Friday, 19 April 2024, 15:05

gaulislam edisi 373/tahun ke-8 (23 Safar 1436 H/ 15 Desember 2014)

 

Cie cieee… yang lagi sibuk belajar! Aduh maaf ya, malah digodain. Orang lagi serius-seriusnya belajar malah digangguin! Hehehe maaf deh. Bagi kalian yang lagi sibuk belajar, semoga lancar ya, belajarnya. Ssst.. memangnya masih ada yang belajar untuk ujian ya? Yee.. banyak yang udah kok. Tetapi nggak apa-apa, karena di tempat saya belajar malah baru ujian tanggal 13 Desember 2014 tuh. Lho kok nggak sama dengan sekolah yang lain? Ya, nggak apa-apa kan beda juga. Emang harus selalu sama? Oppps.. jadi curhat deh (hehehe..)

Eits, tunggu dulu! Wah wah, ternyata ada yang kalang kabut banget belajarnya! Ada apa ini? Kok kalang kabut? Nah ketahuan deh siapa yang baru belajar menjelang UAS atau ketika UAS berlangsung. Hayo ngaku, siapa aja nih pembaca gaulislam yang kalau waktunya belajar di sekolah atau di rumah malah santai-santai, pas datang masa ujian baru deh kalang kabut, dan segera melangsungkan prosedur darurat, yakni SKS? Sistem Kebut Semalam? Pasti deh dijamin itu belajarnya nggak khusyu’! BTW, SKS sebenarnya singkatan dari Satuan Kredit Semester. Kalo yang Sistem Kebut Semalam sih, namanya plesetan (hehehe…)

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Belajar model kayak begitu nggak bagus sama sekali lho! Tahu nggak kalian, sebenarnya menuntut ilmu itu bagaikan menuangkan air ke dalam botol sirup yang kosong?

Ilmu diibaratkan air yang hendak dimasukkan, sementara otakmu adalah botolnya. Untuk bisa sukses masuk ke dalam botol, air harus dimasukkan perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit, karena tutup botolnya kecil. Sedikit tapi berlanjut, perlahan tapi pasti. Maka lama kelamaan, ilmu itu akan sempurna masuk ke dalam otak kita, meski masuknya secara bertahap.

Sekarang, coba bayangkan jika kita malah tidak menyicil memasukkan air ke dalam botol, dan hanya bersantai-santai saja setiap hari. Ketika datang waktunya botol harus terisi penuh, kita panik dan bingung. Akhirnya, kita langsung menumpahkan air yang banyak tersebut ke dalam botol dengan harapan botol segera terisi sempurna. Nah, apakah botol akan terisi penuh?

Big nope, guys! Bukannya penuh, air malah tumpah ke mana-mana dan banyak yang nggak masuk. Dikit doang yang sukses masuk ke dalam botol karena lubangnya kecil! Begitu juga dengan otak kalian yang memang sudah didesain oleh Allah Ta’ala untuk menyerap ilmu secara perlahan, bukan secara instan apalagi semaleman doang! Cape deh!

SKS, dalam plesetan Sistem Kebut Semalam, itu jelas bukan sistem yang bener buat belajar kalian. Bukannya nyerep langsung dalam semalam ilmunya, malah kececer ke mana-mana karena kebingungan. Akhirnya, ketika keesokan harinya ujian dimulai, dikit banget materi yang ‘nyantol’ di otak sehingga solusi terakhir yang paling mutakhir pun dilakukan: mencontek! Aduuuh… Padahal udah pada tahu kalau mencontek itu berbuat curang, dan berbuat curang itu De-O-Es-A! Dosa!

 

Ups, sekolah ganti fungsi?

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Sekarang, banyak banget siswa siswi yang udah nggak niat sekolah. Lho, maksudnya? Iya, udah nggak niat sekolah buat nyari ilmu! Banyak pelajar yang pergi ke sekolah dengan membaya semboyan ‘daripada nggak sekolah?’. Akhirnya yang terjadi, sekolah diisi banyak peserta didik namun sedikit banget yang bersungguh-sungguh. Hanya segelintir orang doang yang pergi ke sekolah niatnya bener-bener buat mencari ilmu. Sisanya? Ada yang buat seneng-seneng aja supaya dapet temen, ada yang cuma pingin dapetin nilai aja, bahkan ada pula yang ke sekolah hanya supaya dapet pacar! Duh duh duuuh!

Padahal guys, yang namanya sekolah itu ya harusnya buat tempat menuntut ilmu! Sekolah seharusnya menjadi tempat dimana pelajar datang untuk mendapatkan ilmu, mempelajari dan memahaminya, lalu mempraktekkan atau mengamalkannya. Bukan ‘daripada nggak sekolah’!

Kenakalan yang dilakukan para remaja usia sekolah juga makin marak. Mulai dari tawuran, mencontek, membolos, pergaulan bebas, sampai narkoba! Waduh, apa sih yang salah dengan generasi ini? Siapa yang harusnya disalahkan?

Oke deh, ayo coba kita telusuri permasalahannya. Kenapa meski sekolah tetap jalan, masih banyak remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan seperti yang sudah dituliskan di atas? Jawabannya sederhana kok. Ini karena sistem pendidikan yang kurang baik, kurang tepat buat kita. Sekarang coba kita tengok dulu ke negara di seberang sana, yakni Australia. Nenek moyang penduduk Australia ini adalah para kriminal buangan, tapi kenapa sistem pendidikan di sana justru maju pesat, dan jika diteliti, tingkat kriminalitas di negara tersebut sangatlah rendah?

Sobat gaulislam, sekarang coba kita lihat negara kita sendiri. Nenek moyang kita adalah seorang pelaut. Eh, itu lagu ya. Maksudnya, nenek moyang kita adalah para leluhur yang memiliki sifat yang mulia, berbudi luhur dan memiliki kepribadian yang mulia. Tapi kenapa negeri ini sekarang malah tingkat kriminalitasnya tinggi, banyak korupsi, kejahatan terjadi dimana-mana?

Masalahnya terdapat di sistem pendidikan! Di Indonesia, nilai adalah segalanya. Pelajaran apapun, seorang murid akan dicap gagal menyerap ilmu jika nilainya kurang memuaskan. Masyarakat kita lebih takut jika seorang anak itu tidak bisa membaca atau berhitung. Sedangkan di Australia sana, mereka lebih khawatir jika seorang anak itu tidak jujur, tidak memiliki budi pekerti dan tata krama yang baik, dan tidak bisa bersosialisasi dengan baik dan benar. Bagi mereka, mengajar anak membaca dan berhitung paling dibutuhkan waktu dua tahun. Sementara untuk mengajarkan anak untuk selalu berkata jujur, bisa bertahun-tahun.

Nah, lihat kan sekarang perbedaannya? Belum lagi, di sekolah umum itu pelajaran agamanya dikit banget! Padahal pelajaran agama lah yang paling penting, untuk mengajarkan pada peserta didik mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang menyelamatkan dan mana yang menyesatkan. Sehingga dengan kurangnya pelajaran dan pendidikan agama di sekolah, maka banyak murid yang sekarang perilakunya jauh banget dari Islam. Mereka bertindak dan berkata sesuai dengan apa yang diajarkan oleh TV, internet, film, dan lain-lain. Kemaksiatan sudah dianggap seperti hal yang lumrah dilakukan sehari-hari.

Termasuk, salah satunya adalah mencontek. Sekarang ngaku, berapa banyak dari kalian yang waktu UAS tidak mencontek? Bisa dijamin sedikit sekali. Saya sempat dapat informasi dari teman saya yang sekolah di sebuah SMA negeri, di kelasnya ketika UAS sedang berlangsung, hanya dia dan beberapa siswa yang bisa dihitung dengan jari saja yang tidak mencontek. Sisanya mencontek semua!

Tahu nggak kalian, sebenarnya kebaikan-kebaikan yang besar itu biasanya selalu dimulai dari kebaikan-kebaikan kecil? Begitu pula dengan keburukan-keburukan besar. Waktu SMA saja sudah berani nyontek, apakah menjamin nanti kalau sudah besar dan menjadi anggota dewan, tidak akan korupsi? Bisa saja besarnya jumlah korupsi di Indonesia ini dimulai dari ketidakjujuran-ketidakjujuran yang terjadi sedikit-sedikit, namun akhirnya menumpuk dan menjadi sebuah kebiasaan? Nah, ngeri nggak tuh!

Oya, membandingkan pendidikan di sini dengan di Australia, sekadar membandingkan dalam satu hal itu lho (bukan keseluruhan). Sebab, gimana pun, Australia juga menerapkan sistem pendidikan sekular, sama dengan di sini. Itu sebabnya, tentu saja yang bagus adalah sistem pendidikan Islam, jika diterapkan dengan benar dan baik dalam bingkai negara Islam. Paham ya? Sip!

 

Kalau masih bisa jujur, kenapa nggak?

Yup, bener. Selama kita masih memiliki kesempatan untuk belajar, kenapa harus nyontek? Mencontek adalah tindakan seorang pengecut. Tidak percaya dengan kemampuannya sendiri, dan rendah diri. Ketika mencontek, berari kita sudah menunjukkan tindak kepengecutan kita, karena kita cuma mau enak saja saat ujian tanpa mau belajar.

Sobat gaulislam, tidak ada yang namanya enak tanpa usaha. Ingat pepatah Inggris? No pain, no gain. Nggak mau susah, ya nggak bakal dapet apa-apa.

Kamu bisa kok, tanpa mencontek! Hasil nilai yang kamu dapatkan dari mengerjakan ujian secara jujur, tentu rasanya beda dengan hasil yang kamu kerjakan secara curang. Hasil kejujuran pasti rasanya lebih manis, meskipun jika nilaimu nggak bagus-bagus amat. Why? Sebab yang penting usaha sendiri kan? Kamu belajar sungguh-sungguh sebelum ujian, dan ketika waktu ujiannya datang, pertama-tama kamu harus yakin bahwa kamu sudah berusaha sebaik mungkin. Kemudian, kerjakanlah ujian tersebut dengan keyakinan penuh dan kepasrahan kepada Allah Ta’ala, serahkanlah semua kepada-Nya, terserah nanti nilainya bagus atau jelek, yang penting kita udah usaha. Iya, kan?

Tujuan utama belajar itu bukan semata untuk dapet nilai, guys. Inti dari belajar adalah untuk mendapatkan ilmu, dan ilmu sendiri itu untuk diamalkan, bukan cuma disimpen doang di dalam otak. Setelah diamalkan, lalu diajarkan lagi ke orang lain. Begitu seterusnya.

Jika sekarang belajar di sekolah hanya ‘daripada nggak sekolah’ atau cuma nyari nilai doang, segeralah ubah cara berpikir seperti itu. Kamu semua kan masih muda guys, dan masa muda itu nggak bakal selamanya. Mumpung kamu masih seger-segernya menyerap ilmu, manfaatkanlah masa-masa ini untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, supaya ilmu itu nanti bisa kamu diterapkan dan siapa tahu suatu saat akan bermanfaat buat kamu. Jika masa mudamu hanya dipakai untuk bersenang-senang saja, maka siap-siap deh masa tuanya merana. Bukan ngedoain lho, tapi ngingetin aja supaya nggak menyesal nantinya.

So, mulai dari sekarang, berjanjilah pada dirimu sendiri untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dalam belajar, bersekolah. Kurangi waktu bermain-main, perbanyak waktu belajar. Kalau kamu masih bingung kapan mau belajar kapan mau main, maka mulai dari sekarang kamu bisa bikin jadwalmu sendiri untuk kamu terapkan dalam keseharianmu. Jangan sia-siakan masa muda yang sangat berharga ini, karena sesungguhnya ia takkan terulang lagi!

Berjanjilah pada diri kalian untuk selalu jujur dalam mengerjakan ujian (dan dalam banyak hal di segala aspek kehidupanmu). Ingat! Kejujuran itu mahal harganya. Kalau kalian nggak jujur berarti kalian nggak ada harganya. Yakinlah kalian bisa menaklukkan segalanya tanpa harus berbuat curang. Segala hal yang kalian lakukan harus disertai niat baik dan jauh dari perbuatan curang.

Sobat gaulislam, dengan kejujuran, yakinlah kalian bisa menaklukkan segala macam ujian! Tentu, lebih keren lagi kejujuran yang dilandasi dengan akidah dan syariat Islam. Mantap, Bro en Sis! [Hawari | Twitter @hawari88]