Friday, 29 March 2024, 17:02

gaulislam edisi 270/tahun ke-6 (11 Safar 1434 H/ 24 Desember 2012)

 

Indonesia. Yeeeha! Kalau udah ngebahas negeri kita ini emang nggak ada abisnya. Gimana nggak, Indonesia itu kan negara kepulauan terbesar di dunia yang tentunya memiliki suku, bahasa, budaya, adat, bahkan aliran agama yang suangaaat buwanyak.

Emang sih, kita semua tahu kalau mayoritas penduduk di Indonesia ini adalah muslim (meski banyak juga muslim on KTP doang, halah!). Tapi keberadaan agama lain itu juga nggak sedikit, lho! Islam aja ada banyak banget alirannya. Disusul 4 agama lain yang diakui (secara resmi) di Indonesia, yakni Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha, dan Hindu, plus sekarang ditambah Khonghucu. Belum lagi agama-agama adat di daerah pedalaman, juga diitung aliran-aliran semua agama-agama tadi yang jumlahnya tentu nggak sedikit. Wah… unik juga nih Indonesia. Bisa disebut negeri 1001 keyakinan dong? (Hehehe.. ngarang!)

Nah, Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, kalian tahu nggak sih, dari sekian banyak agama dan aliran yang disebutkan di atas, mana yang benar? Apa? Kalian emang cettaaaarr… membahana badai halilintar! Ya betul, jawabannya adalah Islam! (lebih jelasnya pake huruf kapital semua: ISLAM). Yang lain? Salah semua!

Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. selaku nabi terakhir dalam sejarah manusia, menutup para nabi dan rasul yang pernah diutus sebelum beliau. Nabi Muhammad saw. membawa ajaran kebenaran kepada masyarakat jahiliyah (bodoh) dengan menerangi pikiran mereka melalui cahaya al-Quran untuk menunjukkan manusia kepada jalan yang benar.

Bro en Sis rahimakumullah, ada berapa banyak sih temenmu di sekolah? Pasti banyak banget deh. Puluhan kah? Atau ratusan? Hehehe… tapi jangan sebut satu per satu namanya ya, entar capek dengernya (apalagi kalo pake gaya Azis gagap, bisa-bisa dari subuh ampe magrib kali baru beres nyebutin semua nama… hahahaha). Nah, di antara temen-temen kalian yang banyak banget itu, apakah semuanya sama? Ya nggak dong, tentu aja semuanya punya berbagai keragaman, mulai dari fisik hingga akidah dan keyakinan.

Sobat semua, tahukah kalian? Sebagai generasi muda muslim, ternyata banyak dari kita yang masih belum bisa membedakan mana akidah yang benar dan mana akidah yang rusak! Beberapa dari kita lebih suka mengambil ajaran agama yang menurut mereka asyik dan enak dipakai (milihnya pake hawa nafsunya semata), tanpa tahu apakah yang mereka ambil tersebut benar atau salah. Miris banget deh ya? Parahnya lagi nih, kebanyakan dari mereka tuh menganggap semua ajaran benar dan sah. Ajaran selain dan di luar Islam pun dianggap sama benarnya dengan apa yang ada dalam ajaran kita! Hadeuuuhh….. parah banget deh. Semoga aja kamu nggak termasuk golongan itu ya, Bro en Sis!

 

Tiada asap tanpa api

Nah, tahukah kamu sobat, ternyata keyakinan yang salah juga akan menuntun kita ke jalan yang salah. Orang yang meyakini suatu yang salah, tentu aja amalannya pasti kacau balau semrataw (baca: semrawut) dan menyimpang dari kebenaran. Contohnya aja nih: sebutlah namanya Feri (tenang, bukan Feri nama kamu kok, hehehe). Dia memiliki keyakinan bahwa mayat kucing itu adalah makanan suci lagi bergizi, dan dianjurkan dalam ajaran agama Islam. Ini jelas keyakinan yang amat sangat salah membahana gledek! Coba kira-kira amalan apa yang selanjutnya dilakukan Feri atas dasar keyakinannya itu, salah apa betul?

Betuuuul!

Eh? Makan bangkai kucing? Hoeek…  Kurang kerjaan banget! Makan sate kucing pun kalian pasti kagak mau. Siapapun pasti sepakat kalau makan bangkai kucing itu adalah perbuatan yang salah! Najis kotor binti berpenyakit! Gile bener dah…

Begitu pula dengan akidah kita sebagai anak muda, sobat! Maraknya kenakalan yang merebak di kalangan anak muda ternyata merupakan dampak dari pemahaman akidah yang salah! Lah, wong ajaran Islam aja jelas-jelas melarang perbuatan-perbuatan setan seperti seks bebas, pacaran, narkoba, homoseksual, dan sederet perilaku yang dilarang dan dilaknat, kini masih aja dipraktekkan oleh kalangan remaja muslim!

Tanya kenapa? Yup, karena mereka nggak memiliki benteng akidah yang dengannya kita selalu merasa diawasi oleh Sang Pencipta, yakni Allah Azza wa Jalla. Maka tentu yang dilakukan pun semau dengkulnya aja. Asli, aku rasanya pingin nangis saking mirisnya!

Lebih jauh lagi, ternyata dampak dari kesalahan pemahaman akidah dan kerusakan di dalamnya juga berakibat dengan maraknya perilaku remaja yang kini mulai suka ganti-ganti agama. Atas nama persahabatan, agama diganti. Atas nama cinta, agama diganti lagi. Agama kok diganti-ganti! Entar nggak takut apa kena ‘HIV agama’? Na’udzubillah deh Sob, jangan sampai kita ikut-ikutan seperti itu, ya!

 

Nggak perlu sama, deh!

Bro en Sis rahimakumullah, di bulan Desember ini ucapan apa yang sering kalian denger? Yuuups! 25 Desember nanti adalah natal sehingga jalanan, mall, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat umum lainnya didominasi oleh warna merahnya pakaian Santa Klaus, dan ucapan “Merry Christmas” pun menjadi ucapan yang sering kita dengarkan.

Akhirnya, di tempat-tempat umum tersebut pun orang-orang ikut mencoba memakai berbagai aksesoris natal, dan yang paling sering gaulislam temui adalah topi merah Santa Klaus. Nggak Muslim, nggak Kristen, nggak Hindu, nggak Budha, nggak Konghucu, semuanya pakai ini topi. Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim pun mendadak seolah berubah menjadi mayoritas Kristen. Bahkan parahnya, gaulislam sempat menjumpai seorang muslimah memakai kerudung lalu di atasnya terpasang topi merah Santa saat dia bertugas jadi kasir atau pramuniaga di pasar swalayan sebagai bentuk toleransi. WHAAATT?!

Meski hanya topi, namun jika ini sudah memiliki unsur dalam beragama, maka hukumnya nggak boleh! Haram. Man tasabbaha biqaumin fahuwa minhum (barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut).

Nah sobat, kita kan muslim nih. Terus tindakan kita gimana dong? Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Sebagai seorang muslim, sudah sewajarnya kita membiarkan agama lain beribadah sesuai keyakinan mereka dan tidak mengusik mereka. Tapi yang perlu diingat di sini adalah, bahwa memaklumi dengan keberadaan agama lain, bukan berarti mengorbankan akidah. Misalnya dengan mengucapkan “selamat natal” atau ucapan lainnya dalam perayaan agama lain. Itu bukan toleransi, tetapi ikut campur, Bro! Tentu saja itu salah besar dalam pandangan Islam. Lagian udah ada fatwa MUI juga yang mengharamkan kaum muslimin melakukan ritual natal bersama—termasuk tentunya ditafsirkan dari fatwa tersebut larangan mengucapkan selamat natal.

Lebih baik, kalau memang ada teman kita yang berkeyakinan lain, maka kita tidak boleh ikut-ikutan ibadah mereka meski sekadar mengucapkan selamat hari raya saat mereka melangsungkannya. Jangan melarang mereka, jangan pula mengakui apa yang diyakini mereka. Maklumilah keyakinan lain itu sekadar kenyataan yang ada dalam kehidupan sekitar kita. Titik nggak pake koma atau spasi apalagi enter!

Kalian masih ingat surat al-Kafirun kan? Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

 

It’s time to wake up!

Bener banget Sobat muda muslim. Kini sudah saatnya kita, sebagai generasi muda penerus perjuangan Islam, kudu segera bangkit dari keterpurukan pemahaman kita tentang akidah kita sendiri. Bangun… bangun! Jangan mau jadi remaja yang cuma dicekokin ama pemahaman-pemahaman salah tentang agama kita sendiri, juga pemahaman yang salah tentang segala sesuatu. Apa kalian mau pikiran kalian dikendalikan oleh orang-orang jahat yang begitu membenci Islam? Nggak mau kan?

So, udah saatnya kita melek tentang dunia. Tahu siapa teman, tahu juga mana lawan. Jangan sampai musuh yang sedang berusaha merusak akidah kita malah kita jadikan teman dekat hanya karena kita nggak tahu atau dengan alasan semu bernama toleransi, tetapi salah tempat. Kita kudu sering-sering mencari ilmu tentang syariat Islam dan akidah islamiyah, agar nantinya kita nggak terjerumus pada hal-hal yang bisa merusak akidah. Tingkatkan pemahaman kita tentang perintah dan larangan dalam Islam, agar kita nggak jadi remaja yang terus-terusan merem nggak ngeh (atau malah nggak mau tahu) apa yang terjadi dengan kehidupan di sekitar kita.

Carilah teman yang kamu anggap udah memiliki akidah yang cukup baik, dan belajarlah darinya. Carilah komunitas yang bisa ngedukung kamu dalam proses pemahamanmu tentang akidah Islam dan senantiasa menjaganya. Gabunglah dengan organisasi atau gerakan dakwah Islam yang benar agar terselamatkan akidahmu. Tantangan untuk generasi ini pada masa depan bakal makin susah sobat, en kalo kamu masih suka leha-leha nongkrong bareng di perempatan sambil nyuitin cewek yang lewat, lantas kapankah dienul Islam ini akan maju? Siapa yang akan mempertahankannya?

Boys and gals, ingatlah selalu satu hal, bahwa satu-satunya jalan aman dan benar dalam menempuh kehidupan di dunia ini demi mencapai akhirat hanyalah Islam. Ya, menjadi muslim itu ‘tiket’ untuk masuk surga. Jika kamu dengan ringannya mau menjual tiketmu (baca: akidahmu), maka siap-siap saja ditolak mentah-mentah amalan kamu, dan kamu akan dilemparkan ke tempat pembuangan bagi orang-orang yang kafir, murtad, munafik, dan yang membangkang perintah Allah Ta’ala. Neraka!

Nih catet firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitabkecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Ali ‘Imran [3]: 19)

Udah jelas banget kan? Belum cukup? Nih aku kasih bonus,  Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali ‘Imran [3]: 85)

Bro en Sis rahimakumullah, kamu nggak mau kan menjadi salah seorang yang rugi di akhirat kelak? Sekilas memang susah untuk menjalani segala apa yang diperintahkan Allah Swt. kepada kita untuk dilakukan. Namun yakinlah, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah pastilah akan memberi jalan keluar baginya. Yakinlah itu, sobat! Jaga akidahmu hingga ajal menjemputmu. Sehingga kita semua bisa selamat, sampai nanti pada hari yang tiada pertolongan di dalamnya kecuali pertolongan dari Allah Swt. Insya Allah. [Hawari | Twitter: @hawari88]

2 thoughts on “Jaga Akidahmu, Sobat!

  1. makasih banyak atas artikelnya.janganlah gadaikan akidah kita demi yang nama nya toleransi semu.

    Sip! Makasih juga. Semoga bermanfaat.
    redaksi gaulislam

Comments are closed.