Thursday, 28 March 2024, 17:58

Akhir-akhir ini hujan es sebesar buah anggur melanda Tokyo. Angin ribut mengguncang Hawaii. Sementara New Delhi dilanda hujan salju. Dan puncak-nya adalah topan hebat yang melanda seluruh wilayah Los Angeles. Anehnya, kejadian seheboh bin gempar di atas gak ada beritanya di Liputan 6, Info Mancanegara atau Headline News. Napa ya? Hehehe…nggak usah bingung. Karena peristiwa-peristiwa itu cuma terjadi dalam VCD, DVD, or bioskop. Kok bisa?

Iya. Soalnya Hollywood baru aja merilis film heroik full special effect dan science fiction terbaru. Judulnya “The Day After Tomorrow� alias “Lusa� atawa “Pageto� kata orang planet pajajaran (baca: Sunda). Film ini menceritakan hasil penelitian seorang ahli klimatologis yang memberikan indikasi bahwa pemanasan global bisa memicu perubahan iklim besar di seluruh dunia secara mendadak. Walhasil dunia dilanda bencana seperti di atas. Gitchu…

Nggak cuma special effect-nya yang menarik perhatian, “pesan sponsor� film itu juga kudu kita pelototin. Seperti dalam Indepen-dence Day atau Armageddon, film ini juga memperlihatkan Amerika sebagai tokoh pahlawan dunia. Seolah cuma dia yang paling jago yang bisa menyelamatkan dan mengaman-kan dunia. Memang sih untuk urusan kecanggi-han teknologi, negara ini nomor wahid. Negara lain mah, harap sabar menjadi pembebek dan jauh di bawah kelasnya. Pokoknya, dijamin pasti ketinggalan banget dibanding ama Amrik.

Dengan menyandang gelar globo cop alias polisi dunia, negara pimpinan Om Bush Jr ini jadi sombong binti arogan. Baginya, status negara lain nggak lebih tinggi dari seorang babu yang mesti tunduk melayani dan memenuhi segala keinginannya. Nggak heran kalo sikapnya yang kayak majikan ini bikin dunia jadi kacau beliau eh balau.

Salah satu ulahnya, AS bebas nyeleksi persenjataan yang boleh dimiliki dan digunakan oleh suatu negara. Kalo ada negara yang ngeyel punya senjata yang lebih hebat darinya, nggak segan-segan AS akan memojokkannya ke sudut ring dan memaksa masyarakat internasional untuk setuju dengan penilaiannya. Seperti yang terjadi pada kasus invasi AS ke Irak.

Padahal untuk urusan persenjataan, AS yang paling banyak rapot merahnya. Di dunia ini, cuma AS yang tega pake bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang, agent orange dan bom Napalm di Vietnam, serta hulu ledak yang diperkuat dengan Uranium (meng-akibatkan radiasi) pada perang Teluk. Bahkan AS menolak menandatangani perjanjian-perjanjian untuk menghentikan produksi dan ujicoba senjata-senjata nuklir, kimia, maupun biologis. Bener-bener nggak punya urat malu! Sejawara itukah AS?

Dunia Islam yang tenggelam
Sobat muda muslim, apa yang terbayang dalam benak kita saat nonton sepakbola antara tim mahasiswa melawan tim �playboy’alias anak yang suka bermain atau anak TK? Hihihi….kita pasti geli ngeliatnya. Dan kita mungkin malu mengakui kehebatan tim mahasiswa itu meski mereka dengan mudah mempecundangi lawan-nya. Ya kan? Masa’ mahasiswa yang udah bangkotan dengan stamina fisik yang fit sparing partner-nya ama anak TK. Tebel banget tuh kulit muka.

Seperti mahasiswa itulah gambaran AS. Kehebatannya bersifat semu. Karena lawannya, negara-negara lain di luar AS, khususnya dunia Islam yang sedang dalam kondisi lemah, loyo, tidak berdaya, kurang tenaga, dan kurang ber-gairah. Persis kayak orang yang kekurangan gizi alias penderita mal nutrisi. Akibatnya negeri-negeri Islam dengan mudah dicabik-cabik oleh para penjajah kafir yang haus darah dan harta (persis drakula matre).

Sungguh menyedihkan kondisi sodara-sodara kita di belahan dunia lain. Tetesan darah bercampur bau mesiu menjadi pemandangan sehari-hari di Timur Tengah. Di Irak, lebih 5.500 warga sipil tewas dalam satu tahun pertama pendudukan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. (Waspada online, 25/05/04). Sedikitnya 55 warga Palestina, termasuk 15 anak-anak di bawah usia 18, telah dibantai Israel pada periode 1 sampai 20 Mei. (Eramuslim, 20/05/04). Rabu, 28 April lalu, militer Thailand membantai 107 muslim Pattani di dalam masjid. (Eramuslim, 30/04/04). Di Nigeria, Fundamentalis Kristen kembali Bantai 67 Muslim setelah sebelumnya memakan korban 300 muslim. (Eramuslim, 05/05/04). Dan masih banyak lagi berita duka yang menimpa sodara-sodara kita.

Hampir nggak ada satu kabar gembira pun yang lahir dari negeri-negeri Islam. Tingkat ekonominya kian terpuruk akibat terjerat hutang luar negeri yang dikucurkan IMF atau Bank Dunia. Kesejahteraan penduduknya makin mengkhawatirkan. Pemerintahan mereka pun nggak lepas dari campur tangan para penjajah. Melihat kondisi kayak gini, nggak heran kalo opini kebangkitan Islam dan kaum Muslimin dianggap sebatas impian…

Nggak ada alasan buat minder
Bener sobat. Nggak ada alasan buat kita selaku muslim untuk ngerasa minder, ngeper atawa jiper ama AS. Karena sebenernya, kita punya kekuatan-kekuatan yang bisa mengimbangi negara adikuasa itu. Asli kita nggak bo’ong. Buktinya AS getol banget nyaplokin negeri-negeri Islam. Karena doi menyadari kekuatan itu dan nggak mau potensi kekuatan itu bakal menghantamnya di masa depan. Begitu. Emang, apa sih yang dikhawa-tirkan AS dari negeri-negeri Islam? (sambil pegang dagu en pura-pura mikir)

Pertama, secara geografis kaum Muslimin menempati posisi yang strategis jalur laut dunia. Mereka mengendalikan Selat Gibraltar di Medite-rania Barat, Terusan Suez di Mediterania Timur, Selat Balb al-Mandab yang memiliki teluk-teluk kecil di Laut Merah, Selat Dardanelles dan Bosphorus yang menghu-bungkan jalur laut Hitam ke Mediterania, serta Selat Hormus di Teluk. Dengan posisi ini, para penjajah kafir akan keteteran menyerang negeri-negeri Islam lewat jalur laut. Karena pintu-pintu strategis laut dikuasai oleh kaum Muslimin. Rasain lo!

Kedua, faktor sumber daya alam (SDA). Negeri-negeri Islam dikenal sebagai negeri yang subur untuk bercocok tanam. Dengan begitu, kaum Muslimin akan terhindar dari ketergan-tungan pada negara lain. Nggak cuma itu, sumber bahan mentah juga bejibun di negeri-negeri Islam. Mereka mengendalikan cadangan minyak (60%), Boron (40%), Fosfat (50%), Perlite (60%), Strontium (27%), dan Tin (22%). Dengan senjata emas hitam, kaum Muslimin dengan mudah mengguncang ekonomi AS dan negara-negara Eropa hanya dengan menyetop suplai minyak ke mereka. Seperti yang pernah terjadi pada tahun 1973-1974. (Hans J, Morgenthau, Politics Among Nations, terj. Hlm. 175).

Ketiga, jumlah penduduk. Sebuah bangsa akan bertambah kuat dengan dukungan jumlah penduduk. Tanpa penduduk yang banyak, tentu akan kerepotan menjalankan pabrik industri yang akan menopang kekuatan negara yang bersangkutan. Dan saat ini, jumlah kaum Muslimin di seluruh dunia lebih kurang 1miliar atau 20% dari pupulasi di dunia. Sementara jumlah penduduk AS 278.058.881 jiwa (CIA The World Fact Book). Hampir 1 banding 5 coy…

Keempat, kekuatan militer. Berdasarkan data CIA The World Fact Book, potensi kekuatan militer dan dinas militer yang dimiliki beberapa negeri muslim bakal begitu fantastis. Hanya dengan menggabungkan tentara Mesir, Irak, Iran, Pakistan, Turki, dan Indonesia saja jumlah pasukan kaum Muslimin yang tersedia sekitar 162 juta. Bandingkan dengan potensi militer AS yang cuma 79 juta. Atau Israel yang cuma punya sekitar 1,5 juta pasukan pria dan 1,4 juta pasukan wanita.

Sobat muda muslim, hanya satu yang disayangkan dari semua kekuatan yang dimiliki negeri-negeri Islam. Mereka semua nggak bersatu. Terpecah-belah lebih dari 56 negara kecil. Otomatis nggak ada kekuatan tanpa persatuan. Makanya dengan mudah AS menghantam negeri-negeri Islam dari segala sisi. Menanamkan budaya Barat dan meracuni pemikiran umat. Gaswat!

Karena itu kudu ada upaya untuk menggalang kekuatan kaum Muslimin di seluruh dunia. Rasulullah dan para sahabat mencontohkan bahwa pengga-langan kekuatan itu akan solid jika Daulah Khilafah Islamiyah alias DKI (hati-hati ketuker ama KDI) tegak di muka bumi ini. Negara Islam ini yang akan menghimpun potensi kekuatan yang dimiliki kaum Muslimin. Institusi ini pula yang akan menyatukan Dunia Islam untuk kemudian berjihad melawan penindasan negara-negara Barat Kapitalis. Dengan begitu, keberadaan DKI sebagai negara adikuasa akan melindungi dan mengayomi seluruh kaum Muslimin serta menghentikan arogansi AS di planet bumi. Ini baru seimbang…Tul nggak seh?

Membangun �adikuasa’ baru
Perlu dicatat sobat, kita selaku remaja muslim juga wajib terlibat dalam usaha mulia untuk menegakkan DKI. Karena kewajiban ini bukan cuma untuk para ulama, aktivis dakwah, atau ustadz. Tapi buat kita semua yang masih ngerasa muslim. Catet tuh!

Sebagai tahap awal terjun ke dunia dakwah kita kudu memahami Islam sebagai sebuah ideologi yang akan diterapkan oleh negara. Hanya dengan kekuatan ideologi, sebuah negara bisa menjadi adikuasa van adi-daya (tapi gak termasuk Adi Nugroho lho..). Secara jujur hal ini diakui Carleton S, Chairman and Chief Executive Officer, Hewlett-Packard Company, waktu ngomentarin peradaban Islam dari tahun 800 sampe 1600 (masa kekhilafahan) dalam ceramahnya tanggal 26 September 2001 dengan judul “Technology, Business, and Our Way of Life: Whats Next�.

Dia bilang:?  “Peradaban Islam merupakan peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara adidaya kontinen-tal (continental super state) yang terbentang dari satu samudera ke samudera yang lain; dari iklim utara hingga tro-pik dan gurun de-ngan ratusan juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan keper-cayaan dan asal suku.. Tentaranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal sebelumnya.â€?

Sobat muda muslim, moga-moga kita gak alergi ama Islam ideologi. Apalagi sampe gatel-gatel di seluruh permukaan tubuh. Iih…itu mah PKK atuh alias Panu, Kurap, dan Kudis. Nggak ada ruginya kita ringankan kaki kita ke forum pengajian yang bahas politik, ekonomi, dll. Gak ada jeleknya kita mempelajari, memahami, dan mengamalkan Islam sebagai sebuah ideologi. Bagus malah. Karena akan membuka wawasan kita, melatih daya nalar kita, sekaligus menjadikan kita pahlawan bertopeng, eh pembela Islam. Hehehe…

Nah, dengan menjadi pembela Islam kita bisa membantu umat untuk mendapatkan pencerahan dari ide-ide sesat. Pemerintahan demokrasi di-replace dengan kekhilafahan Islam. Nasionalisme dibuang, ganti dengan akidah Islam untuk merajut persatuan Umat seluruh dunia. Sekularisme tereliminasi oleh kekuatan Islam ideologi. Dengan begitu kita harapkan tumbuh kembali kepercayaan umat terhadap ajaran Islam yang sempat pupus terkikis pemikiran sekuler Barat. Selanjutnya kita bersama umat berjuang demi tegaknya Khilafahan Islamiyah yang dijanjikan Allah Swt. Tunggu apalagi, mari kita jadi pembela Islam. Tetep semuanget! [hafidz]

(Buletin Studia – Edisi 200/Tahun ke-5/21 Juni 2004)