari. Karena tidak ada asupan energi, tubuh menggunakan cadangan energi yang ada dalam tubuh. Di sisi lain, sisa-sisa bahan makanan yang tidak diperlukan tubuh tidak menumpuk, melainkan langsung dibuang sehingga tubuh lebih sehat. Pada keadaan puasa ini, kerja lambung dan perangkat pencernaan lain juga berubah. Tentu saja kerjanya jadi lebih enteng, sehingga organ-organ pencernaan bisa sedikit santai dan fungsinya bisa berjalan dengan lebih baik.

Secara keseluruhan, perubahan metabolisme pada seseorang akan tampak secara objektif dan dirasakan dalam bentuk penurunan berat badan. Wajar jika ada yang menjalankan puasa bila ingin melakukan diet penurunan berat badan. Karena memang terbukti, puasa adalah cara yang aman dan sehat untuk menurunkan berat badan.

Nah, selama puasa banyak perubahan yang terjadi. Pertama, perubahan kebiasaan waktu makan dan minum. Lebih kurang 14 jam mulai terbit fajar sampai terbenam matahari kita tidak makan dan minum. Makan dan minum hanya dilakukan malam dan menjelang pagi. Hal tersebut akan menimbulkan rasa lapar dan haus. Karena perubahan pola makan ini, akan terjadi pula perubahan pada pengosongan lambung. Lamanya pengosongan lambung tergantung isi lambung. Isi lambung yang cair lebih cepat kosong daripada yang padat. Makanan padat banyak yang mengandung karbohidrat akan meninggalkan lambung dalam 2-3 jam. Sedangkan bila banyak mengandung lemak akan lebih lama berada di dalam lambung. Bila kita berbuka atau sahur, kandungan makanan yang kita makan akan mempengaruhi waktu timbulnya rasa lapar.

Saat puasa juga terjadi perubahan pola tidur. Kita harus bangun dini hari untuk makan sahur. Bagi yang tidak biasa bangun shalat malam atau subuh di awal waktu, ini sangat berat. Namun akan segera diterima dan tubuh akan menyesuaikan diri.

Selain itu, juga terjadi perubahan emosi. Ingat, orang lapar biasanya gampang marah. Nah, disinilah diuji untuk mengendalikan amarah, takut, benci, sedih, dll. Pokoknya, semua yang termasuk keluarga stres musti dihindari agar puasanya sukses. Manifestasi fisik dari emosi disalurkan melalui sistem saraf somatik dan otonom. Orang yang marah misalkan, akan terlihat tegang, jantung berdebar keras, dan tekanan darah tinggi. Hal itu tergolong gangguan psikosomatik. Nah, dengan berlatih mengendalikan emosi dan bebas dari rasa berdosa, dapat membebaskan orang dari gangguan psikosomatis itu. So, kejiwaan kamu lebih sehat!

Boks ================

Kiat Tampil Bugar di Bulan Ramadhan

MALAS, lemes, nggak bergairah, bawaannya pengin tidur. Itu diantara yang kamu-kamu alami ketika menjalankan ibadah shaum. Akibatnya, kewajiban yang harusnya kelar, kadang jadi terbengkalai gara-gara nuruti nafsu malasmu. Padahal, banyak cara untuk menghindari rasa malas-masalan kamu itu, lho! Nih, ada beberapa kiat yang mudah-mudahan bisa bikin kamu tetep tampil seger buger di Bulan Ramadhan. Simak ya!

Pertama, mengatur pola makan, sesuaikan dengan kondisi tubuh. Hal ini berarti kita harus memperbanyak makan pada waktu sahur dan buka, dengan tidak melupakan keterbatasan dan kapasitas perut kamu. Yang lebih diutamakan adalah peningkatan kualitas makanan, bukan hanya kuantitasnya. Misal, agar tidak merasa lemas, makanlah makanan yang mengandung energi tinggi dan mudah dicerna, terutama saat berbuka. Jenis makanan ini harus mengandung kadar gula tinggi, seperti kurma, buah-buahan, kolak, dll. Makanan yang lama dicerna menyebabkan lambung bekerja keras sehingga membuat kita ngantuk. Kasihan dong lambung kamu, abis istirahat dari pagi ampe sore, tiba-tiba suruh kerja rodi.

Jadi, sebaiknya jangan langsung makan besar saat buka shaum tiba. Karena, nasi yang banyak mengandung karbohidrat lama dicerna lambung. Ntar keburu ngantuk abis makan. Padahal kita kan butuh shalat Isya dan Tarawih. Jadi, begitu bedug maghrib terdengar, segera batalkan puasa, tetapi jangan makan berat. Setelah itu shalat Magrib, baru makan besar. Itupun jangan terlalu rakus karena bisa-bisa nggak kuat Tarawih. Makan sahurpun sebaiknya ditutup dengan makanan yang manis karena energi yang terkandung di dalamnya akan tersimpan di tubuh sehingga kita punya cadangan energi yang cukup untuk beraktivitas sehari-hari. Dengan begitu kita nggak lemes.

Kedua, mengatur pola kegiatan. Aktivitas sehari-hari memang nggak boleh kendor meski sedang puasa, apalagi yang wajib-wajib. Misalnya ke sekolah, belajar, ngaji, membantu orangtua dan juga berdakwah. Tapi, waktunya harus diatur agar tidak seharian penuh semua aktivitas dilakukan. Jadi, tenaga jangan diforsir. Adapun aktivitas yang mubah, boleh-boleh saja tidak dilakukan atau dikurangi frekuensinya. Daripada nonton TV atau jalan-jalan ke mal misalnya, mending buat tidur untuk hemat energi. Lagian, tidurnya orang puasa kan berpahala. (Eit, ini bukan pelegalan untuk tidur melulu, ya!) Atau, mending buat baca buku yang nggak terlalu meres keringet.

Demikian pula olahraga, tetep bisa dilakukan. Tapi, kuantitasnya diturunin, sesuaikan dengan energi. Kalo biasanya kuat fitness berjam-jam misalnya, kurangi jadi cukup 30 menit aja. Sebaiknya olahraga dilakukan sore hari menjelang buka puasa. Sehingga, begitu energi kamu habis, gak pake nunggu lama bisa menggantinya karena waktu berbuka tiba. Perlu dicatat, kalo aktivitas sehari-hari kamu telah menuntut kegiatan yang mirip olahraga, misal banyak lari (kegiatan apa yang banyak lari, ya??), banyak jalan atau naik-turun tangga, itu cukup sebagai pengganti olahraga.

Ketiga, mempersiapkan mental, hati dan pikiran kita. Dalam mensikapi bulan Ramadhan, dibutuhkan penataan dari sisi psikologi. Sertai aktivitas kamu dengan nilai ruhiyah, yakni kesadaran akan hubungan kamu dengan Allah SWT, bahwa puasa dalam rangka taqarub, mendekatkan diri pada-Nya. Jadi, bukan dengan motivasi lain, menurunkan berat badan misalkan. (Hitung-hitung sekalian diet). Sikap positif, ikhlas, sabar dan tenang dalam menjalankan ibadah Ramadhan akan berpengaruh pada aktivitas kita. Kita jadi nggak malas-malasan, bahkan malah bersemangat empat lima untuk menjalankannya. Bagaimana tidak, wong apapun yang kita lakukan, bila bernilai pahala maka akan mendapat ganjaran berlipat-lipat kok. Bunga rentenir aja kalah. So, buang rasa malas kamu! Bukankah Allah SWT berfirman: Fastabiqul khairat, berlomba-lombalah dalam kebaikan! Tunggu apa lagi! Yuk? berlomba-lomba mengejar pahala buat bekal di Hari Akhir!![asri]

[Pernah dimuat di rubrik “Banaat”, Majalah PERMATA, edisi Nopember 2002]

4 thoughts on “Puasa Yuk!

  1. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

    Subhanalloh… Udah mulai dekat-dekat bulan Ramadhan yach! Sudah saatnya kita semua mulai mempersiapkan diri, bagi yang puasanya kemarin bolong2, harus cepat2 ditambal nih he..he..he..
    BTW, ini menjadi inspirasi bagi saya untuk membuat atau mentranslate syair lagu yang bertajuk puasa.
    Well.. teman teman, tetaplah eksis dan teruslah berkarya
    Saya dina, blogger baru. Salam Kenal

    Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

  2. Assalamualaikum,
    Kepada ukhti, akhi semoga keridhoan Allah bersama kita..dan mempertemukan kita lagi di bulan Ramadhan..Amin..
    Wassalam

Comments are closed.