Saturday, 20 April 2024, 10:19

gaulislam edisi 230/tahun ke-5 (26 Rabiul Akhir 1433 H/ 19 Maret 2012)

Sobat muda muslim, di jaman sekarang ini siapa sih yang tak pernah mendengar istilah narkoba? Semua tentu sudah pernah mendengarnya. Kecuali memang balita yang masih belum ngerti omongan. Atau mungkin juga orang tua yang sudah sering lupa ingatan alias pikun hehehe. Narkoba itu sendiri sebenarnya adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif.

Mungkin kamu akan bertanya, apa sih Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif itu. Narkotika adalah semacam zat yang berasal dari tanaman atau juga selain tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan Bahan Adiktif ialah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat. Fakta tentang narkoba seperti ini jelas bahwa narkoba merusak fisik penggunanya.

Namun yang pasti, jangan sampai karena mendengar istilah narkoba, kamu lalu jadi penasaran, ingin tahu lebih jauh, dan akhirnya nyobain barang haram itu. Waduh, jangan dong. Sebab, di awal-awal, rasa penasaranlah yang biasanya mendorong seseorang untuk mencoba menggunakan barang haram ini. Mulanya penasaran, lama-lama ketagihan, hmm. Awas!

Bukan cuma remaja, polisi juga
Bro and Sis ‘penggila’ gaulislam, dari sekian banyak tingkatan umur manusia, hanya kaum remajalah yang biasanya mempunyai tingkat keingintahuan paling tinggi. Dunia remaja sarat dengan dunia petualangan mencari jati diri dan mencoba hal-hal baru dengan mengesampingkan pertimbangan yang mendalam. Remaja cenderung mencari hanya kepuasan yang dapat dinikmati segera. Itulah sebabnya, mengapa kalangan remaja menjadi pangsa pasar terbesar penyebaran narkoba.

Remaja juga identik dengan ketahanan jiwa yang ringkih dalam menghadapi persoalan hidup. Mereka cepat stress dan depresi. Dikit-dikit galau. Dikit-dikit nangis. Coba deh kamu lihat di Facebook, berapa banyak status-status remaja galau dan putus asa bertebaran di sana. Ada yang karena putus cinta, ada yang meratapi cintanya yang bertepuk sebelah tangan, dan lain semacamnya. Bahkan sampai hal-hal sepele sekalipun, misalnya, lagi sendirian di rumah, juga dikeluhkan. Ketenangan hidup seolah-olah langka. Dan untuk melepaskan diri dari jeratan masalah dan mencari ketenangan hidup, biasanya remaja mencari jalan yang instan, salah satunya dengan gunain narkoba. Halah, cemen amat!

Sobat muda muslim, kita mungkin gembira ketika mendengar kabar listrik masuk desa. Kita juga bangga karena tahu bahwa ABRI juga telah masuk desa (ini sih jaman Orba dulu). Tapi akankah kita juga gembira ketika ada istilah narkoba masuk desa? Mungkin kamu berfikir bahwa itu hanya istilah saja. Namun, pada kenyataannya ruang lingkup peredaran narkoba saat ini memang tak hanya berkutat di kota, melainkan juga terjadi di daerah pedesaan. Bahkan lebih parah lagi, narkoba masuk kantor polisi. Bukan sebagai barang bukti, tapi polisinya yang jadi user narkoba. Gawat!

Yup, ini semakin runyam ketika aparat kepolisian yang notabene bertugas memberantas peredaran dan penggunaan narkoba, malah juga ikut-ikutan menggunakan dan mengedarkannya. Dalam sepekan terakhir ini saja, setidaknya ada tiga oknum polisi yang diberitakan ditangkap gara-gara terbelit kasus narkoba. Oknum pertama ialah AKP Heru Budhi Sutrisno. Dia menjabat sebagai Kapolsek Cibarusah, Bekasi. Oknum kedua adalah Iptu Rita Oktavia, seorang polwan yang menjabat sebagai Kanit Perlindungan Anak dan Perempauan (PPA) Polres Jakarta Selatan. Dia mengaku nyabu ketika sedang berada di sebuah diskotek di kawasan Jakarta Barat. Sedangkan oknum ketiga yang tertangkap ialah Briptu Sahala Simbolon, yang belakangan diketahui bertugas di Polda Metro Jaya, yakni di Subdit Perencanaan dan Administrasi Direktorat Reserse Kriminal Umum.

Berdasarkan catatan di JPNN.com, ‘’Untuk 2012 periode Januari sampai Maret telah melibatkan 45 orang anggota kita. Yaitu dari pamen satu orang, Pama lima orang, bintara 39 orang. Sedangkan untuk kasus lain masih dalam pengembangan’’  ujar Kadiv Humas Polri Irjen (pol) Saud Usman Nasution di Mabes Polri Jakarta, Kamis (15/3). Hadeuuuh, piye iki?

Jangan tergoda narkoba
Bro and Sis, fakta di atas menunjukkan bahwa ternyata belitan narkoba di negeri ini sudah sedemikian kuat dan parah. Hingga tak hanya remaja dan kalangan lainnya, aparat penegak hukum pun juga ikut menjadi korban. Nah, bagi kamu nih yang masih ‘bersih’ dari narkoba, jangan deh ikut-ikutan nambah gemuk daftar orang-orang yang sudah kena. Jadikan dirimu tetap bersih hingga di detik terakhir perjalanan hidupmu. Ingatlah bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Adil. Allah akan membalas ketangguhanmu mempertahankan diri dengan balasan yang agung, Surga.

Mungkin di antara kamu yang sekarang membaca gaulislam ini ada yang sedang  puyeng dengan permasalahan hidup yang sedang mendera. Di sisi lain kamu juga mendapat informasi, entah dari teman atau internet, bahwa penyembuh dari keresahanmu itu adalah narkoba. Tipuan mereka bahwa dengan narkoba, hidup akan terasa ringan melayang dan semua masalah akan sirna. Semua iming-iming itu telah membulatkan tekadmu mengambil keputusan melenyapkan masalah dengan nyabu. Gawat nih!

Stop! Jangan kamu teruskan niatmu itu. Tahu kenapa? Memang benar bahwa orang yang nyabu itu akan melupakan semua masalahnya. Yang ada hanyalah kesenangan semata. Tubuh dan pikiran seolah-olah ringan melayang. Tapi ingat, si pemakai hanya melupakan dan bukan menyelesaikan masalahnya. Itu pun sesaat lupa. Kesenangan semu, kebahagiaan semu. Sebab, masalah yang dia hadapi tetap ada dan dia akan kembali ingat manakala pengaruh narkoba telah hilang. Ketika memutuskan nyabu, sebenarnya kamu sedang menambah masalah di dalam hidupmu. Bener lho.

So, bayangkan jika nanti kamu kecanduan barang haram itu, uangmu habis untuk membeli narkoba. Setelah uangmu habis padahal kamu kecanduan, kamu akan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan uang guna membeli narkoba. Entah itu dengan mencuri, merampok, korupsi kas OSIS dan lain sebagainya. Suatu saat jika kejahatan untuk mendapatkan uang dan aktivitas nyabumu terungkap, kamu pasti berurusan dengan terali besi. Belum lagi di akhirat, kamu akan mendapat azab dari Allah atas aktivitas terlarang ini. Waspadalah, jangan sampe terjerat narkoba!

Selama di dunia ini, mungkin kamu  masih bisa menggunakan atau mengedarkan narkoba yang dengan kelihaian yang kamu punya, mata aparat dan mata manusia lainnya bisa kamu kelabuhi sehingga kelakuanmu bisa terlepas dari pengadilan dunia. Namun kita perlu tahu bahwa tak seorang pun manusia dapat lepas dari pengadilan akhirat. Sebuah pengadilan yang adil yang tak akan ada satu perbuatan salah pun yang dapat disembunyikan. Allah swt berfirman: (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji  sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS Luqman [31]: 16)

Firman Allah Swt.: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS al-Anbiyaa’ [21]: 47)

Sobat muda muslim, sanksi mengkonsumsi narkoba disamakan dengan meminum khamar, yaitu didera sebanyak delapan puluh kali. Itu jika si pemakainya beranggapan bahwa narkoba itu haram dan ia masih tergoda menggunakannya. Beda halnya jika si pemakai mengingkari bahwa narkoba haram alias dia menganggap mengkonsumsi narkoba itu halal, maka hukuman untuknya adalah hukuman mati. Ini semua adalah bentuk pengaturan dan penjagaan agama terhadap pemeluknya sehingga dapat terbebas dari belenggu narkoba yang dapat menghancurkan masa depan mereka baik itu di dunia maupun di akhirat.

Bro and Sis pembaca setia gaulislam, sudah sangat jelas bahwa narkoba bukanlah sumber kebahagiaan. Sebaliknya, ia adalah sumber kehancuran dan malapetaka bagi masa depan sebuah generasi. Dan tahukah kamu di mana sebenarnya letak kebahagiaan hakiki itu? Simak firman Allah Ta’ala ini: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’d [13]: 28)

Ayat di atas memberikan gambaran tentang di mana sebenarnya letak kebahagiaan hakiki itu. Hati kita akan merasa tentram jika kita senantiasa ingat kepada Allah. Kita harus sadar bahwa manusia hanyalah makhluk ciptaan Allah yang banyak memiliki kekurangan, termasuk kekurangan dalam hal lemahnya kita mengahadapi berbagai permasalahan hidup. Dengan mengingat Allah kita akan sadar bahwa Allah akan selalu di sisi kita, membantu kita dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Tak ada satu pun  masalah yang tak dapat dipecahkan jika Allah sudah berkenan memberikan jalan keluarnya.

Permasalahannya adalah, kita akan sulit untuk senantiasa mengingat Allah jika kita jauh dariNya. Lalu bagaimana cara mendekati Allah? Tentu tidak sembarangan. Untuk bisa bertemu dengan presiden saja kita pasti disuguhi seperangkat aturan yang harus kita taati. Entah itu bajunya harus ini dan itu, kapan waktunya, dan lain semacamnya. Apalagi untuk dekat dengan Allah. Allah telah menetapkan seperangkat aturan yang dikemas dalam Dinul Islam yang Dia wahyukan kepada utusanNya, yakni Rasulullah Muhammad saw.

Nah, buat kamu yang udah kadung jadi pengedar or pengguna narkoba, jangan putus asa, pintu taubat insya Allah masih terbuka selama kamu masih hidup. Manfaatkan kesempatan di sisa usiamu untuk bertaubat dan melakukan banyak amal shalih. Jauhi temanmu yang jahat, dekati teman baru yang baik-baik. Ok? So, jika kamu memang ingin dekat denganNya, mau tidak mau kita harus serius ngaji atau mempelajari Dinul Islam dan syariatnya ini serta mengamalkannya, Siapkah dirimu untuk ngaji? Insya Allah siap ya. [Farid Ab | www.famedo.co.cc]

1 thought on “Bahagia Tanpa Narkoba

Comments are closed.