Friday, 19 April 2024, 10:57

gaulislam edisi 804/tahun ke-16 (28 Sya’ban 1444 H/ 20 Maret 2023)

Alhamdulillah, udah tanggal 28 Sya’ban 1444 H saat buletin ini terbit. Artinya, bentar lagi bulan Ramadhan. Sambut dengan gembira, jangan malah gabut ngadepin Ramadhan. Eh, emang ada yang gabut kalo di bulan Ramadhan? Bisa jadi, sih. Kok bisa gabut, ya? Padahal kan mestinya senang, karena bakalan full ibadah dan berlomba mengejar pahala. Betul. Itu kalo cara pandang orang yang udah ngerti dan paham. But, bagi mereka yang belum ngerti, merasa semua itu sekadar rutinitas doang. Bahkan mungkin dianggapnya rutinitas tahunan yang bakal mengekang kebebasan mereka. Siang hari biasanya ngegasak banyak makanan, eh pas Ramadhan cuma bisa makan di malam hari. Itu penderitaan  dan bikin gabut mereka yang mikirnya cuma urusan perut aja.

Itu sebabnya, sambut dengan suka cita, bukan disambut dengan kegabutan atau malah duka cita. Selain faktor iman, emang kudu tahu juga sih apa aja manfaat di bulan Ramadhan, yang tentunya berbeda dengan bulan selainnya. Ini penting. Sama kayak kamu yang berpendapat kalo sekolah itu baik dan penting, maka akan senang dan bergairah bin semangat untuk rajin datang ke sekolah dengan tujuan pengen belajar untuk dapetin ilmu. Beda banget lah sama teman kamu yang bisa jadi sekolah hanya beban, maka berangkat sekolah aja udah males banget. Boro-boro semangat ingin mendapatkan ilmu, mau jalan aja rasanya kaki kayak dipaku kuat ke lantai. Nggak bisa gerak. Ini parah, sih.

Eh, dari tadi ngomongin gabut, emang kamu udah tahu kan artinya? Oh, ada yang belum tahu, ya? Apa iya, bukankah itu bahasa gaul para remaja zaman now? Tapi oke lah kalo emang ada di antara kamu yang belum ngeh sama istilah ini.

Ya, gabut itu merupakan istilah dalam bahasa gaul yang sering digunakan di kalangan remaja Indonesia. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan rasa bosan atau tidak ada kegiatan yang menarik untuk dilakukan.

Secara harfiah, gabut sendiri dapat diartikan sebagai “gagap atau terbata-bata”, tetapi dalam konteks bahasa gaul remaja Indonesia, istilah ini lebih sering digunakan untuk menyatakan keadaan bosan dan tidak produktif, atau merasa tidak ada kegiatan yang menarik untuk dilakukan. Contohnya, seseorang bisa mengatakan, “Aku gabut nih, nggak ada yang bisa dilakukan hari ini” atau “Kamu mau ngapain nih? Aku gabut banget nih, bingung mau ngapain”. Semacam itulah.

Soal ibadah, jangan gabut

Sobat gaulislam, sebelum ngomongin ibadah, kita perlu cari tahu dulu kenapa remaja bisa gabut? Bisa banyak faktor, sih. Penyebab gabut di kalangan remaja bisa bervariasi dan bergantung pada individu masing-masing. Namun, ada beberapa penyebab umum yang bisa menjadi pemicu rasa gabut di kalangan remaja, antara lain:

Pertama, keterbatasan aktivitas. Kalo kamu tipe yang doyan mager bin rebahan, memang berpotensi bikin gabut. Nah, kalo bulan Ramadhan, bagi sebagian remaja itu rasanya waktu berjalan lambat, nungguin suara azan Maghrib rasanya luama buanget, gitu. Mau aktivitas fisik takut capek dan khawatir bikin batal puasa. Maka, biasanya waktu kosong cuma dipake buat nonton tivi atau mantengin beragam konten youtube dan stalking media sosial. Ya, kalo kegiatanmu cuma gitu memang bikin gabut. Padahal, mestinya mumpung Ramadhan bisa dimanfaatkan untuk beramal shalih yang banyak: baca al-Quran, sedekah, aktivitas kajian Islam dan sejenisnya yang bisa tambah aktivitas dan ilmu.

Kedua, kehilangan minat. Ada juga remaja yang merasa bosan karena kehilangan minat pada aktivitas yang mereka lakukan sebelumnya. Misalnya, jika seorang remaja sering bermain game namun merasa bosan, ia mungkin membutuhkan kegiatan lain yang lebih menantang atau bermanfaat. Nah, bisa jadi bagi kamu yang kehilangan minat kalo ketemu Ramadhan, dan memang berpikirnya bahwa Ramadhan bakalan membatasi minat kamu, maka akhirnya udah kebayang gimana bakalan gabutnya menjalani hari-hari di bulan Ramadhan. Ini nggak boleh terjadi bagi seorang remaja muslim.

Ketiga, nggak ada teman. Kadang-kadang, remaja merasa bosan karena tidak memiliki teman atau lingkungan sosial yang cukup untuk melakukan kegiatan bersama. Padahal, di bulan Ramadhan tetap bisa aktivitas, kok. Misalnya cari komunitas kebaikan di sekitar tempat tinggalmu. Bisa nimbrung di kegiatan remaja masjid di tempat tinggalmu, bisa gabung di kegiatan rohis di sekolahmu. Jadi nggak gabut karena bakalan dapetin banyak teman.

Nah, gimana supaya nggak gabut di bulan Ramadhan? Berikut beberapa cara yang dapat membantu kamu para remaja nggak merasa gabut dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

Pertama, meningkatkan pemahaman tentang arti dan manfaat ibadah di bulan Ramadhan. Kamu bisa belajar lebih banyak tentang arti puasa dan manfaatnya bagi kesehatan mental dan fisik serta meningkatkan kekhusyukan kamu dalam melaksanakan ibadah. Wajib tahu nih keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan. Beneran. Kalo nggak tahu ya nggak bakalan merasa penting. Ujung-ujungnya emang bikin gabut. Nggak gitu cara berpikirnya.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Baqarah [2]: 183)

Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat di atas mengenai hikmah disyariatkan puasa yaitu agar kita bertakwa. Sebab, dalam puasa kita mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Makan dan minum di siang hari nggak boleh, tuh. Kalo nggak puasa kan boleh. Tapi kalo puasa, jadi nggak boleh. Harus menahan diri. Taat aturan. Taat syariat. Puasa bikin kita dekat dengan Allah Ta’ala. Kalo kita puasa, biasanya mudah untuk melakukan ketaatan. Nah, ketaatan inilah bagian dari takwa. Maka, saat Ramadhan nanti, kalo kita udah tahu keutamaan puasa, maka puasa akan nambah ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala.  

Dalam hadits disebutkan bahwa puasa (termasuk di bulan Ramadhan), adalah penghalang dari siksa neraka. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.” (HR Ahmad)

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Barang siapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun.” (HR Bukhari, no. 2840)

 Nah, kalo udah tahu keutamaan dan manfaat dari puasa di bulan Ramadhan, kamu nggak bakalan gabut, deh. Malah akan semangat mengisinya dengan beragam amal shalih. Ramadhan bakalan disambut dengan antusias untuk melakuan kebaikan.

Kedua, agar nggak gabut di bulan Ramadhan, cobalah membuat jadwal harian untuk ibadah. Kamu bisa tuh bikin jadwal harian untuk menjalankan ibadah, seperti shalat, sedekah, membaca al-Quran, berzikir dan berdoa, sehingga kamu bisa mengatur waktu dengan lebih efektif dan meningkatkan produktivitasmu.

Beneran. Semua amal shalih yang kita lakukan di bulan Ramadhan, bakalan dilipatgandakan pahalanya. Ibadah wajib besar pahalanya, ibadah sunnah juga ditambah ganjarannya.

Ada dalil yang menjelaskan motivasi untuk melaksanakan qiyam ramadhan yaitu shalat tarawih. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Barang siapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari, no. 37 dan Muslim no. 759)

Begitu pula dalam hadits lainnya diterangkan mengenai keutamaan melakukan amalan lainnya (amalan apa saja) di bulan Ramadhan. Sebagaimana yang dikeluarkan dalam Sunan at-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah radhillaahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Pada malam pertama bulan Ramadhan setan-setan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pun pintu yang terbuka, dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru: “Wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah”. Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadhan.” (HR Tirmidzi no. 682 dan Ibnu Majah no. 1642)

Berikutnya, yakni yang ketiga agar kamu nggak gabut di bulan Ramadhan, adalah dengan mengubah rutinitas dalam menjalankan ibadah. Kami bisa mencoba mengubah rutinitasmu dalam menjalankan ibadah, seperti mencoba shalat di tempat yang berbeda atau mengoptimalkan amalan-amalan tambahan dalam ibadahmu. Biar ada variasi. But, jangan nyari yang enaknya aja, misalnya mencari masjid yang imamnya cepet kalo ngerjakan shalat Tarawih. Itu sih, jangan dicari, ya. Nggak ada manfaatnya.

Keempat, kamu kudu mengubah pola tidur. Kamu bisa mengubah pola tidurmu sehingga dapat bangun lebih awal untuk sahur dan melakukan ibadah shalat Subuh bersama. Pola tidur yang sehat juga dapat membantu menjaga energi dan semangat selama berpuasa. Jangan malah tidur sepanjang hari. Nggak baik.

Kelima, menjaga kesehatan fisik dan mental. Kamu perlu menjaga kesehatan fisik dan mental selama berpuasa, seperti dengan mengonsumsi makanan sehat, minum air yang cukup, serta menghindari aktivitas yang berlebihan yang dapat menguras energi dan semangat.

Sobat gaulislam, semoga beberapa tips tadi agar kamu nggak gabut di bulan Ramadhan bisa dipahami, ya. Itu sebabnya, Ramadhan mesti disambut dengan suka cita, bukan malah bikin kamu gabut dan berduka cita.

Pahala berlipat ganda

Kita pantas berbahagia dan bersyukur bisa sampai di bulan Ramadhan. Sebab, ada peluang untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Mengapa amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah Ta’ala hingga berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan? Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah mengatakan, “Karena orang yang menjalankan puasa berarti menjalankan kesabaran”. Mengenai ganjaran orang yang bersabar, Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS az-Zumar [39]: 10)

Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah melanjutkan penjelasan bahwa sabar itu ada tiga macam yaitu, (1) sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah; (2) sabar dalam meninggalkan yang haram; dan (3) sabar dalam menghadapi takdir yang tidak mengenakkan.

Ketiga macam bentuk sabar tersebut, semuanya terdapat dalam amalan puasa. Dalam puasa tentu saja di dalamnya ada bentuk melakukan ketaatan. Di dalamnya ada pula menjauhi hal-hal yang diharamkan. Begitu juga dalam puasa, seseorang berusaha bersabar dari hal-hal yang menyakitkan seperti rasa lapar, dahaga, dan lemahnya badan. Itulah mengapa amalan puasa bisa meraih pahala tak terhingga sebagaimana sabar. (dalam Lathaif al-Ma’arif, hlm. 268-290)

Jadi, yuk sambut gembira Ramadhan yang akan segera datang. Hilangkan gabut dan duka cita. Semangat untuk beribadah dan meraih banyak pahala dengan beragam amal shalih selama Ramadhan. Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita dan memberkahi kita semua. [O. Solihin | IG @osolihin]