Friday, 29 March 2024, 15:28

Kalo kita ngomongin remaja, kayaknya yang ada di benak kita adalah; remaja suka nyantai, remaja suka hura-hura, mereka seneng bikin heboh, sebab katanya masa remaja adalah masa penuh cita, cinta, dan kebebasan. Well, itu nggak salah. Kita bisa bilang sesuai fakta. Bahwa saat ini remaja memang identik dengan model kehidupan yang udah disebut di awal tulisan ini.

Itu sebabnya, Studia ingin mengubah imej remaja yang identik dengan model kehdupan seperti itu. Studia berupaya mengajak kamu remaja muslim, baik yang putra maupun yang putri, untuk bisa memahami Islam. Dan, rasa-rasanya kita udah sering banget ngeluarin tulisan tentang remaja, tinggal bagaimana kita sama-sama menyampaikannya lagi kepada mereka-mereka yang belum ngeh tentang Islam. Kita yakin kok, pembaca setia Studia udah banyak yang sadar tentang Islam, udah banyak yang fasih melafalkan dalil-dalil syara, malah nggak sedikit yang udah cerdas dengan pemahaman Islam yang lurus dan benar. Sebab, Islam memang mampu memberikan segalanya buat manusia. Itulah okenya Islam.

Bener, manusia mana sih yang nggak sukses bersama Islam? Islam, ketika pertama kali disampaikan oleh Rasulullah saw. telah begitu memikat hati siapa saja yang mau menerima kebenaran. Masyarakat Quraisy yang terkenal “garang� pun luluh hatinya saat Islam mulai memancarkan cahayanya di Makkah. Satu persatu pemuda-pemudi Quraisy tertarik masuk Islam. Pemikiran-pemikiran yang dibawa Islam telah menyulap kebodohon menjadi kecerdasan. Masyarakat Quraisy yang biasa menyembah berhala pun, dibuat tak berkutik ketika diajukan pertanyaan, “Apakah ini yang kalian sembah, padahal ia tidak mampu mengusir seekor lalat pun yang hinggap di tubuhnya?� Perang pemikiran terus berlangsung, hingga akhirnya Islam berkembang pesat dan menjadi peradaban paling maju di dunia.

Fakta sejarah membuktikan, bagaimana Rasulullah saw. berhasil menegakkan sebuah peradaban yang khas yang penuh rahmat di atas landasan tauhid di Jazirah Arab yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Saking digdayanya Islam, sampe-sampe, orientalis terkemuka L. Stoddard, memberikan pujian dalam bukunya The New Wolrd of Islam. Katanya, “bangkitnya Islam adalah satu peristiwa yang paling menakjubkan dalam sejarah manusia. Dalam tempo kurang dari seabad, dari gurun tandus dan suku bangsa terbelakang, Islam telah tersebar hampir menggenangi separuh dunia. Menghancurkan kerajaan-kerajaan besar, memusnahkan beberapa agama besar yang telah dianut berbilang zaman dan abad.�

Tuh, orientalis aja bikin pujian sama Islam, kenapa kita yang Muslim nggak ngeh tentang Islam, bahkan sebagian di antara teman remaja malah mencoba meredupkan cahaya agama Allah ini dengan aktivitas yang bertentangan dengan syariat Islam. Aduh, jangan sampe deh kita menjadi mesin penghancur Islam.

Nah, pertanyaannya sekarang, kenapa Islam bisa menjadi besar dan berkembang pesat? Jawabannya adalah, karena Islam disampaikan dengan dakwah dan jihad. Tanpa itu, mustahil kita bisa mengetahui bab demi bab dalam kitab fikih yang membahas dari mulai masalah bersuci sampai tentang pemerintahan Islam. Nggak, nggak bakalan. Siapa tahu kita yang tinggal di negeri ini nggak mengenal Islam seperti sekarang, jika saja dulu Rasulullah dan para sahabat, juga kaum Muslimin setelahnya tidak berdakwah menyampaikan Islam. Duh, ini bener-bener berkah dan rahmat dari Allah.

Mengapa wajib berdakwah?
Sebab Islam adalah agama dakwah. Salah satu inti dari ajaran Islam memang perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah (tauhid) dengan hikmah (hujjah atau argumen). Kepedulian terhadap dakwah jugalah yang menjadi trademark seorang mukmin. Artinya, orang mukmin yang cuek bebek sama dakwah berarti bukan mukmin sejati. Bener, lho. Apa iya kamu tega kalo ada teman kamu yang berbuat maksiat kamu diemin aja?

Bahkan Allah memuji aktivitas mulia ini dalam firman-Nya:
?ˆ???…???†?’ ?£???­?’?³???†?? ?‚???ˆ?’?„?§?? ?…???…?‘???†?’ ?¯???¹???§ ?¥???„???‰ ?§?„?„?‘???‡?? ?ˆ???¹???…???„?? ?µ???§?„???­?‹?§ ?ˆ???‚???§?„?? ?¥???†?‘???†???? ?…???†?? ?§?„?’?…???³?’?„???…?????†??
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim”?  (QS Fushshilat [41]: 33)

Dalam ayat lain Allah memerintahkan kepada umatnya untuk berdakwah. Seperti dalam firman-Nya:
?§?¯?’?¹?? ?¥???„???‰ ?³???¨?????„?? ?±???¨?‘???ƒ?? ?¨???§?„?’?­???ƒ?’?…???©?? ?ˆ???§?„?’?…???ˆ?’?¹???¸???©?? ?§?„?’?­???³???†???©?? ?ˆ???¬???§?¯???„?’?‡???…?’ ?¨???§?„?‘???????? ?‡?????? ?£???­?’?³???†??
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.� (QS an-Nahl [16]: 125)

Menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar merupakan identitas seorang muslim. Itu sebabnya, Islam begitu dinamis. Buktinya, mampu mencapai hingga sepertiga dunia. Itu artinya, hampir seluruh penghuni daratan di dunia ini pernah hidup bersama Islam. Kamu tahu, ketika kita belajar ilmu bumi, disebutkan bahwa dunia ini terdiri dari sepertiga daratan dan dua pertiga lautan. Wah, hebat juga ya para pendahulu kita? Betul, sebab mereka memiliki semangat yang tinggi untuk menegakkan kalimat “tauhid� di bumi ini. Sesuai dengan seruan Allah:

?ˆ???‚???§?????„???ˆ?‡???…?’ ?­?????‘???‰ ?„?§?? ?????ƒ???ˆ?†?? ???????’?†???©?Œ ?ˆ???????ƒ???ˆ?†?? ?§?„?¯?‘?????†?? ?„???„?‘???‡??
“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.� (QS al-Baqarah [2]: 193)

Kini, di jaman yang udah jauh berubah ketimbang di “jaman onta�, arus informasi makin sulit dikontrol. Internet, misalnya, telah mampu memberikan nuansa budaya baru. Kecepatan informasi yang disampaikannya ibarat pisau bermata dua. Bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Celakanya, ternyata kita kudu ngurut dada lama-lama, bahwa kenyataan yang harus kita hadapi dan rasakan adalah lunturnya nilai-nilai ajaran Islam kita. Tentu ini akibat informasi rusak yang telah meracuni pikiran dan perasaan kita. Utamanya remaja Muslim. Kita bisa saksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa banyak teman remaja yang tergoda dengan beragam rayuan maut peradaban rusak itu; seks bebas, narkoba, dan beragam kriminalitas. Walhasil, amburadul deh!

Itu sebabnya, sekarang pun dakwah menjadi alternatif untuk membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian Islam kita. Kita lawan propaganda mereka dengan proganda kembali. Perang pemikiran dan perang kebudayaan ini hanya bisa dilawan dengan pemikiran dan budaya Islam. Boleh dibilang Islam Vs Barat dalam masalah pemikiran dan perasaan. Yap, kita memang selalu “ditakdirkan� untuk melawan kejahatan.

Teman remaja muslim, Islam membutuhkan tenaga, harta, dan bahkan nyawa kita untuk menegakkan agama Allah ini. Dengan aktivitas dakwah yang kita lakukan, maka kerusakan yang tengah berlangsung ini masih mungkin untuk dihentikan, bahkan kita mampu untuk membangun kembali dan mengokoh-kannya. Tentu, semua ini bergantung kepada partisipasi kita dalam dakwah ini.

Coba, apa kamu nggak risih dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja? Apa kamu nggak merasa was-was dengan tingkat kriminalitas pelajar yang makin meroket??  Apa kamu nggak kesel ngeliat tingkah remaja yang hidupnya nggak dilandasi dengan ajaran Islam? Seharusnya masalah-masalah model beginilah yang menjadi persoalan kita siang dan malam. Beban yang seharusnya bisa mengambil jatah porsi makan kita, beban yang seharusnya menggerogoti waktu istirahat kita, dan beban yang senantiasa membuat pikiran dan perasaan kita nggak tenang kalo belum berbuat untuk menyadarkan mereka.

Untuk ke arah sana, tentu membutuhkan kerjasama yang solid di antara kita. Sebab, kita menyadari bahwa kita bukanlah Supermen atawa Rambo yang bisa melakukan aksi menumpas kejahatan hanya dengan seorang diri. Kalo kita ingin cepat membereskan berbagai persoalan tentu butuh kerjasama yang apik, solid dan fokus pada masalah. Pemikiran dan perasaan di antara kita kudu disatukan dengan ikatan akidah Islam yang lurus dan benar.?  Kita harus satu persepsi, bahwa Islam harus tegak di muka bumi ini. Kita harus memiliki cita-cita, bahwa Islam harus menjadi nomor satu di dunia untuk mengalahkan segala bentuk kekufuran. Itulah di antaranya kenapa kita wajib berdakwah.

Tanggung jawab bersama
Kewajiban dakwah bukan hanya dibebankan kepada kalangan tertentu. Tapi semua orang yang merasa dirinya Muslim punya tanggung jawab dakwah, termasuk tentunya teman-teman remaja. Sebab kewajiban melaksanakan ajaran agama adalah bagi orang-orang yang sudah mukallaf alias terbebani hukum. Siapa?  saja mereka? Orang yang baligh alias bukan anak-anak lagi dan yang berakal. Oya, remaja kan bukan anak-anak lagi, iya nggak? Jadi udah mukallaf dong.

Teman, kita kudu memahami bahwa dakwah adalah beban yang kudu kita pikul bersama. Jangan pernah ada kata menyerah atawa malas untuk melakukan aktivitas mulia ini. Malah aktivitas ini harus kita pahami sebagai ujud kasih sayang kita terhadap saudara yang lain.

Bener lho, dalam pergaulan sehari-hari diperlukan saling mengingatkan. Ya, seperti kata Rasulullah, “Manusia adalah tempatnya keliru dan lupa.� Dan hal ini pun menunjukkan bahwa manusia acap bertindak menyimpang dari tuntunan agama, baik karena khilaf ataupun karena dorongan hawa nafsu. Di sinilah peringatan dan nasihat dari sesama muslim sangat diperlukan. Al-Quran menyebut aktivitas taushiah bi al-haq dan taushiah bi al-sabr sebagai ciri mukmin yang beruntung. Firman Allah Swt.:

?ˆ???§?„?’?¹???µ?’?±??(1)?¥???†?‘?? ?§?„?¥?’???†?’?³???§?†?? ?„???????? ?®???³?’?±??(2)?¥???„?§???‘?? ?§?„?‘???°?????†?? ?????§?…???†???ˆ?§ ?ˆ???¹???…???„???ˆ?§ ?§?„?µ?‘???§?„???­???§???? ?ˆ???????ˆ???§?µ???ˆ?’?§ ?¨???§?„?’?­???‚?‘?? ?ˆ???????ˆ???§?µ???ˆ?’?§ ?¨???§?„?µ?‘???¨?’?±??(3)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.� (QS al-�Ashr [103]: 1-3)

Kamu bisa bayangin, kalo seandainya di dunia ini orang-orangnya pada cuek, pada ngurus hidupnya masing-masing, kacau beliau kan? Yang jahat didiemin, yang udah baik nggak merasa kudu menularkan kebaikannya, pokoknya napsi-napsi aja deh. Aduh, itu bener-bener kayak hidup di negeri “antah berantah� kali yeee? Nggak karu-karuan!

Maka jangan bangga dulu kalo di dunia ini nggak ada yang ngingetin kamu. Jangan merasa aman kalo kebiasaan maksiat kamu nggak ada yang ngungkit. Tidak sayang. Sebab, keberadaan orang-orang yang mengingatkan kamu dari kesesatan adalah sebagai ujud kasih sayang, bukan sok suci seperti yang sering dituduhkan sebagian besar teman remaja saat menilai aktivis dakwah Islam.? 

Kalo ada teman kamu yang rela berpanas-panas atau hujan-hujanan hanya untuk mengingatkan kamu supaya lurus dalam ajaran Islam, kamu harusnya bangga dong. Sebab, tanpa mereka siapa tahu kita udah diazab duluan oleh Allah Swt. Naudzubillah min dzalik.

Sebagai contoh, dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda:“Apabila zina dan riba telah mejalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab dari Allah.� (HR Ath Thabrani, Al Hakim dari ibnu Abbas).

Itu sebabnya, kita kudu melakukan aktivitas mulia ini, sebagai bukti kasih sayang kita kepada saudara yang lain. Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan keadaan suatu kaum atau masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Allah (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: “Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas.� Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa.� (HR Bukhari)

Dakwah adalah?  darah dan napas kehidupan Islam. Itu sebabnya, kita yang masih remaja pun dituntut untuk mampu tampil sebagai pengemban dakwah yang handal. Kita khawatir banget, seandainya di dunia ini nggak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam, bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? Jangan sampe Islam dan umat ini hanya tinggal “kenanganâ€?.

(Buletin Studia – Edisi 070/Tahun ke-2)