Friday, 26 April 2024, 05:06

gaulislam edisi 620/tahun ke-12 (9 Muharram 1441 H/ 9 September 2019)

Ia ibarat kaca yang berdebu

Jangan terlalu keras membersihkannya

Nanti ia mudah retak dan pecah

Penasaran ini. Kira-kira di antara kamu ada yang tahu lirik lagu di atas nggak, ya? Kalau ada, berarti kita seumuran. Hehehe.. soalnya dulu temen saya yang kasih tahu lagu itu. Ya, yang di atas itu adalah sepotong lirik dari nasyidnya Al Maidany yang judulnya Kaca yang Berdebu. Nah, kebayang nggak Bro en Sis, tentang apa sih, nasyid itu bercerita? Prolognya buat cerita sedikit, yaa. Cekidot!

Jadi, Bro en Sis, lirik lagu tersebut itu ceritanya adalah tentang hati seorang perempuan yang diibaratkan seperti kaca. Wah, maksudnya apa tuh? Artinya, harus dijaga dengan penuh kehati-hatian. Kalau terlalu keras, bisa rusak. Tapi kalau terlalu lembut juga, kacanya malah bisa jadi mudah kotor. Gitu, deh.

Kita langsung masuk ke tema, ya. O iya, sebelumnya saya menghimbau supaya kamu membaca tulisan ini sampai habis, ya. Jangan setengah-setengah. Bisa, ya? Sip deh!

Sosok perempuan dambaan

Sobat gaulislam, ngomongin soal perempuan, nih. Gimana sih, perempuan alias cewek alias wanita alias akhwat itu? Wkwkwk… Hmm… kalau perbandingannya sama laki-laki nih, biasanya pandangan orang normal, perempuan itu biasanya lebih lembut. Baik dari segi penampilan, gaya bicaranya, dan beberapa aspek lainnya. Biasanya itu jawaban umumnya, nih.

Alasannya adalah karena normalnya, orang akan lebih menyukai gaya perempuan yang seperti itu. Lemah lembut, santun, anggun, ramah, baik hati, selalu tersenyum, suka menolong, dan tidak lupa rajin menabung dan menyiram tanaman, hihihi… Uppss.. bercanda aja, ah! Intinya, tipikal karakter tuan putri gitu, deh.

Well, seharusnya kebayang sih, gimana sosok perempuan ideal yang menjadi idaman, baik oleh kalangan laki-laki dan juga perempuan.

Hmm… tapi ternyata secara fakta di lapangan nih, yang model begitu nggak banyak, loh. Perempuan yang mencerminkan sosok idaman seperti di atas. Loh? Gimana sih, maksudnya? Maksudnya, kita pasti bisa menemukan, ternyata ada loh, perempuan-perempuan yang kasar bicaranya dan petantang-petenteng gayanya. Memang nggak banyak alias jarang sih, tapi ada. Dan pada umumnya kebanyakan orang tidak suka dengan gaya wanita yang seperti itu.

Tapi sebenernya, gimana sih? Apa perempuan itu memang harus punya suatu karakter wajib? Hmm.. Mudah-mudahan bisa kita kupas dalam pembahasan gaulislam kali ini, ya.. Let’s go!

Wahai, perempuan…

Bro en Sis rahimukumullah, pernah nggak sih, kita bertanya-tanya, kenapa wanita itu identik dengan kelembutan? Kenapa ya, kata kelembutan dengan perempuan adalah kata-kata yang sering disandingkan bersama? Hmm.. Iya, ya. Kenapa bisa begitu?

Nah, ternyata nih, kelembutan itu sendiri adalah menjadi kodrat dari perempuan. Loh? Gimana, sih, maksudnya? Maksudnya, sifat lembut itu memang ada di dalam karakter asli seorang perempuan. Kalau diibaratkan, seperti settingan default-nya gitu. Jadi, dari situ nantinya semua perbuatan, pemikiran, dan perasaan perempuan itu, bakalan banyak banget disertai sama sifat kelembutan ini. Haduh, masih bingung, nih? Gimana, sih, kok jadi kondratnya perempuan?

Betul. Artinya, kodrat tersebut itulah yang akan menjadi modal atau bekal untuk hidupnya di masa depan. Yaitu, menjadi bekal karena ia akan menjadi sosok yang menyayangi orang-orang di sekelilingnya. Bagaimana? Ia harus menyayangi anaknya, orangtuanya, dan juga suaminya kelak. Sebagaimana umumnya karakter yang disukai dari perempuan adalah kelembutannya, termasuk dalam menunjukkan kasih sayangnya.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Oya, walaupun sepertinya sudah menjadi bawaan karakter dari perempuan yang memiliki sifat lembut lebih dari laki-laki, ternyata kita harus memahami bahwa bersikap lembut itu adalah sesuatu yang benar-benar harus jadi fokus perhatian. Karena tidak sedikit perempuan-perempuan yang belum sadar akan penting dan utamanya sikap lembut ini. Jadilah banyak kita lihat perempuan-perempuan muslimah yang masih nyablak, nyolot, sampai bawaannya yang nge-gas melulu sampe urat lehernya menonjol. Bener nggak, sih?

Kelembutan sebagai karakter seorang Muslim

Eh, tapi kesannya kok jadi perempuan aja sih yang diharuskan untuk bersikap lembut? Jadi, bukan artinya para brothers nggak harus bersikap lembut. Bukan! Tetapi kita sebagai muslim memang harus bersikap lembut. Banyak sekali hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam yang menjelaskan tentang kelembutan:

“Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah: lemah lembut dan tidak tergesa-gesa.” (HR Muslim no. 17 dan no. 25)

“Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan Mencintai kelembutan, dan Allah memberikan kepada sifat lembut yang tidak diberikan pada sifat kasar dan sifat lainnya.” (HR Muslim no. 2593)

“Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek” (HR Muslim no. 2594)

Hmm… dan masih ada banyak lagi, Bro en Sis. Artinya memang sifat lembut itu harus dimiliki oleh setiap muslim. Nah, terkhusus di sini adalah muslimahnya juga. Artinya, kalau ada muslimah yang pembawaannya masih berkebalikan dengan sifat lembut, berarti harus disadarkan, tuh.

Sobat gaulislam, khususnya lagi buat para sisters, nih. Kita harus menjadikan Islam sebagai ukuran utama dalam membentuk karakter kita sebagai seorang muslimah. Tentunya buat para brothers juga begitu. Menjadikan Islam sebagai ukuran utama dalam membentuk karakter diri sebagai seorang muslim. Artinya apa? Ketika sudah kita pahami bahwa memiliki karakter lembut adalah suatu hal yang menjadi ukuran standar seorang muslimah, maka baik dari segi lembut dalam perkataan, penuh kasih sayang dalam bersikap kepada sesamanya dan keluarganya, adalah suatu hal yang harus diusahakan untuk terlaksana.

Oya, untuk lebih mudahnya sih, begini gambarannya. Kita bisa melihat, sosok ibu, istri, guru, atau perempuan yang kita sukai pastinya adalah sosok yang lemah lembut. Bukan yang galak, apalagi kasar. Normalnya sih begitu, ya.

Lembut bukan berarti lemah dan lembek

Eits! Tapi hati-hati, Bro en Sis. Memiliki sifat lembut di sini bukan berarti kita jadi lemah dan lembek. Sebagai seorang muslimah, dan juga muslim tentunya, harus pake banget memiliki karakter yang tegas. Perhatikan, Bro en Sis! Bukan galak atau kasar, ya. Tetapi tegas loh, ya.

Gimana sih maksudnya? Contohnya, nih, seorang ibu yang menasehati anaknya. Tetap dengan gaya bicara yang lembut, kemudian dengan sikap yang menunjukkan kasih sayang, namun tetap tegas. Kalau bertentangan dengan syariat Allah atau bertentangan dengan adab Islam, maka tegas melarangnya. Namun, kita bisa lihat, ada sosok-sosok ibu yang menasehati anaknya yang berbuat salah, namun dengan sikap yang lemah lembut. Bisa dibayangkan, dong ya? Bisa, banget!

Contoh kebalikannya mungkin adalah sikap yang lemah atau tidak tegas. Misalnya, seorang ibu yang tidak bisa melarang anaknya yang berbuat dosa karena kasihan dengan anaknya. Padahal seharusnya ia lebih mengasihani anaknya jika berbuat dosa. Itu sebabnya, karakter tegas bagi seorang muslimah harus tetap ada, berbarengan dengan kelembutan yang ia miliki.

Contoh-contoh lainnya lagi nih, Bro en Sis. Misalnya tidak bergaul dengan lawan jenis secara bebas. Tidak bersikap kasar kepada lawan jenis, tetapi tegas membatasi interaksi sesuai dengan aturan Islam. Atau misalkan dengan menunjukkan ketegasan dalam berpikir dan bertindak sesuai Islam. Artinya tidak mentolerir perbuatan dosa, namun tidak menyampaikan dengan bahasa yang kasar.

Atau misalkan contoh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta menunjukkan keberpihakkan kepada Islam dan kaum Muslimin. Tetap bersikap lemah lembut kepada sesama manusia, tidak berlaku kasar, anarkis, mencelakai, tetapi tegas menunjukkan kecintaan serta pembelaan sebagai seorang muslim. Okey, sampai di sini, mudah-mudah paham, ya.

Kesimpulannya…

So, kembali kita kaitkan dengan kelembutan wanita ya, Bro en Sis. Apa, tuh? Bahwa sebagai seorang perempuan muslim, alias muslimah, kita harus sadar. Sadar, Sis! Apa hayoo, yang harus disadari? Yes! Bahwa kita menumbuhkan kesadaran untuk membentuk hati yang lembut. Bagaimana? Menyesuaikan sikap yang nantinya akan tergambar dalam gaya bicara, sikap menghormati, menghargai, menyayangi, dan lain sebagainya.

Tetapi jangan ketinggalan, yakni untuk tetap menjadikan diri kita tegas karakternya. Tegas dalam hal apa? Tentu saja dalam segi taat syariat, tidak menjadi perempuan murahan, tidak gampangan, dan fokus pada pembelaan terhadap Islam dan kaum muslimin. Itu sebabnya, agar bisa seperti ini, kudu bisa membuat agenda khusus dalam mengkaji keilmuan Islam. Dan, itu menjadi wajib untuk dilakukan dan ditekuni untuk mengupgrade kemampuan diri kita sebagai seorang muslim.  

Upgrade yang bagaimana? Yaitu mengupgrade kadar keimanan, takwa, adab, dan yang penting juga adalah, keilmuan kita. Wah… masih banyak ya ternyata PR kita. Bissmillah. Pasti bisa! InsyaaAllah. [Fathimah NJL | IG @fathimahnjl]