Friday, 26 April 2024, 20:44

Assalaamu’alaikum wr wb

Merosotnya harga-harga saham di lantai bursa diperkirakan banyak orang sebagai tanda-tanda akhir kedigdayaan kapitalisme. Sejumlah lembaga keuangan khas kapitalis lainnya seperti bank, lembaga penjamin, lembaga asuransi, juga ambruk. GI-Online berhasil mewawancarai Ust. Ir. Umar Abdullah, narasumber rubrik Indahnya Ekonomi Islam pada program Voice of Islam. Berikut hasil obrolannya:

Sebelum masuk ke krisis keuangan di negara-negara kapitalis, perlu dijelaskan dulu apa itu kapitalisme?

Kapitalisme itu adalah nama lain dari liberalisme di bidang ekonomi. Artinya dalam bidang ekonomi, seorang individu dibebaskan untuk memiliki apapun dengan cara apapun. Memiliki apa pun artinya tidak ada lagi halal dan haram. Tidak ada lagi batas-batas kepemilikan. Mana yang boleh dimiliki individu, mana yang hanya boleh dimiliki oleh negara dan masyarakat, sudah tidak ada lagi, semua boleh dimiliki individu. Dengan cara apapun, baik dengan cara transaksi yang halal maupun dengan cara-cara yang tidak halal seperti menekan, memaksa, merampas, menipu, mencuri, berjudi, menjual aurat, menjual diri. Aturan yang berlaku hanyalah aturan yang dibuat dan disepakati antar kapitalis sendiri. Aturan bisa diubah ketika mereka menganggap aturan itu perlu diubah ketika melihat aturan itu bisa merugikan mereka. Karena kebebasan meraup harta inilah, maka wajar sifat dasar kapitalisme adalah kerakusan. Kerakusan inilah yang mendorong para kapitalis melakukan tindakan. Walaupun kerakusan ini pula yang akan menghancurkan mereka. Kerakusan ini pula yang memicu peperangan diantara mereka.

Kapan kapitalisme ini muncul?

Kapitalisme ini muncul di Eropa Barat di akhir abad ke-15, tepatnya tahun 1492, ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika. Penemuan ini kemudian disusul dengan penemuan jalur jalan laut langsung ke India oleh Vasco da Gama. Sejak saat itu kerakusan terhadap harta mendapat tempatnya. Harta berupa emas dan perak milik suku-suku Indian di benua Amerika dirampas dan dibawa ke Eropa. ?Harta berupa rempah-rempah dari India dan Indonesia dibeli atau dirampas dan dibawa ke Eropa. Dalam waktu singkat negeri-negeri Eropa Barat, khususnya Portugis dan Spanyol yang sebelumnya miskin mendadak menjadi negeri terkaya di Eropa.

Bagaimana perjalananan Kapitalisme berikutnya?

Kapitalisme mulai mendapat tempat. Sistem Kapitalisme Awal (1500-1750) ditandai dengan kebijakan-kebijakan Merkantilis yang identik dengan penumpukan emas dan perak. Kapitalisme Awal ini juga ditandai dengan munculnya imperium-imperium kolonial di Eropa Barat, seperti Spanyol, Portugis, Belanda, Perancis dan Inggris. Kerakusan antar imperium kapitalis ini membuat antar mereka saling berperang untuk menjajah bangsa-bangsa lain memperebutkan harta. Satu tahun sejak ditemukan benua Amerika, Spanyol dan Portugis sudah ribut berebut harta di benua Amerika. Akhirnya bersepakat membagi daerah jajahan di benua Amerika dalam perjanjian Tordesillas. Di Asia Tenggara Spanyol, Portugis dan Belanda berebut rempah-rempah. Spanyol menguasai Kesultanan Manila. Portugis menguasai Malaka, Ternate, dan Timor. Tahun 1619 para kapitalis Belanda yang tergabung dalam VOC mendirikan Batavia, sekarang Jakarta.

Akhir abad ke-17 dan 18 adalah masa kristalisasi liberalisme dalam bentuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi di Eropa Barat dan Amerika Utara. Semangat Liberalisme ini meledak dalam Revolusi Amerika tahun 1775 dan Revolusi Perancis 1789. Sehingga di akhir abad ke-18 mulailah Kapitalisme yang berbasis ideologi Liberalisme diterapkan oleh negara.

Negara-negara mana saja yang menerapkan Kapitalisme?

Yang pertama menerapkan Kapitalisme adalah negara Amerika Serikat dan Perancis. Di abad ke-19 mulai banyak negara-negara yang menerapkan Kapitalisme, seperti Inggris, Belanda, Jerman dan Belgia. Tahun 1868 Jepang menjadi negara Kapitalis. Tahun 1900 sudah 13 negara yang menerapkan Kapitalisme. Pada awal abad ke20 terjadi perebutan tambang minyak antar negara Kapitalis Jerman dan Inggris yang berujung pada pecahnya Perang Dunia I tahun 1914. Khilafah Turki Utsmani yang sudah kehilangan ideologi Islamnya terseret Perang Dunia I dan ikut hancur ketika kalah perang melawan Inggris. Setelah Perang Dunia II Amerika Serikat muncul sebagai negara Kapitalis nomor satu di dunia. Setelah kehilangan ideologi Sosialismenya dan hancur tahun 1990, Rusia beralih menjadi negara kapitalis. Di awal abad ke-21 nyaris seluruh dunia mengadopsi Kapitalisme sebagai ideologinya.

Apakah Indonesia termasuk negara Kapitalisme?

Karena saat ini Indonesia banyak mengadopsi aturan-aturan Kapitalisme dalam peraturan perundang-undangannya maka Indonesia termasuk negara Kapitalis, walaupun bukan negara yang menikmati Kapitalisme tapi lebih menjadi korban kapitalisme. Yang menikmati Kapitalisme ini hingga saat ini adalah para kapitalis asing, khususnya dari Amerika Serikat. Sejak Pak Harto jadi presiden, para Kapitalis Asing mendapat peluang untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia, khususnya tambang emas dan minyak bumi.

Di masa Pak Harto, bursa efek muncul di Indonesia dan menjadi jalan para Kapitalis untuk melengserkan Pak Harto. Memasuki Orde Reformasi, seiring dengan lemahnya para penguasa di Indonesia, cengkraman para Kapitalis Asing semakin kuat di Indonesia. Raksasa-raksasa ritel memasuki Indonesia. Tambang-tambang seperti migas dan batu bara seolah bukan milik rakyat lagi. Sumber daya Air sudah diliberalisasi kepemilikannya. Bursa Efek, bank-bank ribawi, dan lembaga-lembaga perkreditan ribawi yang terpuruk ketika terjadi Krisis Asia tahun 1997 bangkit lagi, walaupun harus menelan pil yang lebih pahit di tahun 2008 ini. Karena Krisis Finansiil ini tidak hanya menerpa Asia tetapi menggulung seluruh dunia.

Apakah hancurnya lembaga-lembaga keuangan khas kapitalisme ini menunjukkan tanda-tanda akhir sejarah kapitalisme, dengan kata lain kapitalisme akan terkubur?

Tanda-tanda ke arah situ memang sudah ada, walaupun belum cukup untuk mengubur Kapitalisme. Sebuah ideologi ditinggalkan penganutnya jika memenuhi dua syarat. Yang pertama ideologi lama sudah tidak menentramkan dan memuaskan lagi penganutnya. Dan kedua, sudah merasuk ideologi lain ke tubuh para penganut ideologi lama dan ada upaya kuat untuk menumbangkan ideologi lama yang masih tersisa. Ketika belum ada ideologi lain yang merasuk, maka para penganut ideologi lama tetap memegang ideologi lamanya walaupun negara yang menerapkannya dalam keadaan lemah. Ideologi Islam pernah secara kuat dipegang di masa kepemimpinan Rasulullah saw, masa al-Khulafaur Rasyidun, masa Khalifah-khalifah Bani Umayah hingga Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah awal. Setelah Masa pemerintahan Harun al-Rasyid, ideologi Islam mulai melemah, dan semakin parah saat Kekhilafahan di bawah pengawasan Bani Mamluk Mesir.

Untungnya saat itu tidak ada ideologi lain yang merasuk ke tubuh umat Islam. Eropa masih dalam masa the Dark Ages, yang berkuasa adalah gereja dan para kaisar kristen. Umat Islam masih memegang ideologinya walaupun negaranya dalam keadaan lemah. Ideologi Islam kembali dipegang dengan kuat ketika Khilafah Islam dipegang oleh Khilafah Turki Utsmani hingga abad ke-18 M. Kemudian melemah kembali setelah perjanjian Kuchuk Kainarji tahun 1774. Pada saat yang bersamaan, di Eropa muncul ideologi Liberalisme yang pada akhir abad ke-18 berhasil diperankan oleh Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Pada saat yang sama terjadi Revolusi Industri yang meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Eropa Barat. Umat Islam yang sedang melemah ikatan ideologisnya mulai dirasuki ideologi Liberalisme dari Eropa. Perlu satu abad untuk melepaskan ikatan ideologi Islam dari tubuh Umat Islam. Tahun 1924 ideologi Islam benar-benar terkubur ditandai dengan dihilangkannya institusi khilafah oleh majelis nasional Turki dan diusirnya Khalifah terakhir.

Begitu pula apa yang terjadi pada ideologi Sosialisme. Ideologi ini mulai muncul pada pertengahan abad ke-19 sebagai perlawanan terhadap ideologi Kapitalisme yang sedang merajalela saat itu. Muncul sebagai kekuatan negara, setelah kaum Bolshevik berhasil mempengaruhi rakyat untuk menumbangkan Tsar Rusia dan mendirikan negara Komunis di Rusia dipimpin oleh Lenin. Di masa pemerintahan Stalin ideologi Sosialis Komunis ini memuncak sehingga setelah Perang Dunia II Rusia yang telah menjelma menjadi Uni Sovyet menjadi negara nomor satu di dunia bersaing dengan Amerika Serikat. Setelah kehabisan nafas dalam hal ekonomi akibat isu perang bintang, dekade 80an Uni Sovyet melemah. Pada saat yang sama merasuk ideologi Kapitalisme ke tubuh masyarakat Rusia. Tahun 1990 Uni Sovyet tumbang bersama ideologi Sosialis Komunisnya. Jadi, terkuburnya sebuah ideologi tidak sekedar mulai melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap ideologi tersebut, tetapi harus disertai dengan merasuknya ideologi baru ke tubuh masyarakat tersebut.

Bagaimana cara mengakhiri sejarah Kapitalisme?

Cara mengakhiri sejarah Kapitalisme adalah dengan dua cara. Yang pertama, menjelaskan kelemahan ideologi Kapitalisme sekaligus melemahkan negara yang mengembannya. Yang kedua, memasukkan ideologi Islam ke tubuh masyarakat yang memegang ideologi Kapitalisme. Saat ini negara-negara Kapitalis sedang melemah ekonominya, dan mulai hilang kepercayaan kepada sistem ekonominya. Namun yang melemah baru satu kakinya, yaitu liberalisme di bidang ekonomi. Adapun kaki-kaki yang lain seperti Hak Asasi Manusia, Demokrasi, dan Pluralisme masih tertanam kuat dalam pikiran masyarakat Kapitalis. Oleh karena langkah pertama yang harus dilakukan adalah menjelaskan kelemahan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Plurarisme ke para penganut ideologi Kapitalisme. Sembari langkah pertama dijalankan, dilakukan langkah kedua, yakni menjelaskan ideologi Islam ke tubuh masyarakat kapitalis. Harus dijelaskan bagaimana ekonomi Islam mampu menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi. Tidak hanya ekonomi Islam, tetapi seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara dalam Islam juga harus dijelaskan. Insya Allah dengan cara inilah akan terjadi perubahan pemikiran dan perasaan di tubuh masyarakat kapitalis.

Apakah Indonesia bisa lepas dari Kapitalisme?

Indonesia sangat mungkin lepas dari Kapitalisme. Faktor yang menyebabkannya mudah lepas dari Kapitalisme adalah pertama walaupun Indonesia menerapkan aturan-aturan kapitalisme namun Indonesia hampir selalu dalam posisi korban kapitalisme. Yang mendapat keuntungan dengan diterapkannya Kapitalisme hanyalah segelintir penguasa dan segelintir pengusaha. Artinya rakyat Indonesia, baik golongan menengah ke bawah dan golongan menengah ke atas secara umum sudah muak dengan sistem Kapitalisme. Walaupun mereka tidak tahu dan tidak menyadari bahwa ini ulah sistem Kapitalisme. Yang mereka tahu dan rasakan hanyalah harga-harga naik dengan cepat, hajat hidup orang banyak banyak terabaikan, dan kehidupan yang semakin sulit. Rakyat kebanyakan pun masih jarang yang tahu apa itu Kapitalisme.

Yang Kedua, Faktor yang memudahkan Indonesia melepaskan Kapitalisme, karena dalam diri umat Islam Indonesia masih tersimpan ideologi Islam. Mungkin sebagian orang merasa aneh jika Islam dikatakan sebagai ideologi, karena di dalam Islam bentuk ideologi itu adalah iman dan amal shalih atau aqidah dan syariah. Nah aqidah Islam masih ada dalam tubuh umat Islam di Indonesia. Syariah Islam pun sebenarnya pernah diterapkan selama 10 abad oleh kesultanan-kesultanan Islam di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Hingga benteng terakhir umat Islam Indonesia, yakni Kesultanan Aceh Darussalam dikalahkan Belanda tahun 1904.

Yang Ketiga, banyaknya kelompok-kelompok dakwah Islam yang menjelaskan kebobrokan ideologi Kapitalisme dan menjelaskan penerapan Ideologi Islam.

Setidaknya, dari tiga faktor ini kemungkinan Indonesia lepas dari Kapitalisme sangat besar. Tinggal apakah kelompok-kelompok dakwah Islam ini semakin bergelora, ataukah kalah melawan penguasa dan pengusaha yang mendapat keuntungan dari diterapkannya Kapitalisme di Indonesia.

Bagaimana peluang Sejarah Kapitalisme akan berakhir?

Kapitalisme itu didasari oleh Kerakusan terhadap harta. Dan kerakusan itu cepat atau akan menghancurkan pemiliknya. Terlebih lagi jika kerakusan seseorang bertemu dengan kerakusan orang lain, yang terjadi adalah perseteruan hingga peperangan. Kehancuran Kapitalis akan bisa ditunda dengan kesepakatan para kapitalis, atau kelihaian seorang pemimpin negara mengambil kesempatan dalam krisis. Tahun 1929 ketika terjadi krisis keuangan hebat yang dipicu oleh merosotnya harga-harga saham di Wallstreet, Amerika Serikat ke titik terendah. Masa ini dikenal dengan nama The Great Depression. Amerika dan Eropa lesu menjelang sekarat. Kapitalisme sudah tidak diminati. Kemudian muncullah Presiden Roosevelt dengan idenya yang menyalahi ide Kapitalisme yang melarang negara turut campur terhadap ekonomi warga negaranya. Roosevelt membangun proyek-proyek pekerjaan umum, seperti bendungan raksasa, yang menyerap jutaan tenaga kerja sehingga rakyat kembali memegang uang. Sementara Inggris dan Perancis tetap lesu bahkan ketika harus menghadapi serbuan Jerman yang dipimpin Hitler. Roosevelt memanfaatkan Perang Dunia II untuk menggairahkan industri militer dan tahun 1944 berhasil memaksa Inggris dan Perancis menerima Dollar US sebagai mata uang standard melalui pertemuan di Bretton Woods.

Di awal abad ke-21 ini saya belum melihat adanya para pemikir kapitalis atau pemimpin-pemimpin kapitalis yang lihai. Oleh karena itu nampaknya negara-negara Kapitalis akan mengalami Krisis walaupun mereka masih memegang ideologinya.

Sejarah Kapitalisme akan berakhir jika Ideologi Islam mulai memasuki ranah pemikiran masyarakat kapitalis, atau jika negara-negara Kapitalis diserang oleh kekuatan negara lain yang ideologinya bukan ideologi Kapitalis. Barulah pada saat itu tamat riwayat Kapitalisme.[]

5 thoughts on “Tahun 2008 Akhir Sejarah Kapitalisme?

  1. Hanya ilusi penggila sistem Islam
    Dari artikel yg ada ada poin aneh yg bisa saya tarik:
    – Islam memusuhi Hak Asasi Manusia, Demokrasi, dan Pluralisme karena merupakan kaki kapitalisme.

    Jadi:
    – Anda tak punya hak azazi: berdo’a sajalah bila hak-hak anda diinjak-injak
    – Pendapat anda sebagai warga tidak penting, karena sistem Islami yg otoriter yg akan menentukan semuanya, bukan warga.
    – Anda tidak boleh berbeda pendapat, tak heran jika preman-2 FPI merajalela memaksakan pandangannya sendiri.

    Pendapat saya:
    – Berbeda dengan sistem-2 lainnya seperti komunisme, monarki-absolut atau khilafah; HAM, Demokrasi & Pluralisme adalah keunggulan utama sistem kapitalisme. HAM, Demokrasi & Pluralisme memungkinkan sistem dikendalikan oleh partisipasi semua komponen masyarakat tidak hanya oleh elit saja (Politbiro, kaum bangsawan, ulama). Sistem kapitalisme memungkinkan evolusi mekanisme didalamnya. Mekanisme baru akan ditemukan setiap ada krisis dan membawa sistem menjadi lebih baik.
    – Ketika kapitalisme menjelma menjadi sistem exploatatif, muncul sistem utopis komunisme sebagai tandingan. Tetapi kapitalisme tidak mati, dia berevolusi dengan membatasi monopoli dan campur tangan negara yg lebih baik untuk mencegah eksploatasi yg berlebihan. Pada akhirnya sistem komunis justru mati manakala kapitalisme telah berevolusi lebih baik.
    – Saat ini kapitalisme menghadapi masalah akibat sistem pasar modal yg terlalu bebas yg bisa mengakibatkan keruntuhan ekonomi negara-2 besar. Saya yakin sebentar lagi akan muncul formula baru untuk mencegah masalah ini dan sekali lagi kapitalisme berevolusi menjadi lebih baik.

    – Masalah besar sistem-2 lain adalah mengandalkan pada ilusi tentang adanya sistem yg sempurna, yg pada akhirnya mencegah sistem itu berevolusi menjawab tantangan jaman.
    **Pada monarki, ilusi itu adalah raja dan keturunannya adalah unggul, sehingga hanya mereka yg berhak mengatur negara.
    **Pada komunisme, ilusi itu adalah samarasa-samarata dapat menghindari ketidak-adilan, tapi justru dengan ilusi ini gairah kreatif masyarakat dan partisipasi masyarakat dimatikan yg pada masa panjang melumpuhkan negara itu sendiri.
    **Pada khilafah, ilusi itu adalah adanya khalifah sebagai pusat kekuatan negara (eksekutif, yudikatif, legislatif) yang karena berdasarkan qur’an tidak memerlukan mekanisme koreksi. Pada kenyataannya sistem ini hanya cocok untuk nabi yg menerima koreksi langsung dari Allah. Jika Allah tidak campur tangan lagi, sistem ini hanya memunculkan pemimpin absolut yg tidak boleh dikritik. Pada kenyataannya, khilafah tidak lebih dari monarki absolut versi Islam jika dibandingkan dengan monarki absolut versi kristen yg ada di eropa.

    – Pada sekitar 1900-an, revolusi pemikiran mendorong berdirinya negara rasional-modern yg memungkinkan rakyat berpartisipasi ikut membangun negara. Beberapa kerajaan mulai membatasi kekuasaan raja dengan membentuk parlemen dan mengadakan pemilu. Mulai terbukti bahwa negara monarki-absolut yg dikendalikan segelintir orang tidak mampu memperjuangkan kepentingan masyarakatnya dibanding dengan nasional-rasional modern.
    – Pada perang dunia 1, Khilafah Ottoman bergabung dengan Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hungaria dan Bulgaria membentuk blok sentral melawan blok sekutu yg terdiri dari Kekaisaran Rusia, Kerajaan Inggris, AS, Kanada dan negara-2 lain. Hasil dari perang ini empat dinasti: Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang dan tercerai berai menjadi berbagai negara-bangsa yg baru.
    – Jadi keruntuhan Khilafah hanyalah bagian dari runtuhnya sistem monarki-absolut dunia sebagaimana kekaisaran kristen lainnya.

    – Amat tidak masuk akal, jika umat Islam masih memimpikan suatu pemerintahan monarki-absolut, bila ia tahu esensi dari sistem khilafah ini – bukan cuma terpikat oleh label Islam. Ingat kita harus memperjuangkan esensi – bukan bungkus kosong!

  2. Komenku untuk Harun: Anda hanya penggila sistem demokrasi, padahal sistem tsb sudah cacat sejak lahir.

    Bagaimana mungkin demokrasi dengan HAM-nya bisa menyelamatkan umat manusia? Irak, Afghanistan, Vietnam (di masa lalu), menjadi ladang perang bagi Amerika yang dinilai sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM? HAM untuk siapa? Amerika hanya penjahat HAM

    Amat tidak masuk akal, jika umat Islam yang paham agamanmya memimpikan demokrasi dan kapitalisme menjadi sistem ideal bagi hidup manusia. Demokrasi dan kapitalisme terbukti telah GAGAL.

    Mereka yang memuji-muji demokrasi dan kapitalisme, tidak mengerti masalah. Saya amat menyangkan, orang seperti Harun masih ada di dunia ini… capek deeh… 😀

  3. komentar untuk harun:
    sudahkan anda pelajari sistem Khiafah?
    rupanya anda hanya beretorika belaka, watak kapitalis yang serakah hanya memikirkan produksi tanpa distribusi dan mengumbar kebebasan!
    menggenalisir sistem2 lain selain Islam atau Khilafah.

  4. Astaghfirullah, hati2 mas Harun, Khilafah itu sudah pernah dicontohkan oleh Rasulullah, dan itulah satu2nya institusi yang dapat menerapkan syariah Islam secara Kaffah, jika anda Muslim, maka anda Wajib percaya!

  5. mas harun,,
    saya rasa anda belum bisa membedakan antara sistem/ajaran islam dan umat islam. Ajaran islam itu ajaran yang sempurna, sampai-sampai tidak di temukan kecacatan sedikitpun pada ajarannya. Sedangkan umat islam adalah manusia biasa,, yang tidak ada yang menjamin kebaikannya. bahkan terkadang bertolak belakang dengan ajaran islam. Jadiada barier yang memisahkan antara ajaran islam dan umat islam. jangan melihat ajaran islam dengan hanya melihat sekelompok orang islam saja.

    Mudah2an umat islam bisa mengambil pelajaran dari buruknya image umat saat ini…..Aamiin

Comments are closed.