Saturday, 27 April 2024, 01:15

Perjalanan hidup Nabi saw. nggak sepi dari aktivitas peperangan. Rasulullah dan para sahabat getol melawan orang-orang kafir yang memusuhi Islam dalam Perang Badar, Khandaq, Uhud, dll. Bahkan setelah Rasulullah wafat pun, peperangan yang dilaku-kan oleh kaum Muslim nggak berhenti.

Peperangan adalah pilihan terakhir untuk mengatasi penghalang fisik tersebarnya Islam ke seluruh dunia. Sekadar kamu tahu, bahwa peperangan dalam Islam adalah untuk menghidupkan manusia bukan untuk memus-nahkan. Itu sebabnya, ketika kaum muslimin menang perang dan menguasai wilayah tidak bertujuan menjajahnya.

Berbeda dengan ideologi kapitalisme yang memang tujuan mereka berperang adalah untuk menguasai wilayah dan menjajahnya (baca: menguras seluruh potensi wilayah itu untuk kepentingan bangsanya).

Dalam perjalanan sejarah masa lalu, ada satu perang yang tidak hanya dikenal di kalangan Islam saja, tapi juga begitu membekas di sanubari kaum Nasrani, yakni Perang Salib.

Yup, Perang Salib yang melibatkan umat Nasrani dan Islam ini memakan waktu kurang lebih 200 tahun! Lama banget ya? Itulah sebabnya, semangat kebencian orang Nasrani terhadap kaum Muslim seperti saat Perang Salib dulu tak pernah surut. Bahkan hingga detik ini. Suer. Kagak bo’ong!

Sesaat setelah tragedi WTC, Bush melontarkan kata crusade (perang Salib atu holy war) untuk melawan terorisme yang disimpulkan olehnya sebagai kaum Muslimin. Padahal istilah Crusade hanya digunakan dalam konteks peperangan antara pasukan Salib Kristen melawan pasukan kaum muslim. Nggak mungkin kan lidah Pak Bush itu kepleset alias salah ucap? Betul apa bener?

Sekilas info Perang Salib
Nggak salah emang kalo Perang Salib memegang rekor peperangan terlama di dunia. Bayangin aja, dari tahun 1096 M sampai 1254 M api peperangan ini nggak pernah padam. Se-abadi permusuhan Coyote dan Road Runner.

Disebut Perang Salib karena peperangan ini melibatkan bangsa-bangsa Salib (gabungan berbagai negeri di Eropa; Perancis, Jerman, Inggris, dan negara Byzantium). Para prajurit Kristen yang terlibat dalam peperangan itu mengenakan kalung bergantung salib dan pakaian mereka berterakan salib.

Ada dua pendorong terjadinya perang salib. Pertama, ajakan dan seruan Kaisar Alexius Comenent dari Konstantinopel kepada Paus (Paus Urbanus II) dan para raja di Eropa agar segera menyerang negeri-negeri Islam secara serentak terhadap kekuasaan Turki Saljuk (orang-orang Turki yang sudah memeluk Islam), yang mengancam kerajaan Byzantium di Konstantinopel.

Kedua, permintaan Peter Amiens, seorang pendeta bangsa Perancis, kepada Paus di Roma agar mau membantu orang-orang Kristen yang mau berziarah ke Baitul Maqdis (Palestina) yang saati itu dikuasai Negara Islam.

Dua dorongan tersebut di atas, menyebabkan Paus Urbanus II memerintahkan Peter Amiens untuk menghasut dan mengobarkan perang kepada rakyat Eropa untuk memerangi kaum muslim guna merebut Baitul Maqdis.

Hasilnya, rakyat jelata, biarawan-biarawati, hingga para perampok berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk bergabung sebagai pasukan salib. Dan genderang Perang Salib ditabuh pada 15 Agustus 1096 M, Paus Urbanus memberangkatkan pasukan Salib Pionir yang berjumlah 300 ribu prajurit dengan semboyan “Begitulah kehendak Tuhan�.

Dalam catatan sejarah, terdapat tujuh gelombangan serangan dalam perjalanan Perang Salib. Serangan I (1096),?  Serangan II (1147-1149), serangan III (1189-1192), serangan IV (1202-1204), serangan V (1218-1221), serang-an VI (1228-1229), dan serangan?  ke VII (1248-1254). Wuih semangat banget ya?

Dari rangkaian serangan?  itu, kaum Kris-ten lebih banyak menelan kekalahan. Salah satu kekalahan telak yang dialami pasukan Salib adalah ketika Shalahuddin al-Ayubi berhasil membebaskan kembali Baitul Maqdis di Palestina pada hari Jum’at 27 Rajab 583 H/1187 M dari kekuasaan kaum Kristen.

Air susu dibalas air comberan!
Saat Perang Salib, para prajurit Kristen begitu sadis, brutal, en keji saat menguasai negeri-negeri Islam. Gustave Le Bon, seorang orientalis, menceritakan hal itu dalam bukunya �Hadlaratul Arab’ sebagai berikut: “Ketika tentara salib berhasil mengalahkan tentara Turki Muslim, mereka memenggal semua kepala tentara Turki yang terluka dalam medan tempur. Kemudian bangkainya diikat pada pelana kudanya, selanjutnya diseret ke tempat pembuangan bangkai di seputar kota (Antiokia) itu.� ini fakta lho!

Kebrutalan pasukan Salib juga diperlihatkan saat mereka memasuki kota Baitul Maqdis (7 Juni 1099 M/493 H). Mereka merusak semua bangunan Islam dan merampas harta benda kaum Muslim. Dalam setiap penyerbuannya, mereka bersikap ganas. Nggak bedain antara pasukan lawan dan rakyat sipil. Akibat-nya seluruh lapisan masyarakat mereka bantai.

Inilah tindakan penyembelihan dan pembantaian terbesar yang kebia-dabannya tiada tara dalam sejarah. Di setiap pelosok Kota Suci itu banyak kepala, tangan, dan kaki manusia yang berserakan serta jasad kaum Muslim yang bergelimpangan di sepan-jang jalan hasil �pesta’ mereka selama sepekan.

Sejarah mencatat, jumlah kaum Muslim yang dibunuh lebih dari 70.000 orang. Bahkan Godfrey (pimpinan pasukan Salib saat itu) mengirimkan kabar kemenangannya dengan menyatakan bahwa kuda-kudanya harus mengarungi lautan darah orang-orang Timur (kaum Muslim) yang tingginya sampai ke lutut!

Kelakuan ini sangat bertolak belakang dengan keluhuran akhlak Shalahuddin Al Ayyubi ketika berhasil menaklukan Baitul Maqdis. Ia memberikan kesempatan kepada para keluarga Kristen yang ingin keluar dari Baitul Maqdis untuk bersiap-siap dalam waktu 40 hari.

Siapa saja yang tidak mempunyai biaya untuk keberangkatannya itu, Shalahuddin memberi mereka bekal. Beliau juga melarang keras tentara Islam mengganggu umat Nasrani yang ada di kota itu. Semua tawanan perang diperlakukan secara terhormat. Bahkan dalam waktu relatif singkat, seluruh tawanan dibebaskan dengan hanya membayar 10 dinar.

Kemuliaan Shalahuddin yang terpuji ini menyebabkan tentara Salib dengan senang hati mengosongkan seluruh benteng mereka, kemudian dengan perasaan damai dan di bawah perlindungan tentara Islam, mereka meninggalkan kota Suci itu.

Itulah realitas yang terjadi selama Perang Salib. Ini nih yang disebut pepatah “air susu dibalas dengan air comberan (selokan yang kotor buanget)!�. Gak tahu malu tuh!

Peperangan yang abadi
Semangat kebencian orang kafir terhadap Islam dan kaum Muslim akan terus berlangsung sampai “peluit panjang� tanda dunia udah tamat ditiup malaikat Isrofil. ini ditegaskan Allah swt. dalam firman-Nya:

�Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kalian hingga kalian mengikuti agama mereka�. (QS al-Baqarah [2]: 120)

Emang sekarang udah nggak jamannya perang kolosal kayak film Lion of Desert yang dibintangi Anthony Queen sebagai Omar Mochtar. Peperangan lebih didominasi dengan perang pemikiran (ghazwul fikri) dan perang kebudayaan (ghazwul tsaqofi). Yang nggak kelihatan, tapi pengaruhnya bisa bikin kaum Muslim nggak kenal dirinya sendiri. Semacam amnesia gitu. Tapi stadiumnya udah tinggi banget. Setinggi menara Eiffel…I’m in love!

Pemikiran kufur udah banyak beredar di tengah-tengah kaum Muslim. Bahkan dijual dengan bebas tanpa sensor dalam bentuk kaset dan CD. Padahal pemikiran kufur dan Islam itu seperti hitam dan putih. Jelas banget bedanya. Kini orang kafir tengah membuat agar perbedaan warna itu nggak lagi mencolok.

Demokrasi seolah-olah menjadi ide pamungkas untuk mengeluarkan negeri-negeri Islam dari keterpurukan. Ikatan nasionalisme yang rapuh menggantikan ikatan akidah yang kuat nan hebat. Dan yang paling parah, banyak kaum Muslim yang merasa malu untuk terikat dengan aturan Allah dalam jalanin hidup alias sekuler. Walah!

Nggak cukup dengan pemikiran, orang kafir juga menyebarkan budaya rusak mereka melalui media massa dan elektronik. Budaya Barat menjadi kiblat gaya hidup modern, gaul van trendi yang digandrungi.

Walhasil, banyak kaum Muslim yang tingkah polahnya nggak bisa dibedain ama orang kafir. Mereka asyik terjun dalam hingar bingar gemerlapnya budaya hedonis produk Barat. Mulai dari kebebasan berekspresi, berbusana, bertingkah-laku, free sex, sampai penyamaan semua agama. Sehingga perayaan Tahun Baru Masehi, Valentine, April Mop, Halloween, sampai perayaan Natal udah nggak tabu untuk dilakonin. Bahaya!

Padahal Rasulullah saw. udah tegas-tegas melarang umatnya untuk mengikuti budaya orang kafir. Masak iya sih predikat umat terbaik yang kita sandang kudu ditukar dengan status kafir yang bakal kekal di neraka jahanam, gara-gara ngikutin budaya jahiliyah? Amit-amit!

Iiih…nggak lah yauw. Makanya, inget neh plesetan omongannya Bang Napi: “Waspadalah! Karena pikiran dan budaya kafir tidak datang karena ada kesempatan, tapi emang udah diniatin dari sononye…â€?Hehehe…

Bangun dari tidur dong!
Sobat muda muslim, kita nggak bisa bo’ong kalo jumlah kaum Muslim yang bejibun di dunia lagi �tidur bareng’. Mereka tertidur pulas di tengah penderitaan rakyat Irak atau Afghanistan yang dibombardir AS. Mereka menutup mata akan sikap arogan Israel yang tengah membangun tembok perbatasan di Palestina.

Kata Rasulullah saw., jumlah kaum Muslim yang banyak saat ini nggak jauh bedanya seperti buih di lautan. Nggak punya kekuatan saat orang-orang kafir dengan rakusnya memporak-porandakan negeri-negeri Islam. Menyedihkan!

Udah saatnya kita bangkit dari kekalahan. Bangun dari buaian mimpi kehidupan sekuler produk kafir. Nggak usah terpancing ama parlemen, nasionalisme, atau perbaikan individu (tanpa perubahan masyarakat) untuk meretas jalan menuju kebangkitan. Karena jalan itu hanya akan mengantarkan kita pada kebang-kitan yang semu. Kita cuma perlu ngikutin apa yang dicontohin Rasulullah saw. dalam aktivitas dakwahnya biar kaum Muslim bisa eksis.

Belajar dari metode dakwah Rasulullah dulu, kebangkitan hakiki akan diperoleh kalo kita berjuang untuk menegakkan aturan Islam di muka bumi ini. Jalan satu-satunya dengan menegakkan pemerintahan Islam.

Sebab, hanya kekuatan negara yang mampu menghadang serangan orang kafir pimpinan AS terhadap sodara-sodara kita. Hanya negara Islam yang akan melindungi kaum Muslim di seluruh dunia dan orang-orang kafir yang tunduk di bawah aturannya.

Oke deh, mari berjuang untuk Islam dan kaum Muslim. Kita kaji Islam sebagai sebuah aturan hidup yang tidak hanya mengatur ibadah. Terus kita pahami bahwa hanya aturan Islam yang bikin hidup kita lebih hidup. Dan akhirnya, istiqomah dalam upaya menerapkan Islam sebagai aturan hidup oleh negara. Tegakkan syariah Islam, tinggalkan budaya jahiliyah. Otreh? Eh, kalo pun terjadi lagi Perang Salib, hanya ada satu kata: Lawan! [hafidz]

(Buletin Studia – Edisi 174/Tahun ke-4/22 Desember 2003)

384 thoughts on “Semangat Kebencian Perang Salib

  1. Penyebaran Islam dilakukau dengan melakukan penyerangan kedaerah2 Non Muslim termasuk Yerusalem dengan ganas mereka membunuh orang Yadhudi dan Kirsten di Yerusalem. Bait Allah dikuasai oleh mereka, kemudian mereka melarang orang kristen untuk bersiarah ke tempat suci orang kristen di Yerusalem, orang – orang islam di Turki merampok dan membunuh orang – orang kristen, pada intinya perang salib itu ditimbulkan karena orang Islam yang rakus dan biadap menjajah, merampok dan membunuh orang kiristen diwilayah orang kristen.

  2. Oke, sekarang tolong coba Anda sampaikan fakta yang Anda tahu tentang Perang Salib. Rujukannya dari mana dan datanya apa saja? Kami tunggu komentar berikutnya dari Anda (jika ada).

    Sekadar menegaskan bahwa kami insya Allah tidak sembarangan menuliskan jika faktanya tidak kami ketahui dan yakini kebenarannya. Jika diklaim bahwa digelarnya Perang Salib adalah untuk merespon sekaligus melawan penyebaran Islam–yang Anda sebutkan dilakukan dengan cara penyerangan ke daerah2 nonmuslim dan dengan ganas membunuh Yahudi dan Kristen, saya pikir Anda menulis dengan—maaf–cenderung emosional.

    Islam tidaklah disebarkan dengan kekerasan seperti yang Anda tuduhkan. Sejak awal berdirinya Islam di Madinah, Islam adalah bukan hanya sekadar agama, tapi sekaligus ideologi. Islam adalah sebuah peradaban. Saya merasa yakin bahwa agama Kristen dan Yahudi pun pasti disebarkan untuk meraih sebanyak mungkin pengikut. Demikian juga dengan Islam. Sehingga sangat wajar jika Islam kemudian disebarkan dengan semangat oleh para pemeluknya ke seluruh penjuru dunia.

    Konon, ketika Nabi menerima laporan bahwa ajakannya kepada Kaisar Romawi, Heraclitus untuk berpegang pada keyakinan yang sama (kalimatin sawaa’) ditolak dengan halus, nabi hanya berkomentar pendek “sa uhaajim al-ruum min uqri baitii” (Akan saya perangi Romawi dari dalam rumahku). Ucapan Nabi ini bukan genderang perang, ia hanya berdiplomasi. Tidak ada ancaman fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru menunjukkan keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak akan mengalahkan Romawi.

    Dan Nabi benar, pada tahun 700 an, tidak lebih dari setengah abad sesudah wafatnya Nabi Muhammad (632 M), ummat Islam telah tersebar ke kawasan Asia Barat dan Afrika Utara, dua kawasan yang dulunya jatuh ke tangan Alexander the Great. Selanjutnya, Muslim memasuki kawasan yang telah lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan yang berarti. Menurut William R Cook pada tahun 711 M – 713 kerajaan Kristen di kawasan Laut Tengah jatuh ke tangan Muslim dengan tanpa pertempuran, meskipun pada abad ke 7 kawasan itu cukup makmur. Bahkan selama kurang lebih 300 tahun hampir keseluruhan kawasan itu dapat menjadi Muslim. Baru pada abad ke sebelas kerajaan Kristen di kawasan itu mulai melawan Muslim (William R Cook dan Ronald B Herzman, The Medieval Worldview, New York – Oxford, Oxford University Press, 1983, 119-120). Demitri Gutas dengan jelas mengakui:

    …..pada tahun 732 M kekuasaan dan peradaban baru didirikan dan disusun sesuai dengan agama yang diwahyukan kepada Muhammad, Islam, yang berkembang seluas Asia Tengah dan anak benua India hingga Sepanyol dan Pyrennes. (Demitri Gutas, Greek Thought, Arabic Culture, Routledge, London, 1988, 13)

    Gutas bahkan menyatakan bahwa dengan munculnya peradaban Islam, Mesir untuk pertama kalinya, sejak penaklukan Alexander the Great, dapat dipersatukan secara politis, administratif dan ekonomis dengan Persia dan India dalam jangka waktu yang cukup lama. Perbedaan ekonomi dan kultural yang memisahkan dua dunia yang berperadaban, Timur dan Barat, sebelum Islam datang yang dibatasi oleh dua sungai besar dengan mudahnya lenyap begitu saja.

    Sudah tentu proses kejatuhan Romawi tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Edward Gibbon dalam The Decline And Fall Of The Roman Empire menyatakan bahwa periode kedua dari merosot dan jatuhnya Kekaisaran Romawi disebabkan oleh lima faktor : pertama di era kekuasaan Justinian banyak wewenang memberi kepada Imperium Romawi di Timur; kedua adanya invasi Italia oleh Lombards dan ketiga penaklukan beberapa provinsi Asia dan Afrika oleh orang Arab yang beragama Islam dan keempat pemberontakan rakyat Romawi sendiri terhadap raja-raja Konstantinopel yang lemah; dan terakhir munculnya Charlemagne yang pada tahun 800 M mendirikan Kekaisaran Jerman di Barat (Edward Gibbon, The Decline and The Fall of Roman Impire)

    Jadi penyebab kejatuhan Romawi merupakan kombinasi dari berbagai faktor, seperti problem agama Kristen, dekadensi moral, krisis kepemimpinan, keuangan dan militer. Dan di antara faktor terpenting penyebab kajatuhan Romawi adalah datangnya Islam. Pernyataan Nabi yang diplomatis itu nampaknya terbukti. Nabi tidak pernah pergi menyerang Romawi Barat maupun Timur, tapi datangnya gelombang peradaban Islam telah benar-benar menjadi faktor penyebab kejatuhan Romawi. Ini juga merupakan bukti bahwa Islam sebagai din yang menghasilkan tamaddun (peradaban) yang dapat diterima oleh bangsa-bangsa selain bangsa Arab. Sebab Islam membawa sistem kehidupan yang teratur dan bermartabat, sehingga mampu membawa kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Jadi Islam diterima oleh bangsa-bangsa non Arab karena universalitas ajarannya alias kekuatan pancaran pandangan hidupnya. Bukan karena “ganasnya” dalam berperang, seperti yang Anda tuduhkan.

    Anda perlu tahu bahwa seringkali orang-orang nonmuslim salah persepsi tentang jihad yang dilakukan oleh kaum Muslimin. Sekadar Anda tahu, bahwa peperangan dalam Islam adalah untuk menghidupkan manusia, bukan untuk memusnahkan. Itu sebabnya, ketika kaum muslimin menang perang dan menguasai wilayah tidak bertujuan menjajahnya. Berbeda dengan ideologi kapitalisme yang memang tujuan mereka berperang adalah untuk menguasai wilayah dan menjajahnya (baca: menguras seluruh potensi wilayah itu untuk kepentigan bangsanya).

    Sejarawan Barat yang beraliran konservatif, W. Montgomery Watt dalam bukunya Sejarah Islam di Spanyol, mencoba meluruskan persepsi keliru para orientalis Barat yang menilai umat Islam sebagai yang suka berperang. Menurutnya, “Mereka (para orientalis) umumnya mengalami mispersepsi dalam memahami jihad umat Islam. Seolah-olah seorang muslim hanya memberi dua tawaran bagi musuhnya, yaitu antara Islam dan pedang. Padahal, bagi pemeluk agama lain, termasuk ahli kitab (Yahudi dan Nasrani, pen.), mereka bisa saja tidak masuk Islam meski tetep dilindungi oleh suatu pemerintahan Islam.”

    Oya, perluasan wilayah menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya penyebarluasan Islam ke seluruh penjuru dunia. Islam datang membawa rahmat bagi seluruh umat manusia. Penaklukan wilayah-wilayah, adalah sebagai bagian dari upaya untuk menyebarkan Islam, bukan menjajahnya. Itu sebabnya, banyak orang yang kemudian tertarik kepada Islam.

    Satu contoh menarik adalah tentang Futuh Makkah (penaklukan Makkah), Rasulullah dan sekitar 10 ribu pasukannya memasuki kota Makkah. Kaum Quraisy menyerah dan berdiri di bawah kedua kakinya di pintu Ka’bah. Mereka menunggu hukuman Rasul setelah mereka menentangnya selama 21 tahun. Namun, ternyata Rasulullah justru memaafkan mereka. Akhirnya banyak kaum Quraisy yang memeluk agama Islam setelah peristiwa tersebut.

    Begitu pula yang dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayubi ketika merebut kembali Yerusalem dari tangan Pasukan Salib Eropa, ia malah melindungi jiwa dan harta 100 ribu orang Barat. Shalahuddin juga memberi ijin ke luar kepada mereka dengan sejumlah tebusan kecil oleh mereka yang mampu, juga membebaskan sejumlah besar orang-orang miskin. Panglima Islam ini pun membebaskan 84 ribu orang dari situ. Malah, saudaranya, al-Malikul Adil, membayar tebusan untuk 2 ribu orang laki-laki di antara mereka. (Dr. Mustafa as-Siba’i, Peradaban Islam, Dulu, Kini dan Esok, hlm. 121)

    Padahal 90 tahun sebelumnya, ketika pasukan Salib Eropa merebut Baitul Maqdis, mereka justru melakukan pembantaian. Diriwayatkan bahwa ketika penduduk al-Quds berlindung ke Masjid Aqsa, di atasnya dikibarkan bendera keamanan pemberian panglima Tancard. Ketika masjid itu sudah penuh dengan orang-orang (orangtua, wanita, dan anak-anak), mereka dibantai habis-habisan seperti menjagal kambing. Darah-darah muncrat mengalir di tempat ibadah itu setinggi lutut penunggang kuda. Kota menjadi bersih oleh penyembelihan penghuninya secara tuntas. Jalan-jalan penuh dengan kepala-kepala yang hancur, kaki-kaki yang putus dan tubuh-tubuh yang rusak. Para sejarawan muslim menyebutkan jumlah mereka yang dibantai di Masjid Aqsa sebanyak 70 ribu orang. Para sejarawan Perancis sendiri tidak mengingkari pembantaian mengerikan itu, bahkan mereka kebanyakan menceritakannya dengan bangga.

    Fakta ini cukup membuktikan betapa Islam mampu memberikan perlindungan kepada penduduk yang wilayahnya ditaklukan. Karena perang dalam Islam memang bukan untuk menghancurkan, tapi memberi kehidupan. Dengan begitu, Islam tersebar ke hampir sepertiga wilayah di dunia ini. Fantastis bukan?

    Justru ‘kecemburuan’ dan ‘kebencian’ penguasa Kristen macam Paus Urbanus II-lah menggelorkaan Perang Salib. Pada 1095 Masehi, pemimpin tertinggi Katolik Paus Urbanus II menyeru seluruh masyarakat Kristen di Eropa agar melakukan Perang Suci. Seruan tersebut segera disambut oleh para raja. Musim semi 1095 Masehi -demikian tulis Badri Yatim di “Sejarah Peradaban Islam”-150 ribu pasukan, terutama dari Perancis dan Norman, bergerak ke Konstantinopel dan kemudian Yerusalem.

    Nicea dan Edessa berhasil mereka rebut pada 18 Juni 1097 dan 1098. Mereka kemudian merebut Antiokia. Baitul Maqdis atau Yerusalem bahkan jatuh pada 15 Juli 1099. Yerusalem bahkan dijadikan ibukota kerajaan baru. Godfrey diangkat sebagai raja. Kota-kota penting di pantai Laut Tengah seperti Tyre, Tripoli dan Akka juga berhasil dikuasai Pasukan Salib.

    Hampir setengah abad wilayah Yerusalem dan laut Tengah itu penuh dalam kekuasaan Kristen. Namun, pada 1144, ketenangan itu terusik. Penguasa Mosul dan Irak, Imaduddin Zanki dan anaknya, Nuruddin Zanki merebut wilayah Aleppo dan Edessa. Pada 1151, seluruh kawasan di Edessa berhasil mereka kuasai. Ini mendorong Paus Eugenius III kembali menyerukan perang suci. Raja Perancis Louis III dan Raja Jerman Condrad III memimpin pasukan menggempur kekuatan Islam. Namun mereka kalah, dan terpaksa mundur.
    Demikian tanggapan dari kami. Semoga bisa memberikan wawasan tambahan buat Anda. Terima kasih.

    –GaulIslam

  3. Ini Faktanya bahwa Umat Islam bisa berlaku keji dan hanya bisa membenarkan dirinya sendiri, simak baik2 dan baca baik, renungkan baik2 yang pasti setiap perbuatan Anda baik Kristiani dan Muslimin tetap akan mendapat ganjaran oleh Raja Dari Segala Raja yaitu Jesus Kristus…..:))

    The Massacres of the Khilafah
    Pembantaian-pembantaian oleh Khalifah

    Walter Short
    http://www.debate.org.uk/topics/history/xstnc-6.html

    Pendahuluan

    Memanglah sudah menjadi tujuan bagi kaum Muslim Sunni untuk membangun kembali Khalifah yang dihapuskan oleh Kemal Ataturk pada 1924. Dalam konteks yang modern, ini berkaitan dengan cita-cita para tokoh utama Islam untuk membentuk sebuah kekuasaan hegemoni Islam yang global dan bersatu. Tentu saja tidak bisa terhindarkan apabila dalam wilayah yang sangat luas itu akan ada beragam kaum minoritas agama lain. Muslim selalu ngotot menyatakan bahwa masyarakat non-muslim selalu diperlakukan dengan adil dan hormat oleh para pemimpin Muslim sejati. Oleh karena itu tulisan ini akan menyelidiki apakah klaim muslim tersebut benar demikian berdasar bukti-bukti sejarah Islam.

    Karena di bawah kekuasaan Ottoman (Turki)-lah sebuah negara Islam sampai mencakup wilayah yang berpenghuni banyak orang Kristennya, dan sesungguhnya juga menjajah wilayah yang sangat besar di Eropa, kita akan membatasi tulisan ini kepada beberapa kejadian-kejadian penting dalam sejarahnya, khususnya setelah Khalifah terakhir dipegang oleh bangsa Ottoman Turki. Titik berat studi ini adalah untuk menyelidiki pembantaian-pembantaian yang dilakukan oleh Khalifah Ottoman Turki. Tujuan kita adalah pembuktian, jika memang hak asasi manusia yang paling mendasar, yakni hak untuk hidup, dengan seringnya dilanggar oleh Khalifah Turki, maka kaum Muslim yang ingin menghidupkan kembali Khalifah dan menggembar-gemborkan bahwa non-Muslim itu hidupnya damai sejahtera diperlakukan manusiawi di bawah kekuasaan Islam, mestinya mempunyai penjelasan yang lebih baik dari sekedar mengibuli.

    1. Timbulnya Ottoman Turki dan Penaklukan Konstantinopolis (Istanbul sekarang)

    Kaum Turki Osmanli atau Ottoman muncul sebagai sebuah kekuatan pada abad 14M, menggantikan Emirat Turki Seljuk Konya sebelumnya [1] Mereka adalah ‘…para Muslim fanatik…Para pemimpin suku mereka disebut sebagai Ghazi, pejuang pembela aqidah Islam. Menaklukan para kafir adalah bagi mereka sebuah kewajiban ilahi.’ [2] Sebab itu, ciri-ciri jihad bagi kaum Ottoman adalah sama saja baik offensive/menyerang maupun defensive, dan sudah menjadi keyakinan mereka bahwa non-Muslim harus ditundukkan oleh pedang. Pada 1354 mereka pun menduduki Gallipoli, dan lalu meluas ke seluruh jazirah Balkan, menaklukan bangsa Serbia pada Perang Kosovo 1389, lalu meneruskan penjajahan ke Bulgaria dan Thessalia, 1393. Ini berarti bahwa ibu kota Kekaisaran Byzantium (atau apalah yang tersisa daripadanya saat itu), Konstantinopolis, sekarang sudah terkepung. ‘Tutuplah gerbang-gerbang kotamu’ kata Sultan kepada Kaisar Byzantium Manuel II (1391-1425), ‘aku toh sudah memiliki semuanya di luar kotamu’ [3]

    Saat itu tinggal masalah waktu saja kapan Konstantinopolis akan diserang, dan di bawah kekuasaan Sultan Mehmet II yang enerjetik dan kejam, orang2 Ottoman mulai mengepung ibu kota Byzantium pada April 1453 – ini bahkan bertentangan dengan sumpahnya sendiri pada saat naik tahta sultan pada 1451, bahwa sultan bersumpah demi Al-Quran kepada duta besar Byzantium bahwa dirinya akan menghormati kedaulatan wilayah yang terakhir ini. [4]

    Rupa-rupanya, sebuah sumpah kepada seorang ‘infidel/kafir’ adalah omong kosong belaka. Tidak ada alasan untuk berkata bahwa pengepungan Konstantinopolis merupakan sebuah bentuk jihad yang membela-diri, malahan, ini jelas adalah tindakan agresi yang sepihak. Mati-matian membela diri, kalah jumlah dan kalah senjata, kota itu akhirnya jatuh pada hari Senin 28 Mei 1453 (atau sumber resmi lain: Selasa 29 Mei 1453). Harus dicatat di sini bahwa pada 6 April Sultan Mehmet II mengirimkan pesan kepada Kaisar Konstantin XI, tentang sebuah maklumat yang kemudian ditolak oleh Konstantin, ‘menyatakan bahwa, sebagai mana yang tertulis dalam hukum Islam, setiap warga kota akan dibiarkan hidup jika kota diserahkan tanpa perlawanan.’ [5]

    Implikasi maklumat ini sangat jelas: jika kota melawan, jiwa para penduduk tentu akan terancam. Dan memang inilah yang terjadi pada saat kota itu jatuh pada hari Selasa 29 Mei 1453, pasukan-pasukan Muslim membantai, menjarah, dan memperbudak masyarakat Kristiani dalam jumlah yang sangat besar [6] Kenyataan ini, yang jarang disebutkan oleh para Muslim pada saat mereka merayakan event kemenangan mereka, memperlihatkan betapa tertanamnya nilai pembantaian dan penindasan di dalam Khalifah Ottoman, dan wajar saja beralasan bagi non-Muslim untuk was-was prihatin kapan pun mereka mendengar Muslim bernostalgia mengenang ‘kejayaan’ masa lalu mereka. Mehmet II lalu memasuki gereja agung Agia Sofia, kathedral utama kaum Kristen Timur, alih-alih dari menghormati integritas religinya, dia malah mengislamkanya, mengubahnya secara resmi jadi masjid (sekarang namanya Aya Sofia di Istanbul). Menjelang abad ke-16, seluruh Balkan sudah dijajah oleh penguasa Muslim.
    2. Kebebasan dan Harga Diri Kaum Nasrani di bawah Kekuasaan Turki Ottoman

    Gambarannya memang tidak melulu gelap. Bangsa Turki memang mengizinkan kaum Kristen Orthodox Yunani sebuah hak otonomi internal untuk mengatur sendiri urusan-urusan sosial dan agama mereka – konsep Millat namanya. Sultan sering mengangkat seorang Yunani sebagai Grand Vizier (Wasir Agung), dan panglima dari Angkatan Laut Ottoman seringkali adalah seorang Yunani [7]. Namun bagaimana pun, status kewarganegaraan penuh hanya diperuntukkan bagi mereka yang memeluk Islam. Sultan seringkali ikut campur dalam hal pemilihan ketua gereja Orthodox (patriarch), dan bahkan bisa-bisanya mengatur urusan mereka. Pada waktu-waktu tertentu, beberapa patriarch malah dieksekusi mati. Tidak ada kebebasan beragama penuh ataupun persamaan hak.

    Salah satu yang praktek2 yang paling meyakinkan untuk mempertanyakan Keagungan Khalifah Ottoman yang ‘katanya’ merupakan Masa Keemasan bagi kaum minoritas agama lain adalah rekrutmen/caranya merekrut Janissariyah (pasukan khusus Ottoman), yang dimulai pada abad 14.’ …mereka secara paksa merampas anak-anak lelaki dari keluarga Kristen yang diperbudakkan (umumnya dari keluarga orang Yunani, tapi lalu juga dari bangsa2 Armenia, Bulgaria, Albania, dan Serbia), dan membesarkan anak2 ini dalam sebuah kamp khusus. Mereka lalu melatih anak2 ini menjadi Turki fanatik, penjagal2 berdarah dingin terhadap keluarga mereka sendiri. Anak2 ini dibesarkan untuk mempercayai bahwa ayah mereka adalah sang Sultan dan jika mereka sampai tewas di medan perang berarti mereka masuk surga. Jadi, karena Angkatan Perang baru ini, Janissariah (Yeni-ceri bahasa Turkinya) orang2 Turki melanjutkan penaklukan2 mereka.’ [8]

    Pasukan2 Ottoman lalu menyerang desa-desa Kristen, menculik anak2 kecil, yang kemudian dibawa ke Konstantinopolis sebagai serdadu-budak, dan secara paksa di-Islamkan. Mereka ini dilarang berhubungan dengan wanita, kecuali saat mereka menyerang kota atau desa musuh, itulah saatnya diperkenankan untuk menjarah dan memperkosa sepuasnya selama tiga hari berturut-turut. Hal ini berlanjut terus sampai 1700, setelah keanggotaan lambat laun berubah menjadi tradisi turun-temurun, dan akhirnya berakhir dengan penghapusan Janissariyah, setelah timbul sebuah pemberontakan. Anak-anak orang Nasrani lainnya masih saja diculik untuk dijadikan budak sebagai pembantu-pembantu istana, kasim, dan gundik (harem). Praktek-praktek macam inilah yang meninggalkan kenangan pahit bagi penduduk Balkan dan Armenia tentang masa penjajahan Muslim yang berabad-abad itu.

    Praktek/kebiasaan2 ini tentulah akan menjadi budaya di Eropa Barat juga jika saja pengepungan Ottoman terhadap Vienna tahun 1683 itu sampai berhasil dengan kemenangan. Lagi-lagi, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ini adalah jihad membela diri. Inilah agresi sepihak. Tindakan Ottoman menyerang Austria mulai membuat orang Eropa sadar akan apa yang akan menimpa mereka jika sampai Khalifah berhasil memperluas wilayahnya sampai menguasai seluruh Eropah. Anggota2 pasukan Ottoman ‘membakar habis desa-desa, memperbudak kaum wanita dan anak-anak, dan kaum lelaki yang trampil. Yang sakit dan yang tua mereka penggal. Mereka membumiratakan gereja2 dan menginjak2 lambang2 salib di tanah.’ [9]

    Mereka sibuk ‘membakar, memperkosa, menjagal, memperbudak…’ [10]. Harus diingat bahwa pasukan Muslim ini dipimpin oleh Wasir Agung sendiri, Kara Mustafa. Sulit untuk dimengerti bagaimana perilaku2 semacam itu bisa dianggap sesuatu yang membuat orang tertarik kepada Islam.

    Diskriminasi terhadap kaum Nasrani terus berlanjut berabad-abad di bawah pemerintahan Khalifah Ottoman. Sebuah contoh akan hal ini ditemukan di dalam perjanjian damai yang mengakhiri Perang Krimea 1854-56. Perang dimulai dari pertengkaran antar Rusia dengan Khalifah Ottoman. Kesepakatan diulangi oleh Perjanjian Paris pada Maret 1856. Biasanya perhatian utama diberikan kepada pasal Inggris dan Prancis yang melarang kapal perang Rusia di Laut Hitam. Perhatian yang lebih kecil difokuskan pada Artikel 9 dari Kesepakatan itu, yang mengharuskan Khalifah Ottoman memperlakukan penduduk dengan adil ‘tanpa membedakan agama atau ras’. Ini membuktikan bahwa Khalifah Ottoman memang benar2 terlibat dalam sebuah upaya pen-diskriminasi-an yang sistematik. Alih-alih dari menghormati kesepakatan damai, Khalifah ini malah mengeluarkan sebuah maklumat pada tahun yang sama yang mewajibkan kaum non-Muslim untuk mendapatkan izin dahulu dari sang Khalif sendiri kalau ingin membangun atau memperbaiki tempat2 ibadah. Secara effektif, ini berarti sebuah kelanjutan dari prinsip2 hukum Syari’ah Islam, dan suatu pelanggaran dari Kesepakatan Damai Paris.

    Tidak hanya kebebasan kaum Nasrani yang dibatasi oleh Khalifah, harga-diri kaum Kristen ini juga sering kali diinjak-injak. Sampai menjelang Perang Besar dan pembersihan etnis 1915, orang2 Nasrani Armenia mendandani anak2 perempuan mereka supaya kelihatan seperti anak2 lelaki agar jangan sampai diperkosa atau diculik (atau dua2nya) oleh Muslim2 Ottoman. Faktanya, setiap bocah berada di bawah bahaya penculikan. Sebuah contoh yang khas dari kedengkian Muslim Ottoman terhadap orang Kristen diperlihatkan oleh bukti dokumen izin-pemakaman yang dikeluarkan oleh seorang qadi (penggawa/lurah Muslim) dalam 1855 yang diperuntukkan bagi seorang Nasrani yang wafat: ‘Kami menyatakan ini kepada pendeta gereja Maryam, bahwa bangkai si Saideh yang najis, busuk, dan bau, terkutuklah hari ini, sudah boleh dimakamkan.’ [11] Tidak diragukan lagi, jika sentimen2 yang tertulis sedemikian itu dimaksudkan untuk satu saja jasad Muslim, Muslim akan mengganggap ini sebagai kebencian dan tidak berprikemanusiaan; jadi tidak sepantasnyalah mereka kaget jika lalu orang2 Nasrani pun bisa bereaksi sama, dan sulit untuk meng-iya-kan Khalifah sebagi sebuah rejim-pemerintah idaman.

    3. Pembantaian-pembantaian oleh Khalifah

    Menjelang abad 19 kekaisaran Ottoman memudar, dan gerakan2 ke arah kemerdekaan mulai bermunculan di antara bangsa2 Balkan. Masa ini adalah cikal-bakal nasionalisme modern, dan ada suatu keinginan besar di antara orang2 Nasrani Balkan untuk membebaskan diri mereka dari para penjajah Turki (dan dalam hal bangsa Romania, dari penguasa Phanariot Yunani yang dipakai Ottoman sebagai kaki-tangan mereka). Namun, nasionalisme saja tidak cukup untuk memotivasi Eropa untuk membebaskan diri dari Turki. Sebagai Kristen, orang2 Balkan paling tinggi derajatnya hanya sebagi warga kelas dua – barang rendahan, tidak punya persamaan derajat beragama. ‘Orang-orang Nasrani, sungguh, dijauhkan dari posisi politik, diwajibkan membayar sebuah pajak khusus [Jizyah] dan pelan-pelan dimusnahkan/dibasmi secara sistematis.’ [12]

    3.1 Perlawanan Yunani

    Kekalahan2 Ottoman di tangan bangsa Polandia dan Austria di 1683, dan dalam beberapa kesempatan selanjutnya oleh orang2 Rusia, dan pendudukan sementara Morea oleh orang2 Venesia pada masa 1690an sampai 1718 membuktikan bahwa Khalifah itu bukanlah super-jagoan tanpa tanding. Percobaan2 pertama membebaskan diri oleh bangsa Serbia dipimpin oleh Kara George pada 1804. Perlawanan berhasil, namun kekuasaan Ottoman terbentuk kembali pada 1813. Perlawanan lainnya pada 1815 di bawah Milosch Obrenovitch menjadikan Serbia mendapatkan hak otonomi, dan bahkan dirinya diberi gelar ‘Pangeran Serbia’ oleh Sultan. [13] Tonggak sejarah utama, yang memulakan runtuhnya Ottoman adalah perjuangan-kemerdekaan Yunani pada 1821. Sejak zaman kebudayaan klasik Yunani, komunitas2 Yunani telah mendiami daerah2 sekitar Laut Hitam, termasuk wilayah2 yang dikuasai oleh Rusia pada abad ke-18. Asisten Militer untuk Tsar Rusia 1821 adalah seorang Yunani, Pangeran Hypsilanti, yang juga adalah pemimpin dari kelompok rahasia nasionalis Yunani yang disebut Etairia Filiki – ‘Perkumpulan para Sahabat’, yang didirikan pada 1814 di Odessa, memiliki 20,000 anggota, dan beroperasi di wilayah2 berpenduduk Yunani di dalam Kekhalifahan Ottoman. [14]

    Perlawanan dimulai secara setengah2, ketika Hypsilanti dan sekelompok orang Yunani melintasi Moldavia pada bulan Maret 1821, dan mendorong penduduk Orthodox untuk bangkit melawan penjajah Ottoman. Namun, bangsa Romania, walaupun Orthodox, bukanlah Yunani, dan tidak senang akan keunggulan orang Yunani dalam Kekhalifahan, dan konflik antara orang2 Yunani dan Romanian pun timbul. Jujur saja untuk dituliskan bahwa Hypsilanti dan pengikutnya pun pernah berperangai sejahat bangsa Ottoman yakni waktu mereka membantai sebuah komunitas Muslim lokal. [15] Karena latar belakang inilah, tidak heran jika pada bulan Juni di Skaleni para pejuang dikalahkan oleh kaum Ottoman.

    Bagaimanapun, kejadian2 di Moldavia itu akhirnya memicu kebangkitan besar dari bangsa Yunani di Morea bersumber dari pengaruh Etairia Filiki . Namun sayang, sekali lagi orang Yunani menodai perjuangan mereka dengan membantai komunitas 25,000 Muslim dalam waktu enam minggu setelah pecahnya perlawanan. Kaum Ottoman pun membalas dendam dengan membantai bangsa Yunani yang ada di Thessalia, Makedonia, dan di pulau-pulau Aegean. Di salah-satu pulau ini, yaitu Chios, Ottoman menghabisi nyawa 27,000 Nasrani, termasuk kaum wanita dan anak-anak. [16]

    Hampir seluruh orang Nasrani di pemukiman Yunani di Konstantinopolis tewas dijagal. [17] Pada Hari Paskah 1822, Patriarch Orthodox di Konstantinopolis digantung oleh Turki Ottoman, dan jenazahnya lalu dilemparkan ke selat Bosphorus, akhirnya ditemukan oleh sebuah kapal Yunani dan dibawa ke Odessa, di mana Patriarch akhirnya dimakamkan di sana sebagai martir. [18]

    Pembunuhan Patriarch merupakan sebuah perhitungan yang sangat keliru dan mengundang bencana bagi Khalifah, kemuakan yang besar tersebar di mana-mana di Eropa, dan Rusia mengancam akan turun tangan. Hal kemerdekaan Yunani kini menjadi buah-bibir masyarakat Eropa yang prihatin melihat sesama saudaranya Nasrani ditindas, dibantai dan tawanan2 Kristen Yunani dijual sebagai budak di Mesir. [19] Kesalehan beragama Raja Charles X dari Prancis membawanya untuk mendukung perjuangan kaum Nasrani Yunani. Pujangga terkenal Inggris, Lord Byron, sebagaimana banyak orang Eropa lainnya, menjadi sukarelawan berjuang bersama-sama orang Yunani, dan gugur di sana. Di sisi lain, banyak Muslim mengikuti panggilan jihad melawan kafir yang dikumandangkan oleh Khilafah pada bulan Maret 1821.

    Kemenangan2 militer, terutama angkatan laut Yunani menyebabkan Khalifah mencari bala bantuan Muhammad Ali, wakilnya di Mesir, supaya turun tangan dengan armada Mesirnya, dia dijanjikan wilayah2 Morea, Kreta, dan Lebanon. Putra Muhammad Ali, Ibrahim, mendarat di Pulau Kreta di mana populasi pada waktu itu kurang-lebih sepertiganya Muslim, dan mulai membantai masyarakat Nasrani yang mayoritas. Seperti itu juga, ketika pasukan2 Ibrahim mendarat di Morea, ‘mulailah mereka menyapu bersih penduduk Yunani.’ [20] Haruslah dinyatakan di sini bahwa inilah perintah Khalifah, yang didesak oleh para ulama Muslim, bahwa ‘para pemberontak harus diperangi secara terbuka dan dihabisi oleh pedang, harta-milik mereka harus dirampas dan anak-istri mereka harus dihabiskan, dijadikan budak’ [21]. Seperti yang telah kita lihat, baik perbudakan maupun genocide (pemusnahan massal) sebenarnya memang telah terjadi – ‘seluruh populasi penduduk Yunani daratan terancam oleh kepunahan massal’ [22].

    Pemusnahan massal dan ancaman campur-tangan Russia akhirnya menyebabkan the Great Powers (Sekutu), yang dipimpin oleh Inggris, turun tangan dalam pertempuran di Navarino pada 1827, yang mana mereka menghancurkan armada2 Ottoman dan Mesir, dan memberikan jalan bagi pasukan2 Prancis untuk menyerbu Morea, sedangkan pasukan2 Rusia maju ke daerah Trachea. Haruslah dinyatakan di sini bahwa sebelumnya ini terjadi, Sekutu (The Powers) telah menawarkan kepada Ottoman kesepakatan untuk membiarkan Ottoman Turki tetap berkuasa secara simbolik dan Yunani sebagai daerah jajahan dengan status otonomi penuh, tetapi sang Khalifah, yang kukuh dengan prinsip Islamnya akan hal menundukkan kaum non-Muslim, menolak tawaran tersebut. Kesalah-perhitungan ini akhirnya membawa Sekutu untuk memperjuangkan kemerdekaan penuh Yunani di tahun 1832.

    3.2 Pembantaian-pembantaian Khilafah dari 1840-1860

    Fakta, bahwa kejadian pembunuhan massal (genocide) yang berulang-ulang yang akhirnya membawa intervensi Barat dalam urusan2 Ottoman, akhirnya meruntuhkan pula Negara itu. Pada 1842, Muslim terlibat dalam pembantaian2 berikut:
    Badr Khan Bey, seorang pemimpin (Amir) Kurdi Hakkari, bersama2 dengan pasukan2 Kurdi lainnya yang dipimpin Nurallah, menyerang orang2 Assyria, bermaksud untuk membakar, membunuh, menghancurkan, dan, jika mungkin, memunahkan seluruh bangsa Assyria dari daerah2 pegunungan. Kaum Kurdi yang ganas ini melumatkan dan membakar apa saja yang mereka temui. Pembantaian tanpa pandang bulu terjadi. Para wanita dibawa ke hadapan sang Amir dan dibantai dengan darah dingin. Insiden berikut ini menggambarkan betapa buasnya perbuatan mereka: ibunda Mar Shimun, Patriarch (Bapa Gereja Timur) yang sudah berusia lanjut, ditangkap oleh mereka, dan lalu setelah melakukan hal-hal biadab yang luar biasa memuakkan kepadanya, mereka membelah tubuhnya menjadi dua bagian dan melemparkannya ke sungai Zab, seiring dengan seruan “pergilah dan bawalah ke putramu yang terkutuk itu pengetahuan bahwa nasib yang sama sedang menunggunya.” Hampir sepuluh ribu orang Assyria dibunuh, dan sejumlah yang sama banyaknya dari kaum wanita dan anak2 dibawa sebagai tawanan, hampir seluruhnya dikirim ke Jezirah untuk dijual sebagai budak2, untuk dipersembahkan sebagai hadiah2 bagi tokoh-tokoh Muslim yang berpengaruh. (Death of a Nation, pp. 111-112). [23]
    Kejadian yang sama berlangsung tahun 1846. [24] Dalam kedua kasus tersebut tidak pernah sekalipun Pemerintah Ottoman maupun aparat2 keamanannya turun tangan untuk mencegah pembantaian2 atau menghukum para pelaku pembunuhan, suatu tanda bahwa mereka justru gembira dengan perbuatan2 tsb, jadi membuat pemerintahan Khalifah sebagai oknum pembantu kriminal pembantaian massal. Pada 1847, pasukan2 Muslim membantai lagi 30,000 anggota komunitas Nasrani Assyria. Sebagai satu contoh telak betapa bersekongkolnya Pemerintah dalam pembantaian2 kaum Nasrani bermula dari individual Muslim terjadi di Lebanon dan Syria pada 1860, yang mana akhirnya hanya bisa dihentikan lewat campur tangan pasukan2 Perancis:
    Di Lebanon, dari April sampai Juli, lebih dari 60 desa di Al-Matn dan Al-Shuf dibumihanguskan oleh kaum Druze dan pasukan2 Kurdi. Menyusul kemudian kota2 besar. Komandan garnisun Ottoman menawarkan lagi perlindungan kepada penduduk Maronite (Kristen), seperti yang telah ditawarkannya kepada desa2 yang lebih kecil, meminta mereka menyerahkan senjata dan lalu menyembelih mereka di penginapan padang pasir lokal. Begitulah nasib dari Dayr al-Qamar, yang kehilangan 2600 penduduknya; Jazzin dan sekitarnya, di mana 1500 dibantai; Hasbayya, 1,000 dari 6,000 disembelih secara keji; Rashayya, 800 tewas. Perintah komando bagi Hasbayya yaitu semua laki-laki di antara 7 sampai 70 tahun harus disembelih. Mata buas mereka berpesta-pora menyaksikan mayat-mayat muda dan tua yang mereka sembelih dicabik-cabik di pekarangan istana Shihabi. Zahla, kota terbesar di antara semuanya dengan 12,000 penduduk, bertahan sementara waktu sampai akhirnya harus tunduk di bawah serbuan pasukan termasuk kaum penyerang dari Harwan dan suku2 Beduin dari padang pasir. Kota itu terletak nyaman di lembah yang curam terbentuk oleh jalur Bardawni yang mengalir dari Gunung Sannin. Tidak satu rumahpun lolos dari amukan api. Total hilangnya jiwa dalam masa tiga bulan dan rentang jarak beberapa kilometer diperkirakan mencapai 12,000. Dari Lebanon api kebencian menjalar ke Damascus dan menyulut tangki kedengkian Muslim yang terbentuk oleh kebijakan Ibrahim Pasha dan hukum2 egalitarian Khatti Humayyun. Wilayah pemukiman Assyrian dibakar dan sekitar 11,000 penghuninya disembelih. [25]

    3.3 Pembantaian-pembantaian Balkan 1870an

    Di Bosnia-Herzegovina, para petani di pedesaan Kristen masih tinggal di bawah sistem penghambaan, dan dibebankan atas mereka pajak2 yang berat oleh Khalifah, yang tidak berlaku untuk para Muslim. Penduduk Balkan menderita oleh panen gagal tahun 1874, kelaparan menimpa mereka, namun Turki Ottoman, jauh dari itikad menolong mereka, masih saja menuntut pajak2 – sekali lagi, ini dipengaruhi oleh Syari’ah Islam. [26] Himpitan-tekanan bathin ini akhirnya meledak pada 1875, orang Kristen Bosnia-Herzegovina memberontak terhadap Khilafah. Perlawanan menyebar sampai ke Serbia dan Montenegro, yang telah berstatus otonomi sejak 1829 meskipun masih bersujud kepada Ottoman. Segera saja perjuangan menyebar juga ke Bulgaria, yang belum diberikan hak pemerintahan sendiri di bawah Khilafah, karena adanya komunitas2 besar Turki dan Muslim di sana dan jaraknya yang dekat ke ibukota Istanbul.

    ‘Sultan yang baru naik tahta, Abdul Hamid II (dikenal dalam sejarah sebagai “Red Sultan”) tidak berkompromi sedikitpun dengan para pemberontak.’ [27] Kebijakan Khalifah adalah pemusnahan massal (genocidal): ‘seluruh desa diluluhlantakkan, penduduknya disembelih. Penghuni penjara2 Bulgaria ditembak mati setelah lebih dulu disiksa dengan sangat biadab.’ [28] Antara April sampai Agustus 1876 ribuan warga Nasrani Bulgaria secara mengerikan dibantai oleh pasukan2 Khalifah – dalam satu bulan Mei saja 12,000 laki2, perempuan, dan anak2 disembelih dengan brutal. [29] Sekutu mencoba membujuk Khilafah dengan menawarkan perjanjian Andrassy (berdasarkan nama seorang menteri Hungaria), menawarkan proposal untuk mereformasi kebijakan2 Ottoman, yang mana secara pura-pura diterima oleh Sultan. Kaum Nasrani Balkan,bagaimanapun, sudah kenyang dengan pahitnya pengalaman, tidak percaya lagi dengan janji-janji Turki Ottoman yang tidak didukung oleh jaminan penuh dari Barat.

    Sekutu, dengan pengecualian Inggris, saat itu mengirimkan Memorandum Berlin kepada Kalifah Ottoman, dengan ancaman akan turun tangan membantu perlawanan Balkan apabila tawaran reformasi tidak juga dilaksanakan dalam dua bulan. Namun, tanpa hadirnya Inggris, Ottoman merasa di atas angin untuk menghiraukan saja tawaran tersebut. Russia bersiap-siap untuk menyerbu Khalifah Ottoman, tetapi ini dicegah oleh sebuah konferensi international di Konstantinopolis di mana Abdul Hamid II menyetujui reformasi konstitusional, yang diajukan oleh menterinya, Midhat Pasha, yang berpandangan liberal, yang mana dimasukkan juga di situ perlakuan2 yang lebih manusiawi bagi orang2 Kristen/Nasrani. Namun juga, segera saja setelah konferensi dibubarkan, Midhat Pasha dicopot dan dibunuh beberapa waktu kemudian. Undang2 yang baru itu segera juga dicabut kembali, bersama dengan jaminan2 perlindungan bagi umat Kristiani. [30] Ini menunjukkan bahwa penganiayaan atas umat Kristiani memang akan terus-menerus terjadi selama masih ada Khalifah di bumi ini.

    Akhirnya, kelicikan dan pengkhianatan janji Ottoman menghasilkan penyerbuan Russia-Romania, dan puncaknya Inggris campur-tangan, membawa hasil akhir Perjanjian Berlin 1878 yang mengakui kemerdekaan total dari Serbia, Romania, dan Montenegro, sedangkan Austria mengambil-alih Bosnia dan daerah Sandjak dari Novibazar. Bulgaria mendapatkan hak pemerintahan sendiri, dengan Rumelia timur, yang berbatasan dengan Thrakia timur, selalu harus diperintah oleh seorang Gubernur yang Kristen. [31] Perang telah membuat Khalifah kehilangan banyak sekali wilayah di Eropa, inilah masa untuk bersuka bagi para umat Kristiani Balkan. Namun demikian haruslah diakui juga, bahwa di negara2 Balkan yang baru saja merdeka setelah 1878 itu terdapat rasa benci dan perlakuan kejam terhadap kaum penduduk Muslim mereka, sama seperti yang dilakukan Khalifah terhadap umat Kristiani, dan sebagai hasilnya, banyak umat Muslim setelah sering menerima penganiayaan, hijrah ke Kesultanan Ottoman.

    Kerugian yang lebih besar lagi bagi Khalifah Ottoman ialah hilangnya dukungan Inggris. Khabar2 mengenai pembantaian2 orang Bulgaria disambut dengan kemurkaan massa. Perdama Menteri, Disraeli, karena kuatir akan rencana2 expansi Russia, membantah berita2 pembantaian itu sebagai propaganda semata – ‘gossip warung kopi’ katanya. Namun pemimpin oposisi, Gladstone, menuliskan sebuah pamflet yang terkenal dengan judul The Bulgarian Horrors and the Question of the East , yang sangat laku terjual. Untuk sementara waktu, Khalifah Ottoman dianggap sebagai sumber kejijikan seperti orang memperlakukan Nazi Jerman sekarang. Situasi ini masih saja diperparah oleh tindakan2 Sultan-Khalifah Abdul Hamid yang melanggar janji2nya sendiri tentang perlakuan manusiawi untuk umat Kristiani yang dia tandatangani di Kongres Berlin. [32]

    3.4 Pembantaian-pembantaian tahun1890an

    Di sisi lain, Turki Ottoman terus saja membantai seluruh komunitas Kristiani, kejadian yang paling menonjol adalah pembantaian antara 1894-96 di mana ribuan umat Kristiani Armenia dan Assyria – lebih dari 300,000 – dibantai secara brutal dimulai gara-gara keinginan Sang Sultan Merah Abdul Hamid II. Jerman telah memberinya angin untuk melawan setiap reaksi Eropa, dan ternyata dia betul. Enam ribu umat Kristiani Armenia dibunuh hanya Konstantinopolis saja. [33] Di Inggris, Gladstone berhenti dari istirahat untuk menuntuk tindakan melawan Ottoman, dan Pemerintah Inggris memang berusaha membujuk Sekutu untuk melakukan sesuatu, namun tidak ada tindakan nyata. [34] Menghadapi partisan2 nasionalis di Makedonia, provinsi Eropa terakhir yang masih di bawah kontrol penuh Ottoman, pasukan2 Turki membablas tanpa rintangan. Diperhadapkan dengan perlawanan di Pulau Kreta pada 1897, pemerintah Turki bukan saja menekan pemberontakan tapi juga maju berperang melawan Yunani, mengalahkan musuh lama itu, hanya kemudian Sekutu turun tangan dan menuntut pengangkatan Gubernur yang Kristiani untuk pulau tersebut.

    3.5 Pembantaian massal 1915 (yang terkenal dan ditutup-tutupi sampai sekarang)

    Pada 24 April 1915 pemerintah Ottoman memerintahkan pengusiran (deportasi) seluruh penduduk Kristiani Armenia dan Assyria di Asia Minor Timur ke Syria dan Iraq, yang masa itu masih menjadi bagian Kekhalifahan Ottoman, dan membantai banyak jumlah dari mereka. Pembantaian berlanjut sepanjang tahun. Menjelang 1915, 1,500,000 orang Armenia dan 250,000 Assyria telah hilang nyawanya. Banyak kaum wanita diperkosa dan anak2 diculik dan dijadikan budak untuk lalu dibesarkan sebagai Muslim. Banyak umat Kristiani – terlebih kaum perempuan – disalib (gambar2 fotografi masih ada sampai sekarang).

    Sekitar 200,000 orang Armenia lolos dari pembantaian/pembersihan etnis dengan cara masuk memeluk Islam. Seluruh desa masuk Islam demi menghindari pembantaian. Gereja2 dihancurkan atau dikotori dengan cara diubah menjadi lumbung2 tani. Upaya-upaya serius dilakukan untuk menghancurkan setiap jengkal jejak-jejak warisan budaya Kekristenan di wilayah2 bersangkutan. ‘Dalih’ Ottoman untuk membenarkan perbuatan mereka adalah bahwa orang2 Armenia adalah pilar kelima dan bahwa ada orang2 Armenia yang menjadi tentara Russia. Mereka tidak peduli kenyataan bahwa orang2 Armenia Rusia itu tidak punya banyak pilihan, bahwa ada orang2 Muslim Turki juga yang menjadi tentara Russia, dan bahwa orang Assyrian ada sangat sedikit kalaupun ada yang bergabung dengan tentara Russia. Pada 1914 orang2 Armenia Ottoman menyatakan kesetiaan mereka kepada negara, meski ada pembelotan2 yang terisolasi dan sebuah perlawanan kecil di Cilicia. Ottoman secara salah menuduh bahwa ada pemberontakan di Van, dan bahwa ada pembunuhan dalam konteks perang saudara. Pernyataan ini jelas salah, karena 250,000 orang Armenia tergabung di dalam angkatan perang Ottoman. Bahkan, prajurit2 Armenia menyelamatkan seorang pemimpin Ottoman, Enver Pasha, yang hampir ditangkap tentara Russia ketika kalah berperang. [35]

    Hampir semua pembantaian dilakukan oleh polisi biasa, meskipun ada sebuah ‘Organisasi Khusus’ yang dibentuk, terdiri atas penjahat2 yang dibebaskan dengan syarat mereka harus membunuhi orang2 Armenia. [36] Lebih lanjut, bahkan kaum Armenia Rusia pun dibantai ketika Ottoman menyerbu 1918 – 15,000 bangsa Armenia dibunuh di Baku. Pengungsi2 Armenia dibuat sebagai objek latihan bayonet. [37] Harus dicatat juga dengan jujur juga bahwa banyak desa2 Arab di Syria yang menolong para pengungsi Armenia, dan beberapa pejabat ulama Muslim melakukan protes mengenai kebijakan2 ini. [38] Turki sampai sekarang masih membantah kenyataan sejarah mengenai genocide mereka. Hitler melihat ini seolah sebagai alasan untuk membenarkan perbuatannya, bahwa dunia toh tidak mempedulikan pembantaian umat Armenia oleh bangsa Ottoman, jadi dunia juga akan membiarkan saja dirinya membinasakan kaum apa saja yang dia mau binasakan.

    Kesimpulan

    Pembantaian2 kaum Muslim yang dilakukan oleh bangsa Yunani tahun 1821 yang lalu dilakukan juga oleh bangsa2 Balkan lainnya saat mereka mendapatkan kemerdekaan tidak dapat dibenarkan, seperti halnya juga yang dilakukan oleh umat Muslim terhadap umat Kristiani. Namun, di sini ada sebuah hal yang membedakan antara kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Yunani dan Balkan pada abad ke-19 dengan kejahatan yang dilakukan oleh Khalifah. Pembantaian2 yang dilakukan oleh orang Yunani menodai Nasionalisme Yunani, daripada sekedar kekristenan mereka; kejahatan2 itu dilakukan atas nama Nasionalisme mereka, bukan dari agama-nya. Lebih jauh lagi, orang2 Yunani saat itu bukanlah mewakili sebuah pemerintahan, melainkan hanya sekelompok pejuang pemberontak (tentu saja, ini tidak berlaku bagi pembantaian2 yang terjadi kemudian setelah provinsi2 Balkan menjadi negara2 merdeka). Pembantaian2 yang dilakukan Khalifah di sisi lain, memiliki ciri-ciri yang berbeda. Bahkan orang2 Yunani tidak pernah meng-klaim suatu inspirasi ilahi dari Nasionalisme Yunani mereka, dan sedikit saja sekarang yang kira2 masih akan membenarkan pembantaian2 itu. Muslim, sebaliknya, yakin seyakin2nya bahwa Khalifah itu ada atas ridho Allah dan bahwa jihad itu memang sesuatu yang terinspirasi secara ilahi. Pembantaian2 mereka dilakukan atas nama Khalifah dan jihad.

    Lebih lanjut lagi, Khalifah itu dulu adalah bagaimanapun sebuah pemerintah yang resmi berkuasa atas bangsa2 Yunani dan Balkan lainnya; seharusnya tugasnya adalah untuk melindungi, bukan untuk berusaha memusnahkan warganya. Sehingga terbentuklah dua masalah besar bagi umat Muslim sekarang yang mengidam2kan bangkitnya kembali Kekhalifahan: pertama, sebuah Pemerintahan yang merestui pemusnahan massal (atau pun systematis) dilakukan atas nama agama adalah sebuah konsep basi yang memuakkan bagi calon-calon korban jajahannya; kedua, karena Khalifah itu dianggap di-ridloi oleh Allah, Muslim pun ngotot membenarkan bahwa memang tuhan merekalah yang memerintahkan pembantaian2 kaum wanita dan anak2 karena agama mereka. Masalahnya adalah bahwa pembantaian2 oleh orang Yunani itu memperlihatkan kondisi kemerosotan moral manusia – dosa umum – yang bisa terjadi dalam diri umat manusia. Orang2 Kristiani sejati tidak akan membenarkan tindakan2 itu. Yang lebih penting, orang2 Kristen tidak ngotot bahwa Nasionalisme Yunani (atau nasionalisme apapun) adalah ter-inspirasi secara ilahi. Muslim, sebaliknya, tidak bisa berpendapat yang sama mengenai pembantaian2 yang mereka lakukan. Mereka diperintakan oleh Khalifah atas nama JIHAD – ISLAM. Itulah sebabnya, sementara umat Nasrani dengan tidak ragu-ragu mengutuk pembantaian2 yang dilakukan bangsa Yunani, umat Muslim justru kesulitan untuk melakukan hal yang serupa.

  4. Yang pasti sejarah kelam Khilafah telah membuktikan, bahwa Muslim tidak selalu benar, orang-orang Non Muslim dianggap kelas dua, karena bukan saudara “seiman” dan yang pasti ayat-ayat kitab Suci Anda sudah jelas dan sangat jelas isinya banyak membenci orang-orang Kristiani dan Jahudi, dan menggangap bahwa diri Anda Musliminlah yang paling benar, so bagaimana kami yang non muslim bisa percaya terhadap Anda, kalo Dinasti Khilafah Ottoman saja sudah seperti itu ? Yang pasti demokrasi Barat tetaplah lebih baik dibandingkan Khilafah Ottoman Turki yang anda agung-agung itu ? Mao bukti ? Demokrasi masih melihat dan melindungi hak asasi paling mendasar umat manusia, yaitu bebas dan aman memilih agamanya, beribadah dengan aman sesuai agamanya, dalam Islam saya rasa tidak demikian, so lebih baik renungkanlah sekali lagi Teman, supaya anda tidak terjebak dengan pola pikir Agama Anda itu. Terima kasih.

  5. Bukti2 Demokrasi:

    1. Amerika Serikat membumihanguskan Irak, Afghanistan atas nama HAM? Ironi sekali. Inilah kegagalan sekaligus rapuhnya demokrasi. Bagi para pengusung demokrasi harusnya sadar. Bagi umat Kristen, Budha, Hindu dsb jarusnya BERPIKI lebih WARAS karena Anda sudah ditipu oleh Demokrasi dengan sekularismenya.

    2. Angka kejahatan terus menghiasai media massa, lokal maupun dunia. Karena apa? Karena Demokrasi tak becus menghukum para pelaku kriminal. Bahkan pengadilan bisa dibeli dengan duit.

    3. Angka aborsi terus meroket. Siapa tahu bahkan korbannya adalah tetangga, teman, atau saudara kita. Inilah prestasi demokrasi dalam menghancurkan umat manusia. Aborsi terjadi karena kebebasan bergaul antar lawan jenis longgar dalam demokrasi. Atas nama HAM, siapa pun bebas bertingkah-laku dan berbuat apa saja sekehenda nafsunya sebagaimana layaknya binatang.

    4. Kemiskinan ada di negara2 berkembang. Kemiskinan tsb bukan semata karena kultur, tapi lebih disebabkan struktural. Inilah demokrasi. Amerika dan negara2 Barat pengemban Kapitalisme menggunakan instrumen WTO, IMF, Bank Dunia dsb untuk menekan negara2 berkembang, menjeratnya dengan utang dan akhirnya dijajah. Inilah demokrasi.

    5. Orang Islam menyuarakan Islam, kok dilarang? Padahal dalam HAM katanya diatur bahwa orang bebas berpendapat dan bicara apa pun. Kenapa yang menyuarakan Islam dilarang dan diperdebatkan seperti ini? Inilah ironi demokrasi.

    Jadi, bagi yang masih mengagungkan demokrasi, pasti pilihannya karena kebodohannya.
    Wasalam.

  6. Menurut gw seh bukan masalah demokrasi atau agama tapi pada dasarnya ujung2nya kembali lagi ke orangnya.

    “Truly, if there is evil in this world, it lies within the heart of mankind.” (Edward D. Morrison)

    Masalahnya, banyak orang yang suka nyalahin Setan atau Iblis kalau dirinya melakukan kesalahan. Soalnya enak sih, kan Setan or Iblis nggak bakalan pernah protes kalo dirinya yang dikambinghitamkan melulu hehehe

  7. kita ini dilahirkan di zaman yang serba tidak menentu, apakah penting mempersoalkan tentang agama siapa yang benar dan agama siapa yang salah. coba kita renungkan dengan baik bilakah kita hidup sampai berapa tahun kemudian dan kemudian mati apakah kita yakin bahwa surga akan menerima kita atau neraka akan menyambut kita. apakah yang terpenting dari hidup yang sebenarnya? apakah selamanya kita harus memaksakan ego kita kepada orang lain dimana orang lain juga memiliki ego yang sama” kita ini dari dulunya sudah salah, sudah jatuh dalam dosa…
    lalu siapa yang musti dibenarkan????
    kita adalah cucu-cucu adam dan hawa. ingat kakek moyang kita adalah hanya satu dan mereka diciptakan oleh sesuatu yang maha kuasa dan maha pencipta dan maha segalanya yang tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir.
    sekarang kita harus sadar karna kedengkian, keegoisan dan iri hati yang bersaudara harus saling menyakiti dan saling membunuh.
    dan sampai saat ini kejadian tersebut terus berlanjut!!!
    aku tidak peduli agamamu apa atau aliran kepercayaanmu apa…
    tapi yang terpenting apakah dalam agama manapun membunuh, menyakiti atau apapun yang sejenisnya diajarkan untuk dilakukan atau dilarang untuk dilakukan. terserah apa itu agama atau aliran kepercayaan manapun pada intinya mangajarkan manusia pasti akan mati dan akan kembali keasal mulanya dia dijadikan dan roh atau arwahnya akan kembali kepada penciptanya terserah itu namanya apa, yang terpenting dialah yang menjadi sumber dari segala penciptaan, kehidupan yan tidak memiliki awal dan akhir.

  8. saya mau tanya ama umat nasrani apa kitab suci anda itu yang setiap hari anda baca ” adakah disitu mengatakan yesus itu Tuhan atau dengan kata lain mengungkapkan bahwa sanya Aku “yesus” Tuhan, dan anehnya lagi Injil yang sekarang anda pegang Pasti ada tulisan disampulnya Accourding By……… jadi kira-kira yang anda baca itu kata-kata Tuhan atau kata-kata orang yang menulis kitab itu sendiri itu dua dari kelemahan Kitab Anda , saya coba tambah satu lagi setelah saya baca kitab anda “Injil” Disitu ada perbedaan dengan antara Injil yang satu dengan yang lain entah itu aliran apa atau dari mana ” sedangkan dikitab suci Al-Quran aliran apapun itu baik Muhammadiyah atau apa saja kitabnya pasti sama baik tulisan , jumlah ayatnya semua sama , dan yang terakhir kalau anda percaya Yesus itu Tuhan kenapa dikitab anda sendiri tidak ada satu kalimat pun yang menyatakan atau pengakuan dari Yesus itu sendiri yang menyatakan dia itu Tuhan, dan kenapa anda tidak lebih percaya ama Bunda Maria yang bisa melahirkan Tuhan anda tadi ” Yesus “kok, anda percaya ama Anaknya sedangkan kalau seorang anak melakukan kesalahan sudah pasti ditegur ama orang tuanya , dan saya yakin anda yang juga orang tua atau yang akan menjadi orang tua akan melakukan hal yang sama dengan anaknya jika dia itu nakal . Ok

  9. 10 program internasional freemansory
    Program nomer 1 : takim
    Pada jaman Nabi Isa :
    merusak akidah dengan doktrin trinitas, merusak injil dengan injil palsu, Paulus dijadikan tandingan Nabi Isa A.S

    saya bilang sih ini konspirasi gila sejak zaman dahulu kala.
    agama2 Tauhid disusupin keyakinan2 pagan dari zaman purba.

  10. Eli Eli lama Sbakthani adalah kalimat pembuka dari Mazmur 22, yang artinya Allah Ku Allah Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku..

    Dikalangan umat kristiani kalimat ini juga merupakan kalimat kontroversial, karena sepertinya secara langsung menafikan konsep Tuhan dan Manusia yang selama ini dipercaya oleh mereka ada dalam diri yesus.

    Kalo dirinya tuhan, kenapa dia memanggil-manggil dirinya sendiri? padahal dalam konsep tuhan-manusia di dalam umat kristiani masih ada beberapa jenis tuhan lain seperti bapa dan roh kudus, terus kenapa kok yang dipilih Allah? apakah dia tuhan yang paling tinggi? dan masih banyak pertanyaan lain yang sangat ganjil dalam konsep ketuhanan umat kristen. 🙂

  11. klo ngomongin ttg Allah yang saya yakin semua setuju adalah Roh Suci, apa bisa dengan perdebatan yg hanya pake logika? klo kita bisa mereka-reka apa dan siapa itu Allah melalui pikiran, mending kita sendiri aja yg jadi allah buat diri masing2. Lama2 kita bisa jadi atheis klo bicara tentang Allah cuma otak kita saja.

    Tanyakan ke hati nurani masing2 deh.. ambil waktu berdiam dan bertanyalah pd lubang nurani kita yg paling dalam, minta Dia hadir dalam setiap pribadi kita dan nyatakan siapa Dia sebenarnya…

  12. Ngapain mempermasalahkan agama? Tuhan itu ngelihat sikap dan tingkah laku. Agama manapun itu kalau perlakuannya bukan seperti orang beragama, apakah disebut orang beragama?
    Kadang manusia terlalu fanatik dengan agamanya, sehingga tidak mendengarkan hati nuraninya.
    Membandingkan kedua kitab suci itu bukan pekerjaan kalau menurutku, tetapi mengamalkannya sesuai dengan hati nurani itu baru namanya agama.
    Kalau agama memang membuat orang menjadi saling membenci, ngapain harus menganut agama ? Bertanyalah pada diri kita masing-masing!

  13. Saya seorang Kristen, akan tetapi saya tak membenarkan pembunuhan yang dilakukan oleh orang Kristen terhadap umat Muslim dan juga sebaliknya. Semua pihak memiliki kesalahan dan semua pihak membuat teori pembenaran masing-masing dalam kasus perang salib tersebut.
    Jika kawan-kawan tadi sebelumnya menanggapi secara emosi, menurutku itu adalah sikap bodoh. Anda seharusnya berpikir bahwa sikap seperti itu akan lebih menghancurkan dunia ini. Bayangkan kalau lebih setengah penduduk dunia berpikir seperti anda, apa yang akan terjadi.
    Menurut saya, boleh mempelajari sejarah, tetapi jangan memelihara kebencian. Jangan terlalu menyalahkan orang tanpa melihat kesalahan kita sendiri.

  14. @ Ctynatalia

    Jelas sekali jalan pikiran Anda itu aneh dan membingungkan. Karena tak mungkin menjadi Allah untuk diri masing2. Ini jelas makin kian meyakinkan bahwa pemahaman Kristen saat ini ttg Allah saja begitu sangat ngaconya.

  15. @ctynatalia:

    wah menghadirkan tuhan dala diri masing2 manusia, sangat absurd dan tidak berdasar, tolong sebutkan dasarnya,

    pertanyaan lainpun muncul, bagaimana kita tahu kalo yang datang dalam diri/hati nurani kita adalah tuhan? bagaimana kalo yang datang setan/jin?

    Jadi kacau tuh,

  16. @Konri:

    wah pemahaman ketuhanan anda memang kacau balau, dengan agama saja orang masih pada bunuh-bunuhan dan saling benci, apalagi tanpa agama, sudah pasti lebih buruk lagi.

    Agama menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah dan yang berhak menentukan benar dan salah adalah Allah, bukan manusia (mahluk)

  17. @ Berg:

    Benar dan salah dalam islam cukup jelas, seperti hidup dan mati, kentara sekali perbedaannya. Jadi kalo disuruh milih mestinya milih yang benar, bukan dikembalikan pada diri masing-masing, sehingga kebenaran menjadi absurd.

    Misal apa yang dianggap benar oleh kelompok penjahat belum tentu benar untuk polisi, demikian juga sebaliknya. dan sudah menjadi Sunatullah bahwa benar pasti akan berseberangan/berlawanan dengan yang salah.

  18. Adam utusan Tuhan, demikian juga Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Dan yang datang terakhir selalu menjadi pembaharu sebelumnya yang telah banyak diselewengkan oleh manusia dg kepentingannya. Muhammad, seperti dinyatakan dlm kitab suci, adalah utusan terakhir dg membawa agama terkhir pula yang berlaku hingga akhir zaman/kiamat.
    Apa manusia lupa jika masih ada agama baru yang bernama DEMOKRASI, dg tuhan yang bernama LIBERTY atau BUNDA PERTIWI, selamat bertemu dengannnnnnnya jika kita mati ketabrak becak atau andong……………..

  19. knapa pada ribut…. yakin pasti ga akan selesai.
    kan udah jelas “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku” yaa ayu al kafirrun.
    silahkan berpendapat tapi jangan menghakimi.

    to mooklaz_kalangi:
    kalo bunda pertiwi yang anda maksud tanah air. itu bukan TUHAN tapi wajib diperjuangkan, itu kewajiban.

  20. Buat Redakturnya boleh pesen yaa…ada baiknya ga usah ngangkat tema-tema yang nyinggung sara, apalagi berbicara tentang prinsip-prinsip teologi saya yakin tidak akan pernah ada habisnya. yang muslim merasa 100 % aqidahnya benar dan yang kristiani juga merasa 100% teologinya benar. ketika kebenaran absoluth itu kemudian di adu yang muncul bukan persahabatan, kedewasaan, saling menghargai, sikap inklusif atau apapun namanya, justru yang muncul adalah sikap kebencian dan saling menjelekkan. berbicara perbedaan asal-usul (geneologi) agama cocok dilakukan di perpustakaan. Masing-masing fihak bisa bawa setumpuk referensi untuk mendukung klaim absoluth agamanya. akan tetapi hasilnya harus tetap dihormati, karena saya yakin meskipun seluruh refferensi perpustakaan digunakan untuk mendiskusikan kebenaran tunggal Islam / kristen tetap tidak akan ada hasilnya. nggak ketahuan siapa yang paling benar. dan masing-masing mengaku paling benar…sudahlah gak usah dibicarakan…mending kita bekerja sama dalam mengangkat problem kemiskinan bangsa kita dengan menciptakan ide-ide baru dalam lapangan pekerjaan atau tekhnologi tertentu yg ramah dengan kondisi lokal bangsa Indonesia. Berdebat tentang agama hanya akan bikin kita-kita pusing dan saling membenci…agama adalah solusi problem kehidupan, jika kemudian agama justru menimbulkan/menjadi pemicu konflik antar manusia..maka berarti orang itu bukan pembela agama / penganut agama yang benar. Ia adalah perusak agama itu sendiri…Kita sendiri ga bisa jamin apakah kalau nyawa kita dah berpisah dengan badan ini, neraka atau surgakah tempat pelabuhan terakhir kita. Bidadari atau syaitan terkutukkah yang akan menemani hari-hari kita di alam yang masih penuh tanda tanya itu. lha kalau sama-sama gak ngerti dan gak bisa jamin kebenaran, ngapain kita repot-repot debat??? mending kita bersahabat aja…saling hidup bekerja sama. malah ada manfaatnya. OK…redaktur trims…

  21. Presiden AS, menyerukan kepada para pemimpin Muslim untuk bergabung memerangi mereka yang menyerukan penegakan Khilafah dan penerapan syariah. “Kita harus membuka lembaran baru dalam perang melawan musuh kebebasan, melawan mereka yang di penghujung abad XXI ini menyerukan kaum Muslim untuk mengembalikan Khilafah dan penerapan syariah.” yang harus digarisbawahi pemimpin Amerika dalam suatu wawancara untuk IA Malaysia yang dikutip oleh ITAR-TASS.

    “Kami ingin musuh-musuh Amerika menjadi sekutu dan kawan kami.” Inilah yang menjadi perhatian utama George Bush, sebelum berangkat menuju pertemuan puncak tahunan APEC yang dilaksanakan di Sydney.

    “Kami harus mengingatkan di sini, bahwa syariah itu adalah hukum orang Islam untuk mengatur kehidupan mereka. Maka, perang melawannya, berarti perang melawan agama seseorang.”[www.demaz.org; Kamis, 06 September 2007]

    Jika ummat Islam di muka bumi ini (saya, kami, kita atau Anda…..) emoh dan ogah-ogahan bersatu untuk bersama-sama menghadapi Amerika yang sedikitpun tidak pernah memperhatikan aturan tuhan (tuhan mereka atau -apalagi- Tuhan kita, Allah SWT) dalam mencari makan di muka bumi ini, maka tunggulah sampai berapa lama kita bertahan dalam keterpecahan ini, menjadi sekutu Amrik dan akhirnya jadi santapan kapitalis tulen abad ini. Akankah terus berjuang dalam ilusi pertiwi, dan membiasakan membuat/membikin aturan-aturan sendiri dalam mencari solusi ruwetnya permasalahan dalam rangka mencari makan di dunia?.

    Ingat bahwa kita adalah “ummatan wahidah” yang jika mau bersatu dan dg ikhlas menerima “BUKU PETUNJUK MANUAL” dalam hidup ini yaitu Al Qur’an dg syari’ah-Nya, pasti!!!!! dan Allah SWT bukanlah PEMBOHONG!!!!! tidak hanya kita saja tapi kita dan seluruh/semua/kuuuabiiiyyyeh ummat manusia tak terkecuali akan mendapat pertolongan-Nya berupa kemuliaan dan kesejahteraan diatas bumi ini dan enak dalam ibadah, sholat bisa khusyu’, wiridan tenang……

    Mari tinggkatkan ke PD an kita dg syari’ah Islam yang berupa rangkaian aturan/ sistem yang saling terkait dan bisa menjadi solusi permasalahn hidup manusia di dunia. Sehingga saat kita baca “Laaikroha fiddiini qodtabayyana rusydu minal ghoyyi” (tidak ada paksaan dalam beragama, telah nampak jelas mana yang benar dan keliru) mereka yang bukan muslim pasti muuuuikir 1000x jika tetap bertahan dalam keyakinan agamanya.

    Kita yang muslim jangan terseret ajaran Sekuler yang memisahkan aturan tuhan tentang keduniaan dan aturan ibadah.
    Berikan hak kaisar kepada kaisar (urusan keduniaan) dan berikan hak tuhan kepada tuhan (urusan ibadah).

    Kita telah saksikan di depan mata kita saat ini kebobrokan sistem sekuler dan demokrasi yang digunakan sebagai kendaraannya??? tidakkah kita menjadi orang yang mau berfikir???

    Tetap PD, jangan ragu, Allahu Akbar!!!!!

  22. Agama Kristen emang terlalu banyak kesalahan kalo gua bilang agaman kristen itu bukan lagi agama wahyu tapi agama yang dibuat oleh manusia . contohnya aja dari kitab injil aja banya versinya . yang ini yang itu lah perjanjian lama lah perjanjian baru lah semua membingunkan , terlalu banyak kebobrokan dalam agama kristen. COBALAH WAHAI ORANG KRISTEN DI DUNIA ANDA BACA KITAB ANDA LALU ANDA BACA ALQURAN LALU ANDA BANDINGKAN MAKA ANDA PASTI AKAN MEMILIH ALQURAN SAYA JAMIN 100% , KARNA SEORANG MISIONARIS KRISTEN YANG MASUK ISLAM ITU KARNA MEMBANDINGKAN KITAB INJIL DAN ALQURAN, sebagai pengetahuan anda orang kristen, kitab injil yang asli itu adalah injil barnabas yang keberadaannya sampe sekarang gak tau dimana, “munkin dihancurin ama kristen kali ya ”

    wahai muslim di seluruh dunia satu saat nanti kita akan menikmati dunia yang aman dibawah panji panji islam, tidak akan lama lagi hal itu terjadi karna itu adalah janji allah dan salah satu tanda hari kiamat.

    wahai orang kristen tunggulah kehancuran anda , anda bisa buktikan nanti mari kita sama sama lihat mana agama yang diridoi allah

    ” SESUNGGUHNYA AGAMA YANG DIREDOI ALLAH ADALAH ISLAM”

  23. @ Khoirossi:

    Saya kira artikel semacam ini cukup bagus, karena memicu kita untuk berfikir dan menggali lebih dalam mengenai realita dan kenyataan yang dihadapi umat islam. Konflik adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindarkan dalam kehidupan ini, konflik sudah merupakan sunnatullah dan pasti akan terjadi antara Islam melawan musuh-musuhnya. suka atau tidak umat islam harus siap kapan saja konflik akan terjadi. Artikel semacam ini menjadikan umat islam selalu waspada, dan tidak ada yang salah dengan menjadi lebih waspada.

  24. Artikel yang sangat bagus. Salut untuk redaktur gaul islam. Dunia akan terbuka. Bahwa Hanya Islam yang benar. Islam akan mengalahkan agama manapun!!!

  25. tiap manusia mempunyai kebebasan di dalam meyakini apa yang terbaik bagi pilihan kehidupanya,dan itu mutlak sangat manusiawi……..
    begitu pula ketika kita terlahir sebagai islam atau kristen, denagn jaqlanya waktu kita pun akan paham dan mengerti apakah kepercayaan yang saya anut baik atau tidak untuk hidup saya!

    tapi kebanyakan saking mempelajari terlalu dalam akhirnya jadi fanatik dan sungguh anarkis memandang perbedaan….,

    semua agama adalah baik ,semua nya menawarkan keselamatan dan tergantung pribadi tersebut memilih yang mana.jadi nga uasah lah menjelek-jelekan keyakinan,urus aja diri kita masing2,apa sudah menjalani sepenuh hati,dengan introspeksi diri kita nga akan merasa suci…manusia nga ada yang sempurna….,tergantung bagaimana kita menyikapai perbedaab tersebut dan menawarkan kasih yang murni pada sesama……salam budaya.

  26. untuk saudara abu fikri sampai kapan pun janji Tuhan bagi bangsa Israel terutama kaum Yahudi ( nasrani dan Yahudi )akan tetap menjadi umat perjanjian Allah dan akan menjadi control bagi dunia yang saat ini kita diami.
    Saipakah yang mengontrol bank Dunia saat ini. just that ?
    harap diingat !!!!!! itu bukan aku yang berwahyu ? caru tahu sipa kah yang berwahyu demikian

  27. @MAS HENS:
    tidak ada yang salah dengan mempelajari agama, kalo kemudian dianggap terlalu dalam, itu kan penilaian orang, bisa beda2 donk.

    kalo di Hindu dan Budha belajar agamanya cukup dalam mereka akhirnya menjadi Biksu, demikian juga dalam Kristen, jadi pastur dan Keduanya tidak boleh menikah. Mungkin hal semacam ini yang dianggap terlalu dalam/berlebihan ya?

    Kalo semua agama benar kenapa ada islam, kristen, yahudi?

  28. @ carytilo:

    wah kenapa anda tiba-tiba berkomentar seperti ini? saya jadi bingung sendiri. Anyway kalo cuma urusan ngontrol bank engga perlu bawa-bawa agama, karena orang yang atheis-pun bisa melakukannya, engga ada hubungannya-lah.

    Kalo kami umat islam percaya dengan apa yang tertulis di Surat at-Taubah ayat 33, yang terjemahnya:

    “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur`an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.”

    Saya juga tidak menterjemahkan/menafsirkan ayat tsb sendiri/sekehendak hati, tapi terjemahan tersebut saya ambil dari terjemahan Departemen Agama.

  29. Diskusi ini sudah tidak ilmiah dan mengada-ngada…
    Ternyata yang benar dan orang2nya cerdas hanya Islam dan kaum MUSLIMIN. Agama lain jelas sesat dan terbukti kesesatannya. Kasihan banget sih masih ngotot menjadi pengabdi di agama sesat!!!
    Piliha ISLAM!!

  30. By the way busway,

    Yg dimaksud dgn orang2 kafir dan musyirikin adalah para kaum penyembah berhala bar2 dan atheis bar2 seperti suku Quraish cs,
    sekali lagi Quran tidak berbohong (yg bohong yaa Fikri cs, egonya besar)

    Quran memuliakan kaum Nasrani, Yahudi beriman dijamin masuk syurga, amin.
    (QS Al Maidah ayat 65).

    So, percaya mana? Kitab Quran yg suci atau omong besarnya/provokatornya Fikri cs?

    ====
    Abu Fikri
    ====

    Ahmed Jewis anda menerjemahkan ayat saja salah, pantesan pemahaman-nya pun tidak benar, coba di buka al quran terjemahan departemen agama, dan berikut yang saya temukan, :

    Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan.

    Jelas ayatnya diawali dengan kalimat ‘dan sekiranya’, yang menunjukan kondisi yang harus dipenuhi dulu (kondisional), apa yang harus dipenuhi? Beriman dan bertakwa, menurut definisi siapa? ya jelas lah definisi islam, karena ini kan Al Quran. Beriman dan bertakwa berdasar islam itu apa? bisalah cari sendiri di internet, cukup banyak kok.

    Nah kalo menukil hanya 1 ayat saja kemudian mengambil kesimpulan dari situ, saya rasa sangat besar kemungkinan salahnya, kenapa? karena sebelum menerjemahkan suatu ayat harus mengecek terjemahan tersebut dengan ayat lain, apakah sesuai atau tidak, nah engga usah jauh-jauh, mari kita lihat terjemahan 4 ayat sebelum ayat diatas (ayat 65 surat Al Maidah):

    Al Maidah ayat 61:
    Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”, padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.

    Al Maidah ayat 62:
    Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram.Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.

    Al Maidah ayat 63:
    Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram ?. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.

    Al Maidah ayat 64:
    Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila`nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur`an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.

    Nah terjemahan diatas bukan karangan saya sendiri, tapi saya sadur dari terjemahan alquran depag, jadi kalo hanya lihat 1 ayat saja kemudian menterjemahkan dengan salah ayat tersebut (tanpa cross chek dengan pihak lain) bagaimana bisa dipercaya?? apalagi kemudian menuduh saya provokator, subhanallah,…..

  31. Miranda Sinan,

    Wah anda wanita rupanya?
    sayangnya anda dpt berbicara begitu (about demokrasi) pada saat era tirani muslim wahabisme kofirun sudah musnah bin ‘keok’ di tanah Afghan, anda rupanya hrs banyak membaca kesaksian2 wanita 2 Muslim Afghan yg telah cukup lama menderita akibat ditindas oleh bangsanya yg seagama sendiri hingga mereka hidup dalam teror, kebodohan dan kebencian dalam alam demokrasi ala talliban kofirun itu.

    Bagaimanapun demokrasi yg hidup di Barat cenderung sedikit lebih baik dr demokrasi yg ada di negara tiran Timur Tengah; Afghan (kekelaman hukum Syariah yg bertolak belakang dr originalnya, jgn suruh saya baca sejarah lagi ya, kamu baca sendiri aja dr berita2 dan pengalaman2 pahit mereka yg tertindas dr sisi gelap Syariah ala kaum radikal itu, baca sendiri!)
    Tentu saja demokrasi Barat itu msh ada kekurangannya, wajar saja sy kira di dunia ini tak ada yg sempurna kecuali Allah Ta’Alla yg Maha Sempurna,
    namun minimal mereka ingin memperbaiki kehidupan yg ada ini, bukannya makin memperburuk pendidikan, kebebasan dgn cara menindas dgn jubah diktator dan hukum2 agamawi semu belaka.

    Lihat saja Ahmadinejad yg merupakan musuh bebuyutan US toh aman2 saja berbicara di Columbia Unversity_Alfred Lerner Hall (majalah Tempo, edisi 1-7 Okt. 2007) terlepas dr yg pro dan kontra.
    Itulah kebebasan berbicara Barat yg hingga kini msh belum mampu dilakkan di banyak negara Muslim (termasuk Indonesia), bisa2 rusuh nantinya; mengingat banyaknya ormas2 radikal sewaan (kumpulan bandit2, preman berkedok Muslim) yg acapkali merongrong ketenangan negara ini.

    Wassalam.

  32. Peace on earth ! kalo dah bicarain soal kebenaran agama, umumnya orang jadi pada emosionil malah seperti orang ga waras, ga obyektif lagi, padahal sudah jelas LAKUM DIINUKUM WALIADIIN. Agamamu agamamu, agamaku agamaku aku , kau tidak menyembah Tuhanku dan akupun tidak menyembah Tuhanmu.

    Soal sejarah perang salib kita kembalikan saja kenurani masing masing ga usah emosionil kalo kita mau cari kebenaran, apalagi kebenaran sejarah !.

    Salam

  33. Saya sependapat dan bersimpati dengan Sdr Berg , dia seorang Kristen, akan tetapi tdk membenarkan pembunuhan yang dilakukan oleh orang Kristen terhadap umat Muslim dan juga sebaliknya. Semua pihak memiliki kesalahan dan semua pihak membuat teori pembenaran masing-masing dalam kasus perang salib tersebut.
    Jika kawan kawan dari Nasrani sebelumnya menanggapinya secara emosionil , tapi dia bersikap bijak menurutnya kita seharusnya berpikir bahwa sikap seperti itu akan lebih menghancurkan dunia ini. Bayangkan kalau lebih setengah penduduk dunia berpikir seperti para pemberi komentar , apa yang akan terjad?i.
    Saya setuju bahwa kita boleh mempelajari sejarah, tetapi jangan memelihara kebencian. Jangan terlalu menyalahkan orang tanpa melihat kesalahan kita sendiri.

    May God Bless Ye Berg

  34. Wajarlah biar imbang, toh dulu kekhalifaan Islam seringpula menjajah/mengincar tanah2 Eropah nan subur namun Allah Maha Adil dgn ditaklukannya serta diusirnya para penjajah kholifah Islam seperti Usmani, Omayah dan kekhalifaan penjajah Qurdoba di Spain, walau pada mulanya kedok penjajah kholifah itu katanya membebaskan (ini mengingatkan kita pada penjajahan Jepang di tanah air yg awalnya terselubung slogan2 Jepang pelindung Asia; sudara tua dll), ah basi deh!

  35. The Real,
    anda rupanya cukup baik mengulas berita2 yg ada serta didukung sumber2 yg valid.

    Fikri,
    ente mesti belajar sportif ya, jgn suka menyembunyikan fakta2 yg ada dong, minimal jgn berego salesmanlah yg mau menang sendiri, namanya jg belajar dewasa dan berdemokrasi yg baik bukan demokrasi ala talliban kofirun itu loh.

  36. Fikri, (ini orang kudu mesti diingetin melulu ya),

    Kalo mesti satu agama, kenapa harus ada kitab2 Allah Taurat(bagi Yahudi), Zabur, Injil(Nasrani) serta Quran(bagi Islam)?

  37. AssWrWb…
    Ijinkan saya berbagi,
    Setiap agama adalah baik, bagi setiap masing2 penganutnya.
    Bagiku agamaku, Bagimu agamamu.
    Tema diatas, tentu saja baik, asal kita pandang dengan penuh arif, dewasa, dan kepala dingin. Serta.. like Mbolo said, tidak menghakimi.
    Yu kita tiru yang dicontohkan oleh orang2 bijak terdahulu.
    Beliau2 lakukan dengan cinta- damai, yu kita tiru langkah2 beliau2 ini.
    Yu mulai dari hal- hal yang kecil saja dulu, yang mudah- mudah. Dengan cara2( seperti juga dilakukan orang2 bijak terdahulu) yang penuh santun.
    yu kita perangi dulu sifat rakus yang ada dalam diri kita terlebih dahulu.
    Yu kita perangi dulu sifat malas yang ada dalam diri kita terlebih dahulu.
    Yu kita perangi dulu kemiskinan, kesemrawutan, ke”seenaknya sendiri”an yang ada dalam diri kita terlebih dahulu.
    Yu kita perangi sifat mementingkan diri sendiri yang ada dalam diri kita terlebih dahulu.
    Dan .. yu yu yang lain. Yang saya yakin sobat2 jauh lebih mengetahuinya dibanding saya. Karena saya sekedar seorang hamba yang sedang belajar untuk mau belajar.
    Dan tentunya yu yu ini saya tujukan pertama untuk diri saya pribadi.
    Pis brader…..
    Wassalam,

  38. untuk Ahmed Jewish yang dilaknat Allah
    Anda itu muslim beneran atau gak sih, UDAH JELAS bahwa Al Qur’an Nur Karim menyebutkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna seperti pada suratul Maidah ayat 3 dan sampai sekarang saya mempelajari agama lain belum nemuin bahwa injil, taurat dll menyebutkan bahwa agama mereka udah disempurnain. Jadi jelas donk bahwa Islam adalah agama yang benar dan semprna, dan agama lain belum sempurna

    NB :aq mau tanya
    1.ahmed itu agamanya apa ya?
    2. klo Islam apa ikut JIL yang dilaknat Allah?

  39. TUK the real yang jelas-jelas masuk neraka
    loe itu gak sadar ya, Liat tuh Al Qur’an Nur karim Al Maidah ayat 3 (klo gak tau tanya sodara muslim lain) bahwa Islam itu agama yang udah disempurnakan gue gak liat ada Injil yang ngomong bahwa agamanya udah disempurnain, berarti udah jelas bahwa KRISTEN MASIH GAK SEMPURNA jadi tolong kalo ngomong itu ya agak diatur sedikitttttt! aja biar lo gak keceblung sumur

  40. Tuk Dzulfikar yg suka melaknat orang (Muslim macam apa ini?)

    Lebaran telah berlalu, namun ente sudah mulai kotor mulutnya rupanya.
    Ente baca sejarah di mana mas? sempurna or gaknya suatu agama bukan dari promosi dan sumpah serapah seperti yg ente lakuin di foru ini (sales stress style), dagangan gak laku; jelekin dagangan orang,
    Taurat, Injil dan Quran semua merupakan suatu kesinambungan yg hakiki, walau antar umatnya saling memfitnah namun tetap saja kebesaran ajaran kasih Illahi takkan pernah goyah walau dengan banyaknya noda2 kekejian umat yg kian bobrok akhlak dan moralnya (dengan jubah agamis sekalipun!).

    Semua agama bila ingin dicari kesalahannya, maka akan terdapat 1001 macam kesalahan yg takkan berujung pangkal,
    sebab sejarah agama2 itu sendiri bercampur dgn sisi gelap kebiadaban manusianya sendiri(peperangan2 yg bermotif/berasas agama), maka itulah agama muncul sebagai pengontrol sisi barbar manusia (kalo bisa).

    @Mas Khorrossi,

    sepertinya memang redakturnya sengaja memasang artikel2 yg bermotifkan SARA dan konflik, ataukah memang GI sengaja diciptakan untuk memancing kekerasan dan menanam kebencian antar umat beragama? ketimbang memasang artikel yg lebih menentramkan hati umat serta mendidik ke arah positif ya.

  41. Surah Al Zalzalah (Goncangan yang Dahsyat)

    [99:1] Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
    [99:2] dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
    [99:3] dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”,
    [99:4] pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
    [99:5] karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
    [99:6] Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
    [99:7] Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
    [99:8] Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

  42. Surah Al-Qariah (Hari Kiamat)

    [101:1] Hari Kiamat,
    [101:2] apakah hari Kiamat itu?
    [101:3] Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
    [101:4] Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
    [101:5] dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
    [101:6] Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
    [101:7] maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
    [101:8] Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
    [101:9] maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
    [101:10] Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
    [101:11] (Yaitu) api yang sangat panas.

  43. Mencoba menjawab beberapa pertanyaan di atas, semoga dapat lebih membuka wawasan mengapa orang Kristen masih “keras kepala” walaupun banyak yang bilang “sesat”

    di Alkitab jelas tidak akan pernah ada kata2 bahwa “KRISTEN adalah AGAMA yang SEMPURNA”, karena Yesus datang ke dunia bukan untuk membawa / membentuk agama, Paulus & Rasul2 yang lain diberikan hikmat dan diutus ke luar Yerusalem bukan untuk membawa / membentuk agama. Namun Yesus datang ke dunia, Paulus & Rasul2 lain diutus adalah untuk memberitakan keselamatan sejati. Bahwa keselamatan sejati hanyalah bisa didapatkan dengan adanya anugerah dari Allah. Bukan karena kemauan manusia, kepandaian manusia, kehendak manusia, kekuatan manusian maka seseorang tersebut bisa mendapatkan keselamatan sejati. Keselamatan sejati didapat bukan dari usaha manusia.

    Keselamatan sejati bukanlah keselamatan jasmani atau ragawi namun keselamatan sejati adalah keselamatan surgawi. Karena itu orientasi hidup Kristen yang benar bukanlah bagaimana berbuat baik / berusaha di dunia ini supaya saat mati / kiamat masuk surga, karena keselamatan surgawi bukan didapat dari usaha manusia. Namun, bagaimana hidup di dunia ini dapat digunakan untuk memuliakan nama Tuhan yang sudah memberikan keselamatan surgawi, dimana hal ini harus tercermin dalam perilaku hidup Kristen sehari-hari.

    Benar bahwa orang Kristen sendiri tidak hidup lepas dari dosa, karena selama manusia masih di dunia, manusia masih merupakan mahluk yang bisa berbuat dosa. Namun untuk orang yang percaya pada Yesus, pengampunan akan selalu ada untuknya.

    Kristen sendiri awalnya bukanlah suatu agama, Kristen hanyalah sebutan bagi orang2 yang percaya dan mengikuti Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Messias yang dijanjikan. Hanya saat manusia mulai mencari pola kepercayaan, akhirnya Kristen dijadikan suatu agama.

    Di Alkitab, Yesus tidak pernah mengaku bahwa Dia adalah Tuhan ? Dari petikan ayat2 ini, saya rasa sudah cukup untuk memperlihatkan bahwa Yesus mengaku bahwa Dia adalah Tuhan :
    1. “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh 18 : 37).

    2. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14 : 6).
    dan masih banyak lagi ayat2 serupa, yang digunakan oleh Yesus untuk mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan.

    Keberagaman Alkitab, hanya pada sebatas penggunaan kata2 (keterbatasan kata2 yang dimiliki oleh bahasa yang berbeda-beda), isi inti dari Alkitab semuanya sama, yaitu bahwa Dunia dijadikan oleh Allah, Manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan memilih Abraham sebagai Bapa orang beriman dan memilih keturunannya sebagai umat pilihanNya. Dan manusia yang sudah kehilangan kemuliaan (jatuh dalam dosa) hanya bisa diselamatkan melalui kasih Allah dalam diri Yesus Kristus, sudah dinubuatkan sejak semula. Inkarnasi Allah dalam Yesus Kristus, Mujizat2 dan ajaran yang dilakukan Yesus selama hidup. Kematian Yesus Kristus di kayu salib yang membayar semua dosa manusia yang percaya kepadaNya, mejadi jalan keselamatan sejati bagi umat manusia. Kebangkitan jasmani Nya yang mengalahkan kematian. KenaikanNya ke Surga secara ragawi. Dan berita kedatanganNya yang kedua kali, yang hanya diketahui oleh Allah Bapa. Turunnya urapan kuasa Roh Kudus yang menyertai manusia yang percaya kepadaNya sampai akhir jaman. Pemberitaan oleh rasul2. Dan pengakiman Allah akan manusia pada akhir jaman.

    Hanya saja, daya kreatifitas manusia dan dosa yang memungkinkan terjadinya salah tafsir dan pemahaman yang berbeda membuat munculnya banyak ajaran2 yang melenceng. Sehingga menimbulkan berbagai hal buruk yang sudah terjadi dalam sejarah, misalnya Perang Salib dll.

    Perjanjian Lama adalah Kitab2 yang ditulis sebelum Yesus datang ke dunia. Di mana melalui nabi2Nya, Allah memberikan janji keselamatan kepada umatNya (melalu binatang korban2 persembahan untuk penghapusan dosa). Perjanjian Baru adalah Kitab2 yang ditulis setelah Yesus datang ke dunia. Di mana melalui Yesus yang diberitakan dalam kitab2 tersebut, Allah memperbarui dan menggenapi janji keselamatanNya pada umatNya (melalui korban Yesus di atas kayu salib sebagai korban penghapus dosa untuk semua manusia yang percaya kepadaNya.) –> Mungkin bisa dibaca analoginya dalam kisah Narnia pada seri “The Lion, The Witch and The Wardrobe”, dalam kisah pengorbanan Aslan untuk membebaskan Edmund dari hukuman Penyihir Putih.

    Trinitas (Tritunggal Maha Kudus : Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus – Tiga tetapi Satu, Satu tetapi Tiga), merupakan wujud Allah yang paling sempurna dan ajaib, yang tidak akan pernah mampu dipahami oleh akal fikiran manusia yang terbatas. Justru jika ada manusia yang mampu menjelaskan Trinitas ini secara gamblang, ada kemungkinan manusia itu sesat.

    Membandingkan isi Alkitab dan AlQuran, tentu saja tidak dapat dilakukan. Saat orang mulai membandingkan isi Alkitab dengan AlQuran, berarti dia sudah mulai meragukan isi dari salah satunya, sehingga merasa perlu untuk membandingkan. Sebut saja seperti kita membandingkan Ibu kita dengan Ibu teman kita. Tidak mungkin dilakukan dengan obyektif, karena ada pemikiran – presaposisi yang sudah kita miliki sebelum kita membandingkan yang satu dengan yang lain yang akan mempengaruhi hasil perbandingan kita nantinya, ditambah dengan sifat dasar manusia yang tidak pernah puas dengan milik sendiri, sehingga hasil yang didapat tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai suatu kebenaran.

    Penyebaran berita Injil bukan dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah pengikut sebanyak-banyaknya. Namun hal ini merupakan salah satu perintah Tuhan Yesus sebelum dia terangkat ke Surga. Dan juga sebagai bagian dari janji kedatanganNya yang kedua kalinya
    “Selain itu Injil Kerajaan akan diberitakan ke seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua suku bangsa, kemudian barulah tiba masa kesudahannya.” (Mat 24 : 14).

    Dalam Alkitab tidak pernah diperintahkan untuk memaksa seseorang mempercayai berita Injil. Yesus sendiri berkata, “Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.” (Mat 10 : 14).
    Hanya Allah melalui Roh Kudus yang mampu menggerakkan hati seseorang untuk menerima berita Injil. Dan bukanlah tanggungjawab seorang Kristen jika orang lain tidak menerima pemberitaan Injilnya.

    Maka itu, jika ada dari pembaca yang tidak dapat menerima penjabaran2 saya di atas, it’s ok :).

    Hanya ingin berbagi saja.

  44. Mas ceemot terima kasih atas ulasannya,

    Namun bagi golongan Muslim yg keras hati tentu saja semua penjabaran kebenaran itu hanya masuk kanan keluar kiri (hanya mau benar sepihak saja) walau bagi mereka pun tak lepas dr kealpaan dan kebohongan jua,
    seperti mereka yg hingga sekarang msh berkeras hati atau berlagak pikun mengenai ke-Putra-an Kristus (Almasih)yg hanya dpt dimengerti dgn hati melalui bimbingan Ruh ul Kudus bukan dgn pengertian duniawi/badani semata,
    jika begitu maka sebutan nabi Muhammad sebagai ‘kekasih Allah’ maka ikut gugur pula jika mereka tetap berkeras hati mengandalkan pengertian secara badani saja semua sebutan2 keilahian itu.
    tentu para sufi pun akan ikut gugur dikarenakan para sufi lebih cenderung menggunakan bahasa2 secara illahiah.

Comments are closed.