Friday, 19 April 2024, 19:37

gaulislam edisi 627/tahun ke-13 (29 Shafar 1441 H/ 28 Oktober 2019)

Aseek, mantap nih judulnya! Mumpung pas terbit di Hari Sumpah Pemuda. Yap, buletin kesayangan kamu pekan ini akan bahas soal narkoba, nih. Duh, dua minggu lalu bahas seks bebas, sekarang narkoba.Nggak ada selesainya nih masalah dalam negeri? Ya iyalah, faktanya malah makin bejibun bin ruwet tuh! Padahal narkoba dan seks bebas sudah jadi PR sejak jaman kapan coba. Belum masalah lainnya. Hadeuuh…

By the way, apa kabarnya Bro en Sis? Masih baper dengan Pelantikan Presiden dan Wapres kemarin? Hehe… Pertama kalinya nih pelantikan tanpa arak-arak dan pesta rakyat. Tanpa suka cita dari masyarakat. Malah dikawal rapat sama 30.000 personel TNI dan Polri. Beda banget deh dengan pelantikan Pak Jokowi lima tahun lalu. Bener, kan?

Oke, balik lagi ke laptop (eh judul maksudnya). Narkoba atau sebutan lainnya Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, paprika, Fitri Tropika.. eh salah ding! Yang betul adalah narkotika, psikotropika dan zat adiktif. Beberapa jenisnya itu seperti ganja, heroin, kokain, ekstasi, sabu-sabu, putauw dll. Umumnya, bisa membuat pemakainya nge-fly dan halu gitu. Kalau berlebihan bisa nagih alias kecanduan.

Oya, dalam dunia medis biasa dipake sebagai obat bius, untuk sterilisasi alat-alat medis dan pengobatan/terapi beberapa penyakit dengan aturan, dosis dan pengawasan ketat dokter. Nah, dokter saja nggak sembarangan. Apalagi kita yang ilmunya nggak setinggi mereka. So, jangan asal pakai, tuh! Catet!

Remaja sasaran narkoba

Bro en Sis, pembaca setia gaulislam. Faktanya, memang banyak disalahgunakan, loh. Terutama oleh kalangan muda, yaitu para pelajar dan remaja. Jumlah penggunanya makin meningkat.

“Angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang. Dari penelitian kami bahwa penyalahgunaan itu beberapa tahun lalu, milenial atau generasi muda hanya sebesar 20% dan sekarang meningkat 24% hingga 28%,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Heru Winarko kepada wartawan di The Opus Grand Ballroom, Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2019).

Survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan 2,3 juta pelajar atau mahasiswa di Indonesia pernah mengonsumsi narkotika. Angka itu setara dengan 3,2 persen dari populasi kelompok tersebut.

Tuh, kan. Itu yang berhasil dicatat loh. Bisa jadi di luar sana masih banyak yang belum terdata. Aihh, ngeri ya! Parahnya nih, kalangan remaja memang jadi sasaran dan target empuk dalam bisnis narkoba yang katanya menggiurkan. Indonesia termasuk negara favorit yang jadi sasaran penyelundupan narkoba sindikat internasional seperti Cina, Amerika dan Afrika. Waduh!

Kenapa remaja? Alasannya sih karena remaja bisa jadi pengguna narkoba jangka panjang. Jadi kalau usia 15 tahun sudah terpapar narkoba bisa terus loh sampe umur 40 tahunan. Bayangin deh, lama juga, kan? Market bisnis mereka bakal berumur panjang, dong. Nggak perlu pusing nyari pengguna baru. Susahnya paling waktu nyelundupinnya, ya. Dan banyaaak banget modus yang dipakai oleh pengedar narkoba. Ada yang dibuat jadi kue kering, permen, keju. Pake kemasan abon, mie instan cup, kotak kosmetik, ember cat, charger HP dan banyak deh. Aneh-aneh, lagi. Terakhir, modus yang berhasil diungkap Polisi yaitu lewat Vape atau rokok elektrik. Nah, yang ini nih lagi rame karena kasusnya dialami sama artis Vicky Nitinegoro. Dia ditahan Polisi gegara Vape-nya terbukti mengandung Gorila, jenis narkotika golongan 1. Walah, dikira gorila beneran. Hahaha…

Masih ingat dengan Komedian Nunung OVJ yang masuk jeruji besi karena narkoba? Sudah 20 tahun jadi ‘budak’ narkoba dan tahun ini baru ketahuan coba. Parah!

Walaupun sudah diatur dalam Undang-Undang, nyatanya menurut BNN, polisi baru berhasil mengungkap penyelundupan narkoba sekitar sepuluh persen saja. Artinya kan sembilan puluh persennya masih bebas melanglang buana. Masih jadi ancaman besar. Awas, hati-hati!

Sobat gaulislam, melihat angkanya yang fantastis, bikin heran deh. Kenapa sih mereka tertarik sama narkoba? Apa nggak mikir soal bahaya dan efek sampingnya? Ternyata ada banyak alasannya nih. Di antaranya itu adalah:

Pertama, having fun. Euforia. Awalnya mungkin penasaran, iseng nyobain. Eh, ngerasa enak. Nge-fly. Dan, bikin nagih. Terus saja, lama kelamaan dosisnya nambah dan akhirnya kecanduan.

Kedua, pergaulan bebas. Punya teman yang pake narkoba? Awas, bergaul sama orang begituan so pasti bisa bikin kamu ikutan make juga. Apalagi kalau sering main ke tempat karaoke atau clubbing. Narkoba sudah jadi barang ‘wajib’ di sana.

Ketiga, biar dibilang hebat. Remaja yang haus pengakuan dari temen, pengen dibilang gaullah, keren, rawan banget terjerumus sama narkoba. Demi diakui, dia rela. Yang penting nggak dikucilkan.

Keempat, pelarian masalah. Masalah bisa datang dari mana saja. Di rumah misalnya karena dia broken home, ortu terlalu sibuk jadinya kurang perhatian en kasih sayang.

Di sekolah mungkin sering di-bully atau punya masalah sama pacar. Saat bicara dengan orang lain atau lawan jenis ngerasa kurang PD, begitu juga saat  tampil di pentas seni. Nah, akhirnya dia mencari pelarian lain, salah satunya lewat narkoba. Dia kira narkoba bisa memberi ketenangan dan solusi atas masalah yang dia hadapi. Padahal, bikin blangsak!

Bahaya narkoba

Bro en Sis, rahimakumullah. Sebagian jenis obat-obatan dalam narkoba memang bisa dikonsumsi atas anjuran dokter dan diawasi ketat. Sebaliknya nih, kalau disalahgunakan bisa mengganggu kesehatan, loh. Sejauh apa sih bahayanya? Oke, cekidot!

Dikutip dari situs alodokter.com di antara bahaya narkoba antara lain:

Pertama, adanya perubahan sel saraf dalam otak. Bayangin deh, gimana jadinya kalau sel-sel saraf di otak kita nggak berfungsi normal? Pikiran bisa jadi eror dan kacau.

Kedua, dehidrasi. Narkoba jenis ekstasi bisa mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Akhirnya bisa membuat kejang-kejang, serangan panik, halusinasi, sakit pada dada dan perilaku agresif.

Ketiga, halusinasi. Penggunaan mariyuana atau ganja dapat menyebabkan efek samping halusinasi, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, gangguan kecemasan, kebingungan serta paranoia. Efek jangka panjang bisa terjadinya gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.

Keempat, kematian. Sabu-sabu, opium dan kokain dapat menyebabkan berbagai efek buruk seperti perilaku psikotik, kejang-kejang bahkan kematian akibat overdosis.

Nah, Bro en Sis, intinya narkoba bikin fisik dan mental terganggu. Baik kesehatan maupun psikologisnya. Kebanyakan mereka rata-rata akan menjadi malas, temperamen dan kacau pikirannya. Akhirnya nggak bisa fokus belajar atau kerja. Kalau sudah kecanduan bisa menghalalkan segala cara dengan ngerampok atah membunuh demi untuk membeli narkoba.

Pecandu narkoba lebih rentan mengalami infeksi menular seksual, kecelakaan, dan melakukan upaya bunuh diri akibat berada di bawah pengaruh obat. Ngeri, Bro en Sis! Apa jadinya generasi muda di masa depan kalau sekarang saja kondisinya memprihatinkan?

Narkoba haram dan dosa

Sobat gaulislam, sebagai umat muslim tentunya kita nggak boleh asal dan bebas dalam berbuat. Kita kudu tahu dan paham apakah setiap perbuatan yang dilakukan sudah sesuai dengan hukum syara atau justru melanggar dan membuat murka Allah Ta’ala. Itu sebabnya, penting banget nih untuk belajar dan mengkaji Islam.

Dalam syariat Islam, narkoba adalah barang haram. Baik produsen, pelaku dan  pengedarnya jelas sudah berbuat dosa. Allah Ta’ala akan meminta pertanggung jawaban kelak.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Segala yang mengacaukan akal dan memabukkan adalah haram” (HR Imam Abu Daud)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan, diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’ Al Fatawa, 34: 204)

Seorang pakar kesehatan pernah mengatakan, “Yang namanya narkoba pasti akan mengantarkan pada hilangnya fungsi kelima hal yang Islam benar-benar menjaganya, yaitu merusak agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta.”

So, jangan pernah tergoda dan mencoba narkoba. Rugi! Uang habis, badan jadi sakit, bisa dipenjara, berdosa dan nanti harus berhadapan dengan Pengadilan Allah. Kecuali kalau mau masuk neraka. ihhh, siapa yang mau? Na’udzubillah min dzalik!

Bisakah narkoba dibabat habis? Bro en Sis, tentu kita prihatin melihat kondisi remaja yang rusak karena narkoba. Gimana bisa mereka jadi pemimpin masa depan? Yang ada, jadi makin madesu. Masa depan suram. Coba deh kalau setiap orang itu bertakwa. Taat dengan segala perintah Allah Ta’ala dan meninggalkan larangan dari-Nya. Merasa takut dan hati-hati dalam berbuat. Paham bahwa mengonsumsi, mengedarkan bahkan memproduksi narkoba adalah perbuatan haram yang akan mendatangkan murka Allah, yang di akhirat nanti pelakunya akan dimasukkan ke dalam neraka. Nah, iman yang ada dalam diri kita bisa jadi benteng. Masalahnya, umumnya remaja zaman now males belajar Islam. Sholat lima waktu saja masih bolong-bolong. Gimana imannya mau kuat?

Perlu juga nih kontrol dari masyarakat. Ingat Bro en sis, kita adalah bagian dari masyarakat. Kalau kitanya sudah sholih tapi masyarakatnya masih amburadul dan nggak paham Islam, bisa jadi lingkungan tersebut akan mempengaruhi kita juga. Contohnya nih kita sudah geram dan kesal dengan narkoba, tapi yang lain malah cuek dan biasa saja. Ya susah juga, kan?

Pemerintah dan para penengak hukum harus konsisten dalam menegakkan aturan dan sanksi tegas. Nggak tebang pilih. Aah, rasanya sulit selama sistemnya masih seperti sekarang. Hukum saja bisa dijual beli. So, kita harus berupaya juga nih agar negara kita menerapkan sistem Islam. Menerapkan hukum dari Allah Ta’ala secara menyeluruh. Why? Karena hanya Islam yang bisa memberantas segala kejahatan termasuk narkoba. Hanya Islam yang bisa membuat hidup kita mulia. Hidup mulia tanpa narkoba. Ya, karena hidup mulia hanya bersama Islam. Bukan yang lain.

Siap berjuang untuk Islam? Yuk, mulai dari cinta sama Islam, dan semangat mengkaji ajarannya. [Muhaira | FB Muhaira az-zahra]