gaulislam edisi 492/tahun ke-10 (28 Jumadil Akhir 1438 H/ 27 Maret 2017)
Instagram. Yap, sobat gaulislam pasti sudah kenal banget kan dengan aplikasi medsos yang satu ini? Khususnya sih kamu yang aktif di dumay. Ya iyalah, hari gini siapa sih yang belum ngeh dengan Instagram? Aplikasi ciptaan Kevin Systron dan Mike Kriger ini memang lagi beken khususnya di kalangan anak muda. Bahkan diminati juga sama anak kecil dan orang tua. Tahun 2014 menjadi titik awal dikenalnya Instagram oleh pengguna medsos di negara kita (terutama setelah dibeli Facebook pada 2012 lalu seharga USD 1 miliar).
Hingga tahun 2016 Instagram mengklaim sudah memiliki 500 juta pengguna aktif di seluruh dunia yang 22 juta di antaranya berasal dari Indonesia. Meski Facebook dan Twitter sudah eksis duluan tapi Instagram atau IG ini memiliki ciri khas sendiri yaitu lebih fokus kepada visual baik foto atau video. Dengan adanya fitur kamera, penggunanya bisa mengambil foto atau video berdurasi pendek dan mengedit foto dengan memberikan filter. Selanjutnya dibagikan kepada sesama pengguna Instagram, Facebook, Twitter atau Foursquare. Bisa juga menambahkan caption, tag dan hastag. Yakin deh soal beginian mah kamu lebih jago. Hehehe
Fenomena Selebgram
Seiring dengan tenarnya Instagram muncul juga fenomena selebgram atau selebritis Instagram. Seorang pecinta fotografi, pehobi travelling, penggila make-up atau pecinta kopi dan binatang bisa mendadak menjadi selebritis karena unggahan foto atau video di Instagram. Sekarang, menjadi terkenal nggak harus tampil dulu di layar TV. Asalkan foto atau video itu terkesan unik dan menarik. Semakin unik dan menarik atau bahkan kontroversial akan semakin banyak followers yang didapatkan. Jumlah followers yang banyak juga bisa menjadikan pengguna Instagram sebagai selebgram. Rade Tampubolon selaku CEO SociaBuzz mengatakan seseorang bisa menjadi selebgram jika memiliki minimal 20.000 followers. Wah, wah itu minimal loh. Followers-mu sudah segitu belum?
Layaknya seorang fans terhadap selebritis, followers ini ngikutin keseharian para selebgram. Mereka ngasih komentar dan like pada setiap unggahan selebgram pujaannya. Selebgram juga datang dari kalangan hijaber dan selebritis yang sudah eksis di layar TV. Bahkan anak selebritis pun nggak ketinggalan. Ada yang sampai membuat akun Instagram khusus untuk anaknya. Ckckck…
Beberapa selebgram yang sempat menghebohkan jagat dunia maya adalah Awkarin, Rachel Vennya dan Anya Geraldine. Hmm, mungkin kamu sudah nggak asing ya dengan nama mereka? Kabarnya sih, nama Awkarin menjadi viral sejak dia mengunggah video suprise untuk mantan pacarnya, Gaga Muhammad. Sedangkan Rachel Vennya terkenal akan video lamaran yang super romantis dari pacarnya, Niko. Sementara Anya merupakan selebgram yang mencuat ke publik karena video gaya berpacarannya yang dianggap vulgar oleh netizen. Waduh!
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Pada faktanya ternyata gaya dan kelakuan para selebgram nggak seindah yang dibayangkan. Contohnya ya tadi gaya pacaran yang vulgar dan pamer kemesraan. Eits, bukan sekadar pegangan tangan atau pelukan, loh. Foto ciuman pun diunggahnya. Waduh, berani banget ya. Ada lagi yang gaya pakaiannya terbuka alias pamer lekuk tubuh. Belum lagi gaya pergaulan yang hedon banget seperti ngerokok, nenggak miras atau clubbing. Dan itu semua diposting di Instagram! Dalam berbicara pun ada yang suka ceplas ceplos dan kasar bahkan nggak jarang pake umpatan-umpatan kotor. Khususnya sih dalam menanggapi komentar para haters. Astaghfirullah..
Okelah, nggak semua kelakuan selebgram seperti itu. Lagian, followers dan netizen pasti bakal geram dengan gaya dan kelakuan para selebgram tadi. Anehnya masih ada saja yang menjadi pengikut setia. Setia nge-like foto atau videonya bahkan rela ngebela jika selebgram kesayangannya dihujat. Walah, masa yang begituan dibela. Eh, bisa jadi kelakuan mereka 11-12 alias nggak beda jauh gitu. Namanya ngefans kan bisa ngikutin apapun kelakuan idolanya. Ngasih hujatan kepada orang lain juga nggak baik. Mending dinasehatin aja, Bro en Sis.
Bagi kalangan anak muda, tampil eksis di medsos menjadi sebuah candu. Mereka terus mengunggah foto dan menunjukkan aktivitasnya kepada pengguna lain. Dengan harapan bisa dapat like yang banyak. Sebagai muslim, harus bisa menjaga kehormatan dan harga diri baik di dunia nyata maupun dunia medsos.
Gaya pergaulan selebgram yang bebas seperti tadi sebenarnya menunjukkan akhlak pribadinya rusak dan nggak pantas disukai atau diikuti. Kemesraan bukan untuk dipamerkan apalagi mesranya dengan pacar yang jelas-jelas bukan pasangan, sah. Kecantikan dan anggota tubuh juga sama. Bukan sesuatu yang pantas diumbar terlebih di medsos yang bisa dilihat oleh orang di seluruh dunia. Jangan tergoda dengan taburan like dan pujian. Apalagi jika kecantikannya hasil editan. Medsos bukan juga tempat untuk saling menghujat, bully dan menumpahkan kata-kata kasar. So, apa bagusnya menjadi selebgram jika kelakuannya seperti itu?
Memanfaatkan medsos
Sobat gaulislam, kehadiran sosial media memang memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa terhalang jarak dan waktu. Jika diperhatikan banyak hal yang dilakukan para pengguna medsos. Ada yang memanfaatkannya untuk menambah kenalan baru atau menemukan teman lama. Medsos dijadikan sebagai tempat curhat pribadi yang menggantikan buku diari. Ada yang menjadikannya sebagai media penghibur di kala rasa bosan dan lelah melanda dengan membaca cerita orang lain, melihat gambar lucu atau kutipan menarik. Yang lain sibuk mempopulerkan diri di medsos dan berharap menjadi selebgram. Malah ada juga yang mencari jodoh lewat medsos.
Well, jika hanya itu yang dilakukan maka akan rugi. Sebab, ada hal lain yang lebih bermanfaat yang bisa dilakukan di medsos. Salah satunya mencari informasi, berita dan pengetahuan. Misalnya tentang saudara muslim di belahan dunia lain. Informasi di medsos lebih cepat menyebar dibandingkan TV. Kemudian menjadikan medsos sebagai sarana untuk mempererat ikatan silaturahmi. Meski nggak secara langsung, kita masih bisa berkomunikasi dengan saudara muslim lain. Hal lainnya yaitu kita bisa menjadikannya sebagai lahan dakwah. Membagikan nasihat atau informasi seputar keislaman. Yang nggak ketinggalan adalah medsos bisa dijadikan sarana untuk promosi dan bisnis. Wah, beneran tuh?
Bisnis endorse di Instagram
Nggak hanya sebagai tempat untuk berbagi foto dan video, Instagram kemudian berkembang menjadi lahan bisnis. Jumlah followers yang mencapai ratusan ribu hingga jutaan membuat berbagai perusahaan melirik selebgram untuk mempromosikan produk mereka. Istilahnya yaitu endorsement. Berbagai produk yang memakai jasa selebgram ini pun beragam, mulai dari produk otomotif, busana, alat elektronik, alat kecantikan, hingga peralatan mandi.
Tarif beriklan melalui selebgram mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah untuk sekali posting. Semakin banyak produsen yang mencari, maka semakin tinggi tarif seorang selebgram. Tarif termahal untuk sekali posting masih dipegang oleh selebritis terkenal yang kerap muncul di layar TV. Para artis tersebut mematok harga tergantung dari produk yang akan dipromosikannya. Ada malah yang mematok tarif Rp 20 juta untuk satu kali posting foto.
Di antara sekian banyak selebgram di Indonesia, selebgram yang berhijab memiliki daya tarik tersendiri. Mengingat banyaknya wanita di Indonesia yang mengenakan hijab, maka selebgram berhijab pun tidak luput dari perhatian para online shop. Tapi kebanyakan, gaya hijab yang dikenalkan terkesan modis, trendy dan elegan. Jadinya, malah menambah cantik dan menarik. Kerudung dan bajunya masih ada yang terawang sehingga lekuk tubuhnya pun kelihatan. Tabarruj kan jadinya. Harusnya kan untuk menutupi aurat para muslimah.
Sobat gauloslam, bisnis di sosial media memang nggak dilarang. Menggiurkan malah karena lebih mudah dapat keuntungan. Boleh saja selama ngikutin aturan syariat Islam. Mau jualan baju ya monggo asal bajunya syar’i. Jualan alat kecantikan atau peralatan mandi ya silahkan. Tapi ingat, jangan menampilkan sesuatu yang bisa mengundang fitnah karena tabarruj. Kalo bisa sih nggak perlu pake model wanita segala. Cukup bajunya digantung saja. Kalo pun pake model, sebelum diunggah diedit dulu. Blur saja bagian mukanya. Hehe… sebab yang penting kan baju atau kerudungnya yang kelihatan. Itu kan yang mau dijual?
Berdakwah lewat medsos
Sebelumnya sempat dibahas bahwa medsos bisa menjadi lahan dakwah misalnya dengan postingan nasihat atau ilmu keislaman. Meskipun nggak semua temen medsos akan senang dan menerima. Bisa jadi ada yang tersinggung. Wajar sih. Ada juga yang nyinyir dengan membuat status balasan, mendebat dan memberi komentar yang isinya cacian. Bahkan ada yang nolak tanpa basa basi. Langsung ngeblokir akun, unfollow atau mogok nge-share. Hayo, pernah nggak ngalamin?
Berdakwah di medsos menjadi tantangan sendiri. Harus bijak dan lebih hati-hati dalam memposting konten dakwah. Gunakan kata-kata lembut dan santun karena di medsos nggak ada intonasi nada bicara. Harus pintar me-manage hati ya. Jangan gampang berburuk sangka mengira temen yang berdakwah sedang riya, mencari popularitas atau sekadar mencari like. Jangan pula terlalu cepat bereaksi ketika melihat postingannya yang nggak kita setujui dan akhirnya berkomentar tanpa ilmu. Bisa saja kita yang justru ilmunya masih kurang. Bersyukur deh, setidaknya ada temen yang sedang berusaha menyebar kebaikan di dunia medsos ini. Jangan malah melemahkannya, Bro en Sis.
Selain berdakwah, manfaatkanlah medsos untuk berkreasi demi kemaslahatan umat. Jika kamu pecinta fotografi bisa tuh mengambil foto fenomena alam yang merupakan ciptaan Allah Ta’ala atau memotret bagaimana kondisi masyarakat dan lingkungan saat ini untuk kemudian dibagikan kepada pengguna medsos lain. Supaya mereka tahu, peduli dan nggak sibuk dengan kehidupannya sendiri. Tentunya masih banyak bentuk kreasi lainnya. So, manfaatkan medsos (khususnya Instagram) dengan sebaik-baiknya. Jangan asal ikut tren apalagi berharap bisa menjadi selebgram. Oke? See you! [Muhaira I email: iraazzahra28@ymail.com]