Friday, 19 April 2024, 07:56

the-only-12-1-2-writing-rules-you-ll-ever-need.jpgTernyata urusan berhemat tak selalu dalam mengelola keuangan saja, dalam tulisan pun kita kudu berhemat. Utamanya jika kamu ingin menulis dengan gaya bahasa jurnalistik. Sebab tulisan kita akan selalu dibatasi oleh space yang udah dibuat tiap rubriknya. Media massa cetak, termasuk yang paling ‘kejam’ dalam urusan hemat kata. Tulisan dalam media massa cetak dituntut untuk pas dengan ruang yang telah ditentukan. Itu sebabnya, ukuran jumlah karakter menjadi pilihan jitu. Setiap penulis untuk media massa cetak, ‘wajib’ menaati aturan baku tersebut. Jadi, hemat dalam menggunakan kata-kata pun menjadi ‘wajib’. Konsekuensinya, kita kudu menulis dengan hemat kata, alias jangan sekali-kali menggunakan kata yang memakan jumlah karakter banyak. Manfaatnya, bisa membuat tulisan jadi enak dibaca. Lebih ngepop.

Kita bisa menghemat kata kok. Dengan latihan terus kita jadi terbiasa. Misalnya kata “kemudian” diganti dengan “lalu”. Kata “kemudian” ada 8 karakter. Sementara kata “lalu” hanya 4 karakter. Jelas hemat bukan? Contoh lain? Banyak. Kata “terkejut” diganti dengan “kaget”, “kurang lebih” kita ganti dengan “sekitar”, jika kita kudu hindari kata “barangkali” dan pilih “mungkin”, “sekarang” tukar dengan “kini”, kata “semakin” ganti dengan “kian”. “Rupiah” jadi “Rp”. Masih banyak kosa kata lain. Silakan kamu eksplorasi sendiri. Tapi yang jelas intinya adalah hemat kata. Lihat jumlah karakternya ya.

Saat pertama kali bisa menulis, saya seringkali menggunakan kata-kata yang boros karakter. Bahkan lucunya beberapa kata yang sama artinya ditulis sekalian. Selain pengen gaya, juga supaya ada penegasan. Padahal setelah tahu, selain boros kata, juga nggak enak dibaca. Terlalu melebih-lebihkan. Maklum penulis pemula. Tapi alhamdulillah, makin lama makin terlatih. Makin banyak menemukan kosa kata yang hemat karakter. Kamu juga bisa mencobanya. Ingat lho, kudu sering digali potensimu. Tanpa latihan terus-menerus, jangan bermimpi bisa menulis dengan oke. Ayo, kamu bisa! (Catatan: mungkin hemat kata tak terlalu cocok untuk jenis tulisan selain jurnalistik) [O. Solihin]