Saturday, 14 December 2024, 01:01

Tomboy. Kata itu berasal dari Tom yang boy, alkisah sih begitu awalnya. Tapi akhirnya kosakata ini identik dengan cewek yang sikap dan tingkahnya kayak Tom, eh…maksudnya kayak cowok. Mulai dari dandanannya, gaya berpakaiannya, rambutnya, hobinya, sampai ke tingkah segala rupa. Konon para cewek suka banget en pada bangga kalau mereka mendapat sebutan tomboy. Bener nggak sih?

Coba lihat saja sinetron yang meng-explore sikap tomboy ini dalam Kecil-kecil Jadi Manten yang tokoh utamanya bernama Rohaye yang diperankan Sukma Ayu (anaknya Ibu Nani Wijaya yang main di sinetron Bajaj Bajuri sebagai emaknye Oneng). Doi berpenampilan ala cowok. Rambutnya aja dipermak?  ala pesepak bola asal Brasil, Ronaldo. Baju kaos dan celana yang identik dengan baju kebangsaan cowok. Udah gitu suka berkelahi en suka panjat-panjat pohon, main sepak bola meski doi cewek sendiri, hingga gaya berjalan semua dibuat sedemikian rupa biar kayak cowok beneran. Belum lagi sinetron-sinetron remaja yang kerapkali menggambarkan seorang cewek yang mukulin cowok hingga babak belur. Weh, bener-bener cewek maskulin tuh! Hehehe

Itu di sinetron, lho. Belum lagi media iklan yang juga suka banget munculin tokoh-tokoh tomboy terutama produk-produk buat remaja. Coba deh lihat di sekeliling kamu, akan banyak lagi dijumpai fenomena cewek tomboy ini. Seakan-akan jadi cowok tuh enak banget, cool man! Tapi apa iya sih jadi cewek yang bertingkah kayak cowok itu emang kelihatan cool dan asyik?

Munculnya cewek tomboy
Cewek tomboy itu bukan karena keturunan, juga bukan penyakit menular (hehehe ngelantur deh). Maksudnya, cewek tomboy tuh emang bukan karena adanya faktor genetik atau semacam penyakit.

Terus, apa dong yang bikin tren cewek tomboy in marak? Ehm, munculnya fenomena cewek tomboy karena dibentuk oleh lingkungan, Non. Faktor keluarga yang cenderung bebas. Misalnya aja, ortu membiarkan alias nggak ngasih arahan buat anaknya yang cewek. Mereka mau jadi tomboy atau feminin, itu bukan menjadi perhatian ortu. Walah?

Sobat muda muslim, cewek tomboy juga bisa dibentuk atau tepatnya terbentuk dari pergaulan yang salah. Misalnya aja, ia merupakan perempuan satu-satunya di tengah saudara-saudaranya yang cowok semua. Jadi deh, perempuan di sarang penyamun, eh, di sarang cowok. Paling cantik sendiri (hihihi, iya dong, kan kakak-adiknya cowok semua. Kalo cewek kan cantik. Kalo cowok baru ganteng)

Anak cewek yang hidup di lingkungan keluarga yang saudaranya cowok semua, pola pergaulannya akan dominan terpengaruh gaya cowok tuh. Mulai berpakaian sampe gaya nongkrongnya (hehehe..bukan nongkrong di WC, tapi tampilannya maskulin banget).

Nah, selain dua kondisi di atas, cewek tomboy bisa juga hasil bentukan dan didikan keluarga karena memandang bahwa jadi cowok itu jauh lebih oke dan bergengsi daripada jadi cewek. Ada lho keluarga yang begini. Anak cewek sama cowok diperlakukan beda ama ortu dan juga lingkungan. Beda dalam pengertian memuji salah satu dan mengkerdilkan peran salah satunya. Jadilah yang terlahir sebagai cewek nggak pede dengan kodratnya dan memilih bertingkah sebagai cowok. Sebaliknya, sangat boleh jadi ada anak cowok yang minder punya otot kawat balung wesi (Gatot Kaca kali!), akhirnya memilih dan enjoy dengan gaya feminin kayak Si Ongky yang jadi suaminya Rohaye di sinetron Kecil-kecil Jadi Manten.

Sobat muda, ibarat banyak jalan menuju Roma, maka munculnya cewek tomboy bisa juga karena tren. Banyak banget tuh para cowok suka sama style cewek tomboy. Dengan alasan kalo cewek tomboy lebih enak diajak gaul daripada yang cewek beneran, atau orangnya nggak terlalu rewel dan nggak manja. Bisa menghidupkan segala suasana pergaulan. Sehingga cewek yang awalnya nggak tomboy, tapi karena tuntutan jaman dan tren akhirnya mulai coba-coba untuk bergaya tomboy. Mulai deh pake celana jins dan kaos oblong, topi dipakai terbalik kayak abang becak. Udah gitu, maennya sama cowok mulu. Sampe-sampe tertawa, berbicara, dan bergaya pun ala cowok agar sebutan cewek tomboy melekat pada dirinya. Duileee…

Tapi, jadi cewek tomboy membawa konsekuensi tersendiri lho. Ada yang cuma gayanya aja kayak cewek tomboy, tapi diputusin cowoknya tetep nangis Bombay. Ih..jijay banget kan? Atau gayanya sok cowok, tapi ternyata pas ada cowok kiyut lewat, matanya tetep aja ijo. Itu mah cewek banget atuh. Hehehe..

Jadi wanita beneran
Kenapa sih rewel soal status? Begini sobat, kita sekadar ngingetin bahwa kalo kamu tuh cewek dan bukan cowok. Meski bergaya kepengen kayak cowok, toh perabotan alami diri kamu tetep cewek. Mau operasi ganti kelamin? Apa iya sebegitu sebalnya kamu jadi cewek sampe berpikir ke sana? Toh sekali waktu meski jarang dalam hidupmu kamu tetap mengakui bahwa kamu tuh emang cewek. Ayo ngaku! Hehehe

Karena dalam Islam sendiri jenis kelamin tuh cuma ada dua, kalo gak cewek yah cowok. Nggak ada jenis ketiga, cowok yang bercitra cewek atau cewek yang bergaya cowok alias tomboy. Makanya bagi kamu-kamu yang merasa tomboy, cepet insaf. Karena Islam sendiri melarang cewek yang bertingkah-laku dan berpakaian seperti cowok.

Oya, jadi cewek berani emang boleh dan kudu lagi. Misal, ketika kamu diajak dugem atau ke hal-hal yang nggak bener, kamu kudu berani bilang �TIDAK’. Nggak pada tempatnya lagi kalo kamu diajak nggak bener tapi takut nolak. Tapi inget, jadi cewek berani nggak harus tomboy dalam kelakuan. Masak iya sih, kamu mau bawa golok untuk nunjukkin kalo kamu nggak mau diajak maksiat. Nggak kan?

Keras kemauan dan tekad itu bagus, bahkan kudu lagi. Apa yang menjadi cita-citamu kamu kudu berusaha meraihnya. Apa yang menjadi prinsip kamu, itu kudu dipegang dengan kuat. Tapi jangan salah, entar prinsip nggak berdasar kamu ikuti. Misal, kamu berprinsip teguh pendirian nggak bakal ikut-ikutan mode pake jilbab. Kamu pingin jadi dirimu sendiri dengan pake jins belel dan kaos oblong tiap hari. Itu bukan teguh prinsip atuh, tapi nekatz. Udah jelas dalam Islam kan jilbab dan kerudung itu wajib, masak iya sih kamu masih ngotot nggak mau pake? Kebangetan banget kalo gitu mah.

Cuma buat kamu
Trus gimana dong bagi yang udah terlanjur ngoboy? Gampang. Kamu percaya nggak sih kalo Islam itu mendudukkan cewek sempurna pada posisinya yang mulia? Setomboy apa pun kamu, Islam tahu bagaimana harus menyikapinya.

Tips pertama: pake kerudung. Biar pun kamu cewek yang suka bersikap tegas dan nggak plin-plan ketika mengambil keputusan, kamu tetap berada pada posisimu yang mulia sebagai cewek dengan memakai kerudung. Atau mungkin postur tubuhmu udah dari sononya berbadan kekar dan hampir mirip cowok, maka nggak bakal ada orang yang memanggilmu Tono padahal namamu adalah Tini. Kenapa? Karena identitas kerudung kamu itu. Di mana-mana yang pake kerudung pasti cewek nggak mungkinlah cowok. Kecuali wadam or banci yang pura-pura pingin jadi muslimah sejati pake kerudung segala.

Tips kedua: pake jilbab. Ini nih yang bakalan bikin kamu jadi cewek tulen. Why? Karena kalo cuma kerudung kan bisa dipasangin sama apa aja. Sama jins, sama hem lengan panjang, kaos oblong lengan panjang ato bahkan kain yang bikin kamu kayak lemper alias ketat banget. Jangan salah, adakalanya di antara kamu yang tomboy, ternyata kamu masih pingin menampilkan sisi kewanitaanmu dengan pake yang ketat-ketat. Ngaku aja deh (sori bukan nuduh… hehehe).

Nah, dengan jilbab yang definisinya saya yakin kamu udah tahu, yaitu pakaian longgar terusan menjulur hingga menutup kaki, maka apa pun kamu adanya, kamu tetap dikenali sebagai muslimah. Nggak ada tempat lagi bagi celana jins belel, kaos oblong, kemeja cowok dll kecuali itu semua kamu pake dalam rumah atau sebagai pakaian �daleman’ jilbabmu itu (oya, kalo kamu berjilbab kudu ada kain pelapis di dalamnya loh, yaitu baju sehari-hari yang kamu pake dalam rumah. Jadi bukannya under wear aja atau bahkan nggak ada lapisan sama sekali)

Dengan jilbab dan kerudung ini, maka setomboy apa pun kamu akan selalu diingatkan secara langsung or nggak langsung tentang jati diri kamu sebagai seorang wanita muslimah. Selain itu asah kefemininan perasaan cewek kamu dengan kepedulian sosial, simpati, dan empati kepada orang lain. Coba yaa… (insya Allah kamu bisa kok)

Islam punya wanita-wanita perkasa
Kalo kamu ngaku seorang cewek yang nggak suka lemat-lemot, coba bandingkan dengan sosok-sosok perkasa wanita-wanita di masa kejayaan Islam dulu.

Kamu tahu Asma binti Abu Bakar? Nah, beliau adalah sahabat wanita terkemuka yang masuk Islam sejak dini. Bukan hanya pandai melantunkan syair dan fasih berbahasa tapi beliau juga ikut dalam perang Yarmuk sehingga dijuluki �Dzaatin Nithaqain’ atau wanita bersabuk dua.

Lalu ada Asma binti Yazid al-Anshoriah. Beliau adalah seorang orator bangsa Arab yang terkemuka, berani dan selalu tampil ke depan. Di perang Yarmuk pun kiprah beliau layak diperhitungkan ketika berhasil membunuh sembilan prajurit Romawi di medan pertempuran.

Islam juga punya Gazalah al-Haruriah, Hindun binti Utbah bin Rabiah, dan Juwairiyah binti Abu Sofyan, yang juga turut berpartisipasi dalam perang Yarmuk baik sebagai penyedia minuman dan tenaga medis maupun terjun langsung dalam kancah perang dan membunuh musuh-musuh Islam.

Dalam perang Qadisiyah ada Khansa binti Amru yang syair-syairnya mampu membuat Rasulullah kagum. Khansa pula lah yang mendorong semangat keempat putranya dalam perang sehingga semuanya mati syahid. Belum lagi kalau kamu tahu yang namanya Khaulah binti Azwar al-Asadi yang aktivitas kemiliterannya mirip dengan Khalid bin Walid.

Selain itu, ada Laila al-Gifariah yang dari golongan wanita terpandang tapi rela bersusah-susah ikut Rasulullah ke medan tempur untuk mengobati pejuang yang sakit dan terluka. Bahkan pada waktu perang �Jamal’ beliau ikut berangkat ke Basrah berperang di barisan Ali bin Abi Tholib.

Melengkapi jajaran waniat perkasa lainya, ada Rabayi’ binti Mi’waz, sahabat wanita yang membaiat Rasulullah dan turut serta dalam berbagai pertempuran. Lalu Ummu Haram yang gabung dengan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Ciprus bareng suaminya. Dalam pertempuran ini beliau terjatuh dari kudanya dan menjadi syahidah. Lalu ini neh yang lebih dahsyat lagi, Ummu Imaroh. Prestasi beliau jangan diremehkan. Mulai dari Baiat Aqobah, Perang Uhud, Perdamaian Hudaibiyah, Perang Khaibar dan perang Hunain, semuanya ada partisipasi wanita perkasa ini. Di perang Uhud beliau terluka sebanyak dua belas goresan dan ketika perang Yamamah sebelah tangannya putus. Subhanallah (Xena pasti kalah tuh!)

Nah, kalo kamu emang pingin jadi cewek yang tangguh dan tegar, buktikan! Jangan cuma tampilan aja tomboy tapi menghadapi cobaan hidup kamu langsung melempem. Dan yang utama, tomboy bukan dalam hal penampilan dan tingkah laku. Karena sungguh Allah akan melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki. Emang nggak takut kena laknat Allah? Hiiiy….

Tapi itu bukan berarti kamu nggak boleh jadi cewek yang bersikap tegas, teguh pendirian, kuat kemauan, dan mandiri. Sebaliknya, muslimah emang kudu punya sikap-sikap seperti itu. Nggak jaman lagi jadi cewek muslimah tapi dikit-dikit cengeng, mudah putus asa, nggak bisa mandiri dan aleman banget. Wah, jangan sampe deh.

So, tomboy dalam penampilan is no way. Tegas dan teguh pendirian dalam sikap? Kudu lagi. Karena jadi cewek bukan berarti lemah dalam segalanya. Nah, masih tetep nekat pengen jadi cewek tomboy? Jangan ah! [ria]

(Buletin Studia – Edisi 211/Tahun ke-5/6 September 2004)

1 thought on “Cewek Tomboy? Jangan Ah!

Comments are closed.