Friday, 29 March 2024, 07:11

gaulislam edisi 361/tahun ke-7 (27 Dzhulqa’idah 1435 H/ 22 September 2014)

 

Sobat muda pembaca setia gaulislam, kita semua tentu sepakat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan serba berpasangan. Saling bertolak belakang, sekaligus saling melengkapi. Siang datang menggantikan malam, yang kaya hadir di tengah-tengah yang miskin, manis ada supaya pahit diperhitungkan. Masih banyak lagi sebenarnya, yang semuanya hadir dengan karakteristik dan sifat masing-masing yang saling membedakan.

Satu hal, sebagai bukti kekuasaan Allah Ta;ala adalah diciptakannya manusia dalam dua jenis yang berpasangan, yakni jenis laki-laki, yang bahasa gaulnya disebut cowok, dan lawan jenisnya yakni perempuan alias cewek. Dua-duanya hadir di dunia dengan sifat dan karakteristik masing-masing.

Andaikata kamu mendengar istilah remaja cowok, pasti langsung terlintas di benak kamu tentang seorang manusia yang gagah berotot, dengan cara berjalan yang tegap nan sigap, nada bicaranya juga mantap, serta menyukai tantangan yang ekstrim misalnya berpetualang seperti mendaki ngunung.

Begitu pula sebaliknya, jika kamu mendengar istilah remaja cewek, pastilah otak kamu langsung membayangkan jenis manusia berambut panjang yang halus sifat dan perangainya, gaya bicaranya lembut menenangkan, cara berjalan yang khas melambai, serta menyukai hal-hal rumahan semisal memasak, menjahit, menggendong anak kecil, dan lain sebagainya.

Itu fakta umum yang bisa dikatakan berjalan normal sesuai dengan karakteristik dan sifat masing-masing. Namun jangan disangka, bahwa semua fakta normal di atas selalu berjalan di jalur normal. Ternyata ada juga lho fakta tentang cowok yang nyeleneh, yang saya istilahkan di sini sebagai cowok ‘salah pasang’. Lho kok bisa salah pasang?

Lha bagaimana tidak dikatakan cowok salah pasang, jika misalnya badannya cowok tapi cara bicaranya mirip atau bahkan sama dengan cewek. Bagaimana tidak salah pasang jika badannya kekar tapi ketika berjalan malah meliuk-liuk seperti perempuan (gagah gemulai kali ya?). Jadi, bagaimana tidak dikatakan salah pasang jika tampilan cowok tapi lebih menyukai hal-hal yang disukai cewek daripada cowok. Atau yang lebih parah lagi, malah ada cowok yang senang dengan dandanan ala cewek. Pakai bedak, gincu, atau bahkan senang menggunakan baju-baju yang seharusnya digunakan oleh seorang cewek. Ini kan salah pasang namanya.

Oya, kalau dipikir lebih mendalam, antara cowok dan cewek itu sebenarnya memang diciptakan berbeda dari sononya guna mengemban tugas dan kewajiban yang berbeda pula (dalam banyak hal). Tujuannya tentu untuk kebaikan manusia sendiri.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Coba deh bayangkan, seandainya dunia ini isinya cewek semua. Begitupun seandainya dunia ini hanya dihuni cowok semua. Tentu yang namanya makhluk bernama manusia tidak akan bertahan lama nongkrong di muka bumi. Ia akan segera punah hanya dalam jangka waktu satu generasi. Ya, satu generasi. Yang jika digunakan perhitungan berdasarkan rata-rata umur manusia sekarang, manusia akan punah segera setelah enam puluh sampai dengan delapan puluh tahun kemudian.

Lha kok bisa punah? Tidak perlu logika yang njlimet untuk menjelaskan ini. Mana mungkin seorang bayi bisa lahir jika hanya ada cowok atau cewek saja di dunia ini. Memangnya cowok bisa melahirkan? Atau apakah cewek bisa melahirkan tanpa adanya ‘bantuan’ cowok? Sehingga bagaimana tidak punah jika tidak ada lagi bayi-bayi baru yang dilahirkan guna menjadi tonggak estafet. Memperbaharui kelestarian umat manusia yang kian usang.

So, buat para cowok, jangan ngiri deh pengen jadi cewek. Sehingga sengaja menjadi cowok salah pasang. Bicara digenit-genitin, jalan dilenggak-lenggokin, baju dibunga-bungain, bibir digincu-gincuin. Naudzubillah.

Ingat, kodratmu sekarang sebagai cowok atau cewek, itu sebenarnya merupakan bentuk keadilan dan kasih sayang Allah Ta’ala kepadamu. Jangan kamu rusak hal ini dengan perasaan tidak terima telah dilahirkan sebagai seorang cowok atau cewek. Hingga lahirlah pemahaman-pemahaman dan penyimpangan seksual semisal LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).

 

Diciptakan memang berbeda

Sobat gaulislam, ingat lho bahwa Allah Ta’ala menciptakan segala sesuatu tidak asal mencipta. Melainkan ada tujuannya. Tentu Allah Ta’ala akan murka jika tujuan penciptaan itu dirusak atau disalahgunakan.

Coba deh kamu buka al-Quran surat an-Nisaa’ ayat 34, maka akan kamu temukan firman-Nya, yang artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”

Sejelas mentari di siang bolong, jelas sekali bukan tentang maksud penciptaan para cowok di dunia ini. Jadi yang namanya laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Maka berbanggalah menjadi cowok. Tunjukkan sikap tegas, yang menunjukkan bahwa dirimu memang cowok sejati, bukan cowok salah pasang alias cowok abal-abal.

Kamu yang cowok yang coba-coba menyerupai perilaku cewek lho. Simak hadits ini, yang artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR al-Bukhari no. 5885, 6834)

Nggak kebayang deh, berada dalam kemurkaan ortu saja sudah tidak enak banget. Banyak hal tidak menyenangkan yang akan diterima seandainya ortu marah sama kita. Tidak dikasih uang jajan, diomeli melulu, dihukum suruh ngerjakan ini itu yang tidak menyenangkan, dan masih banyak lagi.

Silakan kamu bayangkan ketika misalnya yang dongkol pada kita itu guru kita di sekolah. Nggak enak banget, bukan? Batin kita pasti bergejolak dengan beribu hal yang membuat khawatir. Misalnya, takut tidak dinaikin kelas, takut raportnya ditahan, takut dilaporin ke ortu, dan masih banyak lagi.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Maka, akankah kamu rela berada dalam kemurkaan Allah Ta’ala? Jika Allah sudah murka dan melaknatmu, maka itu sebenarnya adalah akhir dari semua cerita indah. Sungguh, lebih baik dibenci manusia tapi disayang Allah ketimbang disayang manusia tapi dibenci Allah. Karena kalau manusia murka, urusannya paling lama hanya sebatas umur kita di dunia. Bisa enam puluh, tujuh puluh, delapan puluh. Sesuai umur manusia jaman sekarang.

Tapi kalau sudah Allah Ta’ala yang murka, maka jlimetnya urusan bisa sangat menyakitkan dan bisa datang tanpa diduga. Tidak hanya membuat susah hidup di dunia, tapi juga di akhirat. Jika Allah tak memberikan rahmat dan ampunan-Nya, maka laknat dan kemurkaan itu tidak hanya berakhir tatkala manusia menutup usianya, melainkan akan berlanjut hingga ke akhirat kelak. Atau bahkan kekal selama-lamanya. Naudzubillah.

Cowok sejati

Nah, daripada berurusan dengan kemurkaan Allah Ta’ala, maka jadilah cowok yang sebenar-benarnya cowok. Cowok sejati yang nantinya menjadi pelindung bagi wanita, menjadi kepala keluarga, mengayomi istri dan anak-anak, bekerja keras mencari nafkah, atau bahkan menjadi singa Islam. Jadilah cowok yang kata-katanya diperhitungkan, serta keberanian dan strategi tempurnya di medan jihad membuat keder musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Itulah cowok sejati yang bikin kagum dan bangga.

So, sekarang bukan saatnya lagi terpesona apalagi sampai meniru artis dan aktor cowok yang sok salah pasang. Sok kemayu padahal dirinya cowok. Sok kecewek-cewekan hanya karena mengejar uang dan popularitas. Sekali lagi jangan. Karena seperti yang saya katakan di atas, lebih baik dibenci manusia tapi disayang Allah Ta’ala, daripada sebaliknya, dielu-elukan manusia tapi dilaknat oleh Allah Ta’ala. Apalah artinya uang segudang jika Allah Ta’ala membenci kita. Rugi berat, Bro en Sis!.

Sobat gaulislam, coba baca deh al-Quran, dengarkan nasyid perjuangan, koleksi nasihat-nasihat yang menyemangati pada kebenaran, dan hal-hal positif lainnya. Intinya, berusahalah untuk senantiasa jantan. Jangan melow.

Hmm… mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana jika di antara kita ternyata sudah ada yang terjerumus menjadi remaja cowok yang salah pasang? Apakah masih ada kemungkinan untuk kembali menjadi jantan? Kabar baiknya, bisa.

Logikanya sih gampang. Jika dulu yang bersangkutan bisa menjadi cowok salah pasang, itu berarti dia juga memiliki kesempatan besar untuk kembali normal. Selayaknya seseorang menempuh sebuah jalan untuk pergi, tentulah ada jalan untuk kembali.

Intinya sebenarnya terletak pada kemauan. Semakin besar kemauan, maka insya Allah, semakin mudah jalan kembali yang akan ditempuh. Semakin lebar jalan untuk kembali menjadi cowok normal. Memperbaiki hal-hal yang salah pasang tadi.

Tapi jika kemauan untuk berubah saja sudah tidak ada, apa boleh dikata, yang bersangkutan tentu akan tetap menjadi cowok salah pasang. Namun seandainya ia mau mengubah haluan kemauannya, maka akan ada banyak jalan menuju taubat. Ia akan mudah saja menjalankan terapi untuk menyingkirkan sifat kecewek-cewekan dalam dirinya. Misalnya, ketika terapinya adalah dengan sering-sering bergaul degan cowok, maka ia akan mudah saja melakukannya. Ketika dia tahu bahwa obatnya adalah mengkaji Islam lebih serius lagi, maka ia akan mudah saja melakukannya. Namun sekali lagi, jika kemauan sudah tidak ada, maka semuanya akan terasa berat, ibarat mencabut bambu dari ujungnya. Sulit sekali.

Nah, masihkah kamu betah menjadi cowok salah pasang? Padahal menjadi cowok sejati itu jelas lebih keren dan membanggakan! [Farid Abdurrahman | Twitter: @4farid_ab]