Thursday, 25 April 2024, 23:20

tips-for-writing-articles.jpgKebiasaan menabung memang menguntungkan kita. Suer. Coba aja kalo tiap hari kita nabung uang seribu rupiah. Berapa jumlahnya dalam sebulan? Juga berapa banyak uang yang kita miliki selama setahun? Pokoknya untung banget deh.

Nah, ngomong-ngomong soal nabung-menabung, untuk menjadi penulis, bolehlah kita mencoba untuk menabung kosa kata. Mengumpulkan setiap hari lima saja. Maka dalam sebulan kita punya tabungan kosa kata sekitar 150 buah. Banyak bukan? Kosa kata itu cukup untuk memoles tulisan yang kita buat. Sebab, menulis adalah keterampilan mengolah data-data dalam suatu rangkaian kata. Ibarat kita mau membangun rumah, batu-bata sudah siap, semen dan pasir udah banyak, batu untuk pondasi udah menumpuk. Begitupun dengan kayu, bambu, cat, keramik dan genteng, sampe yang pernik-pernik seperti paku dan instalasi listrik semua udah lengkap.

Perlu keahlian khusus tentunya untuk merangkai semua itu jadi sebuah rumah. Menata batu untuk pondasi, memasang batu-bata dan merekatkannya dengan campuran semen, kapur, dan pasir. Memasang kayu-kayu untuk jendela dan pintu. Tembok yang sudah jadi, perlu dilapisi dempul sebelum akhirnya dicat dengan warna kesukaan kita. Menyusun genteng untuk menutupi atap rumah kita. Sampe rumah itu jadi dan enak dipandang mata. Mengasyikan tentunya.

Sobat muda, kalo kamu mau menulis, maka jika seluruh bahan tulisanmu udah siap, yang diperlukan adalah merangkainya menjadi sebuah tulisan. Untuk merangkai bahan-bahan itu, kosa katalah yang merupakan komponen utama untuk menjalinnya. Tanpa kosa kata yang banyak, tulisan kita hanya merupakan daftar bahan-bahan mentah saja. Jangankan orang lain yang baca, mungkin kamu sendiri males ngeliat tulisan yang kering dengan kosa kata.

Waktu saya SD, guru bahasa Indonesia suka ngasih pelajaran menulis. Biasanya, siswa diminta untuk menuliskan pengalamannya selama liburan, atau saat pergi ke kota. Wah, saat itu, pelajaran ini paling membingungkan. Soalnya apa dan seperti apa yang mau ditulis. Sangat boleh jadi kita heboh cerita ke teman-teman tentang pengalaman liburan ke kota, bahkan kamu bisa berbusa-busa cerita. Tapi, tunggu dulu, dalam bahasa tulisan belum tentu kamu gampang untuk menuliskannya. Kendala itu salah satunya adalah minimnya tabungan kosa kata yang dimiliki.

Kalo disuruh nulis pengalaman (saat belajar di SD), biasanya kosa kata yang muncul hampir selalu sama. Misalnya, perhatikan kalimat-kalimat dalam ‘kisah’ ini, saya bahkan pernah membuat yang sejenis waktu SD, “Liburan sekolah kemarin saya pergi ke kota. Bersama ayah, bersama adik, bersama kakak. Di sana saya jalan-jalan ke tempat wisata. Di sana banyak orang. Saya membeli es. Lalu membeli buah-buahan. Lalu pergi ke terminal. Kemudian pulang.” He..he..he.. tentu geli banget dengan kalimat seperti ini. Kenapa bisa terjadi? Karena kita kekurangan kosa kata.

Kalo melihat kalimat di atas, kata “bersama” sampe diulang tiga kali. Kata “di sana”, dua kali diulang. Kata “lalu” diulang dua kali. Kata “kemudian” melengkapi di akhir cerita itu. Padahal, kalo kita bisa menabung kosa kata, bakalan banyak yang bisa kita gunakan untuk merangkai bahan-bahan tadi. Kosa kata, selain berguna untuk merangkai bahan-bahan, juga untuk memoles tulisan kita menjadi enak dibaca.

Coba deh, kumpulkan kosa kata sebanyak-banyaknya. Kalo kamu mau, boleh juga tuh memiliki Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di situ, banyak memuat kata-kata yang barangkali sering kita gunakan, tapi ternyata banyak kata lain yang artinya sama. Misalnya, kata “semakin” sama artinya dengan “kian”. Lumayan kan jadi ada cadangan untuk memoles tulisan kita. Kata “lalu” sama artinya dengan kata “kemudian” dan “dus”. Kata “meski” sama dengan “walau”. Begitu juga kata sangkil (sama artinya dengan efisien), mangkus (berarti efektif), renjana (bersedih), citra (gambaran), dan masih banyak lagi kosa kata yang bisa kamu kumpulkan. Dari bahasa apa pun. Tentu sekali lagi, itu pun kalo kamu mau tulisanmu indah dan enak dibaca. He..he..he..

Nah, selain dari kamus, coba luangkan waktumu untuk membaca tulisan orang lain. Para penulis cerpen dan novel adalah mereka yang paling hobi ‘mengobral’ kosa kata. Baca sepuasnya, dan ambil kosa kata yang kamu anggap baru. Simpan baik-baik. Bila perlu kamu punya buku kecil berisi catatan daftar kosa kata. Chairil Anwar, Shakespeare, Solzenitsyn, dianggap sangat berjasa karena membakukan dan memperkaya kosa kata pada bahasa masing-masing. Di masa mudanya, WS Rendra pun gemar menabung dan mengumpulkan kata-kata baru setiap hari. Meski demikian, kamu tetep kudu punya etika dong. Sebab, banyak kata ‘boleh’ diucapkan, tapi tak boleh ditulis. Kalau kata-kata itu ditulis juga, pembaca bilang kita nggak sopan, jorok, kurang ajar, bahkan tak tahu adat. Jadi kamu kudu hati-hati membelanjakan kosa kata. Misalnya, kata-kata ‘sebagus’ tahu kucing, babi, monyet, bahkan sapi pun kalo salah taruh bisa dicoret pak guru. Apalagi bila sampai menyakiti orang, pasti kena sensor tuh. Kata sastrawan Eka Budianta, “kebudayaan sensor adalah satu pagar bagi pengarang.” Jadi kudu ati-ati yo…

Saya sendiri ketika awal-awal menekuni keterampilan ini, merasakan sebuah beban yang sangat berat ketika harus bermain dengan kosa kata. Tentu karena saat itu saya memiliki cadangan kosa kata yang amat minim. Namun, setelah mencoba mengumpulkan kosa kata baru, saya mulai menemukan kenikmatan tersendiri dalam menulis. Saya mendapatkan semua itu selain dari kamus, juga hasil dari membaca tulisan orang lain; cerpen, novel, puisi, juga artikel. Banyak manfaatnya kok. Bener.

Oya, untuk menghidupkan tulisan (khususnya buat remaja), boleh juga dimasukkan ungkapan-ungkapan bahasa ‘obrolan’ dan ekspresi tubuh menjadi bahasa tulisan seperti yang sering saya gunakan di buletin Studia, Permata, dan buku-buku yang saya tulis. Misalnya: Gubrag! Watau! Wasyah! Gedubrak! Huhuy! Wacks…? dsb.

Nah, kamu sendiri bagaimana? Tentu kudu siap juga ya? Yuk kita mulai, siapa takut? Praktikkan ya…[O. Solihin]

1 thought on “Menabung Kosa Kata

  1. waduh mas ,,kosa kataku minim banget,,mau kasih tau ngga, di mana tempat ato situs kosa kata buat bahan nulis,,aku pingin banged bisa nulis,,hikz,,makanya aku cari mbh google,nemu webnya mas,,lam kenal yah !:)

Comments are closed.