Wednesday, 24 April 2024, 16:09

AS terus mengkampanyekan perang melawan terorisme internasional. Padahal, sejumlah jaringan teroris domestik setiap saat siap mengancam pemerintah AS. Bak gajah di pelupuk mata?

The might is right, kata pepatah. Siapa yang kuat, itulah yang benar. Begitulah kebijakan politik AS dan sekutunya. Termasuk dalam urusan terorisme, Tanpa perlu merasa malu, AS terus menerus menuding dunia ketiga – khususnya dunia Islam – sebagai sarang teroris internasional. Tanpa peduli apakah tudingan itu punya bukti kuat ataukah tidak, pokoknya the migh is right. Terakhir, Pejabat tinggi keamanan AS, Paul Fujimura mengungkapkan bahwa jaringan militan Osama bin Laden, Al Qaida, telah menjadikan Indonesia sebagai tumpuan kakinya (Kompas, 24/05/02).

Pasca perang melawan Taliban dan Al Qaida di Afghanistan, AS terus melebarkan kampanye anti terorisme-nya ke seluruh dunia. Babak kedua melawan terorisme, istilah Bush. “Kini, Taliban telah lenyap dan Al Qaida telah kehilangan home base untuk gerakan terorisnya, kita telah memasuki babak kedua (second stage) peperangan melawan teror – sebuah kampanye lanjutan untuk menolak perlindungan bagi para teroris, mereka yang telah menganiaya warga kita darimanapun,â€? kata Bush di hadapan utusan diplomatik dari negara-negara sekutu, pada tanggal 11 Maret 2002, atau tepat 6 bulan setelah tragedi 11 September.

AS: Kreator Terorisme!
Banyak yang percaya kalau semua tudingan AS itu tidak berdasar sama sekali. Mahathir misalkan, salah satu orang yang sempat berang dengan kebijakan AS. “Walaupun AS berdalih bahwa perang yang dilancarkannya adalah perang terhadap teroris, bukan perang melawan Islam. Namun hal yang sulit dinafikan adalah, bahwa hanya “teroris-teroris” Muslim saja yang menjadi target,” kata Mahathir pada acara Konferensi Tentang Terorisme yang dikutip Agence France-Presse (AFP). “Sementara AS merencanakan serangan ke Iraq, namun tidak ada kemarahan terhadap para penyebar anthrax ataupun terhadap para pendukung McVeigh,” sindir Mahathir (eramuslim.com17/11/2001). Ironinya, Mahathir dan sejumlah pemimpian ASEAN malah menandatangani nota kesepakatan untuk melawan gerakan Islam yang akan menegakkan â€?Negara Islam Raya’.

Ada lagi pernyataan yang lebih garang soal sikap �sok jagoan’ AS. Datangnya dari Noah Chomsky, politisi kawakan sekaligus penulis dan profesor linguistik pada Massachusett Institute of Technology (MIT). Ia menegaskan bahwa AS adalah negara teroris paling terkemuka di dunia.

Profesor ahli bahasa itu menyoroti bagaimana pemerintah AS-lah yang sebenarnya merekayasa kelahiran sejumlah kelompok teroris. CIA misalkan membantu kelahiran jaringan Osama bin Laden pada tahun 1979, di bawah persetujuan penasehat keamanan Presiden Carter, Zbigniew Brzenzki.

“Dalam pertengahan 1979, Carter secara diam-diam mendorong Mujahidin bertempur melawan pemerintah Afghanistan dalam upaya menjebak Rusia masuk dalam â€?perangkap Afghan’”, ujar Chomsky. Ia menyatakan bahwa Al Qoida sesungguhnya dilatih, dipersenjatai, dan diorganisasi CIA, Pakistan, Mesir, dan sejumlah negara lainnya untuk melakukan perang suci melawan Rusia, sebelum organisasi itu berbalik melawan negara-negara yang semula mendanainya.

Chomsky juga mengingatkan sikap AS yang amat berbeda tajam terhadap Iraq dan Israel. “Dalam kasus Iraq, selama sepuluh tahun terakhir AS dan Inggris telah menghancurkan kehidupan warga sipil Iraq. Mereka begitu keras terhadap Saddam Hussen. Namun sebaliknya AS adalah pendukung utama pendudukan militer Israel atas kawasan Palestina yang hingga saat ini telah berlangsung selama 35 tahun,” paparnya.

Washington selama ini dengan sangat jelas menyuplai Israel dengan helikopter-helikopter dan senjata-senjata canggih untuk menghancurkan rakyat Palestina yang tak bersenjata. Bahkan kebijakan-kebijakan pembangunan pemukiman warga Israel “dengan cara merampas wilayah-wilayah penting Palestina” adalah jelas-jelas sebagai pelanggaran HAM terhadap bangsa Palestina. Hal itu sengaja didisain Israel untuk menutup peluang kemungkinan Palestina mengembangkan kawasannya menjadi negara merdeka. Celakanya, menurut Chomsky, kebijakan Israel itu didukung AS yang selalu menyuplai negara Zionis itu dengan dana dan dukungan diplomatik.

Ia menegaskan bahwa AS sendiri sebetulnya merupakan sebuah negara teroris paling depan yang mendukung kekejaman Israel. Sebab AS menurutnya ikut mendukung pemberangusan penduduk Kurdi oleh Turki, mendukung pembunuhan yang mungkin mencapai satu juta warga sipil di Iraq, serta setengah juta anak-anak lainnya. Inilah yang menurut bekas Menlu Madeline Albright harga kebijakan AS yang harus dibayar negara-negara Islam (eramuslim.com 26/03/2002).

Boleh saja AS menuduh orang lain sebagai teroris. Kenyataannya, AS sendirilah yang menciptakan terorisme.

Terorisme Domestik
AS bukan saja pantas digelari country-terorist, tapi juga negara yang paling subur menjadi tempat tumbuhnya jaringan teroris domestik. Ya, selain ada teroris â€?plat merah’ – maksudnya adalah agresi resmi militer AS –, ternyata perut Paman Sam juga menyimpan puluhan teroris â€?swasta’ atau teroris domestik. Tidak sedikit warga AS yang juga â€?gerah’ dan membenci pemerintahnya sendiri. Mereka kemudian membentuk kelompok-kelompok bersenjata dan tidak jarang melakukan aksi teror seperti merusak sarana dan prasarana milik pemerintah. Aksi-aksi teror ini menurut data milik Militer AS, sudah berlangsung sejak awal tahun 70-an.

Tindakan apa saja yang dapat dikategorikan terorisme domestik? Menurut penjelasan yang dikeluarkan oleh situs resmi militer AS (opensource) teroris domestik adalah “aksi yang dilakukan sejumlah orang untuk menekan atau melemahkan pemerintah atau orang di dalam negeri mereka sendiri dengan mempergunakan kekerasan dengan maksud untuk menakut-nakuti, atau memaksa, mulai dari ancaman atau tindak kekerasan nyata seperti penculikan, pemukulan atau pembunuhan.� (Domestic Terror What it Holds For the New Millenium, milnet.com).

Contohnya? Sebut saja Timothy McVeigh. Pria veteran Perang Teluk ini menabrakkan truk berisi 4,000 bom pemusnah ke Gedung Federal pada bulan April �95. Akibat ulah nekatnya 168 orang tewas dan ratusan lainnya luka. Menurut hasil penyelidikan FBI, McVeigh adalah anggota organisasi militer terlarang Viper Militia yang berpusat di Arizona.

Siapa saja yang termasuk ke dalam jaringan teroris? Menurut catatan dinas militer AS ada empat golongan pelaku terorisme di AS.

  • Kelompok Pembela Hak-hak Hewan. Mereka yang tergolong sebagai pendukung Animal Rights ini tidak segan-segan memakai teror untuk menentang kebijakan pemerintah, atau siapapun yang dianggap menyesengsarakan hewan. Seperti menjadikan hewan sebagai â€?kelinci percobaan’ di lab-lab, jelas mereka tentang abis-abisan, meski harus memakai cara kekerasan sekalipun. LA Times pernah menurunkan tulisan, bahwa semenjak tahun 1979 sampai Juni 1993 Departemen Kehakiman dan Departemen Pertanian AS melaporkan bahwa 313 ekstrimis telah menyerang lembaga-lembaga penelitian dan produsen makanan sekunder dan industri bulu. Akibat serangan itu total kerugian diperkirakan mencapai 137 juta dolar.
  • Kelompok Anti Aborsi. Benci aborsi memang bagus, tapi kalau sudah memakai cara-cara kekerasan rasanya jadi ngawur. Tapi inilah yang terjadi di AS, aksi teror jadi salah satu cara untuk menunjukkan kebencian mereka pada praktik amoral ini. Utamanya sasaran mereka adalah klinik-klinik yang buka praktik pengguguran kandungan. Kalau perlu mereka ledakkan. Sebuah klinik bagi orang tua di Spokane, Washington, misalkan dibom oleh empat orang aktivis anti-aborsi ini. Menurut artikel yang ditulis Buffalo News, sekurang-kurangnya terjadi 68 kali tindak kekerasan menentang infrastruktur aborsi sepanjang tiga tahun menjelang 1990. Pada tahun 1993 aksi itu meningkat menjadi 434 kasus. Pada tahun yang sama satu kelompok garis keras anti-aborsi, Army of God, menerbitkan buku panduan cara merakit bom, melawan polisi dan menutup klinik-klinik aborsi dengan cara kekerasan. Pada tahun 1998 sebuah artikel di The Oregoinian menulis laporan bahwa kelompok pro-life telah melakukan 1700 penyerangan dan 8 pembunuhan.
  • Kelompok Pecinta Lingkungan. Walaupun namanya kelompok pecinta lingkungan, namun mereka menghalalkan cara kekerasan untuk menyerang pemerintah AS dan siapa saja yang merusak lingkungan. Mereka dikenal?  sebagai Eco-Terorist atau Anti-BioTech. Salah satu kelompok paling gigih melawan pemerintah AS adalah Earth Liberatian Front yang pernah menyerang sejumlah tempat penelitian dan sejumlah kawasan komersial di UC Davis. The Oregonian menuliskan sekurangnya terjadi 100 insiden sejak tahun 1980 dan telah merusakkan sejumlah aset senilai 43 juta dolar.
  • Milita (kelompok militer). Orang-orang yang tergabung dalam kelompok ini adalah mereka yang anti hukum, anti pajak, dan anti pemerintah AS. Di antara mereka adalah Viper Militia yang pernah menyerang gedung Federal AS di Oklahoma City pada tanggal 19 April 1994. Selain menewaskan 168 jiwa termasuk anak-anak, juga merusak 312 gedung dan 1500 kendaraan bermotor. Selain Timothy McVeigh dan rekannya Terry Nichols, tiga pelaku lainnya tidak pernah ditemukan.
  • Rasialis. Mereka ini adalah kelompok yang berdiri di atas dasar rasisme. Kelompok yang paling sohor adalah Klu Klux Klan atau yang dikenal dengan akronim triple K (KKK). Mereka secara terbuka mengkampanyekan supremasi kulit putih, anti kulit berwarna dan Yahudi. Kelompok ini sudah berdiri pada tahun 60-an tapi kemudian pemerintah AS mengeluarkan kebijakan represif untuk menghentikan kegiatan kelompok ini. Organisasi teror rasial lainnya adalah World Church of the Creator,?  Matt Hale, sang pemimpinnya sering berkhotbah, “Whites should rule the world, but by legal means”. Benjamin N. Smith, salah seorang anggotanya pernah melakukan pembunuhan berantai selama tiga hari. Ia membunuh seorang warga Korea, seorang kulit hitam dan sembilannya, terakhir ia bunuh diri. Dasar gokil!
  • Sekte Agama. Kelompok ini berdiri di atas dasar keyakinan pada kepercayaan tertentu. Yang paling â€?beken’ adalah sekte-nya David Koresh alias Stephen Howard, yang mengaku sebagai â€?Anak Tuhan’. Ada juga sekte Heaven’s Gate yang seluruh pengikutnya tewas bunuh diri untuk menyambut hari kiamat.

Menurut catatan milnet.com sekurangnya terdapat 32 gerakan teroris domestik yang aktif, dan mereka setiap saat siap menyerang pemerintah AS. Nah lho!

Khatimah
Isu teroris yang kini dikobarkan AS tidak lain adalah serangan kepada umat Muslim. Ini, sebagai contoh, nampak jelas dari ucapan Lee Kuan Yew yang dimuat pada Harian The Straits Times (TST) terbitan Singapura, edisi Senin (18/2), Lee menyebutkan para tersangka teroris di Singapura, Malaysia, serta Filipina, diatur oleh pemimpin mereka di Indonesia. Para tersangka teroris yang dimaksud Lee yaitu anggota Jemaah Islamiyah (JI).

AS dan antek-anteknya kini dengan rajin memprovokasi para pemimpin negeri Islam untuk menangkapi orang-orang yang dituduh sebagai �teroris’. Bila siasat keji ini berhasil, bukan tidak mungkin para asatidz, ulama dan aktivis muslim bakal menjadi buruan dengan dalih teroris. Realitanya, AS-lah biang terorisnya! [Iwan Januar]