Tuesday, 19 March 2024, 16:37

gaulislam edisi 468/tahun ke-9 (9 Muharram 1438 H/ 10 Oktober 2016)

 

I have a pen, I have pineapple uh… pineapple pen!”

Well, sobat gaulislam, mungkin sebagian dari kamu udah pernah denger lirik itu, yang sekarang lagunya booming di medsos-medsos. Saking booming-nya, temen sekamar aku di pesantren sampe nyanyiin berkali-kali lagu ini.

Itu adalah sedikit dari lirik lagu ‘Pen Pineapple Apple Pen’ (PPAP) yang dinyanyiin sama komedian asal Jepang, Kazuhiko Kosaka yang lebih dikenal sebagai Piko Taro. Setelah ngeliat versi asli video yang diunggah ke Youtube itu, aku sebenernya bingung sendiri, apa sih keistimewaan video itu sampai-sampai lagu dan dance-nya marak dinyanyikan dan digerakkan? Padahal Piko Taro cuma ngelakuin gerakan-gerakan simpel sambil nyanyiin lagu yang liriknya nggak kalah simpel dan cenderung tidak ada artinya dengan memakai pakaian bermotif konyol dan terkesan salah tema sama apa yang dia nyanyiin.

Hebatnya lagi, selain lagu dan dance-nya banyak di-cover-in orang, meme PPAP ini banyak ditemui di internet!

 

Lucu-lucuan dan hiburan semata

Sobat gaulislam, kalo kamu ditanya apa sih yang bikin suka nyanyiin lagu PPAP ini, kamu bakal jawab apa? Lucu karena gerakan dan kostum yang dipakai Piko Taro? Atau cuma karena banyak orang nyanyiin ini makanya kamu semua ikut-ikutan? Atau karena sekadar mengisi waktu luang?

Waktu ditanya ke temen aku, kenapa dia suka nyanyiin lagu PPAP ini, jawaban dia bener-bener nggak masuk akal dan menurut aku, agak sedikit kurang kerjaan. Dia bilang, karena lagu dan gerakannya lucu.

Well, well, sesuatu yang lucu bagi beberapa orang memang cukup menghibur, tapi apa itu bisa menjadi alasan yang cukup sampai dinyanyiin dan ngeluangin waktu cuma untuk nge-cover lagu dan dance-nya?

Bro en Sis yang insyaallah muslim dan muslimah sejati, di antara tanda baiknya seorang muslim adalah ia meninggalkan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat baginya. Waktunya juga cuma diisi sama hal-hal yang bermanfaat buat dunia dan akhirat.

Nah, loh, kalau kita ngikutin PPAP cuma karena alasan lucu dan menghibur, apalagi hanya karena ikut-ikutan orang, apa itu jadi tanda kalau kita ada di antara tanda baik seorang muslim? Ding dong, jawabannya, nggak.

Mau bukti? Nih, yah, diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alahi wa salam, beliau bersabda yang artinya, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat.”

Aku ulangi, yah, meninggalkan yang tidak bermanfaat. Nah, kalau cuma untuk lucu-lucuan, ngehibur, ngisi waktu luang, apalagi ikut-ikutan, buat apa kita harus menggunakan PPAP sebagai sarananya? Padahal banyak hal yang bisa dijadiin sebagai lucu-lucuan, ngehibur, ngisi waktu luang, dan ikut-ikutan yang lebih bermanfaat.

Kalau cuma lucu-lucuan, ada tuh dedek bayi tetangga yang pipinya tembem dan minta dijawil karena gemes, atau bercanda sama adik, temen, sodara dan kakak yang pastinya bisa mengikat tali silaturahmi tanpa harus bawa makanan, salam-salaman, maaf-maafan atau bagi-bagi angpau. Tambah lagi hal itu cukup menghibur yang bisa sampai taraf ke sangat menghibur kalau dedek bayinya emang lucuuu banget dan adik, temen, sodara atau kakak kamu memang humoris dan nggak nyebelin.

Ngisi waktu luang dengan nyanyiin atau nge-cover PPAP juga bisa banget diganti ke yang jauuuh lebih bermanfaat. Misalnya baca al-Quran yang nggak cuma ngisi waktu luang, tapi juga nambahin pahala. Kan enak, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Atau kalau kamu males (tapi jangan keseringan, yah) baca al-Quran, bisa dengerin murrotal-nya aja, daripada dengerin lagunya PPAP atau lagu lainnya yang nggak ada manfaatnya. Lebih bagus lagi kalau sambil dihafalin sampe tiga puluh juz, kan keren banget bisa ngasih mahkota ke orangtua di surga. Setuju? Kudu!

Oya, kalo memang bener di antara kamu ada yang nyanyiin atau nge-cover lagu PPAP cuma karena ikutan, aku saranin jangan ikutin lagi. Mending ngikutin aja orang-orang yang melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Misalnya, ikutin aja adek-adek kecil yang lucu dan manis di layar tivi kamu yang menghapal al-Quran supaya orangtuanya bisa umrah ke Mekkah. Kali aja kan, ada orang dari tivi tiba-tiba dateng terus kasih tiket terbang ke Mekkah buat umrah atau malah naik haji. Amin banget deh, kalau sampe khayalan itu terjadi!

 

Arti lain PPAP

Masih merasa kurang sama penjelasan yang tadi? Duh, duh, Bro en Sis, aku mau tanya lagi nih ya, sebelum kamu semua nyanyiin lagu PPAP ini, kamu tahu, atau seenggaknya pernah bertanya-tanya nggak sih, apa arti dibalik lagu PPAP?

Awalnya mungkin kamu semua ngira kalau lagu dan gerakan simpel bin sederhana yang bahkan bisa dilakuin anak umur lima tahun ini, sebagai hiburan semata. Tapi kalau kamu pikirin lagi, kamu bakal nemuin kalau lagu dan gerakan dalam PPAP mengarah ke hal lain yang lebih berbahaya.

Pada nggak nyangka, kan? Jujur nih, yah, terkadang kalo aku nemuin sesuatu yang booming dan nggak berarti apa-apa kecuali sering dianggap lucu dan sebagai media hiburan, aku sering kali berpikir mungkin itu punya makna lain. Sebagai contoh, yah, lagu PPAP ini.

Dilansir dari idigitaltimes.com yang ngebahas tentang PPAP juga, yang kebetulan aku temuin pas lagi searching tentang PPAP, mereka mengemukakan kalau internet menemukan arti di balik lagu PPAP yang, seperti aku bilang tadi, berbahaya. Kenapa berbahaya? Karena itu mengarah ke arti seksual. Aku kasih tahu lagi, yah, bukan hanya di gerakan (dance) tapi lagu PPAP juga mengarah ke sesuatu yang berbahaya. Bah, kalau udah ngebahas tentang ini, nggak bakal ada abisnya deh, pasti.

So, udah yakin belum buat ninggalin PPAP dan segala remeh temehnya? Kalau ada yang masih ragu, aku tambahin, nih, ya, Ibnu Rajab bilang, “Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, kemudian menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda baik Islamnya telah sempurna.”

Kamu semua pasti mau banget tanda baik Islam ada pada diri kamu, makanya tinggalin aja deh, PPAP-nya. Udah aku jabarin kan, tadi, Kalau PPAP itu lebih banyak mudhorotnya dari pada baiknya.

Haduh, haduh, kalau ada orang bilang kamu kudet karena nggak respect sama PPAP, abaikan aja, terus bilang dengan tampang paling cool kamu ke orang-orang itu, “Gua lebih mencintai Allah dan menanti surga-Nya, daripada buang-buang waktu buat respect sama PPAP yang tinggal tunggu waktu aja ilang termakan zaman.”

Nggak berhenti di situ aja, setelah bilang kayak gitu kamu juga harus buktiin dong, kalau Allah dan surga-Nya memang jauuuh lebih penting dari pada PPAP yang nggak lebih dari lucu-lucuan dan hiburan sesaat. Aku ulangi, sesaat!

 

Talk less, do more!

Sobat gaulislam, pada pernah denger iklan yang ngebahas tentang itu, nggak? Hehe… kalau udah, mending kita ngelakuin talk less, do more juga, deh! Sedikit bicara, banyak bekerja. Sedikit bicara, banyak beramal! Menurut aku, kalimat itu tuh kayak versi mini dari perkataan Umar bin Abdul Aziz yang nyampein bahwa, “Siapa yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat.” (Ibnu Rajab Jâmi’ al ‘Ulûm wa al Hikam, 1/291)

Aku, sih udah pasti setuju, soalnya kalau diperhatiin, lebih banyak orang yang action dengan zakat, bantuin orang-orang yang nggak mampu, tapi mungkin banyak di antara mereka yang nggak sadar kalau perkataan yang mereka ucapin itu bikin dosa. Misalnya aja nggak sengaja manggil seseorang pake nama hewan, atau ngucap sumpah palsu buat ngelindungin dirinya sendiri. Melebih-lebihkan sesuatu juga termasuk berbahaya lho, soalnya bisa berbohong jatuhnya.

Well, kesimpulannya sih, kita nggak cuma ninggalin PPAP yang nggak bermanfaat, tapi juga ninggalin semua hal yang nggak bermanfaat dan cuma buang-buang waktu kita yang nggak seberapa di dunia. Kita kan nggak tahu, kapan bakal dipanggil Allah nantinya, jadi ayo manfaatkan waktu kita di dunia yang nggak seberapa ini buat nyempurnain tanda baik Islam kita!

Teng tong, apakah kamu semua sadar, di atas tadi aku menggunakan kata ‘kita’? Bingo, seratus deh buat yang sadar. Sobat gaulislam, jangan kamu kira aku nulis kayak gini karena aku sudah masuk kategori ‘tanda baik Islam’, karena kalau kamu mikir kayak gitu, maka kamu pasti salah!

Aku nulis kayak gini, buat ngajak kamu dan diri aku sendiri buat berubah ke arah yang lebiiih baik lagi. Jadi, Bro en Sis, ayo sama-sama buat berubah ke arah yang lebih baik mulai dari hal kecil kayak ninggalin PPAP dan sejenisnya! Nggak usah buru-buru mau langsung seketika njadi baik dan bener, perlahan asalkan konsisten aja!

So Bro en Sis, tetap semangat buat jadi lebih baik, ya! [Zadia “willyaaziza” Mardha]

3 thoughts on “Bahaya di PPAP!

  1. zadia, really?

    Nama redaktur gaulislam ini adalah Zadia Mardha. Alumni SMPN 1 Bogor dan kini menjadi santriwati di Pesantren Media. Tulisannya ini adalah bagian dari tugas khusus guru menulisnya.
    Redaksi gaulislam

Comments are closed.