Saturday, 27 April 2024, 02:16

Film “Ada Apa Dengan Cinta?� alias A2DC sebenarnya dari segi tema nggak jauh dengan cerita garapan para sutradara di masa kejayaan film Indonesia dulu. Kelebihannya, kalo boleh dikatakan kelebihan, formulanya yang rada-rada Hollywood. Meski menurut sutradaranya tidak ada maksud bikin kayak film Hollywood. “Dari awal saya tidak pernah meniatkan untuk meniru formula film Hollywood atau pun terpengaruh. Cuma, selama ini saya memang hanya melihat film-film Hollywood karena memang tidak ada film Indonesia. Kalau itu lantas tercermin dalam film ini, ya itu bukan unsur kesengajaan,� tutur Rudi Sudjarwo sang sutradara (detik.com, 30 Januari 2002).

Dalam pemutaran perdananya, pada 30 Januari 2002 lalu di Plaza Senayan 21 Jakarta, film ini mendapat sambutan luar biasa. Selain dihadiri produser, sutradara, dan kru yang terlibat dalam pembuatan film tersebut, juga dihadiri kalangan pers.

Film ini menceritakan kisah cinta anak SMU. Kita nggak nonton lho, tapi dapat bocorannya dari berita di internet. Dari segi tema, A2DC memang cukup sederhana, dengan alur penceritaan yang tidak njelimet. Ini kisah cinta anak SMU yang mengingatkan kita pada film-film serupa yang banyak digarap di era kejayaan film Indonesia dahulu. Kelebihan A2DC terletak pada casting dan penokohannya yang sangat kuat. Tokoh Rangga yang diperankan Nicholas adalah seorang yang sinis dan pesimis memandang hidup. Ia menempuh jalannya sendiri yang sunyi, di tengah riuh pergaulan sekolah yang penuh dinamika. Ia berkawan dengan puisi dan buku-buku serius yang langka.

Suatu ketika, kepala sekolah mengumum-kan namanya sebagai pemenang lomba puisi tahun ini. Hal itu membuat Cinta (diperankan Dian Sastro) merasa tersinggung. Sebagai pengelola majalah dinding (mading) sekolah, Cinta merasa geram, mengapa kalau memang pandai menulis, Rangga tak pernah mengirimkan karyanya untuk dipajang di mading sekolah? Cinta merasa, mading yang dikelolanya dipandang sebelah mata oleh Rangga. Keke-salan Cinta makin memuncak ketika Rangga, sebagai pemenang lomba puisi, menolak diwawancarai untuk ditampilkan profilnya di mading. Rangga bahkan mengaku tidak pernah mengirimkan puisinya ke perlom-baan itu.

Dengan bintang sekelas Dian Sastro, yang oleh sebuah majalah remaja ibukota disebut-sebut sebagai?  The Most Wanted Girl yang dipasangkan dengan Nicholas Saputra, yang tampangnya mirip Brad Renfro, aktor muda Hollywood berbakat yang terlilit masalah pencurian. Maka nggak heran kalo film ini katanya bakalan bikin heboh dunia remaja.

Tapi sobat muda muslim, sebenarnya film ini sama saja dengan film-film remaja sebelumnya. Yang bikin heboh hanyalah soal promosinya. Dari segi cerita nggak ada sesuatu yang baru. Maksud dari “sesuatu yang baru� itu adalah menawarkan solusi jitu tentang urusan cinta. Seperti yang udah-udah, tiap film, novel, atawa sinetron yang ada polanya begitu-begitu aja. Nggak menuntun kita ke arah yang benar. Tepatnya, tidak mengajarkan untuk berlaku bijak dalam menghadapi urusan cinta. Itulah kenapa kita sebut sama saja dengan cerita sebelumnya. Malah sebetulnya semakin menambah daftar panjang urusan cinta yang tak pernah bisa diselesaikan dengan benar dan baik. Buktinya, waktu pemutaran filmnya aja dihubung-hubungkan dengan Valentine’s Day. Wuah, gimana nggak rancu. Tul nggak?

Oke deh, kita nggak bermaksud ngobrolin film ini atawa film yang lain yang bertemakan cinta secara panjang lebar, tapi ini sekadar entry point alias “cantolan� aja bagi pembahasan kita kali ini.

Bila jatuh cinta
Ajaib. Bener. Jatuh cinta bisa menyulap orang jadi berubah 180 derajat dalam sekejap. Mereka yang tadinya okem, ngedadak jadi pendiem. Anak cewek yang tadinya ceriwis, berubah jadi anteng. Ada pula yang kemarin-kemarin masih cuek bebek, sekarang jadi seneng dandan. Reugreug alias tentrem banget kalo pas liat si dia atau deket si dia. Hmm, makanya dalam salah satu tulisan di sebuah majalah remaja, disebutkan bahwa cinta jadi mirip-mirip sama Jelangkung: datang nggak dijemput, pulang nggak diantar, diusir pun susah!

Sobat?  muda muslim, kalo cinta udah mendekam dalam pikiran dan jiwa kita, rasanya sulit banget untuk dihilangkan. Semakin diusik, malah kian menusuk ke dalam jiwa. Maka wajar saja kalo orang begitu kelimpungan dan tergila-gila bila sedang dilanda asmara. Suka maupun duka, cinta tetap memberi pesona. Sebagian teman remaja barangkali pusing tujuh keliling kalo sedang dilanda cinta. Dan tentunya bagi sebagian teman yang lain merasa berbunga-bunga. Inilah uniknya rasa cinta.

Cinta adalah perwujudan dari naluri mempertahankan jenis. Itu sebabnya, rasa cinta ini nggak mungkin bisa dihilangkan. Tetap ada selama darah masih mengalir dalam tubuh ini. Dan tentunya selama nyawa kita masih menyatu dengan jasad ini. Saking kuatnya energi cinta, sebagian teman remaja merasa bahwa cinta harus diekspresikan. Yup, cinta harus diaktualisasikan dalam bentuk yang lain. Itu sebabnya, banyak sudah teman remaja yang kemudian “jadian� ama lawan jenisnya. Paling nggak menurutnya, cinta harus disambut dan dijalani apa adanya. Sayangnya, cinta yang tumbuh itu tidak disikapi dengan bijak. Tapi dibiarkan tumbuh, meski kudu merampas kehormatan dan kesucian dirinya.

Sobat muda muslim, saat jatuh cinta adalah momen yang sangat mendebarkan. Kebayang nggak sih, kalo tiba-tiba ada lawan jenis yang berani menyampaikan rasa cintanya kepada kita? Wuah, ngagebray! What is the meaning “ngagebray�? Hohohoh, itu artinya dunia terasa begitu terang. Pikiran yang tadinya sumpek, mendadak lapang. Seperti ketika sudah berjalan sekian lama dalam terowongan yang gelap, kemudian menemukan setitik cahaya. Ada harapan di depan sana. Hmm.., begitulah bila jatuh cinta.

Cinta putih kita…
Mencintai dan dicintai adalah fitrah manusia. Siapa sih yang nggak suka dicintai? Dan siapa sih yang nggak ingin mencintai? Rasanya, manusia yang normal pasti menginginkan dua hal itu. Persoalannya seka-rang, bagaimana mengendalikan rasa cinta? Sebab, nggak semua teman remaja bisa berpikir bijak dalam menyikapi rasa cinta. Adakalanya malah ditaklukan oleh cinta.

Sobat muda muslim, urusan cinta ini nggak melulu hubungan antara lelaki dan wanita. Sebab, rasa cinta bisa beragam aplikasinya. Seperti, cinta kamu sama ortu, cinta kita kepada adik, cinta kepada sahabat, termasuk di dalamnya cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Itu semua adalah tentang cinta.

Oya, di antara kita kadang suka ngomongin istilah cinta putih, cinta sejati, cinta murni. Meski tentu saja dengan beragam pengertian pula. Banyak yang bilang, cinta itu ibarat warna putih. Mungkin karena ia ingin menjelaskan kalo cinta itu suci. Maka suka meluncur tuh istilah begitu dari mulut remaja kalo lagi ngerayu kecengannya. Sebagai tanda cintanya yang amat dalam.

Tapi aneh bin ajaib, istilah itu nggak match dengan praktiknya. Seringkali malah berubah menjadi cinta murahan, bahkan sampah. Kotor dong? Nggak hanya kotor, tapi sekaligus, maaf, najis. Walah?

Lalu cinta putih kita itu harusnya seperti apa? Sobat muda muslim, kita mo ngingetin lagi kalo cinta itu bukan melulu urusan hubungan dengan lawan jenis, yang ujungnya seks. Nggak, dan emang bukan hanya itu. Cinta kamu kepada sebagian teman kamu yang lagi kesusahan karena ketiban musibah banjir misalnya, itu adalah cinta yang mulia. Bahkan, sebenarnya, cinta kita kepada Allah dan rasul-Nya jauh lebih bernilai ketimbang cinta kepada yang lain. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.:

?£???†?‘?? ?£???¹?’?±???§?¨?????‘?‹?§ ?‚???§?„?? ?„???±???³???ˆ?„?? ?§?„?„?‘???‡?? ?µ???„?‘???‰ ?§?„?„?‘???‡?? ?¹???„?????’?‡?? ?ˆ???³???„?‘???…?? ?…???????‰ ?§?„?³?‘???§?¹???©?? ?‚???§?„?? ?„???‡?? ?±???³???ˆ?„?? ?§?„?„?‘???‡?? ?µ???„?‘???‰ ?§?„?„?‘???‡?? ?¹???„?????’?‡?? ?ˆ???³???„?‘???…?? ?…???§ ?£???¹?’?¯???¯?’???? ?„???‡???§ ?‚???§?„?? ?­???¨?‘?? ?§?„?„?‘???‡?? ?ˆ???±???³???ˆ?„???‡?? ?‚???§?„?? ?£???†?’???? ?…???¹?? ?…???†?’ ?£???­?’?¨???¨?’????

Seorang lelaki yang berasal dari pedalaman bertanya kepada Rasulullah saw.: Bilakah berlakunya Kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Apakah persediaan kamu untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda: Kamu akan tetap bersama orang yang kamu cintai (HR. Bukhari dan Muslim)

“Cinta putih� kita adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan kepada yang lain. Terus gimana dengan rasa cinta kita kepada lawan jenis, tapi karena Allah dan Rasul-Nya? Itu bagus. Artinya, kamu mencintai seseorang karena dorongan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Misalnya, cinta yang suci itu jangan kamu nodai dengan perbuatan yang haram. Jangan kamu racuni dengan aktivitas yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Seperti apa tuh? Pacaran, gaul bebas, atau kamu mengekspresikan dengan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti Valentine’s Day. Nha, lho.

Sekilas tentang Valentine’s Day
Kegiatan rutin tahunan Valentine’s Day sudah kepalang dinobatkan sebagai hari kasih sayang di seluruh dunia. Termasuk kita jadi latah ikut heboh setiap tanggal 14 Pebruari. Padahal Valentine’s Day ternyata punya latar belakang peristiwa yang bukan berasal dari Islam. So, dalam sebuah keterangan, disebutkan bahwa pada awalnya orang-orang Romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Pebruari yang diberi nama Lupercalia. Peringatan ini adalah seba?¬gai penghormatan kepada Juno (Tuhan wanita dan perkawinan) serta Pan (Tuhan dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai. Acaranya? Laki dan perempuan berkumpul, lalu saling memilih pasangan?¬nya lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya—tukar kado. Selanjutnya? Hura-hura sampai pagi!

Seiring dengan berjalannya waktu, pihak gereja—yang waktu itu agama Kristen mulai menyebar di Romawi—memindahkan upacara peng?¬hormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14 Pebruari. Dan dibelokkan tujuannya, bukan lagi menghormati berhala, tapi menghormati seorang pendeta Kristen yang tewas dihukum mati. Nama acaranya pun bukan lagi Lupercalia, tapi Saint Valentine.

Wuah, kamu yang ikut-ikutan dalam hajatan Valentine’s Day itu ternyata merayakan peringatan yang bukan berasal dari Islam. Nggak tahu, apa nggak mau tahu? Rasanya kita sekarang kudu jujur deh.

Lalu bagaimana hukumnya jika kita ikutan latah merayakannya? Rasulullah saw, orang yang paling mulia dan kita teladani dengan tegas memperingatkan kita agar jangan mengikuti pola hidup (budaya) kaum/bangsa lain, sebagaimana sabdanya: “Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku menerima (mengikuti) apa-apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu (pada masa silam), selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta.â€? Di antara saha?¬bat ada yang bertanya: “(Ya Rasulullah) apakah yang dimaksud (di sini) seperti bangsa Persia dan Romawi?â€? Rasulullah saw menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan mereka)â€? (HR. Bukhori, dari Abu Hurairah).

Sabda Rasulullah saw. yang lain: “Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istiadatnya), maka mereka termasuk golongan tersebut.� (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).

Sobat muda muslim, sekaranglah saatnya bertindak tepat dalam urusan cinta. khususnya cinta terhadap lawan jenis. Cinta itu harus dikendalikan, bukan dibiarkan liar. Kita boleh mencintai dan dicintai, tapi syaratnya, kudu sesuai dengan aturan Islam. Baik konsep maupun caranya. Begitu sobat.

(Buletin Studia – Edisi 084/Tahun ke-3)