Friday, 19 April 2024, 13:07

Lucu deh punya sohib Ade. Kalau digertak atawa dikagetin, doi ngikutin apa yang kita omongin. Kata orang Ade latah! Tapi benarkah penyakit kagetan itu konon banyak mendera kaum hawa? Apa pula hubungannya ama sakit jantung?

Latah adalah bentuk gangguan kejiwaan berupa meniru ucapan orang lain tanpa sempat berpikir atas ucapan yang ditirunya itu. Latah ada yang ringan, sekadar meniru ucapan but ada yang berat, yakni meniru ucapan sekalighus melakukan perbuatan yang sesuai dengan isi ucapan orang lain itu. Misalnya ada orang yang latah berat kita kagetin sambil ngomong ‘copot sepatu!’ maka doi spontan bakal ngomong ‘copot sepatu’ sembari nyopot sepatu beneran. Coba deh bayangin kalau dia dikagetin sambil ngomong ‘nyebur sumur’ trus nyebur sumur beneran, gaswat! Nah, gimana dong kalo punya sohib latah gitu?

”Kita-kita jadi suka godain Ade. Abis dia latah abis. Celetukannya lucu-lucu lagi, jadi bikin kita seneng. Rame aja ada dia, bikin kita ketawa mulu seh,” terang Dede (16), ABG Bogor yang sohiban ama Ade, si latah. Boro-boro membantu ‘menyembuhkan’ latah Ade, Dede dan gengnya malah suka sengaja merangsang munculnya ‘penyakit’ latah itu.

Lain lagi sama Wida (17), pelajar SMU Negeri di Bogor itu kurang sreg ama orang latah. Apalagi cewek yang suka latah dengan ngomong jorok. ”Ada temen aku di sekolah yang spontan ngomong porno gitu kalo lagi kaget. Sebel juga seh,” katanya pada Permata. Misal ada temen yang kaget karena pensilnya jatuh, si latah itu langsung ngomong jorok (nggak usah disebut ya,…tahu sendiri kan?!!). ”Dengernya jadi kesel. Udah diingetin katanya itu reflek, jadi nggak terkontrol,” keluh Wida. Bener nggak seh itu penyakit, kata Wida lagi balik nanya.

Penyakit vs Tren

Latah bukan bawaan orok sejak lahir, lho! Umumnya timbul karena ada trauma psikologis yang dialami oleh orang tersebut. Trauma psikologis yang dialami seseorang bisa menjelma ke dalam berbagai bentuk seperti phobia, histeris, obsesif-kompulsif, latah, dan sebagainya. But, ada juga orang yang latah sekadar ikutan tren. Tujuannya cuma buat joke dan menambah wawasan pergaulan. Lihat aja para pelawak di teve, banyak yang sengaja latah biar aksi panggungnya jadi lucu. Mereka bahkan dengan sengaja mengasah kemampuan latahnya buat ngeruk duit. Makin latah makin laris.

Memang, orang yang tidak punya penyakit latah tidak akan otomatis jadi latah beneran kalaupun dia coba ikut-ikutan latah sekadar ngikutin tren. Sebab orang yang latah beneran datang dari dalam diri, sedangkan yang cuma ikut-ikutan latah sebenarnya hanya karena faktor kebiasaan/terkondisi.

BTW, bener nggak latah itu karena penyakit jantung? Nggak ada hubungan sama sekali. Artinya bukan karena ada gangguan jantung maka orang pasti jadi latah. Hanya memang, orang yang latah, pada waktu dia dikagetin maka terjadi peningkatan aliran adrenalin dalam darahnya. Adrenalin ini memacu detak jantung sehingga detak jantungnya semakin cepat. Kalau dia sampai kaget sekali selain detak jantung yang meningkat juga disertai otot tubuh yang mengejang dan mata yang melotot. Nah orang yang enggak latah pun kalau dikagetin dan dia kaget betul-betul bisa saja juga jadi kayak orang latah (meniru apa yang dikatakan orang lain yang ngagetin dia).

Cewek Lebih Banyak

Belum ada penelitian tentang perbandingan jumlah penderita latah antara cewek dan cowok. Tapi berdasarkan pengamatan sekilas apa yang terjadi di sekitar kita, latah lebih banyak dialami kaum hawa. Mungkin ini disebabkan karena secara emosional cewek lebih rentan terhadap stress dibandingkan cowok sehingga cewek juga lebih mudah mengalami trauma. Sebut aja kalangan seleb, mulai Viona Rosalia ampe Mpok Atik, pada demen latah.

Nggak ada bedanya seh, latahnya cewek dengan latahnya cowok. Mungkin bedanya hanya dari ucapan yang sering dikeluarkannya. Kalo cewek cenderung mengucapkan sesuatu yang berbau porno atau lucu, sedangkan cowok cenderung ngucapin yang kata-kata yang bersifat kasar seperti (maaf) ‘eh mampus’ dsb.

Di masyarakat seringkali ada pandangan kalau cewek yang latah itu sah-sah aja alias normal. Tapi kalo cowok latah, enggak umum banget. Kesannya kalau cowok itu latah maka dia enggak macho, enggak jantan, orangnya lemah lembut, mudah nangis, dsb. Ini karena orang mengidentikkan orang yang latah sebagai orang yang enggak punya pendirian. Soalnya, kerjanya jadi tukang tiru-tiru orang doang.

Emang nggak dipungkiri, kalangan cowok yang latah ini kebanyakan para banci. Maksudnya, kelompok banci memang paling doyan latah. Tapi bukan berarti kalau dia bencong otomatis pasti latah, atau kalau cowok latah berarti dia bencong. Biasanya ini muncul karena sejak kecil mengalami tekanan batin dan sering menerima perlakuan yang menyakitkan hatinya atau menimbulkan trauma. Ketika latah itu muncul disertai dengan gaya seorang bencong justru menimbulkan kelucuan buat orang sekitarnya. Akibatnya latahnya bencong jadi ngetren di kalangan masyarakat. Untuk selanjutnya malah muncul latah-latah palsu yang sekadar buat ngegaya dan bergaul tadi. Parahnya, tren kata-kata yang dijadikan bahan latah juga kata-kata yang jorok. Payah banget, kan!

Berpikir Sebelum Berkata

Seorang latah mengucapkan kata-kata spontanitas, kayaknya enggak berpikir dulu. Bahkan ada yang bilang malah enggak sadar ngomong kayak gitu. Padahal kalau dipikir-pikir, setiap manusia yang normal, dikaruniai akal oleh Allah SWT. Gunanya ya buat berpikir. Dan setiap perbuatan manusia, selalu dilandasi oleh pemahaman dia alias pola pikirnya. So, rada aneh memang kalo ada orang yang berbuat tanpa berpikir. Mungkin dia berpikir, tapi kilat banget alias dangkal pola pikirnya.

Sebab pola pikir sendiri emang ada beberapa tingkatan, mulai berpikir dangkal (tafkir suthiy), berpikir mendalam (tafkir amiq) sampai berpikir cemerlang (tafkir mustanir). Pola pikir dangkal umumnya terjadi karena manusia sudah melakukannya sebagai sesuatu kebiasaan. Misal kalo kita laper, otomatis langsung? ngambil makanan trus dimakan. Seolah-olah aktivitas kita itu enggak dilandasi pola pikir karena udah kebiasaan, padahal sebetulnya berpikir tapi udah terpola alias kilat banget.

Nah, latah itu terjadi karena pola pikir saat itu sedang dangkal. Coba aja perhatiin, tiap orang (normal) pasti punya ‘kata-kata khusus’ ketika berhadapan dengan sesuatu yang mengagetkannya. Misal ibu-ibu yang ngelihat anak jatuh atau barang jatuh, ada yang spontan ngomong ‘Eh kodok’, ‘Eh copot’, atau ada yang bilang ‘Astaghfirullah’, dan sebagainya. So, itu karena kebiasaan.

Yang pasti, kalau latah itu emang muncul karena ada riwayat trauma psikologis, musti ‘disembuhkan’ meskipun mungkin rada-rada susah. Caranya, bekali diri dengan pemahaman Islam sehingga pola pikirnya selalu Islami. Pola pikir Islami ini jelas bukan sekadar pola pikir yang dangkal, tapi kudu mendalam dan bahkan mustanir (cemerlang). Insya Allah dengan bekal pola pikir Islam yang menancap kuat, penyakit latah bisa dikikis.

Sementara kalo latahnya sekadar ikut-ikutan, bukan hanya bisa disembuhkan, malah bisa dicegah. Gaul seh gaul, tapi kalo udah nyerempet-nyerempet hal yang haram, kudu dihindari. Mengeluarkan kata-kata jorok jelas melanggar larangan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.” (HR Bukhari).

Terlebih lagi Allah SWT mengingatkan kita agar selalu menyertai perkataan dan perbuatan kita dengan ilmu. Dalam firman-Nya yang artinya: ‘Janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya perkataan, perbuatan dan hati kamu akan dimintai pertanggungjawaban.’ (QS Al-Isra:36)

So, berfikirlah dulu sebelum berkata-kata dan berbuat. Jangan asal jeplak dan juga jangan asal-asalan ikutan tren. Gunakan nikmat lidahmu untuk senantiasa berkata yang baik-baik, misal untuk berzikir mengagungkan asma Allah SWT. OK![asri]

==

Boks//

Godain Temen Boleh, Tapi Pilih-pilih

KATA sebagian aktivis latah, punya keunikan gitu bikin bete karena nurunin pede. But enggak semuanya. Ada juga kok yang latah tapi tetap gede rasa pedenya,? apalagi kalau latahnya cuma ringan dan kata-kata yang keluar masih enak didengar. Nah, pede bakal terganggu kalau latahnya sudah berat, yang enggak sekadar niruin ucapan tapi juga sampai latah melakukan tindakan seperti yang disebut di atas. Belum lagi kalau orang lain sering jadiin pengidap latah bahan tertawaan, otomatis bikin mereka enggak pede abis.

Makanya, biar latah engga membudaya, kamu-kamu jangan suka godain orang. Liat-liatlah kalau mau godain orang. Kalau memang enggak latah ya bolehlah sekali-kali untuk sekadar joke, tapi tetap dengan santun and jangan berlebihan. Rasulullah sendiri cuka becanda, tapi tentu saja mengandung ibrah (pelajaran). So, becanda boleh tapi jangan kelewatan. Apalagi kalo sampai membuat temen kamu jadi ngomong jorok-jorok karena latah itu.

Nah, kalo temen kamu pengodap latah, ya jangan digodain. Apalagi kalau maksudnya si latah biar ngikutin kata-kata yang lucu tapi sekaligus juga tindakan yang porno, seperti “Eh copot baju!”. Coba bayangin kalau yang latah itu cewek dan akhirnya dia copot baju beneran. Mau ikut nanggung dosanya? Wah, kalau yang maksudnya kayak gitu, itu seh udah pelecehan seksual namanya. Bikin orang lain kambuh penyakit latahnya emang sesuatu yang lucu,? tapi buat yang punya penyakit ini adalah suatu siksaan kalau dia sering digoda. Sebab, sebenarnya dia tidak mau dan tidak kuasa untuk tidak meniru kalau dikagetin/digertak orang lain. Coba bayangin kalau berkali-kali latah, terus menerus jantung berdetak kencang dan otot tubuh mengejang. Apalagi pada saat dia kesusahan orang-orang lain malah menertawakan dia. Tambah down dan stress dong dengan penyakitnya. Kasihan kan?

Kemudian, bagi kamu-kamu yang udah latah berat dan sampai menghambat timbulnya si pede, harus diminimalisir latahnya. Caranya, hindari godaan. Mintalah temen-temen memahami kalo kamu benci digodain. Sesekali marah bila digoda boleh juga, biar sang penggoda pada tahu diri. Sebab bagaimanapun, lingkungan pergaulan sangat membantu untuk mengusir si latah. Trus, cobalah selalu berkonsentrasi terhadap berbagai hal sehingga pola pikir terkontrol. Biasakan pula mengucapkan kata-kata yang bermakna baik bila sedang kaget, misalnya Astaghfirullah.

Malah kalau perlu, berkonsultasi pada orang yang kompeten seperti psikolog atau psikiater. Terapi untuk menghilangkan latah mungkin bisa membantu. Yang penting trauma penyebab kamu latah yang enggak kamu sadari itu yang harus dihilangkan dulu dan disadari kenapa sampai latah begitu. Kalau ini sudah dibongkar, maka kamu akan bisa mengontrol latah atau setidaknya secara bertahap mengurangi latah itu. Agar bisa sukses, keluarga plus lingkungan sekitar musti membantu. Mintalah mereka untuk tidak menggoda kamu terus. Percaya deh enggak akan sembuh kamu kalau digoda terus. Emang enak digodain terus? Diketawain terus? Pelawak kali!!![asri]

[pernah dimuat di rubrik “akhwat”, Majalah PERMATA, edisi September 2003]

4 thoughts on “Latah, Bawaan Kaum Akhwat?

  1. Ass.
    Perkenalkan saya Rony dari Pasuruan Jatim, emang yang namanya latah itu udah bawaan, tapi bisa juga timbul karena sering bergau dengan komunitas latah. Tapi bagaimana menurut agama?

    Wasslm.

  2. Assalamu’alaikum
    mengenai latah memang itu sangat menggangu, sehingga aku ingin bertanya,bagaimana cara menghilangkan penyakit itu atau mengurangimya agar tidak menggangu aktivitas kita,TRIMS ya..
    Wassalamu’alaikum

  3. assalamualaikum
    saya ini juga mengalami latah sebab traumatik.
    kadang kelatahan ini bisa saya tekan, tapi keluar begitu saja ketika dikagetin, mendengar suara benda terjatuh, ataupun ledakan.
    saya mau nanya gimana caranya hilangin latah ini 100%, sebab hal ini sangat menggangu aktifitasq, nga lucukan tiba-tiba latah saat sedang study apalagi didepan dosen.
    juga, jika latah tiba-tiba saya seperti kena asma dan kadangkala jantung saya terasa perih. Tolong beri solusi!

Comments are closed.