Friday, 29 March 2024, 19:07

Cewek bikin geng? Yang bener aja! Pstt…, jangan negatif thinking dulu dong. Bikin geng nggak melulu negatif loh, malah ada untungnya. Sebab yang ini bukan sembarangan geng. Geng apa dong?

Sebagai remaja, udah pasti kita punya banyak teman. Nah, di antara sekian puluh atau sekian ratus temen yang kita kenal, biasanya pasti ada empat sampai lima temen yang paling akrab. Ya mungkin karena punya kesamaan sifat, karakter, misi, visi dan tujuan (proposal kale!). Pokoknya kalau ngapa-ngapain paling klop dan paling nyambunglah. Jadinya mereka runtang-runtung (runtang-runtung? Emangnya truk gandengan?) bersama, entah sekolah bareng, kuliah bareng, belajar bareng, jalan-jalan bareng atau menikmai hobi bersama dan seterusnya.

Sadar nggak sadar mereka udah membentuk suatu komunitas tertentu. Yah, istilah kerennya geng cewek gitu deh. Seperti pengalaman Ninik sewaktu masih AGB dulu. “Waktu SMP aku punya empat teman yang paling akrab. Walaupun kami nggak sekelas, tapi kami sering jalan bareng,” katanya kepada SoDa.

Saking akrabnya satu geng, sampai-sampai mereka nyetak kaos segala. Tulisannya SANELA, singkatan dari nama-nama mereka satu geng: Sunarti, Asri, Ninik, Ely dan Lastri. “Sebenarnya istilah itu dimirip-miripin sama Isabela, lagunya Amy Search yang lagi ngetop-ngetopnya waktu itu. Nah, nyetak kaos itu cuma sebagai tanda keakraban aja,” imbuh Ninik.

Lalu ngapain aja satu geng? Nggak banyak kegiatan yang mereka lakukan. Maklum, masih AGB. “Rumah kami saling berjauhan. Paling-paling kami saling main saja, jadi kenal sama keluarganya dan lebih akrab. Nggak ada sih agenda kegiatan khusus gitu,” tambahnya.

Hmm, nggak masalah seh bikin geng-gengan kayak gitu, asal dibarengi itikad baik untuk sama-sama ngembangin diri. Bukan sekadar menonjolkan keakuan atau malah eksklusivisme. Misalnya jadi merasa tinggi hati, merasa gengnya yang paling oke dan ogah bergaul sama teman-teman yang bukan satu geng. Wah, kalau motivasinya untuk bersombong-ria kayak gitu, itu udah nggak bener. Mending bubarin aja. Ya nggak?

Apalagi kalau geng-gengan cuma buat gaya-gayaan dan aktivitasnya cuma hura-hura, nggak usah deh. Misal aktivitasnya cuma jalan-jalan bareng, nonton bareng atau dugem bareng. Wah, kalau geng kayak begini sih bukan komunitas yang kudu dikembangin. Malah bisa jadi itu mah geng maksiat yang kudu diberantas. Upss…sori, lagi kumat galaknya nih.

Geng Islami

Geng yang kudu ditumbuh-suburkan adalah geng-geng cewek yang bisa meningkatkan potensi? masing-masing anggota dalam komunitas tersebut. Bisa bikin hidup lebih hidup. Yup, teman yang baik adalah yang memberi motivasi pada temennya untuk berkembang. Makanya, kalau bikin geng ya harus yang bermanfaat buat memotivasi diri dan teman-teman satu geng.

Selain buat menjalin silaturahim yang disunahkan Rasul, sahabat juga bisa memberi inspirasi, motivasi, kerja sama, diskusi, dan masih banyak lagi. Jadi sekali lagi, kalo bikin geng, haruslah yang membawa efek positif, baik buat diri sendiri maupun masyarakat secara umum.

Tentu saja, sebagai muslimah, mustinya bikin geng yang islami. Maksudnya bukan sekadar untuk mengembangkan potensi diri sendiri, tapi juga berguna buat Islam dan umatnya gitu loh! Geng kayak gini nggak menonjolkan nama beken, yang penting kiprahnya. Jangan sampai pula labelnya aja yang islami, padahal aktivitasnya justru bertentangan dengan Islam. Berabe tuh! Malah bisa menjerumuskan.

Salah satu geng yang oke adalah bikin geng pengajian. Kenapa nggak? Melalui geng ini kalian bisa sama-sama menggali potensi diri dan menggembleng kepribadian dengan landasan Islam. So, jangan alergi ikut kegiatan kerohanian di sekolah atau di kampus. Dijamin nggak rugi deh, malah dapat untung dobel: dunia dan akhirat.

Iya dong, sebagai muslimah, biarpun masih remaja kudu tetep semangat cari ilmu Islam. Jangan gudem aja. Justru sejak remaja kudu membentengi diri dengan pemahaman Islam yang kuat biar nggak mudah terjerumus dalam maksiat (mantep coy). Setuju?

Terus, bagi kamu-kamu yang punya ?bakat terpendam’, gali dalem-dalem Non! Misal sama-sama hobi nulis, nah bikin aja komunitas menulis rame-rame. Nggak perlu bikin nama geng nulis segala sih, yang penting bisa bareng-bareng berkarya dan ngembangin kemampuan nulis kalian. Bisa aja kan nulis buku bareng, bikin kumpulan cerpen bareng, rame-rame ikut lomba karya tulis, saling tukar informasi soal dunia tulis-menulis dan sebagainya.

Tentunya, sebagai muslimah menulis pun kudu dibangun atas landasan Islam. Maksudnya kalau bikin cerpen atau novel yang islami, jangan yang malah menganjurkan maksiat seperti menganjurkan ciuman, berzina atau dugem. Kalau bikin artikel juga yang islami, jangan malah memojokkan Islam atau merugikan umat Islam. Kalau bikin buku nonfiksi, juga yang memberi pemahaman Islam, bukan malah merusak kaidah-kaidah Islam dan bikin kacau pola pikir umat. Menulis, bukan hanya buat ngembangin potensi terpendam kamu, bisa-bisa malah dapat doku loh. Asyik kan?

Atau yang punya bakat memasak, menjahit, mendesain baju, bikin pernak-pernik atau keterampilan tangan, ayo aja bikin komunitas untuk menghasilkan kreasi. Siapa tahu, kelak pas udah lulus sekolah atau kuliah bisa dikembangkan jadi usaha mandiri. Lumayan kan, nggak usah pusing nyari kerjaan, malah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.

Ingat, nggak sedikit loh para pengusaha sukses yang justru memulai usahanya dari sekadar hobi. Jadi, jangan remehkan hobi, siapa tahu bisa dikembangkan jadi profesi. Nah, biar hobi tersalurkan dengan terarah dan melejit, bikin komunitas bareng-bareng.

Selain itu, bagi yang punya ?naluri’ bisnis, bisa juga tuh ngembangin bisnis bersama. Biasanya bagi mereka yang duduk di bangku kuliah, nggak sedikit loh yang satu geng bikin usaha bersama sehingga bisa mandiri. Minimal buat biaya kos atau biaya kuliah nggak minta ortu lagi. Misal mendirikan bimbingan belajar, rental komputer, lembaga konsultan, taman pendidikan al-Quran (TPA), dll.

Tapi akhwat mana bisa? Waduh, jangan berkecil hati gitu dong, Non! Di mana ada tekad di situ ada jalan. Allah Swt. memberi potensi sama kok buat ikhwan dan akhwat untuk berkembang, pede aja lagi! Yang penting jangan gengsi! OK! [kholidah]

//Boks

Memelihara Kekompakan

Sebagai sesama muslimah satu komunitas, pasti ada saja satu-dua hal yang bisa jadi kita berbeda pandangan. Nah, untuk menjaga kekompakan dan mengeliminir perbedaan, supaya komunitas yang kita bangun langgeng, ada beberapa tips yang kudu diperhatikan:

  1. Samakan persepsi

Usahakan untuk membangun kesamaan pemahaman, misi dan visi. Dengan begitu komunitas yang dibentuk jadi terarah. Kalau ada perbedaan pendapat, segera diskusikan dan selesaikan, jangan biarkan berlarut-larut.

  1. Saling percaya

Sebagai teman satu komunitas, pastinya adalah sahabat-sahabat karib yang paling dekat kan? Nah, jadikan mereka sebagai tempat curhat, sharing dan minta pendapat. Antara satu sama lain harus saling mempercayai amanah yang diberikan masing-masing. Saling percaya akan menumbuhkan kedekatan dan keakraban.

  1. Saling bekerjasama

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Yup, pepatah itu emang pas banget buat menjalin kekompakan. Jadi, masing-masing harus saling bekerja sama dan mendukung, jangan mementingkan diri sendiri dan jangan merasa dirinya yang paling penting. Masing-masing mungkin udah punya job description,? nah tinggal bagaimana bekerja sama agar bagian masing-masing bisa tertunaikan dengan baik.

  1. Berbaik sangka

Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk senantiasa berhusnudzan dengan sesama muslim. Nah, apalagi dengan teman satu geng, harus selalu positif thinking. Jangan saling iri kalau ternyata kemampuan teman lebih dulu melejit misalnya. Insya Allah semua melakukan demi yang terbaik bagi komunitas.

Nah, gimana, udah siap maju bersama kan? Siiiplah! [kholidah]

[diambil dari Majalah SOBAT Muda, edisi Oktober 2006]

3 thoughts on “Bikin Geng, Ayo Aja!

Comments are closed.