Ramadhan, bulan suci yang penuh ampunan telah datang. Duh, pasti dong kamu-kamu suka cita menyambutnya. Apalagi bila di benak sudah terbayang lebaran di depan mata ketika puasa usai. Watau…sebulan lagi atuh itu mah.
Mungkin yang membuat Ramadhan berkesan buat kita-kita selain suasananya, juga soal daftar makanan yang cuma ngetren di saat Ramadhan. Ehm, nanti bakal ada lagi kolak pisang yang manis legit, bubur kacang ijo, es kelapa muda, kurma, dan makanan-makanan lain yang jadi rajin hadir ketika Ramadhan datang. Lauk pauk pun jadi lebih istimewa daripada hari-hari biasanya. Yang biasanya cuma tahu, tempe, dan krupuk jadi ada ayam goreng, ayam opor, pepes ikan, dan lain-lain. Biasanya ibu kamu pasti beralasan untuk menghargai yang berpuasa, katanya.
Belum lagi jam sekolah yang jadi lebih pendek setiap harinya plus libur awal dan akhir Ramadhan yang selalu ditunggu. Guru-guru pun juga jadi lebih sabar. Yang biasanya killer jadi lebih anteng di bulan puasa ini. Mengendalikan hawa nafsu, dalihnya.
Program-program televisi, radio, surat kabar, majalah, sekolah, kantor dan lain-lain semua jadi sok sibuk menyambut datangnya Ramadhan. Acara demi acara digelar untuk menambah semarak bulan suci ini. Disesuaikan dengan kondisi. Ada ngabuburit atau acara yang dikemas menjelang berbuka, ada kentongan sahur, buka puasa bersama, siraman ruhani hingga kuis-kuis juga tak mau ketinggalan.
Ramadhan adalah…
Bagi remaja seusia kamu, nggak semua loh bersuka cita menyambut Ramadhan. Ada yang menganggap kalo Ramadhan adalah bulan siksaan karena harus puasa menahan lapar dan haus. Belum lagi kudu tarawih malamnya karena paksaan mama-papa. Atau bahkan satu bulan menyebalkan karena kamu tak lagi bisa indehoi pacaran bebas kayak bulan-bulan lainnya. Gubrakz…naudzhubillah, nyebut Neng!
Kalo kata yang Tercinta kita. Yup, siapa lagi kalo bukan Rasulullah Muhammad saw. dalam khutbahnya tentang Ramadhan:
“Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakanNya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.�
Tuh kan, sudah gamblang bin jelas banget diterangkan oleh Rasulullah tentang apa itu Ramadhan. Rugi banget kalo kita nggak bisa manfaatin bulan spesial ini. Martabak aja kita maunya yang spesial, masa’ bulan penuh ampunan ini dijalani biasa aja. Betul?
Sobat, kamu pasti bakal nyesel bila Ramadhan tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Padahal jelas-jelas di bulan ini obral pahala begitu banyaknya. Seperti sabda Rasulullah saw. dalam sebuah hadits qudsiy: “Demi dzat yang jiwaku berada di tanganNya, bau mulut orang yang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya semata-mata karena Aku. Puasa itu adalah bagiKu. Dan Aku sendirilah yang akan memberikan pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi pahala dengan sepuluh kali lipat kebajikan yang semisalnya.� (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
Emang sih, semua juga butuh upaya supaya kamu dapetin berkahnya Ramadhan. Bayangin, cuma bernafas dan tidur aja udah dapat pahala. Gimana lagi nilainya kalo kamu juga ngelakuin sholat, puasa, bersedekah, berbakti pada guru dan ortu, menyantuni fakir miskin, belajar Islam, dan mengamalkannya. Wuih…kamu bakalan bingung cara ngitungin pahalanya hehehe. Semoga ya.
Eits…jangan berbangga dulu. Pahala emang mudah banget didapat di bulan Ramadhan ini, tapi hal-hal yang mengakibatkan pahala itu ngabur kayak ditiup angin juga banyak. Kalo kamu nggak bisa ngejagain mulut kamu dari bergunjing, memfitnah, mengolok dan menyakiti hati orang lain, maka semua pahala puasa kamu jadi sia-sia di bulan ini. Rasulullah bersabda: “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.� (HR Ahmad)
? ?
Jangan nodai Ramadhan
Banyak banget yang bilang kalo bulan Ramadhan itu adalah bulan suci jadi kita kudu menghormati. Mereka yang biasanya suka pake baju kurang kain, jadi alim berbaju panjang pas Ramadhan. Kamu yang biasanya hot kalo pacaran jadi agak kaleman. Pun mereka yang biasanya suka korupsi jadi brenti sementara. Wah, itu namanya pembodohan. Sebab, yang namanya umbar aurat, pacarannya hot atau nggak, korupsi biar dikit or banyak, sekali haram tetap haram. Nggak peduli di bulan Ramadhan or di bulan lain.
Jadilah bulan Ramadhan ini menjadi ajang ganti kulit bagi mereka yang nggak punya pendirian. Kerudung jadi rajin nempel di kepala yang biasanya suka berpakaian sexi. Apalagi didukung oleh artis pujaan yang mencontohkan demikian. Bukannya su’udzon, tapi fakta hehe.
Bahkan beberapa stasiun radio menyiapkan sebuah acara bertajuk �Ramadhan khusyuk asmara syahdu’. Walah! Dari judulnya aja kamu pasti sudah bisa ngebayangin jalannya acara. Kamu-kamu yang notabene masih remaja berebut telepon ke stasiun radio itu untuk berbagi cerita tentang bagaimana kamu menjalani ibadah di bulan Ramadhan tapi aktivitas pacaran kamu juga semakin hot. Misal, ketika tarawih janjian berangkat bareng dengan pacar, atau ketika ikutan kuliah shubuh bareng mama eh, ternyata malah dapat gebetan baru.
Belum lagi para ibu-ibu kita yang juga biasanya jadi suka sok sibuk menyambut Ramadhan. Persediaan makanan yang jadi berlimpah, ditumpuk di rumah hingga masak makanan yang seakan menjadi �wajib’ menjelang Ramadhan untuk dibagikan ke para tetangga. Tak ada yang salah sih, tapi jangan lupa Ramadhan bukan hanya sekadar itu.
Jadikan Ramadhan-mu berarti
Sungguh sobat, kamu bakal nyesel seumur-umur kalo Ramadhan tahun ini nggak dimanfaatin sebaik-baiknya. Belum tentu kamu masih bisa bersua lagi dengan Ramadhan tahun berikutnya. Biar kamu nggak salah langkah, ini ada tips-tips sederhana buat kamu:
Pertama, niatkan ibadahmu karena Allah semata. Yang semula punya niat puasa supaya nyenengin ortu, buang pikiran itu sejauh-sejauhnya. Karena kamu nggak bakal dapat nilai apa pun di sisi Allah kecuali lapar dan haus aja. Rugi banget dong. Lagipula kalo niat puasamu karena apa-apa selain untuk Allah, kamu bakal mudah tergoda. Pulang sekolah di siang bolong ketemu abang jual es, udah kepikiran aja untuk mengabatalin. (hayo…ngaku. Sori bukan nuduh). Belum lagi waktu tarawih. Kalo niat kamu gak murni untuk meraih ridho Allah, kamu bakal males berangkat ke masjid kalo si doi nggak ada. Udah capek jalan jauh-jauh ke masjid eh, tanpa pahala pula.
Kedua, perbanyak tilawah Quran. Selain pahala yang berlipat-lipat ganda di bulan suci ini, banyak baca al-Quran bikin hati dan pikiran kamu tentram. Nggak melulu nungguin waktu berbuka yang terasa lama. Apalagi melulu ke doi karena jadwal apel terhadang sholat tarawih. Udah deh…niatkan sejak Ramadhan ini adalah ajang kamu mengendalikan hawa nafsu dan syahwatmu. Pacaran mah cuma ajang mancing-mancing kamu mendekati zina. Naudzubillah.
Ketiga, perbanyak sodaqoh dan amal sholih lain. Uang jajanmu yang praktis utuh karena puasa, bisa kamu gunakan untuk memberi sedekah kepada orang yang lebih membutuhkan. Bukannya berkurang, harta yang kamu belanjakan di jalan Allah ini bakal kamu petik hasilnya yang berlipat-lipat kali di akhirat kelak. Uang seribu yang cuma buat segelas es, bisa jadi satu kolam es di surga kelak untuk kamu minum sepuasnya. Insya Allah.
Keempat, tinggalkan dusta dan berbuat buruk. Diriwayatkan dari Abu Hurayrah r.a.: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan dusta dan berbuat buruk pada Ramadhan, Allah tidak butuh kepada usahanya meninggalkan makan dan minum.� (HR Bukhari). Apa sih yang buruk itu? Semua hal yang nggak dibolehin sama syara’ (hukum Allah) maka itu adalah buruk. Mulai dari berbohong, korupsi, pamer aurat, hingga aktivitas mendekati zina alias pacaran adalah nggak boleh. Hehe, ke sini lagi dah. Semua hal buruk itu nggak boleh dilakukan di bulan Ramadhan. Eits…bukan berarti yang nggak boleh di bulan Ramadhan, berarti di bulan lainnya jadi boleh loh. Ati-ati dengan jebakan ini.
Kelima, ini yang pasti, tingkatkan pemahamanmu tentang Islam. Amal tanpa ilmu buta dan ilmu tanpa amal sia-sia. Jangan mau jadi remaja muslim yang bodoh. Ilmu Islam sedemikian luasnya, kamu tinggal pilih. Otomatis kamu bakal pilih belajar Islam yang bisa buat kamu jadi remaja oke dong. Ibadah bagus, wawasan luas, amal segudang. Jangan mau jadi tipe Si Boy. Sholat oke maksiat jalan terus. Intinya, kita harus punya iman, ilmu, dan amal. Tingkatin yuk!
Finally…
Udah seabreg tips yang bisa kamu amalkan untuk Ramadhan kali ini. Sejuta contoh hal buruk yang nggak patut kamu tiru. Bilapun masih ada hal-hal yang bikin kamu nggak nyaman menjalankan ibadah Ramadhan, itu bukan salah kamu. Ketika kamu berangkat dan pulang sekolah masih nemuin warung dan kedai makanan buka serta orang-orang yang dengan cueknya makan minum di sana, anggap itu ujian. Ketika kamu istirahat pingin baca buku di perpus sekolah masih aja ada yang mojok berdua, atau di pojok taman ada temen kamu yang merokok, teman kamu menggunjing, mengolok, dan semua hal yang bikin nggak khusyuk Ramadhan-mu, itu semua bukan salah kamu.
SEKULER. Yah…semua fenomena yang terjadi adalah produk sekularisme ketika agama dipisahkan dari kehidupan dan dianggap cuma ngurusin sholat, puasa dan zakat doang. Kamu nggak perlu merasa tertekan karena takut mengotori ibadah di bulan Ramadhan. Sebaliknya, kamu kudu peduli dan sayang sama mereka. Kamu kudu ngingetin. Apalagi kalo kamu kebetulan punya kedudukan jadi ketua Rohis or OSIS misalnya. Dengan jabatanmu ini kamu punya hak dan wajib mengingatkan teman-temanmu yang salah jalan dan belum tercerahkan. Atau dengan serendah-rendahnya iman, kamu wajib mengingkari dalam hatimu dengan perbuatan mereka yang jelas-jelas dilarang oleh Islam.
Finally…Ramadhan telah datang. Jangan mau hanya mendapat lapar dan dahaga saja. Raihlah ampunan Allah yang seluas langit dan bumi itu. Selamat menjalankan ibadah Ramadhan, sobat. Selamat berjuang di bulan Ramadhan ini untuk mendapat predikat muttaqin, orang yang bertakwa. Sambut Ramadhan, jemput ampunan. [ria]
(Buletin Studia – Edisi 217/Tahun ke-5/18 Oktober 2004)
1 thought on “Sambut Ramadhan, Jemput Ampunan”
Comments are closed.