Monday, 4 November 2024, 21:04

Sejatinya Islam adalah agama minoritas di India. Meski minoritas dari segi jumlah, sejarah telah membuktikan umat Islam India telah memberi kontribusi yang begitu besar bagi negara yang berada di Asia Selatan itu. Di era millenium baru ini, Islam merupakan agama terbesar kedua di tanah Hindustan.Saat ini, total pemeluk Islam di India mencapai 151 juta jiwa atau 13,4 persen dari total penduduk negara itu. Dengan jumlah Muslim sebanyak itu, India menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar ketiga setelah Indonesia dan Pakistan. Lalu bagaimanakah Islam datang di Negeri Hidustan?

Riwayat Islam di Negeri Hindustan terbilang amat panjang. Ada banyak versi tentang masuknya Islam ke India. Meski begitu, datangnya ajaran Islam ke anak benua India itu bisa diklasifikasikan dalam tiga gelombang. Yakni dibawa orang Arab pada 8 M, orang Turki pada 12 M, dan abad ke-16 M oleh orang Afghanistan.

Menurut satu versi, pertama kali Islam tiba di India pada abad ke-7 M. Adalah Malik Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah SAW yang kali pertama menyebarkan ajaran Islam di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya menginjakkan kaki di Kodungallur, Kerala. Kedatangan Islam pun disambut penduduk wilayah itu dengan suka cita.

Konon, dari wilayah itulah Islam lalu menyebar ke seantero India. Malik lalu membangun masjid pertama di daratan India yakni di wilayah Kerala. Masjid pertama yang dibangun umat Islam itu bentuknya mirip dengan candi – tempat ibadah umat Hindu. Bangunan masjid itu diyakini dibangun pada tahun 629 M.

Ada yang meyakini, masjid di Kodungallur, Kerala itu merupakan masjid kedua di dunia yang dipakai shalat jumat, setelah masjid yang dibangun Rasulullah di Madinah. Versi lainnya menyebutkan, Islam sudah masuk ke anak benua India mulai abad pertama Hijriyah, yakni pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Selepas Umar wafat, pada 643 orang-orang Arab berhasil menaklukkan wilayah Makran di Baluchitan.

Ekspansi Islam ke wilayah India kembali dilanjutkan pada era kekuasaan Dinasti Umayyah sekitar tahun 664 M. Di bawah komando Al-Muhallab bin Abi Suffrah, umat Islam berhasil menembus wilayah Multan di Selatan Punjab – sekarang wilayah Pakistan. Ekspedisi yang dipimpin Al-Muhallab itu tak bertujuan untuk penaklukan.

Pasukan Al-Muhallab hanya mampu menjangkau ibu kota Maili lalu kembali ke Damaskus.

Kekhalifahan Umayyah pada tahun 738 M di bawah komandan perang Muhammad bin Qasim kembali melakukan ekspedisi ke wilayah India. Pasukan Muhammad bin Qasim berhasil menundukkan wilayah Sind – inilah daerah kekuasaan Umayyah yang terletak paling timur. Sejak saat itulah, orangorang Arab tinggal dan menetap di wilayah itu.

Selain itu, ada pula sejarawan yang menyebutkan Islam diseberkan pertama kali di India oleh para pedagang Arab pada abad ke-7 M. Sebab, sebelum ajaran Islam datang para pedagang Arab dan India telah lama berkongsi.

Pendapat ini diungkapkan Sejarawan Elliot dan Dowson dalam bukunya berjudul The History of India. Menurut keduanya, kapal pertama yang yang mengangkut para penjelajah dan pedagang Muslim sudah tiba di pantai India pada tahun 630.

Sedangkan HG Rawlinson dalam bukunya Ancient and Medieval History of India menyatakan bahwa orang Arab Muslim pertama menginjakkan kaki di tanah India pada akhir abad ke-7 M.

Beberapa sejarawan lainnya seperti J Sturrock dalam South Kanara and Madras Districts Manuals serta Haridas Bhattacharya dalam bukunya Cultural Heritage of India Vol IV juga bersepakat dengan kedatangan Islam, bangsa Arab menjadi sebuah kekuatan kebudayaan terkemuka di dunia. Menurut mereka ajaran Islam dibawa ke India oleh para pedagang dan saudagar Arab.

Selain masyarakat di wilayah Keralla, ada pula yang menyebutkan masyarakat India pertama kali yang memeluk Islam berada di wilayah Mappila. Hal itu dapat dimaklumi lantaran wiliayah itu berbekatan dengan Arab. Perlu beberapa abad bagi Islam untuk menyebar di seluruh wilayah India. Ada banyak faktor yang menyebabkan orang India berbondong-bondong menganut ajaran Islam seperti, pernikahanan, integritas ekonomi, ingin terbebas dari struktur kasta, serta tersentuh dengan dakwah yang dilakukan para tokoh sufi.

Ajaran Islam semakin menyebar luas di wilayah India setelah terbentuknya Kesultanan Delhi di wilayah itu. Dinasti Islam pertama di India adalah Dinasti Gaznawi yang dipimpin Mahmud Gaznawi. Sejak tahun 1020, Mahmud telah menguasai beberapa wilayah di India sekaligus menundukkan dan mengislamkan raja-raja di tanah para ?dewa’ itu.

Setelah kekuasaan Dinasti Gaznawi memudar, lalu berdirilah Kesultanan Delhi – yakni beberapa Kesultanan yang berkuasa dari tahun 1206 M hingga 1526 M. Ada lima dinasti Islam yang berkuasa silih berganti di era Kesultanan Delhi.

Kelima dinasti itu adalah; Dinasti Mamluk (1206 M-1290 M); Dinasti Khilji (1290 M – 1320 M); Dinasti Tughlaq (1320 M – 1413 M); Dinasti Sayyid (1414 M – 1451 M) dan Dinasti Lodhi (1451 M – 1526 M).

Dinasti Mamluk didirikan Qutbuddin Aibak pada tahun 1206. Di awal abad ke-13 M, dinasti itu sudah menguasai wilayah utara India dari Khyber Pass hingga Bengal. Setelah Dinasti Mamluk meredup, Dinasti Khilji lalu berkuasa. Raja pertamanya adalah Jalaluddin Firuz Khilji (1290 – 1294). Pada era itu Gujarat dan Malwa dikuasai umat Islam.

Di awal abad ke-14 M kesultanan memperkenalkan ekonomi moneter di provinsi dan distrik. Saat itu telah terbentuk sebuah jaringan pusat pasar.

Perekonomian Kesultanan Delhi pun mulai menguat. Pemasukan keuangan negara saat itu masih berbasis pada pertanian. Kesultanan ini sempat porakporanda akibat ekspansi yang dilakukan Timur Lenk dari Dinasti Timurid pada tahun 1398 M.

Tak cuma itu, Kesultanan Delhi juga pernah dipimpin oleh seorang penguasa wanita bernama Ratu Razia Sultana (1236 M – 1240 M). Ratu Razia dikenal sangat cerdas. Dialah ratu pertama yang dimiliki dunia Islam. Dia memimpin dari Delhi timur hingga ke barat Peshawar dan dari Kashmir utara hingga ke selatan Multan. Para sultan Delhi dalam memimpin masyarakatnya didasarkan pada hukum-hukum yang berdasarkan Alquran. Umat beragama lain dipersilakan untuk menjalankan keyakinannya. Kesultanan Delhi mewariskan kejayaannya melalui arsitektur, musik, literatur, dan agama.

RAJA MOGUL Penguasa India
Babur Zahiruddin Mohammad
(1526 M – 1530 M)
Humayun Nasiruddin Mohammad
(1530 M – 1540 M)
Masa peralihan
(1540 M – 1555 M)
Humayun Nasiruddin Mohammad
(1555 M – 1556 M)
Akbar Jalaluddin Mohammad
(1556 M – 1605 M)
Jahangir Nuruddin Mohammad
(1605 M – 1627 M)
Shah Jahan Shihabuddin Mohammad
(1627 M – 1658 M)
Aurangzeb Muhiuddin Mohammad
(1658 M – 1707 M)

Kejayaan di Era Kerajaan Mogul

Berawal dari kekacauan yang terjadi di Kesultanan Delhi, penguasa Dinasti Lodhi terakhir Ibrahim Lodhi mengundang Muhammad Babur – pangeran dari Dinasti Timurid. Namun, pasukan yang dipimpin Babur justru berperang dengan Dinasti Lodhi yang dipimpin Sultan Ibrahim Lodi.

Dalam Pertempuran Panipat, Babur berhasil menumbangkan Kesultanan Delhi. Sejak tahun 1526 M, Kerajaan Mogul pun berdiri dengan mengusai wilayah yang cukup luas meliputi Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India hingga tahun 1857 M.

Selepas wafatnya Raja Babur, Kerajaan Mogul diteruskan puteranya bernama Humayun. Pada saat itu, sebagian besar wilayah kerajaan ditaklukkan oleh Bahadur Shah, penguasa Gujarat.

Tahta Kerjaaan Mogul pun kemudian berpindah kepangkuan Akbar Khan. Dia memerintah selama 49 tahun. Di masa kepemimpinan Akbar, Kerajaan Mogul mampu menorehkan tinta emas kejayaannya. Kerajaan Modul tumbuh pesat pesat, dan terus berkembang sampai akhir pemerintahan Aurangzeb.

Pada tahun 1605 M – 1627 M, tampuk kekuasaan Mogul diduduki Jahangir – putera Akbar. Setelah itu, tahta kerajaan dikuasai Shah Jahan. Putera Jahangir itu mewarisi tahta dan kerajaan yang luas serta kaya raya di seluruh wilayah India. Pada abad tersebut, Mogul menjadi negara Adikuasa dan tercatat sebagai kerajaan terbesar di dunia.

Di era kepemimpinannya, Raja Shah Jahan, memerintahkan pembangunan Taj Mahal antara 1630 M – 1653 M di Agra, India. Bangunan bersejarah yang indah itu hingga kini masih kokoh berdiri dan merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Keberhasilan pembangunan Taj mahal merupakan bukti pencapaian umat Islam dalam bidang arsitektur.

Kerajaan Mogul masih mencapai kejayaannya di era kepemimpinan Aurangzeb. Namun, sepeninggal Aurangzeb pada 1707 M, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Kerajaan itu dikalahkan pasukan dari Persia dibawah komando Nadir Shah. Kerajaan ini dibubarkan Kerajaan Inggris di tahun 1857 M.

Selama masa kejayaannya, Kerjaaan Mogul menguasai wilayah yang amat luas meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Kasmir, Bajipur, Galkanda, Tahore, dan Trichinopoli. Dalam bidang ekonomi, Mogul telah mengekspor kain ke Eropa. Kerajaan ini juga merupakan produsen rempah-rempah, gula, garam, wol, parfum, dan aneka produk lainnya.

Di bidang pendidikan dan pengetahuan, Mogul juga mencapai prestasi yang gemilang. Bangunan seperti madrasah, masjid perpustakaan tersebar di wilayah kekuasaan Mogul. Pada 1641 M perpustakaan di Agra telah memiliki koleksi buku sebanyak 24 ribu. Ilmu pengetahuan berkembang pesat. Di bidang arsitektur, Kerajaan Mogul telah memiliki bangunan yang megah seperti Benteng Merah, Masjid Jami, Taj Mahal, istana yang megah di Delhi dan Lahore serta makam-makam yang sangat mengagumkan. (heri ruslan )–Republika

1 thought on “Riwayat Islam di Negeri Hindustan

Comments are closed.