Tuesday, 23 April 2024, 14:19

gaulislam edisi 342/tahun ke-7 (13 Rajab 1435 H/ 12 Mei 2014)

 

Sobat gaulislam, kalian tahu nggak tentang Masjid al-Aqsha? Ka’bah? Tentang Masjid Nabawi? Masjid al-Haram dan Masjid Quba? Kalau jawabannya nggak tahu alias nggak ngeh, wah, itu kebangetan. Kamu kudu baca gaulislam edisi ini ampe tuntas ya. Sebab buletin kesayanganmu kali inibikin ulasannya panjang lebar. Kalau ternyata ada yang jawab tahu, paham keutamaannya bahkan tahu kondisinya saat ini, Alhamdulillah banget. Tapi kamu kudu tetep baca buletin ini, ya. Supaya ghirah (baca: semangat) kamu, makin berkobar en jiwamu makin terbakar. Allahu Akbar!

Bro en Sis Rahimakumullah, kalau ada di antara teman-teman kamu yang nggak ngerti keutamaan tempat-tempat tadi, itu emang wajar. Dengan kondisi masyarakat sekarang yang serba hedonis, ngukur segala sesuatunya dari materi, nggak heran manusia-manusianya termasuk remaja, tumbuh jadi orang yang egois en individualis. Masyarakat, termasuk remaja sibuk dengan urusannya sendiri. Boro-boro peduli dengan tempat-tempat yang disebutin di awal tadi, apalagi mikirin nasib kaum muslimin di luar sana. Untuk memikirkan nasib saudara muslim yang tinggal di sekitar mereka aja, mereka emoh. Semoga gaulislam-cholic tidak termasuk yang demikian. Saya yakin, pembaca gaulislam adalah orang-orang yang peduli en cerdas. Kok tahu? Ya iyalah, bukannya gaulislam itu bacaan pas buat remaja cerdas. Hehehe…*narsis dikit Bro en Sis.

Balik lagi ke pembahasan tentang Masjid al-Aqsha, Ka’bah, Masjid Nabawi, dan Masjid Quba. Semua tempat tersebut adalah tempat-tempat suci bagi umat Islam. Seluruhnya memiliki peristiwa bersejarah yang sangat berpengaruh bagi umat Islam. Tapi meski semua sama pentingnya, untuk kali ini kita bahas Masjid al-Aqsha dulu aja ya. Kenapa? Penasaran? Nah, baca aja terus ampe tuntas tas. Berangkat, wusss…

 

Al-Aqsha oh al-Aqsha

Masjid al-Aqsha yang berada di Kota Palestina, merupakan salah satu tempat kebanggaan umat muslim di seluruh dunia. Kenapa? Sebab, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah singgah ke tempat ini saat perjalanan Isra dan Mi’raj untuk menerima perintah shalat lima waktu. Sebelum melaksanakan Mi’raj (naik ke langit), Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat sunnah dulu di Masjid al-Aqsha. Kira-kira kenapa ya, Rasulullah melaksanakan Mi’raj dari Masjid al-Aqsha? Kenapa nggak di Masjid al-Haram? Karena saat itu kondisi Masjid al-Haram yang merupakan tempat keberangkatan Isra dan Mi’raj belum berupa bangunan Masjid. Gimana mo dibangun Masjid? lha wong saat itu kondisi al-Haram masih ada berhala-berhala yang jumlahnya bejibun sampai 309 buah en selalu disembah oleh orang Arab. Dengan kondisi kayak gini, nggak mungkin Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bisa menunaikan ibadah shalat di tempat tersebut.

Selain itu  Masjid Al-Aqsha juga pernah menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya datang perintah Allah kepada Rasullah untuk menghadap kiblat ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah. Dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 142, Allah Ta’ala menjelaskan kenapa perpindahan itu dilakukan sewaktu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, sekitar 16-17 bulan setelah hijrah itu. Perpindahan ini dimaksudkan, supaya ibadah shalat itu bukan dipahami masalah menghadapnya ke Masjid al-Haram atau al-Aqsha, melainkan menghadapkan diri pada Allah. Nah, Ka’bah inilah yang dijadiin sebagai sarana untuk pemersatu umat Islam di seluruh dunia dalam menentukan arah kiblat.

Selain itu, kalau Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam saat itu melaksanakan shalat dengan menghadap ke Masjid al-Haram, maka hal itu akan menjadi kebanggaan bagi kaum kafir Quraisy bahwa Rasulullah seolah mengakui berhala-berhala mereka sebagai tuhan. Inilah salah satu hikmah diperintahkannya shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis (al-Aqsha).

Terakhir, Palestina termasuk al-Aqsha adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam. Allah juga telah menjanjikan keberkahan Masjid al-Aqsha dan sekelilingnya seperti yang dijelasin dalam QS al-Isra ayat 1 yang artinya, “Mahasuci (Allah), Dzat yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

 

Al-Aqsha, nasibmu kini

Setelah Israel diakui ama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai negara tahun 1947, Israel hadir sebagai pelanggar HAM nomor satu bagi bangsa Palestina. Dengan bantuan Inggris dan Amerika, Israel mulai menguasai bangsa itu. Dari waktu ke waktu, wilayah Palestina semakin mengecil. Parahnya, negeri-negeri Arab dan negeri muslim lainnya malah tunduk ama negara Israel.

Sekarang nasib al-Aqsha benar-benar miris. Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Israel, berkordinasi dengan grup pengembang kuat, mulai mengeduk jaringan terowongan pelebaran secara terus-menerus di bawah tanah di belakang Masjid al-Aqsha yang bikin konstruksi masjid ini rusak dan sulit diperbaiki.

Meski Israel ngakunya terowongan itu buat “proyek turis” yang nggak mengancam konstruksi bangunan suci Islam tersebut, toh kenyataannya udah terdapat lubang sedalam satu meter yang dari waktu ke waktu makin tambah besar en dalam. Nggak butuh jasa arsitek hebat untuk memahami itu. Warga Palestina udah jelas-jelas melihat lubang-lubang dan retak-retak di seluruh area tersebut. Sampai-sampai sebuah sekolah di dekat kawasan itu sebagian melesak ke tanah akibat kegiatan itu. Tentunya Israel berharap kondisi itu juga terjadi pada Masjid al-Aqsha.

Parahnya, baru-baru ini Israel bikin ulah baru lagi. Mereka menerapkan larangan buat warga Palestina untuk masuk ke Masjid al-Aqsha dan sholat di sana. Pasukan Israel dalam jumlah besar berkumpul di sekitar Masjid en bikin ricuh suasana. Akibatnya ratusaan warga Palestina, baik laki-laki en perempuan pada sholat subuh di gerbang al-Aqsha.

Bro en Sis rahimakumullah, coba deh bayangin, gimana rasanya saat keluarga, bapak, tetangga dan kamu sendiri, mau sholat di masjid yang itu ada di lingkunganmu sendiri, tapi kamu dan mereka dilarang en diancam mati jika memaksa. Tentu ini tindakan yang luar biasa kejam bin sadis dan jelas arogan.

Islam itu peduli

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan hubungan manusia dengan manusia lainnya. Inidividu dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Nggak ada satu pun agama atau ideologi lain yang memiliki aturan kayak gini, apalagi bisa menandinginya.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga udah ngejelasin hubungan individu dengan masyarakat ini melalui sabdanya, yang artinya “Perumpamaan orang-orang muslim dalam hal kasih sayang dan tolong menolong yang terjalin antar mereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian merasakan sakit maka seluruh bagian tubuh akan bereaksi, dengan tidak tidur dan demam.” (HR Muslim)

Nah, sobat gaulislam, jadi kaum muslim antara yang satu dengan yang lain itu kudu, musti, wajib saling bertanggung jawab. Kebayang kan gimana satu tubuh itu? Masa’ gigi lagi sakit, tangan kita joget-joget. Masa’ lutut kita berdarah mulut kita nyanyi-nyanyi. Masa’ saudara kita di Palestina sibuk berjuang di sini kaum musliminnya sibuk mikirin diri sendiri dan hura-hura. Masa’ saudara kita di Afrika Tengah, Suriah, Rohingya menderita di sini kita tertawa dan berleha-leha.

Miris banget kan, Sob? Ayo, berhenti mikirin diri sendiri. Di bumi ini nggak ada tempat bagi orang yang egois. Nggak ada wilayah bagi orang individualis. Ingat, bumi ini milik Allah. Kita ini cuma numpang. Namanya numpang kudu tahu diri kan? Harus nurut ama pemilik-Nya. Seperti sabda Rasulullah yang artinya, “Siapa saja yang bangun pagi dan hanya memperhatikan masalah dunianya maka orang tersebut tidak berguna sedikit pun di sisi Allah. Siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslim maka ia tidak termasuk golongan mereka.” (HR ath-Thabrani dari Abu Dzar al-Ghifari)

Sungguh nggak cukup dengan ngelus dada atau ngeluarin air mata, menyaksikan realitas di depan mata. Sebab, gimana mungkin seseorang bisa tegak berdiri di hadapan Allah jika ditanya tentang sikap diamnya saat hukum-hukum Allah dicampakkan, ketika tempat suci-Nya diinjak-injak, saat kaum muslimin dihinakan, ketika Islam terasing di sudut-sudut sempit kehidupan sebatas etika dan moral.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Islam mengajarkan kepada kita untuk peduli. Salah satu bentuk kepedulian adalah kita berusaha untuk memikirkan saudara kita di belahan bumi lain. Lalu, bagaimana agar bisa membantu alias tak sekadar memikirkan saja? Hmm.. segera nyadar sobat lalu belajar. Setelah itu, tentu kita jadi tahu mana yang salah dan mana yang benar. Kalo udah tahu ilmunya, maka kita punya kewajiban untuk mendakwahkannya kepada yang lain, agar banyak orang yang juga sadar.

Itu sebabnya, kaum muslimin butuh orang-orang termasuk remaja yang mau dan mampu membawa kembali kemuliaan dan ketinggiannya dengan jalan pemikiran yang islami. Umat butuh orang dan remaja yang punya rasa tanggung jawab ama diri, keluarga, dan umatnya. Karena kunci kebangkitan adalah dengan meningkatkan taraf berpikir yang dilandasi ideologi Islam yang shahih tanpa diracuni ideologi lain. Kalo itu terus dilakukan, bukan mustahil kamu, saya dan umat seluruhnya akan sama-sama berjuang dan kelak akan bersatu dalam sebuah negara Khilafah Islamiyah. In syaa Allah. [wita dahlia | wita_dahlia@yahoo.com]